MIYB 4

Mika mengenakan masker dan topi untuk menutupi wajahnya. Kedua tangannya mendorong kursi roda Gavin dengan penampilan yang mirip dengannya. Sedangkan di belakang sekertaris Gavin mendorong koper mereka berdua.

Dengan keputusan akhir, pengantin baru tersebut akhirnya pergi bulan madu di hari keempat mereka menikah. Mereka hanya pergi berdua ke kota C yang terletak di sebuah pulau yang terkenal indah akan wisata dan pemandangan pantainya.

Gavin sesekali mencuri pandang pada istrinya yang terlihat santai dan bahagia selama perjalanan. Senyuman atau seruan senang tak hentinya Mika ucapkan.

Sebagai seorang aktris dengan perilaku buruk dibalik keprofesionalannya, Mika jarang mendapatkan peran utama. Walau begitu Mika sering menjadi model dari brand-brand terkenal karena namanya yang sering muncul di pencarian meskipun itu karena skandalnya. Karena rumor-rumor tak beralasan itulah Mika jarang pergi ke luar untuk liburan.

Bahkan manager dan agensi sudah terlalu lelah dan terlalu banyak mengeluarkan uang untuk menghapus pencarian hitam sehingga mereka membiarkan saja beberapa hal tersebut yang menurut mereka tak terlalu berdampak buruk pada kehidupan sehari-hari Mika. Tentu sesuai dengan persetujuan Mika sendiri.

"Wah!" Mika sangat kagum dengan pemandangan dari kamar mereka. Kakinya terus melangkah ke setiap sudut yang menarik perhatiannya.

Gavin dan Mika menginap di sebuah resort dekat pantai. Keduanya memesan sebuah kamar yang menghadap langsung ke arah pantai.

"Bagus banget~" kagum Mika begitu membuka pintu kaca kamar yang berhadapan dengan pantai.

Mika melangkah keluar kamar mereka. Kamar mereka dilengkapi kolam pribadi. Tak terlalu besar memang tapi pemandangannya sangat bagus karena langsung menghadap pantai di depan resort.

Mika membalik badannya menatap sang suami yang sibuk dengan barang-barang kesayangannya. Apalagi jika barang elektronik yang dilipat dua alias laptop untuk bekerja.

Puk

Puk

Mika menepuk pelan bahu kiri Gavin.

"Kenapa?"

Mika menyeret kursi agar mendekat ke arah Gavin. Kemudian duduk menghadap sang suami yang menatapnya dengan bingung.

Wajah Mika yang sebelumnya bahagia berubah menjadi penuh keraguan. Membuat Gavin kembali melayangkan pertanyaan yang sama.

"Jadi gini ... Aku tuh bingung mau panggil kamu apa ya enaknya?" Mika menggaruk hidungnya yang tak gatal sama sekali.

"Terserah."

Ekspresi Mika seketika berubah semakin berkerut, menjadi agak kesal dengan jawaban suaminya. "Kok terserah sih! Mau dipanggil terserah aja? Ditanya baik-baik kok jawabnya kek cewek lagi pms. Ngeselin banget."

Di kehidupan sebelumnya keduanya tak banyak berinteraksi. Bahkan Gavin dan Mika jarang bertemu atau bertegur sapa.

Sekalipun bicara keduanya tak pernah memanggil nama atau sebutan khusus. Hanya Aku-kamu atau saya-kamu.

Tentu saja Mika yang ingin kembali memulai dari awal pernikahannya memikirkan hal sepele seperti nama panggilan antar suami-istri.

"Jadi mau dipanggil terserah!" keluh Mika lagi karena Gavin tak membantah sedikitpun.

"Kamu maunya manggil apa?"

"Kan aku nanya. Kok balik nanya?" kerutan di dahi Mika semakin dalam menandakan dia semakin kesal.

Gavin semakin dibuat terheran dengan perubahan suasana Mika. Sebentar bahagia, sebentar ragu, sebentar lagi sudah marah-marah.

"Panggil nama aja kalau gitu."

"Gak enah ah! Kamu kan suami aku, masa cuma panggil nama. Apalagi kamu lebih tua, gak sopan banget."

Gavin awalnya dibuat tertegun karena ternyata Mika masih menghormati dan menghargai sebagai seorang suami. Namun, di detik berikutnya Gavin dibuat jatuh karena mendengar kata tua. Gavin merasa belum setua itu sampai Mika mengeluhkan usianya.

"Terus apa?" Gavin bertanya dengan pelan agar tak membuat Mika semakin marah.

"Apa ya? Papa-Mama kita belum punya anak. Suami-istri kedengarannya kuno banget. Mas-Adek pasaran. Apa ya ..."

"Ya udah panggil nama aja deh. Simple terus gak ribet." Ucap Mika tak lama setelah terdiam beberapa saat.

"Hai Gavin!" Gavin mengerutkan dahinya saat Mika menyodorkan tangan kanannya.

"Ish!" Mika meraih tangan kanan Gavin untuk ia genggam.

"Aku Mika. Salam kenal." Mika tersenyum menggoyangkan tangannya ke atas dan bawah.

"Udah ah! Nanti aja bongkar barangnya. Aku mau keluar jalan-jalan."

"Ayo! Ayo!" Mika mendorong kursi roda Gavin keluar kamar tanpa mendengarkan penolakan sang empu.

Gavin akhirnya pasrah kemanapun sang istri mendorong kursi rodanya. "Mau kemana jam segini?" Pasalnya saat ini matahari sudah berada di atas kepala mereka.

"Yang penting keluar aja. Emang di kamar mau ngapain? Pasti mau kerja!"

Mika mendorong kursi roda Gavin menelusuri area sekitar resort. Sesekali berhenti untuk mengambil gambar dengan ponselnya saat pemandangan terlihat menarik perhatiannya.

Terpopuler

Comments

elica

elica

sabar ya Gavin cewek emang gitu😔

2025-07-07

1

via☆⁠▽⁠☆人⁠*⁠´⁠∀⁠`。⁠*゚⁠+

via☆⁠▽⁠☆人⁠*⁠´⁠∀⁠`。⁠*゚⁠+

maklum Mika laki² sekarang banyak gitu😭

2025-06-08

1

via☆⁠▽⁠☆人⁠*⁠´⁠∀⁠`。⁠*゚⁠+

via☆⁠▽⁠☆人⁠*⁠´⁠∀⁠`。⁠*゚⁠+

mika mood nya sangat../Sweat/

2025-06-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!