Perfect Bad Fiance

Perfect Bad Fiance

Tamparan

“Bisa gak sih lo satu hari aja nggak usah buat masalah? Eneg gue ngadepin lo” Omel seseorang yang berpakaian rapi, berwajah tampan, tubuh atletis, tatapan mata tajam, serta suara tegas. Ia adalah Alvaro Xaviero Danendra, ketua OSIS SMA Xanendra, serta anak pemilik yayasan tersebut.

Ia tengah mengomeli seorang siswi yang memakai baju ketat serta rok yang pendek. Caranya berpakaian membuat lekuk tubuh siswi itu terlihat jelas. “Ck, lo lagi lo lagi. Kapan pensiunnya sih jadi ketos? Gue bosan ngeliat muka lo”

“Jaga ucapan lo kalau sama gue”

“Kenapa?”

“Gue ketua OSIS disini, jaga prilaku lo” Bentak Alvaro geram.

“Ketua OSIS kok suka membentak” Sindir Bianca, bad girl Sma Xanendra. Tukang onar, pembuat masalah, pembangkang, dan tak bisa mengikuti peraturan sekolah.

“Jangan-jangan lo lupa kalau gue adalah anak pemilik sekolah ini. Jadi gue bisa ngeluarin lo kapan aja” Ucap Alvaro penuh ancaman.

“Cuma anak ‘kan? Yayasannya punya bokap lo, dan situ cuma numpang nama” Bianca memberi penekanan di ucapannya.

Alvaro mencekal tangan Bianca hingga gadis itu meringis kesakitan. “Jaga ucapan lo”

“Kalau gitu jaga prilaku lo.” Bianca menghentakkan tangannya keras hingga terlepas dari cekalan Alvaro.

“Keliling lapangan dua puluh kali” Ucap Alvaro tegas.

“Nggak mau” Tolak Bianca dengan enteng.

“Lakuin”

“Nggak akan”

“Jangan jadi pengecut Bi, lo berani berulah tapi gak mau terima konsekuensi dari masalah yang lo buat. Lo itu pengecut"

Bianca mengepalkan tangannya kuat. “Gue cuma terlambat lima menit dan lo ngasih hukuman yang empat kali lipat dari waktu terlambat gue.”

“Seharusnya lo bersyukur Bi. Gue itu ngurangin dari waktu yang lo sia-siain itu”

“Ngurangin? Lo itu---”

“Lo nyia-nyiain waktu sebanyak tiga ratus detik dan gue cuma ngasih lo hukuman untuk keliling lapangan sebanyak 20.”

“Nggak usah bullshit deh lo”

“Gue tanya sama lo, antara tiga ratus dengan dua ratus banyakan yang mana?”

“Ya tiga ratus lah” Jawab Bianca ngegas.

“Nah tu tahu”

“Heh lo bikin gue darah tinggi tahu gak?” Ucap Bianca yang berusaha menahan emosinya pada laki-laki ‘sok kegantengan’ di hadapannya tersebut.

“Gak” Ketus Alvaro.

“Alvaro!”

“Cepetan lari atau lo dapet surat panggilan orang tua” Alvaro berkata dengan tegas pada kalimat ancamannya tersebut.

“Tukang ngancam”

“Suka hati gue dong. Makanya, lain kali jangan buat masalah” Jawab Alvaro dengan santainya.

“Suka hati guelah, emang ada urusannya sama lo? Nggak kan?”

“Satu lagi. Perbaiki cara berpakaian lo. Bukannya udah gue bilang dari dulu” Kata Alvaro dengan tegas.

“Ada masalah?”

“Masalahnya, lo terlihat kayak cewek nakal. Situ udah dewasa kan? Jadi ngertilah kata ‘nakal’ yang gue maksud” Alvaro memperhatikan lekuk tubuh Bianca dari atas sampai bawah.

“Maksud lo gue cabe-cabean gitu”

“Lo yang bilang bukan gue”

“Whatever” Bianca memilih untuk menjalankan hukumannya daripada memperkeruh suasana bersama dengan ketos gila seperti Alvaro.

Cuacanya lagi panas. Putaran ketiga nanti gue pingsan aja deh. Bianca mulai menyusun rencana untuk menghindari hukumannya. Ia mulai melakukan aktingnya saat di putaran kedua, berpura-pura pusing dan memperlambat langkah kakinya.

“Ck, cepeten. Lo manusia atau siput sih?!” Ucap Alvaro dengan tegas.

Ketos br*ngsek, ketos br*ngsek. Umpat Bianca di hatinya.

Hingga sampai di putaran ketiga. Bianca masih melanjutkan langkahnya hingga pada akhirnya ia menjatuhkan diri di rerumputan hijau. Gadis itu tak peduli dengan bajunya yang akan kotor atau apalah itu.

“Bianca!” Laki-laki itu langsung berlari menghampiri tubuh Bianca yang tergeletak. Ia meletakkan kepala gadis itu di pahanya.

PLAK.

“Woy bangun” Tanpa banyak pikir laki-laki itu menampar pipi Bianca, tidak keras namun tetap saja itu menyakitkan.

Kepala Bianca bergerak sedikit dengan gerakan kecil dari kelopak matanya. Ini cewek pasti lagi bohongin gue, batin Alvaro ketika melihat respon Bianca atas tamparannya itu. Alvaro bukanlah laki-laki bodoh yang mau dibohongi setelah dua akting yang Bianca lakukan untuk menghindari masalah atau hukuman atas prilakunya.

Ia tersenyum jahil. Ia menyelipkan tangannya di paha dan juga leher Bianca dan mengangkat gadis berpakaian ketat itu menuju uks.

“KELUAR!” Ia berseru pada siswa-siswi kelas sepuluh yang bertugas sebagai petugas uks.

“K-kak Alvaro?!” Cicit mereka melihat ketos yang memiliki sifat tegas dan bad boy tersebut.

“KELUAR GUE BILANG!”

“Tapi kak..”

“Keluar atau lo semua punya catatan merah di buku kesiswaan” Sepertinya Alvaro tak ingin mendengar satu kata pun yang berarti membantah ucapannya.

Ck, tukang ngancam, gerutu Bianca kesal di dalam hatinya.

Para siswa yang ada di uks itu memilih aman dengan keluar dari dalam ruang kesehatan itu dan meninggalkan Alvaro yang tengah membaringkan Bianca di brankar uks.

Alvaro menatap Bianca--yang masih menggeluti akting amatirnya—dengan tatapan membunuh. Lo nggak bisa nipu gue Bianca Alexa Sendrawan, batin Alvaro sengit pada gadis pembuat masalah yang tengah berbaring di atas brankar.

Alvaro menutup pintu ruangan itu dan mendekati brankar Bianca. Ia menatap sinis pada gadis yang masih enggan mengakhiri dramanya. “Bangun woy” Ucap Alvaro tegas pada gadis troblemaker itu.

Tak ada respon dari Bianca.

“Gak usah nunjukin drama lo itu, udah basi” Alvaro masih menahan diri agar tidak menyakiti gadis bertubuh modis itu. “Bianca bangun sebelum lo gue habisin di situ!”

“Emang berani?” Ucap Bianca dengan santai pada laki-laki di hadapannya yang tengah mengepalkan tangan dengan keras. Ia membuka mata dan berkata tanpa rasa takut sedikit pun pada Alvaro.

“Lo nantangin gue?” Ucap Alvaro dengan geram.

Bianca menggeleng, “Gue cuma nanya” Bianca bangun dari posisi baringnya dan duduk diatas brankar itu dengan kaki yang terjuntai ke bawah. Rok pendeknya itu memperlihatkan betapa mulus dan putihnya paha gadis berrambut panjang terurai itu.

“Lagi pun, gue nggak bakal nangis kalau lo berani main fisik sama gue” Ucap Bianca lagi. Ia menatap Alvaro santai, ia melirik pada kepalan tangan yang dibuat Alvaro.

“Apa? Mau ninju? Lakuin aja kalau lo udah merasa suci dan kalau lo udah merasa paling benar sampai-sampai lo berani ninju cewek kayak gue”

Alvaro mendekati Bianca hingga jarak tak tertepiskan. Ia mencekal lengan gadis itu, “Bersyukurlah karena gue nggak nyakitin cewek kayak lo”

Bianca menghempaskan tangan Alvaro yang bertengger di lengannya. “Cewek kayak mana maksud lo?” Ucapnya dengan penuh emosi.

“Persis kayak cewek receh”

PLAK.

Pipi kiri Alvaro memerah dengan kepala yang tertolehkan akibat tamparan keras dari Bianca.

“Heh, lo berani banget sama gue” Ucap Alvaro geram, ia menatap tajam pada Bianca yang hanya menatapnya datar.

“Oh kena tampar ya? Sori tadi ada nyamuk terus gue berniat buat ngebunuh dia tapi gagal.” Alibi Bianca asal. Padahal ia dengan sengaja melakukan hal itu pada Alvaro. Jelas ia tak terima jika dikatai sebagai cewek murahan pada laki-laki yang hanya tahu bagaimana berkata pedas dan memberi hukuman pada yang salah.

“Kalau aja lo bukan cewek udah habis lo gara-gara gue” Ucap Alvaro dengan rasa tak suka pada Bianca.

“Emang kenapa kalau gue cewek? Lo takut?” Ucap Bianca dengan emosi yang meletup-letup.

“Gak ada kata takut di kamus kehidupan gue” Alvaro tersenyum remeh pada Bianca, “Gue gak suka sama cewek sok berani kayak lo, yang kalau diluar sekolah cuma bisa manja”

“Alvaro Xaviero Denandra” Ucap Bianca dengan penuh penekanan, “Lo cuma tahu nama gue tapi gak tahu tentang cerita hidup gue, so lo diam sebelum kesabaran gue habis buat ngeladenin lo” Bianca menggeser tubuh Alvaro dengan telepak tangannya lalu turun dari atas brankar uks.

“Lo jadi ketos di sini cuma karena tampang dan ketenaran yang selalu lo tunjukin di sekolah. Itu kulit luar lo Al, tanpa orang tahu bagaimana sikap berandal lo di luar sana. Jadi jangan terlalu membanggakan diri.” Ucap Bianca dengan nada dewasa. Lalu ia keluar meninggalkan Alvaro yang menahan diri agar tak menghabisi gadis bertubuh modis tersebut.

Terpopuler

Comments

Defi

Defi

Seru ih, sama-sama keras 😂

2023-08-31

0

Edah J

Edah J

hadirr ah☝️

2023-01-08

0

Agungtri

Agungtri

mudah-mudahan gak gantung...

2022-01-04

0

lihat semua
Episodes
1 Tamparan
2 Black Mask
3 Kick
4 Dunia Itu Sempit
5 Each other?
6 Pertengkaran di Pagi Hari
7 Kekesalan
8 SMA Dirgantara
9 Bajingan
10 Tendangan di pagi hari
11 Pacaran?
12 Orang tua
13 Berita Konyol
14 Dinner
15 Restoran
16 Can't help it.
17 Opini
18 Malam Berbintang
19 Tidur
20 Cincin
21 Fake Smile
22 A Weekend With The Fiance
23 Vehicle
24 Kantin
25 Kebiasaan
26 Meeting
27 Paksaan
28 Pelupa
29 Gedung
30 Roti Jepang
31 Segelas kopi
32 Oma Alvaro
33 Tersinggung
34 Penghinaan
35 Skakmat
36 Mencurigakan
37 Pertandingan Basket
38 Tragedi Lantai Basah
39 Kecoa dan Jangkrik
40 Pemaksaan yang romantis
41 Taruhan
42 Gemas
43 Persediaan rumah tangga
44 Pacar
45 Pesan
46 Satu kamar
47 Sikap yang membaik
48 Nightmare
49 Menggemaskan
50 Mawar
51 Visual part 1
52 Sekotak cokelat
53 Sepenggal Kenyataan
54 Seorang Juan
55 PENGUMUMAN
56 Sakit
57 Merawat
58 Jatuh cinta
59 Visual part 2
60 Sebuah perasaan
61 Makan di kantin
62 Ketahuan
63 Berkunjung
64 Air beriak
65 Mobil
66 Calon istri
67 Manis
68 Tutup mulut
69 Berusaha Memberi Penjelasan
70 Liburan
71 Liburan 2
72 Truth or dare
73 Perdebatan
74 Mendiamkan
75 Bisikan Misterius
76 Ucapan Selamat Malam
77 Pelukan Alvaro
78 Tidak menyukai
79 Ikat Rambut
80 Kebenaran dari masa lalu
81 24H
82 Bad Mood
83 Air Minum
84 Percaya
85 Terhalang ego
86 Tali Sepatu
87 Masih bertahan
88 Tak Tinggal Diam
89 Kafe
90 Mengungkapkan Perasaan
91 Toxic
92 After Her Gone
93 Salah Alvaro Kan?
94 Lelah
95 Kangen
96 Bukan update
97 Hampir
98 Rasa Bersalah
99 Kesayangan Alvaro
100 Melanjutkan Pendidikan
101 Pergi
102 Kembali memeluk
103 END
104 New Story
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Tamparan
2
Black Mask
3
Kick
4
Dunia Itu Sempit
5
Each other?
6
Pertengkaran di Pagi Hari
7
Kekesalan
8
SMA Dirgantara
9
Bajingan
10
Tendangan di pagi hari
11
Pacaran?
12
Orang tua
13
Berita Konyol
14
Dinner
15
Restoran
16
Can't help it.
17
Opini
18
Malam Berbintang
19
Tidur
20
Cincin
21
Fake Smile
22
A Weekend With The Fiance
23
Vehicle
24
Kantin
25
Kebiasaan
26
Meeting
27
Paksaan
28
Pelupa
29
Gedung
30
Roti Jepang
31
Segelas kopi
32
Oma Alvaro
33
Tersinggung
34
Penghinaan
35
Skakmat
36
Mencurigakan
37
Pertandingan Basket
38
Tragedi Lantai Basah
39
Kecoa dan Jangkrik
40
Pemaksaan yang romantis
41
Taruhan
42
Gemas
43
Persediaan rumah tangga
44
Pacar
45
Pesan
46
Satu kamar
47
Sikap yang membaik
48
Nightmare
49
Menggemaskan
50
Mawar
51
Visual part 1
52
Sekotak cokelat
53
Sepenggal Kenyataan
54
Seorang Juan
55
PENGUMUMAN
56
Sakit
57
Merawat
58
Jatuh cinta
59
Visual part 2
60
Sebuah perasaan
61
Makan di kantin
62
Ketahuan
63
Berkunjung
64
Air beriak
65
Mobil
66
Calon istri
67
Manis
68
Tutup mulut
69
Berusaha Memberi Penjelasan
70
Liburan
71
Liburan 2
72
Truth or dare
73
Perdebatan
74
Mendiamkan
75
Bisikan Misterius
76
Ucapan Selamat Malam
77
Pelukan Alvaro
78
Tidak menyukai
79
Ikat Rambut
80
Kebenaran dari masa lalu
81
24H
82
Bad Mood
83
Air Minum
84
Percaya
85
Terhalang ego
86
Tali Sepatu
87
Masih bertahan
88
Tak Tinggal Diam
89
Kafe
90
Mengungkapkan Perasaan
91
Toxic
92
After Her Gone
93
Salah Alvaro Kan?
94
Lelah
95
Kangen
96
Bukan update
97
Hampir
98
Rasa Bersalah
99
Kesayangan Alvaro
100
Melanjutkan Pendidikan
101
Pergi
102
Kembali memeluk
103
END
104
New Story

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!