Untuk beberapa saat, Syeila masih duduk dilantai menatap sosok yang bermata tajam tersebut.
Benar sekali, sosok yang bermata tajam bak laser yang menerkam mangsanya adalah Faishal. Akhirnya, Syeila memberanikan diri untuk berujar terlebih dahulu. Padahal Syeila sendiri tidak faham, siapa disini yang salah.
“Maaf Om, tadi Syei tidak fokus jalannya,” ujar Syeila sambil berdiri.
Faishal terdiam sesaat sambil menukikkan alisnya, kemudian berlalu tanpa sepatah katapun.
“Ish kok sombong banget sih tuh Om Om tiba tiba langsung pergi,” ucap Syeila dengan mengerucutkan bibirnya
“Sudah sih yang penting kamu nggak kenapa kenapa Syei, kelihatan nya Om tadi juga nyeremin. Ya ampun, tatapan matanya itu loh tajam dan aura disekitarnya juga dingin,” ucap Cici sambil bergidik ngeri.
“Iya Ci bener, tadi Syeila sempet takut banget lihat mata nya . Eh apa jangan jangan Om Om tersebut gagu ya? Kok nggak ngomong sama sekali,“ tebak Syeila dengan mengetuk ngetukkan jari telunjuk di dagu sambil berpikir.
“Mungkin Syei, tapi sudahlah ngapain mikir Om Om nggak jelas. Yuk kita nyari koleksi baru aja ehehehe,” ajak Cici sambil cengengesan.
“Oke, ayok,” sahut Syeila.
Akhirnya Syeila dan Cici kembali mengelilingi Mall. Mereka berkeliling Mall selama satu setengah jam.
Maklumlah ya, namanya juga ciwi ciwi, pasti satu setengah jam itu bukan waktu yang lama. Singkat malahan bagi mereka yang hobinya shopping sambil cuci mata seger. Akhirnya, setelah satu setengah jam mereka memutuskan untuk pulang.
“Ci, Syeila udah cukup nih belinya ayok kita pulang,” pinta Syeila sambil membawa barang belanjaan.
Kebetulan belanja kali ini Syeila hanya membeli baju dan Cici membeli sepatu dan tas. Maklum Cici memang hobi sekali mengoleksi sepatu dan tas. Alasannya sih simple biar setiap hari bisa gonta ganti.
“Yaudah yuk Syei, keburu sore juga,”jawab Cici sambil berlalu.
Akhirnya mereka pulang, dan Syeila tetap diantar Cici sampai rumah.
***
“Sore Mom Dad, Princess Syeila yang cantik jelita sudah pulaaaang,” teriak Syeila ketika memasuki rumah nya.
Memang sudah menjadi kebiasaan Syeila ketika masuk rumah , suaranya dahulu yang akan menyapa di penjuru rumah.
“Aduh Syeila jangan dibiasain deh berteriak teriak kayak gitu, ini rumah bukan hutan sayang,” tegur Mommy kepada Syeila, ketika melihat Syeila melewati ruang keluarga
“Lah emang siapa yang bilang ini hutan mom?" tanya Syeila kelewat polos yang gagal paham dengan sindiran halus Mommynya.
“Astaga astaga,” gumam Mommy dengan memijit pelipis nya sambil memikirkan kata kata yang sekiranya mudah dipahami oleh Syeila.
"Sini sayang, duduk disamping mommy,” pinta Mommy
“Begini sayang, kalo pulang itu jangan teriak teriak. Kalau dirumah ada tamu atau semisalnya Mommy sedang berteleponan kan tidak enak sayang kalo didengar atau dilihat orang. Masak anak Mommy yang cantik ini kelakuannya mirip tarzan yang suka teriak teriak,” jelas Mommy detail sembari mengusap puncuk kepala Syeila dengan harapan anaknya faham,
“Ih Mommy kok ngatain anaknya mirip tarzan sih,” sungut Syeila dengan mencebikkan bibir nya sebal,
“Baik Mom, nanti aku usahain tapi nggak janji ya, maklum Mom udah jadi adat ini hehehe,” lanjut Syeila dengan cengiran khasnya di akhir kalimat
“Hmmm anak ini. Yaudah sana bersihkan diri kamu dulu, udah bau apek tau nggak!”
“Yeee Mom, wong anaknya wangi gini kok di bilang apek. Bi Yem itu Mom yang apek karena setiap saat berkutat di dapur hahahhah,” jelas Syeila dengan tertawa sambil berlalu ke kamar
Sang Mommy hanya bisa menggelang gelengkan kepala dengan kelakuan anak semata wayang nya tersebut.
Makan malam tiba, pada saat makan malam tentu Syeila harus nunggu dipanggil dulu baru turun.
Emang kebiasaan selalu nunggu dipanggil dulu, beda kalo pagi karena bertepatan dengan sekolah, jadi tanpa dipanggil, panggilan hati nya sudah terketuk duluan.
Setelah makan malam, Daddy memberitahukan keberangkatan ke bali.
“ Oh ya, sayang tadi Daddy sudah bicara dengan Mommy, untuk berangkat ke Bali kita lusa pagi karena pertunangan nya diadakan malam, sehingga kita tidak jetleg ketika menghadiri acara tersebut."
“Iya sayang, jadi kamu bisa persiapkan barang barang yang kamu bawa dari sekarang. Ingat kita disana cuma 3 hari sayang jadi yang dibawa yang seperlunya saja ya,” pinta Mommy kepada Syeila
“Siap Mom, Dad, kalau gitu Syeila langsung ke kamar ya, mau menyiapkan barang barang nya dulu,” jawab Syeila, setelah itu berlalu menuju kamarnya untuk menata barang barang yang mau dibawa ke bali.
***
Setelah tadi Faishal berlalu tanpa mengucapkan sepatah kata pun kepada gadis mungil yang tertabrak hingga jatuh, sekarang Faishal berada di ruangan khusus di dalam Mall untuk memantau bagaimana perkembangan Mall tersebut.
“Bagaiamana? Ada yang bisa menjelaskan laporan ini?” tegas Faishal dengan nada dingin setelah membaca laporan pemasukan bulan ini yang mengalami penurunan.
“Begini Tuan , hasil penjualan kali ini memang mengalami penurunan dari bulan kemarin, dikarenakan kami kurang sigap dalam menyikapi permasalahan yang ada. Salah satu nya daya beli masyarakat yang menurun, nah itu dikarenakan sekarang ini masyarakat semakin selektif dalam memilih produk. Kami sudah menganalisis sehingga kemarin kami sudah menerapkan satu solusi yaitu dengan menjual produk yang memang produk nya itu berkualitas dan meningkatkan dengan suasana yang nyaman, “ jelas sang Manager detail dan lugas
“ Dan kami memang tidak melakukan melakukan pembaruan diskon lagi, karena diskon yang dilakukan sebelum nya sudah cukup, dan sasaran kita memang kalangan menengah ke atas sehingga tak harus dengan insentif diskon karena jika terlalu berlebihan, diskon bisa seperti narkoba nanti nya akan merusak brand itu sendiri,” papar lanjut dari sang Manager
“Lalu selama seminggu ini apakah ada kemajuan dengan strategi yang baru kalian terapkan?” tanya Faishal
“iya Tuan, selama seminggu ini pemasukan mengalami peningkatan,” jawab sang manager lugas
“Baik, tetap pertahankan dan usahakan bulan depan kejadian seperti ini tidak terulang kembali,” tegas Faishal dingin
“Baik tuan,” jawab sang Manager
Setelah melakukan pengecekan , Faishal dan asistennya bersiap pulang. Setelah sampai diparkiran ternyata asistennya memberitahukan bahwa Mr.john ingin bertemu membahas masalah bisnis mereka
“Maaf Tuan, saya dapat kabar dari Mr.John, bahwasanya beliau ingin bertemu sekarang untuk membahas bisnis karena besok beliau sudah harus kembali ke paris,” jelas David kepada Faishal
“Stop panggil gue Tuan, sekarang kita diluar jadi kita sebagai sahabat”, ucap Faishal dengan penuh penekanan
“Tapi Tuan…” ucap David terpotong
“Loe denger nggak sih gue bilang apa?” tegas Faishal
“Iye iye gue denger,” gerutu David
“Terus ini kita gimana ? Paman loe ngajakin ketemu bahas bisnis,” lanjut David mengingatkan bahwa paman nya mengajak bertemu
John adalah paman Faishal yang sekarang menetap di Paris bersama keluarga nya. Hanya sesekali datang ke Indonesia jika ada urusan keluarga ataupun bisnis.
“Hmm Paman itu, baiklah kita langsung menuju ke hotel tempat Paman menginap,” jelas Faishal sedikit kesal.
“Pasti Paman yang dibahas nggak jauh jauh dari itu,” guman faishal yang hanya bisa didengan olehnya sendirin sembari masuk ke mobil.
Perjalanan dari Mall Z kehotel tempat penginapan Pamannnya tidak begitu jauh, hanya memerlukan waktu 30 menit
untuk sampai disana. Sesuai dugaan Faishal, pasti Pamannya lebih banyak bahas masalah pernikahan dari pada pekerjaan.
Maklum, memang kebanyakan sepupu sepupunya sudah pada menikah , bahkan tidak sedikit juga yang sudah mempunyai momongan. Wajar jika Pamannya merasa kasian kepada kakak nya Abian, karena selalu saja mengeluh dengan tingkah putranya yang susah sekali disuruh menikah.
Jadi, setiap kali bertemu membahas masalah pekerjaan pasti Pamannya juga menyinggug soal kapan menikah.
Akhirnya pertemuan dengan Pamannya tersebut selesai, walaupun sebenarnya dalam pertemuan kali ini bisa dikatakan pembahasan masalah pekerjaan hanya berkisar 25% saja dan selebihnya tentang masalah hidup Faishal, tapi bagi Faishal tidak masalah karena Pamannya akan terus seperti itu sampai Faishal sudah menikah.
Sesampainya dirumah, faishal langsung turun dari mobil dan membiarkan asistennya membawa mobil nya.
“ Son jangan lupa langsung mandi setelah itu makan malam jangan nunggu dipanggil, Mommy dan Bibi mau menyiapkan dulu,” ujar Mommy ketika melihat putranya yang baru masuk kerumah.
“Baik Mom,” jawab Faishal dengan senyum paksa sambil berlalu menuju kekamarnya
“Semoga kamu bisa menemukan penggantinnya Son,” gumam sang Mommy dalam hati dengan pandangan miris akan nasib yang menimpa putra semata wayang nya.
***
Sesampaianya Faishal dikamar, dia langsung bergegas mandi setelah itu turun ke bawah untuk makan malam yang ternyata sudah ditunggu Mommy dan Daddynya.
Selesai acara makan malam, sekarang mereka berkumpul diruang keluarga. Ya, berkumpul diruang keluarga sudah seperti agenda wajib bagi mereka untuk berbincang bincang seputar kegiatan yang mereka jalani hari ini.
“Bagaimana Son permasalahan di Mall Z?” tanya Daddy langsung menodong permasalahan di salah satu Mallnya
“Aman kok Dad, bulan depan aku yakin pemasukannya akan stabil lagi,” jelas Faishal singkat
“Oke Daddy percayakan padamu Son,” ucap Daddy seraya menipiskan senyum
“Sudah kan urusan pekerjaan nya, “ sahut mommy memotong pembahasan anak dan Daddy nya
“Inget ya, kalian harus urus cuti kalian, kita lusa pagi berangkat biar tidak jetleg pas di acara tunangan anak temen Mommy kalo berangkatnya mepet,” pinta Mommy tidak dapat di ganggu gugat
“ baik Mom, nanti aku urus,” jawab faishal pasrah
Akhirnya obrolan berlanjut dengan didominasi oleh Mommy dan Daddy.
“Mom, Dad, aku udah ngantuk, aku mau ke kamar dulu ya,” pinta Faishal yang langsung melangkah menuju kamarnya tanpa menunggu respon orang tua nya.
“Sampai kapan Dad Faishal tetap seperti itu?” tanya Mommy setelah menghela napas berat, sembari mata nya menatap kearah punggung anaknya yang udah hilang didepan
“Kita berdoa saja Mom,” jawab Daddy yang juga sudah terlihat pasrah.
Didalam kamar faishal menjadi dirinya, rapuh dan kesepian bukan dirinya yang dingin tak tersentuh. Diluar, faishal memang dingin tak tersentuh, semata mata untuk menutupi kerapuhan yang ada pada dirinya.
Tetapi ketika dia sendirian dia selalu menjadi orang yang sangat rapuh dan tak tentu arah yang sangat terlihat sekali dari sorot matanya.
Dibuka nya laci disamping tempat tidurnya. Diambil sebuah foto wanita, diusap usapnya foto tersebut dengan penuh perasaan. Yaa itu adalah foto wanitanya, foto yang dia ambil secara diam diam.
“Sampai kapan aku harus seperti ini, kenapa sulit sekali untuk melupakanmu. Apakah jatuh cinta itu semenyakitkan ini? Rasa rasanya aku sudah tidak sanggup untuk jatuh cinta dan membuka hati lagi,” gumam Faishal dalam hati dengan mata yang berkaca kaca dan sorot mata yang dalam memandangi foto tersebut.
.
.
.
TBC…
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
Fitriyani Puji
lanjot
2022-12-05
0
Maulida Umaya S
bukalah hatimu faisal,smpai kapan kamu seperti nie
2022-02-26
1
Meidy Mangalengkang
visualnya
2021-05-15
3