Bab 4: Kanaya, kusebut kau Nayanika.

Happy reading...🩷

Di ujung senja, diantara keheningan, ranting-ranting menari dalam sunyi, semilir angin berdesir membelai pipi, riak air di danau perlahan bergerak menandakan kecipak penghuni danau telah memakan umpan yang telah sekian waktu dilemparkan.

"Tarik joran, Ren!" teriak sandi, Reno dengan sigap menggulung Reel

"Waahh dapat ikan gede pak hahaha..." seru Reno saat melihat ikan yang menari di ujung kail

"tanganmu penuh keberuntungan" puji Sandi sambil menepuk bahu pemuda itu

"mungkin umpannya juga bergizi pak, dikasih susu plus keju, aku aja minum susu seminggu sekali pak" ujar Reno sambil tertawa lebar

"Komandan juga minum susu sebulan sekali..." gurau Praka Iyan

"Husshh...kamu yan, ada anak dibawah umur, Ojo sembarang kalau ngomong!" bentak Sandi.

Reno hanya mesem mendengar obrolan kedua pria dewasa.

Untuk kesekian kalinya Sandi mengajak Reno memancing di danau, mereka jadi sering ketemuan. Sabtu Minggu kalau Sandi tidak ada aktivitas penting selalu mengajak Reno mencoba hal-hal baru yang belum pernah Reno lakukan.

Reno menemukan sosok ayah yang dia inginkan dari diri Sandi, sejauh ini Reno belum pernah menanyakan di mana keluarga Sandi karena setiap ada kesempatan libur atau waktu senggang, Sandi selalu mengajak Reno menikmati hobinya, memancing dan naik motor trail di Jonggol atau kota lainnya.

Hari ini entah mengapa Reno jadi ingin lebih mengenal keluarga Sandi yang selalu dia panggil bapak.

"Om Iyan, keluarga bapak di mana? Apa bapak tidak pernah pergi berlibur dengan keluarganya?" bisik Reno saat Sandi sedang menerima telepon dan berdiri menjauh.

"Anak dan istri komandan tinggal di Surabaya, Ren. Biasanya bapak pulang satu bulan sekali. Tapi Minggu kemarin bapak baru pulang ke Surabaya. LDR gitu lah" jawab Iyan

"Kenapa anak dan istrinya gak ikut bapak, Om?" tanya Reno lagi

"Yo gak bisa, ibu kerja jadi ASN, mba kinay sekolah, mungkin seumuran kamu usianya. Anak komandan sing wedok iku cuantiikk tenanan, Ren. Kalau kamu masih jomblo, boleh minta kenalan" jawab Iyan

Reno hanya melebarkan senyumannya saat dibilang jomblo.

Sandi mendekati Reno sambil membentangkan tangannya yang memegang ponsel, ternyata Sandi sedang melakukan Videocall dengan anak gadisnya yang dipanggil Kinay.

"Kamu harus kenal teman papa ini Kinay, namanya Reno, ganteng kan?" serunya di sambungan Videocall

Reno melirik ke arah ponsel yang di arahkan ke wajahnya.

"Sapa anakku, Le...namanya Kanaya, bapak manggilnya kinay"

"Hallo Kinay!! Aku Reno..." Sapa Reno sambil menatap layar ponsel Sandi dan melambaikan tangan.

Gadis yang terpampang di layar ponsel Sandi menutupi wajahnya dengan buku, hanya terlihat mata dan keningnya.

"Hallo..." jawabnya lembut dan...suaranya merdu, itu membuat Reno terkesima.

Mata Reno nyaris tak berkedip saat melihat mata indah itu, mata yang memancarkan daya tarik dan menghipnotis siapapun yang melihatnya.

"Kinay, kusebut kau Nayanika. Sang pemilik mata indah"

Layar ponsel Sandi diarahkan lagi ke depan wajah Sandi, lelaki dewasa itu masih menarik bibirnya hingga deretan giginya terlihat jelas, dia terlihat bahagia melihat putrinya walau hanya memalui Videocall.

"Papa kapan pulang, aku kangen nasi goreng buatan papa" Rengek kanaya dengan manja.

Suara Kanaya masih terdengar di telinga Reno, rasanya Reno masih ingin melihat mata indah itu, tapi dia masih sadar kalau itu tidak sopan, bapak dan anak itu butuh privasi. Reno hanya bisa menajamkan telinganya demi mendengar suara manja dan merdu Kanaya.

"Minggu depan papa berangkat ke Kongo sayang, Naya dan mama ke jakarta ya. Tapi papa ga janji bisa buatin nasi goreng di sini. Karena papa masih tinggal di mess" jawab Sandi sambil bersandar di batang pohon menatap buah hatinya yang cantik itu.

"Kinay sebentar lagi mau UAS pa, tapi nanti coba Nay tanya mama, pa" jawab Kanaya

Obrolan bapak dan putrinya itu begitu menarik perhatian Reno, setelah hampir dua bulan Reno bersahabat dengan Sandi, baru kali ini Reno bisa mengenal putri pak Sandi.

Mereka terus melakukan Videocall hingga satu jam lebih, terdengar di telinga Reno saat Kanaya curhat kegiatan di sekolahnya dan menyebut nama seseorang, Milo, Reno menghela napas berat, bahunya menurun dengan wajah tertunduk.

"ternyata udah punya pacar, huft..." gumam Reno.

"Kamu tau gak Ren?" tanya Iyan

"Ya gak tahu om, kan om belum ngomong" Reno dan Iyan kompak tertawa.

"Sepertinya komandan sedang menyiapkan calon menantu buat mba Kinay" ucap Iyan seakan memberi clue

"Calon mantu? Bukannya Kinay masih sekolah, Om?" tanya Reno

"Ya mana tahu disiapkan dulu dari sekarang" jawab Iyan

"Siapa kira-kira calon mantunya bapak, Om?" tanya Reno sambil melempar joran.

"Ya siapa lagi, kamu lah Ren!" dengan pasti Iyan menjawab

"Wah mana mau mba Kinay sama aku, Om. Mungkin yang naksir mba Kinay banyak di Surabaya sana" jawab Reno sambil tersenyum malu.

"Yang naksir mba Kinay memang banyak, Ren. Letda David dan adik letting bapak di Akabri juga ada yang sudah terang-terangan minta meminang mba Kinay. Tapi yang disiapkan jadi mantu itu cuma kamu..." jawab Iyan sambil menghisap asap nikotin dari sebatang rokok yang diselipkan di jarinya.

Reno hanya menggelengkan kepalanya mendengar ucapan Iyan yang menurutnya gak make sense. Om Iyan memang caraka(Asisten) Sandi, jadi tahu bagaimana kehidupan bapak karena Iyan mengikuti bapak hampir 12 jam dalam sehari.

Setelah mengakhir telepon dengan putri dan istrinya, Sandi kembali duduk di sebelah Reno. Lelaki dewasa itu menoleh ke arah Reno, menatap wajah pemuda belia yang belakang ini membuatnya ingat akan almarhum putranya dan mantan cinta pertamanya, Yulan.

Ya! Yulan adalah cinta pertama letkol Sandika saat mereka masih sama-sama menempuh pendidikan. Yulan kuliah di Fakultas hukum UGM, sementara Sandi masih menjadi taruna Akabri. Cintanya kandas karena Yulan sudah dijodohkan orangtuanya dengan seorang ASN.

Lama dia tatap Reno, hingga pemuda itu salah tingkah saat tahu bahwa wajahnya sedang diamati Sandi.

"Ada apa pak?" tanya Reno salah tingkah.

"Reno, Minggu depan kami sudah berangkat ke Kongo. Papa ingin kamu kenal dengan putri papa, kamu bisa luangkan waktu untuk mengantar papa ke Halim?" tanya Sandi dengan wajah serius, seperti ada hal yang ingin dia sampaikan lebih banyak tapi tertahan.

Reno terdiam sejenak dan melirik Iyan yang sedang memberi kode dan dua jempol terangkat.

"Aku usahakan pak!" Jawab Reno dengan mantap.

"Tapi...bukankah tadi pak Sandi menyebut dirinya papa?" gumam Reno dalam hati.

"Good! Oke sudah mau Maghrib lebih baik kamu pulang sekarang. Nanti keluarga kamu nyariin" Sandi menepuk pundak Reno lalu merapihkan peralatan pancing.

"Pulang naik apa kamu Ren?" tanya Sandi lagi.

"Naik busway pak, motorku mogok lagi sepertinya harus ganti aki dan starternya" Jawab Reno

"Kenapa tidak minta motor baru dari papamu, Ren. Mereka bisa beli Fortuner, masa beliin kamu motor matic gak bisa" tanya Om Iyan.

"Aku gak enak Om, papa mama pakai Fortuner dan pajero karena mereka sudah punya penghasilan, sementara aku masih pelajar Om" jawabnya dengan polos.

Sandi terenyuh dengan sikap Reno yang sederhana dan nerimo, padahal untuk anak seusianya banyak yang tidak mau tahu kesulitan keluarganya dengan meminta kendaraan yang bagus. Sementara untuk ukuran keluarga Reno yang cukup mapan, dia bisa saja minta dibelikan motor baru. Tapi anak itu memilih menerima apapun yang diberikan orangtuanya, tidak pernah mengeluh.

"Pakai motor papa aja, nih kuncinya." Sandi menyerahkan kunci motor Ninja Kawasaki miliknya di tangan Reno

"Pa, jangan... Itu kan untuk mobilitas bapak kerja" tolak Reno

Sandi menggelengkan kepala, dan kembali menyerahkan kunci motor ke tangan Reno.

"Pakai dulu, kalau kamu sudah ketemu Kinay baru kamu kembalikan motor papa. Kalau papa ke Kongo motor ini siapa yang pakai? Lama-lama gak di panasi bisa rusak juga" jawab Sandi

"Ambil Ren! Bapak masih ada mobil dinas untuk mobile. Yang penting kamu rawat dan jangan dijual! Hahaha." jawab Iyan

Dengan wajah kikuk akhirnya Reno menerima motor pinjaman dari Sandi.

"Kenapa bapak baik sekali padaku?" tanya Reno dengan mata berkaca-kaca.

"kalau di dekat kamu, bapak ingat anak bapak, itu saja!" jawab Sandi singkat dengan tatapan yang tidak terbaca.

*

*

Reno sampai di halaman rumahnya dengan senyum sumringah, dia merasa gagah mengendarai motor impiannya, walaupun, motor pinjaman. Dengan ujung bajunya dia gosok noda tanah yang menempel di body motor, dan mengelap kaca sepion dengan ujung baju sebelah kanan.

Lama dia pandangi motor hitam dengan tulisan Kawasaki ninja 250, bibirnya menarik keatas, senyumannya begitu mengembang, dengan hati-hati dia dorong motor itu ke dalam garasi mobil di samping rumahnya.

"Diam-diam kamu di sini, bro!" gumamnya pada motor.

Praangg...!! Pranggg...!!

Bunyi suara piring di banting beberapa kali. Bunyi yang berasal dari arah dalam rumahnya membuatnya segera bergegas masuk ke rumah.

"Kamu pikir aku tidak tahu kelakuanmu di luar, mas! Sudah lama aku bersabar atas kelakuanmu, dan aku begini juga karena kamu!!" teriak Yulan

"Ya sudah kita cerai saja! Kamu yang masih keras kepala mempertahankan hubungan kita. Aku sudah muak dengan pernikahan ini!" bentak Hartawan

"Aku bertahan juga demi anak-anak bukan karena keinginanku sendiri" lirih Yulan

"Anak-anak sudah besar, mereka akan mengerti kalau hubungan kita tidak lebih dari sebuah tuntutan orangtuaku. Aku mencintai Lidia, dan sekarang dia sedang hamil anakku, Yulan." ucap Hartawan dengan mata yang masih nyalang menatap Yulan.

Reno hanya mematung melihat pertengkaran kedua orangtuanya. Selama ini dia hanya melihat kedua orangtuanya akur walaupun sikap mereka memang terlihat tak acuh satu sama lain. Keluarga itu dingin, tanpa obrolan harmonis antara anggota keluarga.

Dengan perasaan hancur, Reno menaiki anak tangga dengan berlari dan mengunci kamarnya dengan cepat. Dia membenamkan wajahnya di bantal, matanya sulit dia pejamkan, keningnya berkerut, tangannya mengepal dengan kuat hingga buku-buku di jarinya memutih, dia mengingat kembali foto-foto syur yang ada di ponsel bekas papanya.

Wanita yang diberi nama "My baby" oleh papanya. Wanita muda seusia dengan Davin itu dengan rajin mengirim foto telan jang ke nomer lama papanya hampir setiap hari.

Reno terduduk lagi, wajahnya semakin mengeras, dengan gigi geraham yang saling mengancing. Reno menarik lagi dirinya untuk mengambil ponsel di dalam jaketnya. Dengan lincah jari jemarinya mengetik sesuatu di layar ponsel pintarnya, ponsel bekas papanya.

💌 Reno : "Mas, papa selingkuh dengan wanita ini"

Send Picture.

💌 Davin: "Serius kamu dek? Itu Lidia teman SMA ku!"

...☘️☘️☘️☘️☘️...

Bersambung...

Hai Readers, jangan lupa tinggalkan jejak!

Terpopuler

Comments

Pena dua jempol

Pena dua jempol

lah enak ren. nih aku lempar kembang biar kamu bisa beli matic. City matic maksudnya 🤣

2025-03-29

1

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

wah arek Solo opo Suroboyo Ki,kok iso ngomong jowo

2025-04-04

1

Ejaa 💤

Ejaa 💤

tenang ren, sebelum janur kuning melengkung masih aman

2025-04-21

1

lihat semua
Episodes
1 PROLOG
2 Bab 1 : Patah Hati Reno
3 Bab 2 : Sosok Idola
4 Bab 3 : Penyesalan Naomi
5 Bab 4: Kanaya, kusebut kau Nayanika.
6 Bab 5 : Suara hati kecil
7 Bab 6 : Kanaya otw Jakarta
8 Bab 7 : Rencana Davin
9 Bab 8 : Melepas Papa ...
10 Bab 9: Wabah Covid
11 Bab 10 : Kelas Daring
12 Bab 11 : Wisma Atlet
13 Bab 12 : Alumni Tower 9
14 Bab 13 : Sehari bersama Eyang dan Kanaya
15 Bab 14 : Anak Koruptor
16 Bab 15 : 'Kita adalah sepasang Ingin'
17 Bab 16 : Backstreet yuk, Nay!
18 Bab 17 : Pernikahan Layla Majnun
19 Bab 18 : Sepasang Merpati
20 Bab 19 : Melamar ...
21 Bab 20 : Kehadiranmu ...
22 Bab 21 : Akar ...
23 Bab 22 : Panggil Aku, Papa ...
24 Bab 23 : Kehidupan Siswa Bintara
25 Bab 24 : Putraku, terbaik !!
26 Bab 25 : Ujian Cinta 1
27 Bab 26 : Ujian Cinta 2
28 Bab 27 : Akhir Cinta ...
29 Bab 28 : Malam itu ...
30 Bab 29 : Kebohongan yang terendus ...
31 Bab 30 : Menelan luka
32 Bab 31 : Tidak ada waktu yang tepat untuk melupakanmu
33 Bab 32 : Pergi Tanpa Pamit
34 Bab 33 : Anak tidak bertuan
35 Bab 34 : Ingin menghilang
36 Bab 35 : Asin, Asam dan Pedas ada di cerita masa lalumu, kuah sotonya Enak.
37 Bab 36 : Seorang Putra
38 Bab 37 : Membiarkan kesalahpahaman
39 Bab 38 : Masihkah ada Rindu?
40 Bab 39 : Hati yang lelah
41 Bab 40 : Rasanya begini, blo. Jomblo!
42 Bab 41 : Pertemuan Yang Tidak Terduga
43 Bab 42 : Salah sasaran
44 Bab 43 : Kemarahan Reno
45 Bab 44 : Mengikis jarak
46 Bab 45 : Love bites
47 Bab 46 : Aku bukan pilihan
48 Bab 47 : Kebaikan yang tidak pernah pudar
49 Bab 48 : Dia boleh pergi, asal jangan kamu...
50 Bab 49 : Kesadaran Davin
51 Bab 50 : Cinta yang berbeda
Episodes

Updated 51 Episodes

1
PROLOG
2
Bab 1 : Patah Hati Reno
3
Bab 2 : Sosok Idola
4
Bab 3 : Penyesalan Naomi
5
Bab 4: Kanaya, kusebut kau Nayanika.
6
Bab 5 : Suara hati kecil
7
Bab 6 : Kanaya otw Jakarta
8
Bab 7 : Rencana Davin
9
Bab 8 : Melepas Papa ...
10
Bab 9: Wabah Covid
11
Bab 10 : Kelas Daring
12
Bab 11 : Wisma Atlet
13
Bab 12 : Alumni Tower 9
14
Bab 13 : Sehari bersama Eyang dan Kanaya
15
Bab 14 : Anak Koruptor
16
Bab 15 : 'Kita adalah sepasang Ingin'
17
Bab 16 : Backstreet yuk, Nay!
18
Bab 17 : Pernikahan Layla Majnun
19
Bab 18 : Sepasang Merpati
20
Bab 19 : Melamar ...
21
Bab 20 : Kehadiranmu ...
22
Bab 21 : Akar ...
23
Bab 22 : Panggil Aku, Papa ...
24
Bab 23 : Kehidupan Siswa Bintara
25
Bab 24 : Putraku, terbaik !!
26
Bab 25 : Ujian Cinta 1
27
Bab 26 : Ujian Cinta 2
28
Bab 27 : Akhir Cinta ...
29
Bab 28 : Malam itu ...
30
Bab 29 : Kebohongan yang terendus ...
31
Bab 30 : Menelan luka
32
Bab 31 : Tidak ada waktu yang tepat untuk melupakanmu
33
Bab 32 : Pergi Tanpa Pamit
34
Bab 33 : Anak tidak bertuan
35
Bab 34 : Ingin menghilang
36
Bab 35 : Asin, Asam dan Pedas ada di cerita masa lalumu, kuah sotonya Enak.
37
Bab 36 : Seorang Putra
38
Bab 37 : Membiarkan kesalahpahaman
39
Bab 38 : Masihkah ada Rindu?
40
Bab 39 : Hati yang lelah
41
Bab 40 : Rasanya begini, blo. Jomblo!
42
Bab 41 : Pertemuan Yang Tidak Terduga
43
Bab 42 : Salah sasaran
44
Bab 43 : Kemarahan Reno
45
Bab 44 : Mengikis jarak
46
Bab 45 : Love bites
47
Bab 46 : Aku bukan pilihan
48
Bab 47 : Kebaikan yang tidak pernah pudar
49
Bab 48 : Dia boleh pergi, asal jangan kamu...
50
Bab 49 : Kesadaran Davin
51
Bab 50 : Cinta yang berbeda

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!