Perkara kamar Amira

Arman menghampiri ibunya. "Bu, suruh Dewi tidur sama Salma, kan nggak mungkin Amira tidur sama aku dan Nita, Bu," ujar Arman menyampaikan maksudnya.

Laksmi menoleh ke arah Arman. "Kenapa sih, Nita ini ngadu sama kamu? Ya sudah, Amira tidur di ruang tamu saja, kan selesai. Gitu aja kok repot."

"Bu, Amira itu sudah gadis, loh. Masa dia nggak punya kamar sendiri?"

"Ah, kamu ini bawel banget sih. Udahlah, ngomong sana sama Dewi," ucap Laksmi dengan acuh.

Arman berjalan ke kamar Dewi. Tampak Dewi sedang bersolek. Kadang Arman heran, kenapa Dewi suka sekali bersolek, padahal suaminya nggak ada di rumah. Selain belanja dan keluar rumah, Dewi hanya bisa bersolek. Bahkan, anaknya sudah berusia 10 tahun, tapi Dewi tidak bisa memasak, membereskan rumah pun tidak bisa.

"Dewi, aku minta Salma satu kamar dengan kamu. Amira nggak mungkin kan tidur sama aku dan Anita?" pinta Arman.

"Oke, kalau begitu nanti aku bilang dulu ke Ibu," ucap Dewi sambil menghentikan kegiatan bersoleknya.

"Aku sudah bilang sama Ibu, dan katanya tinggal bilang ke kamu."

"Oke. Ayo kita ke kamar Ibu," ajak Dewi.

Arman tak mengerti kenapa jadi seribet ini. Dia ingin segera istirahat, tetapi masalah kamar ini membuatnya harus bolak-balik ke kamar.

Sesampainya di kamar, Dewi langsung berurai air mata. Arman kaget, padahal di kamarnya tadi Dewi baik-baik saja.

"Hiks... hiks... hiks... Ibu sekarang lebih sayang sama menantu ketimbang anak sendiri," tangis Dewi pecah di depan Laksmi.

"Ada apa, Wi?" tanya Laksmi. Dia bangkit dari tempat tidurnya dan mendekati Dewi.

"Kenapa harus Salma yang kehilangan kamarnya? Kenapa nggak Amira aja? Ingat, Bu, Salma itu cucu Ibu, dan aku ini anak Ibu! Tapi sekarang Ibu malah memilih Anita ketimbang aku," isak Dewi.

"Arman, sudah lah. Suruh saja Amira tidur di ruang tamu. Pakaiannya dan bukunya taruh di kamar kamu," ucap Laksmi, tak tega melihat Dewi menangis.

Arman tertunduk lemas. Dia akhirnya mengalah lagi demi ibunya.

Arman kembali ke kamarnya.

"Bagaimana, Mas?" tanya Anita langsung. Ia ingin segera mendengar keputusan ibu mertuanya.

"Amira, kamu nggak masalah kan tidur di ruang tamu?" Bukannya menjawab pertanyaan Anita, Arman malah langsung bertanya pada Amira.

"Lebih baik aku pergi malam ini juga kalau kamu membiarkan Amira tidur di ruang tamu," jawab Anita. Dari perintah Arman kepada Amira, Anita sudah tahu keputusan ibu mertuanya.

"Jangan bersikap seperti anak-anak, Anita. Amira saja tidak keberatan, kenapa kamu yang jadi repot?" Arman berkata dengan nada sedikit meninggi.

Amira menghampiri ibunya. "Sudah, Mah. Anita nggak keberatan kok, Mah."

Tidak ada jawaban dari Anita. Ia langsung mengambil karpet, menggelarnya di lantai, lalu mengambil selimut dan bantal.

"Mamah tidak akan membiarkan kamu tersisihkan. Tidur di sini bersama Mamah," ucap Anita sambil mengajak Amira tidur di karpet yang ia gelar.

"Anita, Dewi itu anak Ibu, jadi dia nggak mungkin membiarkan Salma kehilangan kamarnya," ucap Arman.

"Kamu pikir Amira anak siapa? Kamu pikir Amira bukan cucu ibumu? Bahkan aku rela gajimu dipakai untuk menghidupi seluruh keluargamu! Tapi memperjuangkan kamar untuk anakmu saja kamu tidak bisa," ucap Anita, lalu menutup wajahnya dengan bantal.

Amira tahu ibunya sedang kesal. Ia pun memeluk Anita.

Arman duduk di tepi kasur sambil melihat Anita dan Amira. Anita, apakah aku salah berbakti pada ibuku? Apakah aku salah lebih mengutamakan keluargaku ketimbang kamu? pikir Arman.

Lalu ia membuka ponselnya dan mulai chatting dengan seseorang yang dikontak namanya Agus. Arman terkadang tersenyum sendiri, seolah melupakan bahwa malam ini ia telah gagal memperjuangkan kamar untuk anaknya sendiri.

Pagi tiba. Seperti biasa, Anita sudah bangun. Pagi ini ia akan memasak makanan enak. Semua uang Arman ia habiskan karena besok adalah hari gajian.

"Nak, siang ini kamu tunggu saja di sekolah. Nanti Ibu akan menyusul kamu, lalu kita ke asrama khusus perempuan itu, ya," ucap Anita.

Amira tersenyum sumringah. "Terima kasih, Mamah. Tapi ini tidak memberatkan Mamah, bukan?"

"Untuk kamu, neraka pun akan Mamah lewati," jawab Anita, disambut senyuman bahagia dari Amira.

Pagi ini tidak ada keributan seperti kemarin. Sarapan tersedia dengan lauk lengkap, termasuk daging ayam. Namun, Anita bersikap dingin. Ia hanya menjawab seperlunya saja.

Tapi itu tidak masalah bagi Laksmi. Baginya dan keluarganya, Anita adalah istri yang tak berharga. Keberadaannya pun tak terlalu dianggap.

Anita melihat ponselnya dan membuka salah satu aplikasi menulis online. Matanya membelalak saat melihat saldo di akunnya—500 dolar! Seketika, ia bersujud syukur.

"Terima kasih, ya Allah. Ini adalah rezeki untuk Amira. Semoga Amira menjadi wanita pintar dan salehah. Amira harus sukses, hanya dia alasanku bertahan hidup," ucap Anita dalam hati.

Siang itu, Anita keluar dari rumah dengan membawa koper berisi pakaian Amira. Tepat pukul dua siang, ia sudah tiba di sekolah Amira dengan sebuah taksi online.

"Mamah, mau ke mana kita?" tanya Amira penasaran.

"Mamah mau mengantar kamu ke asrama khusus akhawat," jawab Anita.

"Benarkah, Mah?"

"Tentu saja, sayang."

Mereka pun tiba di sebuah asrama yang asri. Tampak anak-anak seusia Amira belajar kelompok, sementara sebagian lainnya sedang menghafal Al-Qur'an.

Setelah berbicara dengan pemilik asrama, akhirnya Amira diperbolehkan tinggal di sana. Wajahnya tampak antusias, dan Anita pun merasa senang melihat kebahagiaan putrinya. Setelah membantu Amira merapikan pakaian di kamarnya, Anita memberikan uang Rp500.000 sebagai bekal.

---

Jam lima sore, Anita baru sampai di rumah.

"Dari mana kamu, Nita? Jam segini baru pulang!" hardik Laksmi.

"Aku habis mengantar Amira ke pesantren," jawab Anita.

"Apa? Kamu kirim Amira ke pesantren? Ingat ya, biayanya mahal! Aku nggak mau uang anakku habis untuk kamu!"

"Nggak habis untuk aku, kok. Habis untuk Amira, anak Mas Arman," jawab Anita, sengaja menekankan bahwa Amira adalah anak Arman.

Laksmi mengalihkan pembicaraan. "Sekarang, mana lauk untuk makan malam? Jam segini kamu belum masak?"

"Aku sudah masak nasi, dan aku beli lauk juga. Tenang aja, malam ini kita makan enak," ucap Anita sambil menunjukkan beberapa lauk yang ia beli.

"Kamu punya uang bukannya ditabung, malah dihambur-hamburkan!"

"Sudahlah, Bu. Ibu pikir uang Mas Arman cukup untuk menghidupi semua anggota keluarga ini? Ini pakai uangku sendiri. Aku lagi baik hati, karena Amira masuk pesantren, makanya malam ini aku mau makan enak," jawab Anita santai, lalu pergi ke dapur untuk menyiapkan makan malam.

"Kamu ya, dibilangin orang tua susah! Mulai bulan depan, aku yang pegang keuangan Arman. Kalau dipegang kamu, bisa habis semua uang anakku!" ucap Laksmi ketus.

"Ya, Bu. Ambil aja, Bu. Aku nggak butuh, kok," jawab Anita tenang, membuat Laksmi terkejut.

Anita pun melanjutkan aktivitasnya di dapur.

---

Jam delapan malam, Arman baru pulang. Kali ini, Anita tidak lagi menghubunginya seperti biasanya saat Arman telat pulang.

"Arman, mana uang gajimu?" pinta Laksmi begitu melihat putranya.

"Ini, Bu," jawab Arman, menyerahkan dua juta rupiah kepada ibunya.

"Apaan ini? Mana semuanya?"

"Lho, nanti Anita nggak kebagian, Bu, kalau semuanya aku kasih ke Ibu," jawab Arman ragu.

"Ah, kalau dipegang dia, uangnya cepat habis! Kamu tahu nggak, si Anita tadi pergi seharian? Dia pergi untuk memasukkan Amira ke pesantren! Nanti uangmu habis sama Amira dan Anita! Ingat, Arman, kamu itu harus mengutamakan keluargamu ketimbang istrimu!" ujar Laksmi dengan nada menekan.

"Apa...? Amira dimasukkan ke pesantren? Kok aku nggak tahu?" ucap Arman kesal.

"Tuh, dengar! Istrimu itu diam-diam aja, nggak kasih tahu kamu! Istri macam apa itu, Mas?" sahut Dewi menambahkan minyak ke dalam api.

"Anita!!!" teriak Arman.

Anita datang dengan santai. Perutnya kenyang, tubuhnya segar, dan pikirannya sudah siap menghadapi peperangan yang sudah ia prediksi akan terjadi

Terpopuler

Comments

❤️⃟Wᵃf 🤎ˢʰᵉʸₙᵤᵣ𝒻ₐ₳Ɽ💔

❤️⃟Wᵃf 🤎ˢʰᵉʸₙᵤᵣ𝒻ₐ₳Ɽ💔

klo perlu Anita juga keluar aja dari neraka itu..ngapainbjuga disitu..lagian kan alasan untuk bertahan dirunah itu sekarang udah g ada...Amira kan udah tenang dipesantren jadi h Alan lagi kan Anita bertahan di rumah itu..mending pergi aja biar mereka tau rasa

2025-04-15

0

Hanipah Fitri

Hanipah Fitri

Anita wanita hebat

2025-04-09

0

lihat semua
Episodes
1 suami ku pilih kasih
2 beli HP baru
3 3 dia anak mu bukan
4 4 kamu akan pilih siapa?2
5 Perkara kamar Amira
6 Keributan kecil
7 apkah aku siap melepaskan nya
8 BARU TAHU PUSINGNYA JADI IRT
9 2 SUDUT PANDANG
10 SEDIKIT KEKACAUAN
11 aku milih siapa
12 AWAL DARI SEBUAH AKHIR
13 SIAPA YANG BEBAN KELUARGA
14 BAU-BAU PERSELINGKUHAN
15 MENCARI FAKTA
16 MENEMUKAN FAKTA
17 DRAMA MOGOK MAKAN
18 ARMAN MEMINTA MAAF
19 ROMATIS YANG SEMU
20 BIANKA KE RUMAH ARMAN
21 ARMAN BINGUNG
22 SYARAT POLIGAMI ANITA
23 POLIGAMI
24 BERCERAI
25 hari pertama tanpa anita
26 KEKACAUAN arman
27 KURANG MEMBERI PENDIDIKAN
28 aksi nekad dewi
29 ADZAB APA UJIAN
30 FITNAH YANG KEJI
31 Semua salah anita
32 keluarga yang diberkahi???
33 wanita yang memastikan semua lancar
34 KALAU SUDAH TIDA BARU TERASA
35 tuhan apa salahku
36 Amira pulang
37 akhirnya Arman menikah
38 tabunganku untuk hidupku mas
39 apakah ini yang disebut berkah
40 kembalikan air susu ku
41 OB nya bos
42 tenang ada aku
43 jomlo akut
44 ANITA DI PECAT
45 hay pembaca
46 kehamilan yang berbeda
47 terbongkar
48 DEWI MENGHADAPI POLIGAMI
49 bianka mulai beraksi
50 terimakasih bianka
51 pernikahan Anita dan hilman
52 pernikahan Anita 2
53 malam pertama anita
54 pagi pertama anita dan hilman
55 amira di culik
56 kemarahan hilman
57 surya
58 kencan pertama lestari
59 bab mengecewakan
60 main ps aja
61 assalamu'alaikum nyonya
62 kecelakaan
63 transfusi darah
64 fakta terungakap
65 fakta terungkap
66 kisah wiryawan dan maharani
67 pertemuan
68 pada akhirnya wanita akan cantik
69 melamar lestari
70 Skak Mat
71 tidak tahu umur anak
72 perusahaan banyak hutang
73 almira grup
Episodes

Updated 73 Episodes

1
suami ku pilih kasih
2
beli HP baru
3
3 dia anak mu bukan
4
4 kamu akan pilih siapa?2
5
Perkara kamar Amira
6
Keributan kecil
7
apkah aku siap melepaskan nya
8
BARU TAHU PUSINGNYA JADI IRT
9
2 SUDUT PANDANG
10
SEDIKIT KEKACAUAN
11
aku milih siapa
12
AWAL DARI SEBUAH AKHIR
13
SIAPA YANG BEBAN KELUARGA
14
BAU-BAU PERSELINGKUHAN
15
MENCARI FAKTA
16
MENEMUKAN FAKTA
17
DRAMA MOGOK MAKAN
18
ARMAN MEMINTA MAAF
19
ROMATIS YANG SEMU
20
BIANKA KE RUMAH ARMAN
21
ARMAN BINGUNG
22
SYARAT POLIGAMI ANITA
23
POLIGAMI
24
BERCERAI
25
hari pertama tanpa anita
26
KEKACAUAN arman
27
KURANG MEMBERI PENDIDIKAN
28
aksi nekad dewi
29
ADZAB APA UJIAN
30
FITNAH YANG KEJI
31
Semua salah anita
32
keluarga yang diberkahi???
33
wanita yang memastikan semua lancar
34
KALAU SUDAH TIDA BARU TERASA
35
tuhan apa salahku
36
Amira pulang
37
akhirnya Arman menikah
38
tabunganku untuk hidupku mas
39
apakah ini yang disebut berkah
40
kembalikan air susu ku
41
OB nya bos
42
tenang ada aku
43
jomlo akut
44
ANITA DI PECAT
45
hay pembaca
46
kehamilan yang berbeda
47
terbongkar
48
DEWI MENGHADAPI POLIGAMI
49
bianka mulai beraksi
50
terimakasih bianka
51
pernikahan Anita dan hilman
52
pernikahan Anita 2
53
malam pertama anita
54
pagi pertama anita dan hilman
55
amira di culik
56
kemarahan hilman
57
surya
58
kencan pertama lestari
59
bab mengecewakan
60
main ps aja
61
assalamu'alaikum nyonya
62
kecelakaan
63
transfusi darah
64
fakta terungakap
65
fakta terungkap
66
kisah wiryawan dan maharani
67
pertemuan
68
pada akhirnya wanita akan cantik
69
melamar lestari
70
Skak Mat
71
tidak tahu umur anak
72
perusahaan banyak hutang
73
almira grup

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!