Bab 5: Sejenak di Desa

Setelah beberapa lama mereka berpelukan, Ling Yihan akhirnya melepaskan pelukan itu, menyadari betapa dalam perasaan yang mengalir dalam dirinya. Hatinya penuh dengan rasa syukur yang tak terucapkan. Namun, saat ia hendak berlutut di hadapan Che Tian sebagai tanda terima kasih, langkahnya dihentikan dengan cepat.

"Apa yang kamu lakukan?" tanya Che Tian, suaranya tenang namun tegas.

"Aku… aku ingin berterima kasih pada Tuan atas apa yang telah Tuan lakukan untukku dan istriku. Sebagai tanda terima kasih, izinkan aku berlutut di hadapan Tuan," kata Ling Yihan, rasa hormat yang mendalam terlihat jelas di wajahnya.

Namun, Che Tian hanya tersenyum dan menggelengkan kepala. "Aku tidak membutuhkan persembahan seperti itu. Apa yang kuinginkan hanya satu—jadilah muridku." Suaranya tegas, namun ada kelembutan yang terselip di dalamnya.

Ling Yihan terdiam sejenak, namun akhirnya senyum kebahagiaan muncul di wajahnya. "Jika itu yang Tuan inginkan, aku akan menjadi murid Tuan. Terima kasih, Guru." Ia menyebut Che Tian dengan panggilan yang baru, mengungkapkan rasa hormatnya yang tulus.

Ling Yihan kemudian menoleh pada istrinya, "Ini adalah orang yang membangkitkanmu, Guru kita. Terima kasihlah padanya."

Istri Ling Yihan, yang masih sedikit bingung namun sangat bersyukur, menatap Che Tian dengan penuh hormat. Dengan gerakan yang anggun, ia membungkuk dan berkata dengan suara lembut, "Terima kasih, Guru. Aku tidak tahu bagaimana aku bisa membalas kebaikanmu."

Che Tian hanya tersenyum mendengar ucapan terima kasih itu. "Tidak perlu berterima kasih, ini adalah jalan yang harus kita jalani. Teruslah maju dan hidup dengan penuh kebahagiaan." Ia membalas dengan sikap yang penuh bijaksana.

Namun, setelah itu, Che Tian berdiri perlahan dan mengangkat tubuhnya, tanda bahwa ia ingin pergi. "Aku harus melanjutkan perjalananku. Banyak yang harus ku cari dan banyak murid yang harus kutemui," katanya, matanya mulai terlihat mengarah pada tujuan berikutnya.

Namun, tiba-tiba, Ling Yihan dan Ling'er menghentikannya, mendekat dengan penuh permohonan. "Tunggu, Guru. Sebentar saja," kata Ling Yihan, suaranya penuh harap.

Che Tian menatap mereka dengan sedikit ragu. "Apa yang kalian inginkan?"

Ling Yihan dan Ling'er saling bertukar pandang, lalu Ling'er dengan penuh semangat berkata, "Tinggallah bersama kami sebentar. Kami belum sempat berbincang lebih lama dengan Guru."

Meskipun awalnya Che Tian tidak terlalu tertarik untuk menunda perjalanannya, namun melihat betapa tulusnya permohonan mereka, apalagi dengan cara Ling'er yang bersikap seperti anak kecil yang ingin memberi sesuatu, ia akhirnya mengangguk setuju. "Baiklah, aku akan tinggal sebentar."

Dengan itu, Ling Yihan dengan penuh semangat mengajak Che Tian. "Ikutlah bersama kami ke rumah kami, Guru. Kami sudah menyiapkan sesuatu."

Che Tian, yang masih sedikit bingung, bertanya, "Di mana rumah kalian? Bukankah ini rumah kalian?" matanya menyapu sekitar rumah kayu tempat mereka berada.

Ling'er tersenyum lembut. "Tidak, rumah kami ada di desa ini, tidak jauh dari sini."

Che Tian mengangguk, dan mereka bertiga kemudian berjalan bersama menuju desa tersebut. Sepanjang perjalanan, mereka berbincang-bincang ringan, dan Che Tian merasa ada kedamaian yang mengalir dalam percakapan mereka. Sesuatu yang sudah lama tidak dirasakannya.

Namun, sebelum mereka tiba di desa, Che Tian berhenti sejenak dan bertanya dengan serius, "Apa yang harus kita lakukan dengan bayi ini?" Ia menunjuk ke arah bayi perempuan yang masih tertidur dalam pelukan Ling'er. "Bayi ini adalah bagian dari usaha yang kalian lakukan untuk membangkitkan istrimu, bukan?"

Ling'er menatap bayi itu dengan penuh kasih. "Aku akan merawatnya. Mungkin ia akan tumbuh dengan kebahagiaan, meskipun ia bukan anak kandungku." Ia memandang Ling Yihan, berharap suaminya setuju. "Aku ingin kami merawatnya seperti anak kami sendiri."

Ling Yihan mengangguk setuju. "Jika itu yang kamu inginkan, aku setuju. Mari kita rawat dia bersama."

Ling'er tersenyum bahagia dan menggendong bayi itu dengan penuh cinta. Setelah itu, mereka bertiga melanjutkan perjalanan menuju desa.

Ketika mereka sampai di desa, Che Tian tercengang melihat rumah yang sederhana namun penuh kehangatan. Rumah itu tampak alami, dengan nuansa yang menyatu dengan alam. Sesuatu yang jauh berbeda dengan kehidupannya yang keras dan penuh kekuatan.

Ling Yihan mengajak Che Tian masuk ke dalam. "Ini rumah kami. Tidak mewah, tetapi nyaman."

Di dalam, Ling Yihan dan Ling'er mulai mempersiapkan makan malam bersama. Che Tian, yang merasa canggung, hanya duduk dan mengamati. Hatinya terasa hangat melihat keduanya bekerja sama. Ada sesuatu yang damai dalam kehangatan keluarga mereka.

"Perempuan yang beruntung," bisik Che Tian dalam hatinya, matanya menatap Ling'er dengan rasa kagum. "Kau bisa membuat seorang pembunuh yang penuh dendam ini cair, luluh begitu saja."

Saat Ling'er menyelesaikan masakan, ia tiba-tiba mendekati Che Tian dengan bayi itu di pelukannya. "Guru, bisakah kau memegang bayi ini sejenak? Kami akan segera selesai."

Che Tian mengangguk setuju, namun saat pertama kali menggendong bayi itu, ia merasa sangat canggung. Bayi itu begitu kecil dan rapuh. Ia menatap wajah bayi perempuan itu dengan tatapan melotot, karena belum pernah menggendong bayi sebelumnya.

Tiba-tiba, bayi itu mulai menangis, dan Che Tian terkejut. "Kenapa?" gumamnya dengan kebingungannya.

Ling Yihan yang melihat itu segera berlari mendekat, mengambil bayi itu dari tangan Che Tian, lalu berkata sambil tertawa. "Guru, apakah kau tidak punya istri? Bukankah kau tahu bayi akan menangis jika melihat muka yang menyeramkan seperti itu?"

Che Tian sedikit tersinggung, meskipun ia merasa sedikit malu. "Aku baru pertama kali menggendong bayi." Namun, ia menyadari bahwa Ling Yihan benar, ia harus lebih berhati-hati.

Setelah itu, mereka duduk bersama di meja makan. Ling Yihan dan Ling'er mulai makan dengan gembira, sementara Che Tian masih menggendong bayi itu, mencoba belajar bagaimana cara menyuapi bayi tersebut dengan hati-hati.

Suasana yang sederhana namun penuh kasih itu memberikan kedamaian bagi Che Tian. Dalam hati, ia menyadari bahwa dunia ini memiliki banyak hal yang tak terduga, dan terkadang, hal-hal kecil seperti ini yang mengubah segalanya.

Episodes
1 Bab 1: Kejatuhan Seorang Saint
2 Bab 2: Takdir yang Terselubung
3 Bab 3: Jejak Masa Lalu
4 Bab 4: Kebangkitan yang Tak Terduga
5 Bab 5: Sejenak di Desa
6 Bab 6: Benih Kasih Sayang
7 Bab 7: Perpisahan dan Pertemuan Baru
8 Bab 8: Turnamen Keluarga Ye Dimulai
9 Bab 9: Pertemuan yang Tak Terduga
10 Bab 10: Keputusan Keluarga Ye
11 Daftar Ranah
12 Bab 11: Malam yang Tenang
13 Bab 12: Perjalanan Menuju Pulau Misterius
14 Bab 13: Malam yang Berbahaya di Lautan
15 Bab 14: Pagi yang Tenang Setelah Malam yang Kacau
16 Bab 15: Kedatangan di Pulau Misterius
17 Bab 16: Ujian di Gunung Misterius
18 Bab 17: Keangkuhan Keluarga Yin
19 Bab 18: Warisan Mandala Yin Yang
20 Bab 19: Keseimbangan Yin dan Yang
21 Bab 20: Rahasia yang Tak Bisa Disembunyikan
22 Bab 21: Rahasia yang Terselubung
23 Bab 22: Kebangkitan yang Mengubah Segalanya
24 Bab 23: Perpisahan yang Canggung
25 Bab 24: Ujian Para Kaisar Kuno
26 Bab 25: Ujian Kedua – Tekad dan Ketahanan
27 Bab 26: Ujian Ketiga – Kekuatan Sejati
28 Bab 27: Warisan dari Zaman Kuno
29 Bab 28: Kedatangan di Ibu Kota
30 Bab 29: Masalah Cinta
31 Bab 30: Kisah Kesetiaan yang Terlupakan
32 Bab 31: Rahasia di Balik Kisah
33 Bab 32: Akhir cerita
34 Bab 33: Cinta yang Terlambat
35 Bab 34: Guru yang Tidak Biasa
36 Bab 35: Guru yang Tidak Bisa Dipahami
37 Bab 36: Ujian Peningkatan Diri
38 Bab 37: Lin Haotian Melawan Bandit – Pertarungan yang Mengguncang Desa
39 Bab 38: Ye Qingxian Melawan Roh Jahat
40 Bab 39: Bai Xue Melawan Kultivator Sesat
41 Bab 40: Kekuatan Seorang Guru
42 Bab 41: Pencarian Api Surgawi
43 Bab 42: Kebenaran Lin Haotian yang Mencurigakan
44 Bab 43: Misteri yang Terungkap, tapi Disembunyikan
45 Bab 44: Api Surgawi dan Klan Kalajengking
46 Bab 45: Penyusupan, Pertarungan, dan Ancaman di Akhir
Episodes

Updated 46 Episodes

1
Bab 1: Kejatuhan Seorang Saint
2
Bab 2: Takdir yang Terselubung
3
Bab 3: Jejak Masa Lalu
4
Bab 4: Kebangkitan yang Tak Terduga
5
Bab 5: Sejenak di Desa
6
Bab 6: Benih Kasih Sayang
7
Bab 7: Perpisahan dan Pertemuan Baru
8
Bab 8: Turnamen Keluarga Ye Dimulai
9
Bab 9: Pertemuan yang Tak Terduga
10
Bab 10: Keputusan Keluarga Ye
11
Daftar Ranah
12
Bab 11: Malam yang Tenang
13
Bab 12: Perjalanan Menuju Pulau Misterius
14
Bab 13: Malam yang Berbahaya di Lautan
15
Bab 14: Pagi yang Tenang Setelah Malam yang Kacau
16
Bab 15: Kedatangan di Pulau Misterius
17
Bab 16: Ujian di Gunung Misterius
18
Bab 17: Keangkuhan Keluarga Yin
19
Bab 18: Warisan Mandala Yin Yang
20
Bab 19: Keseimbangan Yin dan Yang
21
Bab 20: Rahasia yang Tak Bisa Disembunyikan
22
Bab 21: Rahasia yang Terselubung
23
Bab 22: Kebangkitan yang Mengubah Segalanya
24
Bab 23: Perpisahan yang Canggung
25
Bab 24: Ujian Para Kaisar Kuno
26
Bab 25: Ujian Kedua – Tekad dan Ketahanan
27
Bab 26: Ujian Ketiga – Kekuatan Sejati
28
Bab 27: Warisan dari Zaman Kuno
29
Bab 28: Kedatangan di Ibu Kota
30
Bab 29: Masalah Cinta
31
Bab 30: Kisah Kesetiaan yang Terlupakan
32
Bab 31: Rahasia di Balik Kisah
33
Bab 32: Akhir cerita
34
Bab 33: Cinta yang Terlambat
35
Bab 34: Guru yang Tidak Biasa
36
Bab 35: Guru yang Tidak Bisa Dipahami
37
Bab 36: Ujian Peningkatan Diri
38
Bab 37: Lin Haotian Melawan Bandit – Pertarungan yang Mengguncang Desa
39
Bab 38: Ye Qingxian Melawan Roh Jahat
40
Bab 39: Bai Xue Melawan Kultivator Sesat
41
Bab 40: Kekuatan Seorang Guru
42
Bab 41: Pencarian Api Surgawi
43
Bab 42: Kebenaran Lin Haotian yang Mencurigakan
44
Bab 43: Misteri yang Terungkap, tapi Disembunyikan
45
Bab 44: Api Surgawi dan Klan Kalajengking
46
Bab 45: Penyusupan, Pertarungan, dan Ancaman di Akhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!