“Sori telat Do, gue nunggu lengkap baru berangkat” Suara itu mengajak ngobrol pada Aldo, pemimpin genk Swataru.
“Gak apa-apa, yang penting lo udah disini” Ucap Aldo dengan senyum sumringah.
“Mata gue yang salah atau itu Alvaro?” Brylea berkata dengan memfokuskan pemandangannya agar lebih jelas menatap laki-laki yang terngah bersama Aldo, ketua genk Swataru.
“Mana sih?” Nada suara Hyacintha terdengar tak yakin dengan ucapan Brylea, karena menurut sudut pandangnya. Alvaro adalah ketus Osis, jadi tidak mungkin ia menjadi ketua juga di genk Rasutra.
“Itu lho yang lagi ngomong sama Bang Aldo” Tunjuk Brylea pada laki-laki yang kini berbicara dengan serius pada Aldo.
“Kok mirip sih sama Alvaro?” Gumam Hyacintha.
“Dia Alvaro Xaviero Danendra, ketua genk Rasutra generasi ke lima belas” Ucap Rose yang memang lebih dulu bergabung daripada yang lain.
“Dan Bang Aldo adalah ketua Swataru generasi ke delapan belas” Balas Valerie.
Siapa yang tidak mengenal dua genk yang selalu membuat onar di malam hari dengan melakukan balap liar, hingga tawuran pada pihak berwenang. Dua genk itu sangat terkenal dengan suasana kriminal kota Jakarta.
Genk itu memutuskan untuk bergabung karena saat generasi ke tiga naik ‘tahta’ terjadilah perpecahan hinggak membuat sebagian dari mereka melepaskan diri dan memilih untuk membuat genk yang baru dengan nama Rasutra.
Dan kini, di bawah kuasa Alvaro, ia ingin menjadikan dua genk itu untuk menjadi satu lagi, memang tidak mudah, tapi ia memiliki seribu satu cara untuk membuat misinya itu terwujud.
Orang yang mengenakan masker hitam itu hanya menatap datar tanpa berniat mengubah posisinya.
“Semua anggota kami sudah setuju kalau genk Rasutra akan bergabung dengan Swataru” Ucap Alvaro.
Semua sorak-sorai terdengar jelas di dalam markas Swataru yang luasnya menyerupai villa, hanya saja tempat yang mereka kunjungi ini tidak bertingkat.
. . .
“Haycinta! Jadi lo anak genk Swataru?”
“Si elang putih ngapain ada disini sih? Gak cukup di sekolah, gue ketemu lo disini juga. Dosa apa sih yang gue buat?” Ucap Hyacintha dramatis pada Gavin.
Seluruh anggota mereka merayakan hari penggabungan dengan beberapa cemilan dan minuman dari yang ringan hingga minuman beralkohol.
Gavin merangkul Hyacintha, “Gue juga jadi anak Swataru, jadi gue bisa ketemu sama lo tiap hari” Ucapnya riang karena bisa mengganggu Hyacintha secara full.
“Ya dengan terpaksa” Balas Hyacintha dengan penuh penekanan.
“Nih minuman lo” Rose yang baru datang langsung memberikan segelas anggur merah pada orang bermasker hitam itu.
“Makasih” Ucap orang itu.
“Hey, nama lo siapa? Gue Elvano”
“Kyaaa, om-om mesum!”
Semua pandangan mengarah pada Elvano yang kini diteriaki oleh Valerie, gadis dengan suara cempreng nan keras. Salahkan Elvano yang secara tiba-tiba saja merangkul dirinya yang tengah menuangkan minuman penambah ion di gelas plastiknya yang sebenarnya adalah gelas aqua yang tak berisi lagi.
“Aissh lo makan apa sih? Suara yang kayak toa aja” Gerutu Elvano.
Valerie memukul bahu laki-laki itu dengan keras, jantungnya baru saja melakukan olahraga dadakan karena laki-laki itu, “Lo siapa sih? Enak aja main rangkul-rangkul” Omel Valerie pada Elvano.
“Elvano, dan lo?” Elvano menyodongkan telapak tangannya agar bisa berjabat tangan.
Tanpa berniat menyambut uluran tangan itu Valerie membuang pandangannya, “Valerie”
Elvano menurunkan ulurannya ia menatap pada Valerie, “Kita satu genk”
“Udah tahu” Valerie mengambil gelasnya dan pergi meninggalkan Elvano yang melongo melihat tingkahnya.
Sedangkan itu, Samuel tampak menghampiri Rose yang tengah mengobrol dengan orang bermasker hitam tersebut. “Boleh gabung?”
“Sila--” Ucapan menyetujui dari Rose terpotong karena ucapan orang bermasker hitam itu.
“Nggak ada tempat lain ya?” Ucapnya dingin. Tatapannya begitu horor seakan hendak memakan Samuel.
Samuel menyilangkan tangannya di depan dada bidangnya, “Makanya gue mau gabung disini” Samuel menyahut dengan sama dinginnya.
“Oh gitu, gue kira lo mau modus kayak dua teman lo itu” Orang itu menunjuk pada Gavin yang masih mengerjai Hyacintha dan Elvano yang terus mengikuti Valerie.
“Gak ada waktu” Samuel duduk di samping Rose. Ia menatap gelas Rose pegang dan sudah tak berisi lagi. Sedangkan orang yang memakai masker hitam itu masih memegang sebuah gelas yang masih berisi dan belum tersentuh.
“Lo gak mau minum?” Ucapnya pada orang yang bermasker hitam itu.
Orang itu menatap pada Samuel dan memberikan gelasnya, “Habisin, gue lagi nggak nafsu minum” Katanya dengan nada datar.
Samuel mengangkat bahunya sekilas lalu menerima minuman itu dan meneguknya. “Akhirnya Alvaro bisa ngewujudin kemauan pemimpin sebelumnya.” Gumam Samuel dengan tatapan tertuju pada Alvaro yang kini sedang mengobrol dengan anak-anak dari Swataru.
“Kemauan apa?” Kepo Brylea yang baru datang dan duduk di samping Samuel.
Samuel menatapnya datar, “Kemauan untuk ngembaliin genk seperti sedia kala”
Tiga orang yang ada bersama dengan Samuel mengangguk, mereka tahu betul bagaimana bisa terbentuknya genk ‘Rasutra’.
“Aneh ya, bad boy kok bisa jadi ketos di SMA Xanendra?” Tanya Rose yang tahu tentang Alvaro yang menjadi ketos di salah satu Sma unggulan tersebut.
“Paling-paling ngandelin tampang sama statusnya di Sma” Jawab orang yang bermasker hitam itu.
“Tapi Alvaro pintar” Ucap Brylea lagi.
“Nggak sepintar gue”
“Dia ganteng” Rose ikut nimbrung.
“Karena dia cowok”
“Dia tegas” Ucap Rose dan Brylea bersamaan.
“Tapi bisa main tangan sama cewek”
“Lo sakit hati sama yang tadi?” Ya, orang tersebut adalah Bianca. Gadis yang di tampar oleh Alvaro di kantin.
Bianca menatap pada orang yang baru saja melontarkan pertanyaan itu, “Sakit hati? Peduli aja nggak” Ucap Bianca datar, tak ada yang harus di sombongkan dari seorang Alvaro. Dia adalah serigala berbulu domba.
Beralih dari tatapan Bianca, seorang laki-laki datang menghampiri mereka, gaya jalannya terkesan cool, “Sam, lo liat rokok gue gak?” Perkataan itu mengalihkan semuanya pada seseorang yang berdiri dengan tegab. Dia adalah Alvaro.
“Nih” Samuel memberikan rokoknya pada Alvaro. Sedangkan laki-laki itu kini menatap tajam pada Bianca yang masih menutupi sebagian wajahnya dengan masker hitam.
“Ini markas anak brandal, bukan club. Kayaknya lo salah tempat” Ucapnya pada gadis yang kini menatapnya tajam. Alvaro sungguh tak menyukai penampilan dari gadis di hadapannya, celana pendek itu terlalu terbuka.
Bianca berdiri, “Urusan lo apa?” Ucapnya berusaha santai.
Alvaro menatap tajam pada gadis itu, selama ia menjabat sebagai pemimpin, tak ada satu orang pun yang berani membantahnya, apalagi jika itu adalah seorang perempuan yang selalu ia pandang lemah.
Alvaro membuka masker itu secara paksa ia terkejut ketika melihat wajah seorang troublemaker di sekolahnya kini kembali dipertemukan. “Bianca?!”
Bianca cukup terkejut saat maskernya dilepaskan, namun ia masih berusaha untuk tidak mengganti topik perdebatan, “Jangan mentang-mentang lo jadi bagian dari Swataru, dengan begitu lo bisa ngomentari penampilan gue. Lo itu cuma---”
“Gue ketua disini” Potong Alvaro yang tahu jalan pemikiran Bianca.
Rahang Bianca mengeras, ia sudah muak dengan semua ucapan yang laki-laki itu katakan. “Heh nggak usah mimpi lo. Di sini itu ketuanya---”
“Gue!” Ucap Alvaro lagi dengan tegas.
Brylea yang sedari tadi memperhatikan perdebatan itu menghampiri Bianca dan mencoba membuat gadis itu mengerti, ia memegang bahu Bianca, “Dia memang ketua Swataru yang baru Bi, Bang Aldo jadi wakil”
Mata Bianca membulat, “BANG!!” Bianca berseru hingga semua pandangan mengarah padanya dan pada Aldo yang sedari tadi sibuk dengan minumannya. Sakit kagetnya hingga gelas yang Aldo hampir terlepas dari pegangannya.
“Apa sih Bi?” Tanya Aldo yang tak memperhatikan keadaan yang tengah dialami di dalam markas tersebut.
“Abang seriusan ngasih jabatan abang ke cowok kayak dia” Ucapnya dengan nada tak terima.
Aldo mengangguk tanpa adanya rasa penasaran kenapa Bianca menanyakan hal itu, “Itu sudah menjadi perjanjiannya Bi”
“Ck”
Kini Alvaro memasukkan tangannya ke dalam saku celana, tersenyum remeh pada Bianca, “Lo nggak pantes ada di sini. Mulai hari ini lo buka lagi anggota Swataru, gak ada yang bisa ngebantah ucapan gue” Ucapan lantang dari Alvaro membuat keadaan di ruang tersebut senyap.
“Heh Lo--”
“Sebutan bad girl ngga cocok buat ***** kayak lo”
Plak.
Dengan wajah yang memerah menahan marah ia kembali melayangkan tamparannya di wajah Alvaro, “Gue keluar” Ucapnya ketus.
Alvaro terkekeh pelan dengan tawa iblis yang membuat Bianca ingin meninju perut Alvaro sekarang juga. Laki-laki itu mengambil dompetnya dan mengeuarkan dua lembar uang berwarnah merah muda. “Buat ongkos pulang” Ucapnya sambil maruh uang itu di dalam genggaman Bianca.
Alvaro benar-benar menginjak harga diri gadis di hadapannya tersebut.
Bugh.
Bianca menghentakkan uang itu di dada bidang Alvaro dengan keras, “Gue nggak butuh uang lo” Ia mengambil maskernya yang terlepas karena ulah Alvaro lalu keluar. Memakai helm fulface-nya dan segera pergi dengan emosi yang memuncak, ia bersumpah akan membalas Alvaro di sekolah pada besok hari.
“Motor siapa yang dia pakai?” Tanyanya saat melihat kendaraan yang Bianca pakai.
“Tentu saja miliknya” Jawab Brylea lalu ia pergi menjauh dari tempat itu. tentu ia marah saat salah satu temannya dikeluarkan tanpa alasan. Namun ia bisa apa? Ia hanyalah seorang anggota.
Alvaro mengerinyitkan dahinya. Gadis itu bisa mengendarai motor sport?
“Gue nggak nyangka kalau lo ngeluarin orang yang berpengaruh besar untuk genk Al” Ucap Aldo yang dari tadi diam melihat perdebatan antara Bianca dan Alvaro.
Berpengaruh besar?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Defi
Bianca ketua Genk juga
2023-08-31
0
Edah J
Masih setia nyimak
2023-01-08
0
Endang Winarsih
lanjut thooor
2023-01-04
0