Aku istri sah, tapi aku juga yang kalah

Hari berganti, akan tetapi sakit kepala yang Amora rasakan belum kunjung membaik. Amora terbangun dari tidurnya dengan keadaan panik.

Ia bangun cukup terlambat karena meminum obat pereda nyeri dini hari.

"Ya Tuhan, sudah pukul berapa ini?!" Amora menatap jam dinding di kamar yang ia tempati. "Astaga!!"

Buru-buru Amora keluar dari dalam kamar. Meskipun tubuhnya terasa lemas dan tidak bertenaga, tetapi ia tetap memaksakan diri.

Langkahnya yang berat dipaksa menuruni anak tangga. Namun, saat Amora belum menapaki lantai satu, suara rintihan seseorang membuatnya panik seketika.

"Amora!!!" teriakan ibu mertuanya memanggilnya keras.

"Ma.."

Amora menatap Ibu mertuanya yang berjongkok di hadapan Sunny yang terduduk di atas lantai dengan kursi roda yang terbalik di dekatnya.

Amora terdiam, mengapa Sunny berada di bawah tangga.

Belum sadar dari keterkejutannya, Melinda menghampiri Amora dengan tatapan murka dan amarah yang bergejolak.

"Ohhhh begini ternyata sifat mu dibalik topeng? Kau malas-malasan dirumah sementara anakku bekerja keras diluar sana, hah?"

"Ma, aku bisa jelaskan... Aku tidak sengaja bangun kesiangan karena aku tidak enak badan."

"Alasan!" saut Melinda memasang wajah sinis nya. "Kau sengaja tidak bangun karena keberatan merawat Sunny kan? Padahal kau tahu jika Sunny tidak ingin pelayan membantunya selain dirimu! Merasa besar kepala, hah?"

Amora menggeleng-gelengkan kepalanya, tidak punya banyak tenaga untuk membela diri.

"Ma, tidak begitu. Aku sungguh sedang tidak enak badan. Aku baru tidur dini hari setelah meminum obat, dan..."

"Pendusta!" teriak Melinda mendorong pundak sampai terbentur dinding.

"Kau iri dengan Sunny kan? Karena Sunny lebih diterima di keluarga kami dari pada perempuan gatal sepertimu!"

Amora mencoba terus menyangkal segala tuduhan Ibu mertuanya, bawa apa yang Ibu mertuanya pikirkan tidak benar.

Air mata Amora tidak mampu ditahan. Ia benar-benar merasa terpojok.

Hingga terdengar suara dari pintu utama. Dari luar muncul Megan berjalan masuk kedalam rumah. Irisnya mata hitamnya menatap mereka satu persatu.

"Apa yang terjadi di sini?" tanya Megan. Suaranya terdengar dingin sekaligus mengintimidasi, membuat Amora segera mengusap air mata di pipinya.

"Megan..." Sunny bergerak ingin meraih pria itu, Amora tersentak melihat wajah Sunny yang basah oleh air mata.

"Megan, aku tidak menyangka kalau Kak Maura keberatan membantuku, aku terjatuh karena ingin meminta bantuannya, sudah sesiang ini aku belum sempat membersihkan diri, aku tidak nyaman, aku ingin memohon pada kak Mora, tapi aku tidak mampu berjalan." Sunny terisak pilu seolah dia yang paling tersakiti disini.

Megan menatap Amora yang menunduk. Bukan takut, tetapi karena rasa sakit kepalanya kembali datang. Megan masih belum tahu apa yang terjadi di antara mereka.

"Amora," panggil Megan, seolah meminta penjelasan.

"Istrimu itu menelantarkan Sunny! Dia meremehkan titah mu! Dia malah asik tidur sampai sesiang ini. Bayangkan kalau Sunny sampai jatuh dari tangga karena nekat menyusulnya naik ke atas." sentak Melinda meluapkan amarahnya.

"Maaf Megan, aku tidak biasa di pegang oleh pelayan, selama ini aku bergantung dengan diriku sendiri, aku tidak tahu jika Kak Mora begitu keberatan membantuku."

Mendengar aduan mereka berdua, ekspresi Megan tampak mengeras. Matanya nyalang ke arah Amora yang tidak mengatakan apapun selain ringisan kecil karena menahan sakit pada kepalanya.

"Apa itu benar, Mora?"tanya Megan dengan rahang yang mengeras.

Amora menatap Megan dengan sepasang mata lelah. Ia mendekat dan meraih tangan suaminya.

"Aku tidak seburuk yang mereka katakan Megan. Aku sedang tidak enak badan, demi Tuhan aku tidak berbohong."

"Tidak berbohong bagaimana? Saat aku datang kamu terlihat sehat-sehat saja, bahkan tersenyum puas saat menuruni tangga ini." sela Melinda tak ingin Megan terpengaruh dengan ucapan Mora.

"Aku melihat dengan mataku sendiri, kalau kau tidak menyukai Sunny." bentak Melinda.

Mega menepis tangan Amora hingga wanita bertubuh kurus itu terhuyung ke belakang.

"Yang Mama katakan benar! Kau mengabaikan perintahku, Mora."

Tubuh Amora tersentak, Ia tertunduk menutup mulutnya dan menahan untuk tidak mengeluarkan suara isak tangisnya.

"Aku benar-benar sakit, Megan... Aku tidak pernah sedikitpun berbohong padamu. Apa yang Mama katakan tidak benar." terang Amora, berusaha membela diri.

Sunny kembali bicara, tapi sama sekali tidak Amora dengarkan, Sunny terisak dan terus mengarang cerita dan bersandiwara.

Megan mencekal erat pundak Amora dan menatapnya dengan tajam menghunus.

"Aku tidak menyangka dengan apa yang kau lakukan, Mora. Merasa jadi nyonya, eh?" desis Megan.

Suara Amora terdekat. " Megan..." kenyataannya bahwa Megan tidak percaya sedikitpun kepadanya membuat Amora kian tak berdaya.

Amora tahu Megan sangat menyayangi Sunny lebih dari apapun, dan pernyataan yang menyudutkannya tentu membuat Megan begitu marah pada Amora.

Megan meminta Mamanya agar membawa Sunny masuk kedalam kamarnya, sementara Megan tak membiarkan Amora berlalu dari hadapannya.

"Kau sudah melewati batas Amora Juliansany!" setelah mengatakan itu dengan penuh tekanan, Megan melangkah pergi tanpa mau mendengarkan semua alasan jujur dari istrinya.

Amora merasa tak kuat menopang tubuhnya. Wanita itu terduduk di lantai dengan nafas naik turun. Dadanya sesak. Amora menutup wajahnya dan menekan kesedihan dalam dirinya.

"Aku tidak tahan lagi, ya Tuhan..." Amora meremas dadanya yang terasa kian nyeri, " aku tidak sanggup lagi mempertahankan pernikahan ini..." di atas lantai yang dingin dengan sakit kepala yang berdenyut, ditambah tekanan pikiran wanita itu duduk bersimpuh. Matanya memburam karena air mata yang terus berdesakan untuk turun. Perlahan semua memburam, Amora sempat mendengar suara orang yang memanggilnya sebelum kesadarannya menghilang.

Terpopuler

Comments

Ninik

Ninik

aku tipe perempuan sat set yg g mau diinjak jadi kalau lagi baca trs ada perempuan yg menyek menyek diinjak direndahkan kok diem aja ini greget rasanya jadi perempuan jangan bego lah prinsipnya

2025-03-01

0

Ayesha Almira

Ayesha Almira

smga Amora tdk mempunyai penyakit serius.jgn menyerah Amora..jgn lembek,bt pa kejar suami yg g BS menghargai..KLO lelah tinggalin Mora,

2025-03-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!