2 Sapu Tangan

Jangan lupa follow ig naendia9 

Untuk tau visual dan update buku yang lain, dan jangan lupa baca buku aku yang lainnya yahh!! 

Happy Reading!! 

***

"Elo berdua ada di sini?" ujar lelaki bernama Binta.

Ya! Benar, lelaki yang sedang di bicarakan Karina dan Nessa.

Sontak Keduanya terutama Karina langsung tersedak dengan makanan nya karena terkejut.

Uhuuukk!! Uhuukk!!

Binta juga ikutan terkejut. Namun, Nessa lebih dulu memberikan minuman nya kepada Karina.

"Elo kenapa sih! Ngagetin kita berdua. Mana lagi makan! Gue kira guru dateng ke sini," keluh Nessa sembari masih memberikan minum ke Karina yang di beli tadi.

"Ya gue kan gak tau." Binta kemudian berdiri di balkon menatap lapangan Basket.

"Tumben elo udah keluar kelas. Padahal kan belom jam istirahat," ujar Karina. Karina dengan susah payah bicara panjang lebar apalagi berbicara ke orang yang dia sukai memang membutuhkan effort untuk dia berbicara.

Biasanya Karina hanya akan diam dan enggan berbicara ke orang yang baru di kenalnya, atau orang yang di sukai nya.

Ia akan banyak bicara ketika dengan teman yang dekat dengan dirinya. Tapi, ia kali ini berusaha keras melawan dirinya sendiri untuk berbicara di hadapan Binta.

"Elo bisa ngomong juga ternyata." Binta hanya tersenyum sejenak.

"Bentar lagi kan jam istirahat. Jadi gue keluar kelas lebih dulu," imbuh Binta lagi.

"Lagian elo yah! Ngapain di sini sih! Kita udah lebih dulu disini!" ketus Nessa.

Nessa langsung berdiri menghampiri Binta. Sementara Karina masih duduk di anak tangga dan melihat keduanya.

"Eh! Ini kan daerah gue. Deket kelas gue, elo berdua tuh nyasar disini. Harusnya gue yang nanya elo. Kalau elo mau cabut dari kelas ya jangan disini kalau elo gak mau liat gue."

Karina sontak bangkit dari duduk nya, "kita ke kelas Ness."

Sesaat Karina mengucapkan kata hal tersebut bel sekolah berbunyi menandakan jam istirahat.

Namun, tiba - tiba saja..

"Elo ternyata."

Jovita Kanandhita namanya, dia sudah berhasil menemukan Karina.

"Elo udah deketin tunangan gue, sekarang elo deketin Binta? Semua cowok populer elo deketin. Apa semurahan itu elo jadi cewek!" Jovita yang sudah berdiri di hadapan Karina, memandangi Karina dengan tatapan sinis dan dengan melipat ke dua tangannya.

Sementara Zea dan Alea juga berada di samping Jovita. Ketiga wanita itu langsung menghampiri Karina begitu saja.

Binta yang mendengar nya langsung menghampiri para gadis tersebut.

"Jaga mulut elo yah! Dia bukan gadis seperti itu!" pekik Binta sembari menunjuk - nunjuk ke arah Jovita.

Anak - anak lain pun kemudian langsung berkerumun dan melihat per tengkaran itu.

"Elo belain dia?" Jovita langsung menjawab ucapan Binta sembari menunjuk ke arah Karina.

"Sorry! Gue mau balik ke kelas." Karina menarik Nessa dan menerobos keluar dari kerumunan itu.

Namun apa daya, Alea langsung menghalangi langkah Karina, "Gak semudah itu!" ujar Alea.

Jovita lantas menyeringai menatapnya. "Masalah Davin nyatain cinta ke Karina, itu bukan salah dia! Paham kan elo," Binta langsung menyela omongan memberi pembelaan kepada Karina secara gak langsung.

"Elo beneran belain anak cupu ini?" Jovita membelalakkan matanya seolah tak percaya.

"Dia udah ngerebut tunangan gue! Dia yang ngrusak hidup gue! Paham gak elo. Apa pantas! Cewek ini di bela! Gue gak ngerti sama jalan pikiran elo Binta! Elo itu cowok populer juga di sekolahan ini! Tapi, malah bisa - bisa nya elo belain cewek udik!" Jovita langsung menarik paksa lengan Karina.

Karina pun menahan sakit akibat cengkraman yang di lakukan perempuan ini.

"Heh! Elo apa- apaan sih!" Nessa berusaha dengan keras melepas cengkraman Jovita.

Binta dengan segera melepas cengkraman Jovita lalu menarik Karina menjauh dari keramaian, melewati anak - anak yang berkumpul di koridor sekolah.

Karina hanya bisa mengikuti langkah Binta yang berjalan dengan cepat dan dengan langkah kaki yang lebar.

"Lepasin gue!" Karina meronta - ronta tapi genggaman tangan Binta jauh lebih kuat.

Mereka akhirnya tiba di belakang gedung sekolah, "apaan sih! Elo ajakkin gue kesini! Lagian, tadi banyak anak lain ngeliatin. Gue gak suka! Jadi pusat perhatian."

"Tapi nasib elo berkata elo jadi pusat perhatian," tutur Binta.

"Hah?"

Binta lantas berjalan lalu memunggungi Karina, "Udah jelas kan Davin suka sama elo."

Karina hanya terdiam dan melihat punggung Binta, "Tadi pagi, elo ngapain liattin gue?" Karina langsung tertunduk kembali.

'Bodoh! Harusnya gue gak bipang gitu ke dia! Lah kalau dia beneran liat gue? Kalau kgak? Kan gue yang jadi kayak kepedean! Bodoh elo Karina!! Bodoh! Bodoh!' Jeritan suara hati Karina.

Binta yang baru saja mendengar pertanyaan Karina ia, hanya tersenyum lalu berbalik badan melihat Karina.

"Gue gak mau elo salah jalan." Binta kemudian pergi meninggalkan Karina sendiri.

Mendengar kata Binta, Karina langsung mendongakkan kepalanya dan menatap Binta yang sudah berjalan menjauh.

"Apa maksudnya?" gumam Karina.

Karina lantas berjalan dan kembali masuk ke dalam kelasnya.

Terlihat guru belum masuk di dalam kelasnya, Karina langsung duduk di bangku. Nessa yang udah ada di bangkunya lanhsung berkata, "Elo tadi kemana?" ujar Nessa penasaran.

"Gue gak kemana - mana kok." Karina langsung duduk.

"Kalau elo gak kemana - mana kenapa gue nyariin elo, tapi elonya gak ada di mana pun?" Nessa sembari mengangkat satu alis nya.

Karina hanya bisa menghela nafas panjang, sembari menggelengkan kepalanya.

'Tadi apa maksud Bintang?' batin Karina sambil masih menatap Nessa.

Karina lantas menepiskan pikirannya, tak berselang lama guru sosiologi pun masuk. Bu Indah nama nya, guru yang pernah di ceritakan oleh Nessa.

"Anak - anak semua, di sini bu indah mau nawarin siapa yang mau jadi pengurus pembinaan pramuka?" tutur bu Indah yang sudah berdiri di meja guru.

Sontak anak - anak lain yang ada di dalam kelas langsung ramai dan riuh. Banyak yang antusias untuk mengikuti pembinaan tersebut.

"Elo gak ikutan rin?" tanya Nessa

"Disana ada Binta loh." sambung Nessa kembali sembari menatap tajam ke arah Karina yang masih terdiam memandangi Nessa.

"Rin! Mendingan elo ikutan deh. Kalau elo suka sama Binta elo deketin. Kali ini elo harus keluar dari zona pribadi ice lo itu. Sorry bukan maksud gue menggurui elo. Cuman, kalau sama - sama diem begini gak akan ada yang bisa jalan Rin." Nessa berusaha menyakinkan Karina untuk mengikuti ke anggotaan pramuka.

"Tapi-"

"Udah! Elo ikut yah!" seru Nessa.

Belom sempat Karina menjawab ucapan Nessa, suara ketukan pintu di kelas terdengar..

Bu indah selaku guru sosiologi dan yang bertugas untuk membina Pramuka, berjalan mendekati pintu kelas. Saat pintu kelas di ketok seseorang dari luar.

Saat di buka, ada beberapa anak kelas dua belas yang lain, termasuk ada Davin dan di susul dengan Binta.

"Rin! Itu bukannya Davin?" bisik Nessa yang mendekati arah Karina.

"Tapi ada Binta juga," imbuh Nessa lagi.

"Elo mau ikut gak Nes?" Ujar Karina sembari melihat Binta di samping Davin.

Davin pun hanya melihat Karina, sembari tersenyum seperti biasanya.

Sementara Karina menatap Binta. Namun, Binta menatap ke seluruh ruangan kelas Karina. Teman - teman Karina yang lain pun tak kalah heboh saat Binta dan Davin masuk ke dalam kelas.

Hiruh pikuk dan sorak sorai menggema di dalam kelasnya. Bagaimana tidak, Binta dan Davin adalah anak populer di sekolahan Bintang.

Binta anak populer ketua osis dan ketua pramuka. Sedangkan Davin anak band yang populer di sekolah.

"Sudah - sudah! Diam kalian semua. Jangan sampai brisik begini. Nanti ada guru lain yang masuk loh!" ucap Bu Indah.

Ketua kelas juga menyuruh teman - temannya untuk tenang.

"Woy! Tenang kalian ini! Bisa diem kgak lu semua!" teriak ketua kelas, sampai ia mengebrak mejanya.

"Diem wooy!" ujar anak - anak yang lain. Perlahan anak - anak lain mulai diam.

Sedangkan Karina masih terfokus menatap Binta. Nessa teman sebangkunya pun benar - benar sangat yakin kalau temannya ini beneran menyukai Binta dari pada Davin.

Sementara Davin masih menatap Karina, perlahan Binta pun mengucapkan kata - kata nya.

"Saya di sini sebagai ketua pramuka, ingin kalian mengikuti ke anggotaan pramuka sebelum kita lulus sekolah nanti," ujar Binta.

"Kalau kita ikut apa kita bisa ketemu sama kalian!" ujar teman Karina yang lain.

Teman yang lain pun langsuk bersorak "huuu... Huu!!"

"Apaan sih elo. Elo aja yang ganjen kan!" seru anak yang lain.

Sontak yang lain langsung tertawa keras. Sesaat temannya berkata seperti itu.

"Gue kan tanya. Kan ada pepatah! Malu bertanya tersesat di jalan. Kalau gue tersesat di hati Davin atau Binta oke aja gue!"

"Huuu!! Huuu!!! Basi elo!! Ngarap aja elo!! Huuu!!!" Sorak anak - anak yang lainnya.

"Sudah - sudah! Kalian ini." Bu Indah berusaha merrdam keramaian yang ada di kelas.

Binta kemudian menjawab "Tentu. Karena saya kan pengurusnya bareng Davin juga."

Karina menoleh kembali ke arah Binta. Binta juga sekilas menatap Karina.

Tak berselang lama Jovita pun masuk ke dalam kelas Karina.

"Maaf bu Indah saya terlambat, tadi saya mengumpulkan tugas ke ruang guru." Jovita menunduk sembari tersenyum.

"Ya sudah. Tapi udah bereskan?" tanya bu Indah saat bu Indah sudah berdiri di samping bangku Karina.

"Udah buk," jawab Jovita dengan antusias dan tersenyum. Jovita pun melirik ke arah Karina saat dirinya hendak berjalan ke arah Binta dan Davin.

Sontak anak - anak lain langsung terdiam saat Jovita memasukki kelas Karina.

Jovita pun sudah berdiri di depan kelas di antara mereka berdua, Binta dan Davin.

Karina hanya menghela nafasnya panjang, dan enggan memandang ke arah depan.

Binta sekilas melihat Karina yang tertunduk sembari mengerutkan kening nya. Lalu menoleh ke arah Davin.

Binta hanya tersenyum sekilas, lalu melihat ke sekitar lainnya.

"Itu kenapa nenek sihir dateng sih!" keluh Nessa.

"Hust! Elo gak boleh kayak gitu," ujar Karina. Karina lantas tertunduk kembali.

Sementara anak - anak yang lain pun ikutan terdiam dan suasana menjadi tenang. Sesaat Jovita memasukki ruangan kelas.

"Kalau kalian mau ikut ke anggotaan bisa daftar ke saya Atau Davin atau-"

"Ehh bukan ke Davin tapi ke gue aja." Jovita langsung memutus perkataan Binta.

"Bu Indah udah nyuruh gue. Bener kan bu?" ujar Jovita.

Bu indah hanya mengangguk saja dirinya pun masih berdiri di samping Karina.

"Karina! Elo!" Jovita langsung menunjuk ka arah Karina.

Karina pun mendongakkan kepala nya, "Elo mendingan ikutan aja," Ajak Jovita sembari masih menunjuk ke arah nya.

Karina terkejut, sampai menahan nafasnya, "Iya, elo ikutan aja," ujar Davin lembut.

Jovita dan Binta menatap Davin secara bersamaan, "Elo gak salah Jov! Ajak si Karin. Dia kan manusia ice cube! Mana bisa ngomong tu anak!" ucapan Sarkas itu terlontar dari salah satu teman Karina.

Nessa yang ingin membela Karina langsung di hentikan oleh Karina. Karina menahan tangan Nessa sembari menggelengkan kepalanya.

"Elo ngapa in ajak si Karina? Elo lagi gak rencanain sesuatu kan! Elo kan habis labrak dia tadi pas istirahat." Nessa langsung berucap dengan lantang.

Davin pun menatap Jovita langsung, begitu pula dengan hu Indah.

"Apa bener?" ujar Davin.

"Sudah- sudah! Jadi untuk pendaftaran kali ini kalian bisa langsung daftar ke Binta atau Jovita." Bu Indah langsung menengahi pertikaian yang baru saja terjadi.

"Kalau begitu saya akhirri terimakasih untuk antusias kalian." Binta menundukkan badan begitu pula dengan Davin dan Jovita. Mereka pun langsung undur diri, dan kekuar kelas.

Setelah keluar kelas Davin langsung menarik Jovita di depan toilet.

"Gue dah bilang kan sama elo! Jangan pernah elo sentuh Karina!" teriak Davin

"Tapi vin-"

"Elo sadar diri Jovita! Gue nerima perjodohan kita, tapi gue gak cinta sama elo! Hubungan kita cuman hanya perjodohan! Selebihnya gue gak bisa sama elo!" Davin langsung meninggalkan Jovita begitu saja.

Binta hanya terdiam menatap pertikaian keduanya. Sementara di dalam kelas Karina meminta ijin dan tanpa di sangka - sangka.

Karina melihat Binta yang berdua saja di depan Toilet, sembari memberikan sapu tangan nya.

"Buat air mata elo tuh." Binta mengulurkan sapu tangan dari dalam saku nya.

Sementara Karina masih berdiri di depan kelasnya dan menatap kejadian tersebut.

"Binta," gumam Karina.

Binta lantas menoleh dan melihat ke arah Karina. Karina langsung menyeka air mata nya.

Toilet itu emang dekat dengan ruangan kelas Karina, ruangan kelas Karina memang paling ujung dan dekat dengan toilet dan berulah anak ada anak tangga.

Karina lantas memilih toilet yang lain walaupun dia harus melewati beberapa kelas lain.

Binta hanya menatap Karina yang berjalan menjauh dari pandangan nya.

Binta langsung menuruni anak tangga untuk masuk ke ruangan Pramuka. Membahas masalah rapat ke anggotaan.

"Kenapa elo berbuat gitu? Apa elo emang baik ke semua orang? Tapi kenapa gue jatoh nya ngatur elo? Boleh juga sih elo baik ke siapapun tapi, gue kan jadi... aargghh!!" gumam Karina di sepanjang jalan menuju toilet.

"Bodok lah udah!" Karina mengusak kepala nya dengan kasar.

Karina pun masuk ke dalam toilet. Namun beberapa saat kemudian..

"Haah!!" Karina pun panik dan sedikit ketakutan di dalam toilet tersebut.

Terpopuler

Comments

Miu Nih.

Miu Nih.

seru kalo baca kisah anak sekolah gini. berasa ingin komenin satu per satu percakapan mereka 🤣🤣

2025-04-26

1

Ismi Kawai

Ismi Kawai

pintunya ke kunci ya??

2025-03-07

1

Alluka

Alluka

bintara atau binta sih thor?

2025-03-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!