Sial

Hari yang sial sekaligus melelahkan. Aluna mengempaskan tubuhnya begitu saja di atas kasur berlapis sprei warna liclac polos dengan aroma lavender favoritnya.

Aluna mengubah posisi yang awalnya tengkurap menjadi terlentang. Manik mata berwarna coklat gelap itu berkedip beberapa kali menatap langit-langit kamar yang berhias lampu-lampu kecil. Aluna membekap wajahnya sendiri dengan boneka kuromi.

"Agh ....!!!"

Gadis yang masih berpakaian lengkap itu berteriak, tapi ia berusaha menahan teriakannya agar tidak terdengar sampai ke luar kamar. Dengan keras ia menghentakan kakinya berkali-kali di ranjang menyalurkan rasa sebal dan kesal yang memenuhi rongga dada hingga membuat Aluna mual.

"Kenapa harus ketemu dia lagi sih?" gumam Aluna gusar.

Aluna menurunkan sedikit boneka yang menutupi wajahnya, mengigit ujung telinga kuromi dengan keras.

"Kenapa? Kenapa ya Tuhan? Kenapa dari ratusan kota dan ribuan institusi pendidikan, kenapa kau pertemukan hamba lagi dengan bocah kematian ini, Ya Tuhan ku! Agh ...!"

Boneka kuromi terlempar ke ujung ranjang, tergeletak tak berdaya. Aluna mencoba mengatur nafasnya, sadar jika ia sudah terlalu terbawa emosi. Gadis bermayang panjang itu perlahan bangkit dari ranjangnya, setelah lebih tenang.

"Oke Aluna, tenang. Lo harus tenang, pura-pura aja nggak kenal dia, keep clam, chill ..."

Aluna mengambil nafas dalam dan menghembuskan perlahan dengan mata tertutup. Namun, bukan ketenangan yang Aluna rasakan, senyum dan pekikan pria berambut hitam dengan satu tindikan di telinga kanannya malah terlintas di otak Aluna.

"Ish .. kenapa kebayang dia mulu sih, ish dasar kuman," gerutu Aluna kesal.

Ia pun beranjak membersihkan diri, tubuh yang lengket dan pikiran yang penat harus segera di segarkan dengan berendam air hangat, bomb busa dengan aroma terapi. Yups, obat terbaik untuk stress.

Aluna membuka kran untuk mengisi bathtub nya dengan air hangat. Setelah dirasa cukup ia mengambil satu bomb busa berbentuk hati yang ia letakan di kotak penyimpanan khusus. Seketika reaksi kimia terjadi saat Aluna meletakan bomb busa itu dalam bathub, air yang tadinya jernih berubah kemerahan, busa pun seketika melimpah di permukaan air dengan aroma stroberi mix lavender.

Satu persatu Aluna menanggalkan baju yang melekat di tubuh rampingnya. Perlahan Alkuna mulai masuk dan menggelamkan tubuhnya dalam cairan merah hangat dan menenangkan itu. Emosi yang tadinya membuncah perlahan mereda, seolah larut dalam hangatnya air di bathub. Mungkin aneh, tapi beginilah cara Aluna menenangkan dirinya. Menyendiri, melakukan sesuatu yang ia sukai dalam hening yang menentramkan.

Diluar sana, bisa saja Aluna meledak-ledak. Namun sejatinya Aluna hanya Aluna, gadis manis yang selalu suka hal-hal kecil. Dengan lembut Aluna mulai mengusapkan busa di lengannya, tiba-tiba kilasan saat dia SMA terlintas begitu saja.

"Udah lama banget ya, dua tahun ..."

Fuh ....

Aluna meniup busa di tangannya, menerbangkan gelembung-gelembung kecil itu sesaat sebelum kembali jatuh ke air.

.

.

.

.

Ke esokan paginya.

Pagi yang cukup cerah menyapa Nolite University yang selalu penuh kejutan untuk setiap penghuninya. Tempat dimana cerita, cita dan kadang juga cinta berawal atau bahkan berakhir. Entah berapa kisah cinta yang tumbuh dan pupus di kampus itu, tapi bagi pria muda ini , hari ini adalah awal. Awal dari kisah kehidupannya. Dari satu jam yang lalu dia berdiri di parkiran kampus.

Hari ini dia sengaja ingin lebih rapi dan terlihat tampan untuk sang pujaan hati. Penampilannya memang terlihat santai tapi tetap stylish, dengan jaket baseball abu-abu dengan kaos putih polos, celana rapped jeas dan sneakers yang melengkapi.

"Kok belum dateng ya?" gumamnya sembari melihat jam yang melingkar di pergelangan tangan.

Pemuda tampan itu mengeluarkan ponsel dari saku celana untuk mengirimkan pesan pada orang yang memberikan dia informasi jadwal kedatangan "Dewi Nolite university" pagi ini. Tapi sampai lewat waktu yang diinformasikan, sang dewi belum juga terlihat, bahkan kereta kencananya pun belum terdengar mendekat. Pemuda ini merasa tertipu.

Namun, saat ia sibuk mengetik makian dengan kedua jempol di ruang pesan sang informan. Sebuah mobil berwarna merah melintas di depannya, lalu perlahan menurunkan kecepatan sebelum akhirnya berhenti dengan sempurna.

(Di dalam mobil)

"Thanks ya Will udah nebengin gue lagi, tapi besok gue udah berangkat sendiri kok. Mobil gue udah selesai di service," ucap Aluna tanpa melihat pada William yang sedang menyetir.

Gadis itu justru sibuk memeriksa isi tasnya takut ada sesuatu yang tertinggal, karena Aluna bangun kesiangan hari ini.

"Santai aja sih, selama duit bensin lancar," celetuk William sambil merapikan rambutnya.

"Dih, mata duitan banget lo," sahut Willlona

"Suka-suka gue lah, dan asal lo tau. Uang bensin si merah ini tuh pake uang bulanan gue anjir," sarkas Willim kesal, Willona hanya menaikan bahunya acuh.

"Iya Bapak william, nanti uangnya saya tf ya."

Aluna menutup tasnya lalu bersiap untuk turun. Namun, celetukan Willona membuat tangan Aluna yang hendak membuka pintu terhenti.,

"Lun, itu bukannya Adik kelas yng manggil lo pacar kemarin ya?" tanya Willona dengan pandangan yang tertuju pada seorang pemuda yang berjalan kearah mobil Wiliam.

Netra Aluna menyipit mengarah kemana Willona mengarahkan pandangannya. Seketika mata Aluna membulat sempurna melihat orang yang paling tidak ingin dia temui secara sengaja di kampus kini malah menghampirinya.

"Lo kemarin kenapa langsung lari sih Lun? Lo ada dosa ya ama tu bocah?" Tanya Wiliam yang sangat heran dengan tingkah Aluna kemarin di kantin.

Gadis itu berlari tergesa-gesa setelah meletakkan corndog mereka di atas meja tanpa mengatakan apapun. Bahkan Wiliam dan Willona juga tidak tau kapan Aluna pulang.

"Ngaco banget, mana ada gue-"

Tok

Tok

Ucapan Aluna terhenti saat sosok yang mereka bicarakan mengetuk kaca mobil penumpang dengan memasang senyum yang paling lebar yang ia punya.

"Tuh sampe nekat ngejar-ngejar lo kayak gini, gue yakin lo punya dosa besar sama ni bocah," imbuh William lagi.

"Atau jangan-jangan lo udah ambil first time-nya," timpal Wilona.

"HAH!"

Wiliam dan Willona saling menatap dengan ekspresi yang dibuat terkejut, mulut mereka terbuka tapi di tutup dengan tangan. Aluna mendengus kesal sambil mengusap dadanya yang tidak begitu datar.

"Lama-lama gue jedotin pala lo berdua di tembok cina!" Pekik Aluna yang susah kehabisan kata-kata dengan kejulidan kembar maniak corndog itu.

Aluna pun membuka pintu dengan kasar, lalu segera turun dari mobil. Segera ia menarik tangan pemuda yang sejak tadi mengetuk kaca mobil sambil tersenyum aneh.

"Pacar mau kemana? Ah~ pasti mau lepas kangen sama aku ya. Hem, iya sih aku juga kangen, tapi jangan ke tempat sepi ya. Nanti ada setan," cerocos pemuda itu selama Aluna menarik tangannya.

Aluna hanya diam berusaha menahan diri agar tidak mengumpat. Terus berjalan cepat dengan tangan yang tak lepas dari si pemuda itu.

Brak.

Aluna melepaskan tangannya, dengan sengaja menabrakkan tubuh pemuda yang dua delapan bulan lebih muda darinya itu ke rak buku.

"Mau lo sebenernya apa sih? Gue ini bukan pacar lo Cakra, kita udah nggak ada hubungan apa-apa!" Teriak Aluna tertahan karena mereka ada di perpustakaan.

Pria itu hanya tersenyum, menatap wajah cantik Aluna dengan lamat. Seolah mengabadikan tiap lekuk wajah, tapi helai rambut dan tarikan nafas Aluna yang terlihat sangat indah dan sayang untuk dilewatkan.

"Gue bukan pacar lo dan nggak akan pernah jdi pacar lo. Cakra!" Pekik Aluna sambil menghentakkan kakinya di lantai.

"Tapi kan waktu itu Kakak setuju mau jadi pacar aku," pria itu memang ajah polos dengn mata berkedip imut.

"Kalau lo nggak nekat manjat tiang bendera dan ga mau turun sebelum gue nuritin keinginan gila lo itu, gue nggak bakal mau tau nggak!"

Terpopuler

Comments

liska Supriatna

liska Supriatna

Jiahh Aluna ke inget bocah itu ya.
pasti lama² km juga suka sma cowok itu lun. mana udh 2 tahun LG ya 😁...
Cakra nekad juga ya dia,,, sampai manjat² tiang bendera buat dapetin cintanya Aluna dn biar di terima jadi pacarnya Luna

2025-02-26

3

Lilis Ika Supriatna

Lilis Ika Supriatna

Ini pasti bocah ingusan yg ada di mimpi Aluna nih 🤭
ohhh namanya Cakra toh. tp dia anak siapa ya, segitu terobsesi nya dia sama Aluna😁
awas lun km jgn galak² ah lagian tu cowok gk ada takut²nya sama km 🤣

2025-02-26

3

Jasmine

Jasmine

Omaygatttt rupanya namanya Cakra dan si Cakra ini naek tiang bendera, dan Aluna kudu nurutin jadi pacarnya. Padahal pasti Aluna cuma gamau si Cakra knapa2. Udh kaya cerita emak bapaknya nih maksa buat jadian 🤣🤣

2025-02-26

2

lihat semua
Episodes
1 Aluna
2 Kacau
3 Lha Pacar!!!!
4 Sial
5 Kakak cantikku
6 Berita Menffess
7 Traktir
8 Pandangan pertama
9 Memaksa
10 Tidak bergerak
11 Bantuan
12 Risau
13 Menjenguk
14 Demam?
15 Gatel?
16 Aluna
17 Aka
18 Peringatan
19 Tidak menyerah
20 Wira
21 Om Hail
22 keras kepala
23 Usaha Cakra part 1
24 Belum pantas
25 Aneh
26 Diluar nalar
27 Muak
28 Asupan buat ayang
29 sempit
30 Berebut restu
31 Sidang
32 Enggak bakal
33 Bercerita
34 Saran
35 "Iya aku mau."
36 Usul
37 Rasa yang sama
38 Jatah khusus
39 Sial
40 Si boxer merah
41 Body shamming!
42 Sakit
43 Takut
44 Berhenti Ka!
45 Perjaka ting-ting
46 Sadar
47 Hampir
48 Lagi?
49 Ayah ...
50 Drama!
51 Serius?
52 Cepat!
53 Pulang
54 Balon?
55 Adeen Cakra
56 Hilang
57 Hilang2
58 Pulang
59 Pagi
60 Om Bhanu
61 Menerima
62 Tumbuh bersama
63 Mama
64 Lapar
65 Bertahan
66 Ada lewat rasa
67 Bertemu
68 Nasi goreng
69 Kesenjangan sosial
70 Bukan soal mobil
71 Masih ada esok
72 Lembur pagi
73 Bersama
74 Ojek Tinta
75 Runyam
76 Chef
77 Lupa?
78 Baikan?
79 Berita
80 Mencari tahu
81 Eyang
82 Kosong
83 Melawan
84 Melawan2
85 Terungkap 1
86 Caos
87 Terungkap 2
88 Pulang
89 My Moon
90 Sejarah si botol beruang
91 Last
92 Promosi
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Aluna
2
Kacau
3
Lha Pacar!!!!
4
Sial
5
Kakak cantikku
6
Berita Menffess
7
Traktir
8
Pandangan pertama
9
Memaksa
10
Tidak bergerak
11
Bantuan
12
Risau
13
Menjenguk
14
Demam?
15
Gatel?
16
Aluna
17
Aka
18
Peringatan
19
Tidak menyerah
20
Wira
21
Om Hail
22
keras kepala
23
Usaha Cakra part 1
24
Belum pantas
25
Aneh
26
Diluar nalar
27
Muak
28
Asupan buat ayang
29
sempit
30
Berebut restu
31
Sidang
32
Enggak bakal
33
Bercerita
34
Saran
35
"Iya aku mau."
36
Usul
37
Rasa yang sama
38
Jatah khusus
39
Sial
40
Si boxer merah
41
Body shamming!
42
Sakit
43
Takut
44
Berhenti Ka!
45
Perjaka ting-ting
46
Sadar
47
Hampir
48
Lagi?
49
Ayah ...
50
Drama!
51
Serius?
52
Cepat!
53
Pulang
54
Balon?
55
Adeen Cakra
56
Hilang
57
Hilang2
58
Pulang
59
Pagi
60
Om Bhanu
61
Menerima
62
Tumbuh bersama
63
Mama
64
Lapar
65
Bertahan
66
Ada lewat rasa
67
Bertemu
68
Nasi goreng
69
Kesenjangan sosial
70
Bukan soal mobil
71
Masih ada esok
72
Lembur pagi
73
Bersama
74
Ojek Tinta
75
Runyam
76
Chef
77
Lupa?
78
Baikan?
79
Berita
80
Mencari tahu
81
Eyang
82
Kosong
83
Melawan
84
Melawan2
85
Terungkap 1
86
Caos
87
Terungkap 2
88
Pulang
89
My Moon
90
Sejarah si botol beruang
91
Last
92
Promosi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!