episode 2

Malam pun tiba, waktu sudah menunjukan pukul sembilan malam. Suasana panti yang tampak sangat sunyi sama seperti sebelumnya. Hanya terdengar suara jangkrik yang membuat hati Fani menjadi lebih tenang dan bahagia.

Disisi lain ia merasa sedih karena harus berpisah dengan adik-adik di Pantinya yang mana menurutnya panti adalah tempat terbaik dan ternyaman sejak ia kecil sampai sekarang yang selalu memberikan warna bagi dirinya.

Tapi apa boleh buat ini semua demi mengejar mimpinya yang sejak dulu sangat ingin berkuliah dan mengambil jurusan bisnis manejemen, yah itulah yang sangat dia inginkan.

Ia melangkah turun dari tempat tidurnya berniat untuk melihat apakah adik- adik pantinya sudah tidur atau belum.

Setelah selesai mengecek adik- adik panti, sekarang ia lanjut mempersiapkan barang barangnya yang akan dibawa besok pagi, mulai dari pakaian, sepatu dan lainnya.

"Yah akhirnya selesai." Kata Fani sambil menarik napas panjang. Satu koper yang berisikan keperluannya tampak sudah rapi di hadapannya.

"Saatnya aku untuk istirahat." Kata Fani semangat.

Tapi sebelum itu Fani melakukan ritualnya terlebih dahulu seperti menggosok gigi, mencuci muka, serta mencuci kakinya, ini adalah ritual gadis cantik itu sebelum tidur.

Fani sudah bangun pukul lima, setiap hari ia memang selalu bangun pada pukul lima pagi karena ia harus menyiapkan keperluan adik-adik pantinya, mulai dari sarapan dan lainnya.

Jarum jam menunjukan angka lima empat puluh, tandanya ia harus membangunkan adik-adiknya untuk berdoa bersama, setelah itu mereka akan mandi kemudian sarapan dan melanjutkan aktivitas masing-masing.

Setelah selesai sarapan, Fani langsung ke kamarnya untuk mandi dan beberes.

Ia sudah selesai mandi dan berpakaian, sekarang hanya tinggal memakai sepatu, bersamaan dengan itu terdengar suara ketukan pintu dari luar kamar, langsung saja ia keluar dan melihat siapa yg mengetukkan pintunya itu.

Betapa kagetnya ternyata didepan kamar ada begitu banyak adik- adiknya datang dengan membawakan bunga berwarna putih satu tangkai yang di petik mereka di halaman panti.

Mereka sekitar empat puluh orang terdiri dari dua puluh anak laki-laki dan dua puluh anak perempuan, tujuan mereka datang adalah untuk memberikan salam perpisahan kepada Fani.

" Wah ada apa ini tumben sekali adik-adik kaka yang tampan - tampan dan cantik- cantik ini datang berkunjung ke kamar kaka sepagi ini." Kata Fani sambil melebarkan senyum manisnya.

"Kakak kami datang untuk memberikan kaka bunga ini, sebagai salam perpisahan dari kami, kata bapak Jek ( tukang kebun ) bunga mawar merah biasanya di sukai oleh wanita, tapi karena tidak ada warna merah jadi kami memetik mawar putih saja, dan kami memetiknya di halaman yang di tunjukan oleh bapak Jek." Kata salah satu anak laki-laki yang berusia lima tahun itu sambil senyum dan di anggukan oleh teman-temannya.

"Sebenarnya kami ingin memetik empat puluh bunganya kak tapi kata bapak Jek, tidak boleh banyak karena wanita tidak menyukai bunga yang banyak." Sahut anak lelaki yang tampak gemuk dengan muka cemberutnya.

Fani langsung menerima bunga yang di berikan padanya tadi sambil tersenyum manis "Wah kakak sangat terharu, terimakasih yah, tapi dari mana kalian tau kalau kakak au pergi ?" Tanyanya.

"Ah itu kami di beri tau oleh Suster kepala bahwa kakak akan melanjutkan sekolah diluar kota jadi kami datang kesini." Kata anak perempuan itu dengan senyum manis dan gigi ompongnya.

" Kakak kenapa kakak tidak memberi tahu kami kemarin ? apa kakak sudah tidak sayang lagi sama kami ? kenapa saat kaka ingin pergi baru memberi tau kami." Sambung anak lainnya kemudian terdengar suara tangisan salah satu anak laki-laki dan diikuti oleh yang lainnya.

Tak bisa dipungkiri saat ini mata Fani juga sudah kaca kaca, bagaimana tidak ? hari-harinya selalu di penuhi oleh adik-adik pantinya mulai dari tertawa bersama, menyanyi bersama, dan bahkan menangis bersama.

Sama halnya dengan yang mereka lakukan saat ini, kemudian ia memeluk dan menangis bersama dengan anak lainnya.

Setelah berapa saat mereka pun diam bersama. Hingga akhirnya Fani mengajak mereka ke ruangan belajar.

Sebelumnya ia sudah mengambil kopernya dan mengunci pintu kamar. Setelah tiba diruang belajar Fani duduk bersama mereka di kursi kecil khusus anak kecil dan mengatakan bahwa ia harus cepat pergi.

"Maaf yah kakak harus pergi untuk mengejar mimpi kakak. Kakak janji jika tidak sibuk di kampus kakak akan datang mengunjungi kalian di sini, jadi kalian harus sehat yah, jangan melawan dan jangan nakal, janji ? "Ucap Fani sambil mengangkat jari kelingking tangannya.

"Janji.''Jawab mereka serentak.

"Baiklah sekarang sudah hampir telat kakak harus pergi sebelum kaka terlambat."

"Baiklah kakak, hati-hati di jalan jangan lupakan kami, kami sayang kakak." Jawab salah satu anak perempuan kemudian berakhir dengan pelukan dari mereka semua.

Sebelum ia keluar dari pagar panti, ia sudah bertemu dengan Suster kepala untuk berpamitan dan berterimakasih serta mohon doa untuknya, ia juga sudah berpamitan dengan ibu pengasuh dan pak Jek.

Baru berjalan berapa langkah, ia berhenti sejenak kemudian membalikan badannya untuk melihat sekitar, di mana sudah 18 tahun ia hidup di tempat ini banyak suka dan duka yang ia alami, tanpa sadar ia mengeluarkan air mataya kemudian menangis sambil berjalan menarik kopernya.

"Selamat datang dunia baru." Katanya sambil tersenyum.

Setelah sampai di halte bus, ia langsung menaiki bus yang akan menuju kota A dimana kota A adalah ibu kota negara ini.

Ia duduk dekat jendela untuk melihat pemandangan sekitar. Ia tidak tau harus melakukan apa karena tidak mempunyai ponsel, jadi dia lebih memilih untuk tidur.

Setelah tiga jam tempuh perjalanan akhirnya mereka tiba, betapa kagetnya dia suasananya yang ramai dan memusingkan itulah menurut pandangannya.

Hingga akhirnya ia diingatkan sesuatu, yaitu harus membeli ponsel ketika sudah sampai di kota. Dan itu adalah pesan dari Suster untuknya agar ia bisa berkomunikasi dengan Fani kedepannya.

Lalu Fani membuka amplop yang di berikan oleh suster padanya untuk membeli ponsel tadi sebelum berangkat.

Ia bertanya kepada orang orang sekitar dimana tempat agar ia dapat membeli ponsel, setelah ia mendapatkan alamat tanpa menunggu lama lagi ia langsung berjalan ke tempat tujuannya.

"Ahhh akhirnya, aku harus menghubungi Suster dan mengatakan bahwa aku sudah sampai." Katanya dalam hati.

Setelah selesai menelefon, ia langsung menaiki taxi ke arah Universitas X, ia lebih memilih untuk naik taxi karena belum tau arah kampusnya jika harus naik bus.

Tbc ... 🌵

Beri dukungan buat author yah, biar authornya semangat nulis dan menghibur kalian para pembaca setia. 🤗

Terpopuler

Comments

Triiyyaazz Ajuach

Triiyyaazz Ajuach

ikut mewek bacanya sediiihhh

2021-04-03

0

Nurul Hikmah

Nurul Hikmah

Semangat kak

2020-11-15

1

DD😇

DD😇

SEMANGAT AUTHOR... LANJUTKAN BACANYA LAGI...

2020-11-13

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!