Bab 1 : Patah Hati Reno

"Kita putus!" teriak Naomi

"Nom, apa lagi masalahnya? Aku sudah minta maaf berkali-kali sama kamu, apa aku harus menyembah di kakimu?" dengan wajah kucel Reno yang baru saja turun dari motor langsung berlari mengejar Naomi yang juga berlari menjauh ke arah aula sekolah yang saat ini sepi.

"Kita udah engga ada kecocokan Ren, ngeyel banget sih kamu! Liat penampilan kamu, emangnya pantes kamu jalan denganku?" ucapnya dengan wajah menghina

"Hah? maksudmu apa sih? Selama ini penampilan aku emang begini, dan kamu fine aja gak pernah komplain"

"Tapi gue ilfeel" Naomi melengos

"Nom? Gue? Kamu merubah panggilan aku dan kamu?" Reno menggelengkan kepala dengan wajah tak percaya

"Iya! Gue bosen sama lo Ren!" dengan melangkah mundur, Naomi menunjukan jari tengahnya di depan wajah

"brengsek lo!! Gue udah korbanin segalanya buat lo Nom, gue rela dicaci maki mama papa gue demi lo!" teriak Reno

"bodo! Emang gue pikirin" Naomi menunjuk Reno dan dirinya juga mengarahkan telunjuknya di leher; 'lo gue end'' disertai jari tengah tegak berdiri mengarah ke depan Reno, gadis itu terus berlalu menuju ruang OSIS

"aarrggkk...!!" Reno meremas rambutnya dan menendang apa saja yang ada di dekatnya.

"wait...wait... Bro, lo gak boleh ngerusak Sapras sekolah" Dumas yang baru datang langsung merangkul Reno

"geret dia ke warung bude, Dum" perintah Aldi

Sepanjang perjalanan ke warung bude tempat yang mereka jadikan basecamp, Reno terus saja mengumpat dan memaki Naomi dengan kata-kata kasar.

"udah lah dok, cewe gak usah dibikin pusing. Gue tau banget si Naomi gak bisa jauh dari Lo, bentar lagi juga dia minta balikan, yakin gue! Gue kenal kalian dari SMP, putus nyambung udah jadi lagu lama" timpal Angga yang memang satu sekolah sejak SMP dengan pasangan sejoli itu.

Ohya! Reno diberi julukan 'kodok' sama teman-teman Genknya, karena hobi tidur di kelas hingga dengkurannya sering dijadikan meme dan nada dering grup Genk Dekil nya.

Tak berapa lama jam pelajaran pun di mulai, kelima sahabat itu masih asyik nongkrong di warung bude sampai security sekolah datang membuyarkan keasikan mereka dengan memberi tanda peluit yang begitu kencang.

"priiuttt...! Ayo masuk ke kelas masing-masing!" teriak Jono.

Selama jam pelajaran Reno hanya diam dengan wajah mengeras, tidak ada senyuman dan tingkah konyol yang biasa menjadi ciri khasnya. Entah kenapa kali ini dia merasa Naomi bukan hanya menggertaknya, tapi gadis itu memang menginginkan putus karena punya gebetan baru.

Reno berniat mengirim DM ke Naomi di medsosnya, namun ternyata dia sudah di unfollow dan di blokir.

"Dum, lo bisa DM Naomi gak? Bilang gue tunggu di warung bude setelah pulang sekolah" pinta Reno, Dumas hanya mengerlingkan matanya.

Jam pulang sekolah pun tiba, dengan sabar Reno menunggu Naomi di warung bude sambil memesan mie rebus ditambah dua telor plus sayuran sawi. Sedang asik makan, punggung Reno di tepuk seseorang.

"Lo mau ngomong apa lagi?" tanya Naomi dari balik punggungnya

Reno segera memutar tubuhnya, menghadap Naomi. Kaget bukan kepalang, ternyata Naomi tidak sendiri. Di sebelahnya Kaka kelas yang kini menjadi ketua OSIS berdiri di samping Naomi, mereka bergandengan tangan! Mie rebus yang baru saja masuk mulutnya seakan susah sekali dia kunyah, rahangnya terasa ikut mematung dan malas mengunyah makanan.

"mau ngomong apa lagi?gue mau jalan sama ka Dilan" sinis Naomi

"bisa gak kita ngobrol berdua aja?" pinta Reno

"engga bisa, Naomi pacar gue, jadi gue harus tahu apa yang mau kalian omongin" ucap Dilan

Reno berdiri di depan kedua pasangan baru itu, yang sedang menatapnya dengan tatapan mengejek, tegak Reno berdiri di depan Naomi dengan tangan mengepal di sisi tubuhnya.

"Tiga kali kamu minta putus sama aku Nom dengan berbagai alasan, beda keyakinan lah, orangtua aku gak asik lah, kamu minder sama aku karena kamu anak broken home, dan alasan yang keempat ini aku gak bisa terima. setega itu kamu sama aku, Nom!" ucap Reno

"kamu udah jelas kan sekarang, jangan ganggu aku lagi. Kita selesai!" tegas Naomi

Mereka pun pergi meninggalkan Reno dengan saling berangkulan mesra dan tawa yang saling menggoda. Sementara Reno hanya menatap punggung Naomi yang semakin menjauh dengan perasaan hancur.

Berapa banyak waktu yang sudah mereka lalui selama SMP, berapa banyak cerita yang terukir di tiap-tiap jalan yang mereka lalui dan yang paling menyesakkan dada adalah dia gagal mengikuti keinginan orangtuanya untuk masuk sekolah Krida Nusantara karena Naomi mengamcamnya putus.

Dan apa ini, setelah dia korbankan harapan orangtuanya demi Naomi, sekarang gadis itu malah melenggang pergi bersama selingkuhannya.

Reno meninggalkan mie rebus yang sudah mekar di mangkok dan pergi menjauh dari warung bude. Pikirannya kacau, hatinya hancur ditambah motor tua pemberian orangtuanya tidak juga mau hidup walaupun sudah dia engkol tiga kali. Jiwa mudanya tersakiti dengan pengkhianatan cinta, Reno tidak kuat menghadapi ini.

Dengan deraian airmata yang tersamar hujan, Reno mendorong motornya yang mogok keluar dari sekolah. Dia biarkan tubuhnya basah kuyup di terpa hujan deras disertai angin. Entah berapa kilometer dia lalui jalanan itu hingga dia tidak kuat lagi mendorong motornya, dia duduk di trotoar jembatan dengan bersandar pembatas jembatan.

Bahunya terguncang saat mengingat momen dimana dia dicaci maki oleh kedua orangtuanya karena melewatkan sesi interview masuk sekolah Krida Nusantara, justru dengan bangga dia menentang keinginan orangtuanya hingga sang papa menghadiahi tamparan di pipinya.

"Mau susah hidupmu ya, diatur orangtua gak mau..sudah hebat kamu? Lihat kakakmu bisa sukses karena dia nurut sama omongan papa mama. Mau jadi kuli panggul di pasar induk kamu, iya!?"

Makian kesekian kali dan semua kata-kata kejam yang terlontar ribuan kali dari bibir mamanya. Mamanya yang berprofesi sebagai pengacara memang luar biasa saat menekan perasaannya, dia perlakukan Reno seperti terdakwa di ruang sidang, tanpa ampun Reno ditekan dengan pertanyaan-pertanyaan tanpa diberi ruang bicara.

Tidak ada komunikasi timbal balik atau dua arah, Reno hanya duduk lesu dibawah cacian bertubi-tubi dari kedua orangtuanya.

Reno meremas rambutnya saat kenangan itu bagaikan adegan film thriller yang memenuhi pikirannya. Dia berdiri dan membalik tubuhnya menatap aliran sungai yang bergolak karena debit air semakin meninggi saat hujan deras seperti itu.

Kaki panjangnya kini berlari tak tentu arah tujuan, dia terus berlari hingga hujan yang sejak tadi menyamarkan derai airmatanya berhenti. Kini dia di sebuah dermaga yang masih hiruk pikuk dengan para tentara, nelayan dan pengguna jasa kapal yang akan melintasi pulau.

Masih dengan seragamnya yang basah, Reno membeli tiket kapal yang akan berangkat segera, dia tidak tahu arah tujuannya, dia hanya ingin berlari dari masalah, dia ingin berteriak di tengah laut biar hatinya lega.

Kini Reno berdiri di atas kapal yang sudah berlayar dengan tatapan mata kosong hanya tertuju pada air laut yang menggulung, pikirannya masih saja berisik menyuarakan pergolakan hatinya akan semua kejadian demi kejadian.

Dia bermonolog;

Mereka mengatakan aku harus sukses, aku harus bisa melampaui pencapaian kakakku yang terdengar sangat hebat dan mereka memujanya. Dengan sengaja mereka lontarkan belati ke hatiku yang mereka sebut itu adalah nasehat.

Mereka berkata aku harus jadi hebat, tapi mereka juga yang melemahkanku sedikit demi sedikit dan menginjak harga diriku dengan kata-kata caci dan makian.

Aku ingin mendengar bimbingan penuh kasih tanpa cacian dan makian juga penghakiman.

Jika kasih sayang itu ada kenapa harus menorehkan luka

Jika kasih sayang itu membuat luka bagaimana aku mengerti Cinta?

Aku ingin mereka melihatku sebagai diriku sendiri bukan memaksanya berubah menjadi kloning dari sosok Kakaku yang hebat itu.

Aku memang lemah dalam pendidikan, tapi seharusnya kalian tahu aku anak yang berbakti, penurut dan penyayang pada kalian. Pernahkah aku membantah saat kalian memintaku mencuci mobil? Menyikat WC? Pernahkah aku membantah saat harus mengepel semua ruangan tanpa mengeluh?

Kalian membunuh waktu dengan kata sibuk, hingga kalian lupa hatiku butuh kasih sayang dan sentuhan hangat.

Naomi mengatakan aku harus kuat, aku adalah lelaki hebat tapi dia juga yang mengatakan aku tidak pantas jalan dengannya, dia ilfeel dan bosan padaku.

Hei Naomi, tidakkah kau ingat masa-masa kita berlari sambil tertawa bahagia setelah berhasil mencuri sebungkus rokok dari pedagang warung yang lengah dan kita saling membagi asap nikotin itu bersama.

Tidakkah kamu ingat kita pernah menari saat berhasil bolos karena melompat tembok pagar sekolah, saat itu rok pendek mu sobek hingga aku mengorbankan jaketku untuk menutupi pahamu yang putih mulus.

Dari semua alasan yang kamu punya, kenapa harus kata ilfeel dan bosan yang keluar dari bibir indahmu, bibir yang pernah mencium bau iler dan ketekku yang belum mandi dua hari.

Bibir yang pernah mengatakan 'I Love you dan I miss you kodok', bibir yang pernah mengatakan 'tenang, kamu punya aku'

Dari semua pria yang bisa kamu pacari kenapa kamu memilih dia yang juga berbeda keyakinan denganmu.

Menurutmu bagaimana aku harus mempercayai bahwa kamu tidak lagi menginginkanku? Sementara dialog janji cinta kita di saat matahari sedang tinggi-tingginya itu masih terngiang di telingaku.

Dunia yang akan kita tuju itu terguncang, mereka membunyikan lonceng pengharapan untuk dikunjungi. Bukankah kita pernah menyalakan dupa dan berdoa di depan Tuhanmu yang aku bilang itu Dewa Krisna, dan kamu pernah dengan bahagia menjadi makmumku di mesjid Sunda kelapa.

Kemana janji itu, Nom?.

Air laut yang menggulung di bawah sana seakan lebih tulus menawarkan kehangatan dan siap memecahkan masalah yang sejak tadi mendidih di kepalaku, Nom.

Kalau kamu mencariku, datanglah ke sini, atau kunjungi aku di dermaga dekat Pura biasa kamu menyalakan dupa dan saji puja puji untuk Tuhanmu.

Reno melompat dari atas kapal dengan segenap keyakinan bahwa di bawah laut sana dia akan bersemayam dengan damai, tanpa suara makian kedua orangtuanya, tanpa tatapan mengejek dari Naomi yang mudah berganti haluan.

Byuuuurrr....!!!

☘️☘️☘️☘️☘️

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Pena dua jempol

Pena dua jempol

pernah ngerasain putus cinta yang mutusin emng siaul banget. bikin minder after break down. tapi Alhamdulillah aku punya Allah 🥺 setiap sholat selalu minta ketenangan hati, pikiran dan jiwa agar tetap waras. kalau ada niatan bundir, aku nntn kontennya nyai Sara wijayanto 😂 dijamin ogah bundir Krn takut jadi hantu yang nantinya di interview sama nyai Sara 🤣

2025-03-28

1

@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸

@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸

disaat hati sedang hancur memang seharusnya kembali pada keluarga, tapi kalau keluarga sibuk. mau kembali kemana? 😔😔😔

2025-03-05

1

Ry

Ry

aku baru sempet mampir Thor 💪☺️

2025-03-03

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!