Tante Yang Serakah 2

Rina menatap Kayla penuh kebencian, dia tidak menyangka jika anak kecil yang sangat dia remehkan ternyata bisa melawannya seperti ini.

"Jangan kurang ajar kamu, saya berhak menjual rumah ini karena ini milik kakak saya". Teriaknya dengan mata melotot.

"Tapi sayangnya jika peraturan hukum yang menjadi ahli waris adalah anaknya tante bukan tante, lagian tante sudah menjual punya ibu kami yang lain, dan sekarang tante mau mengambil rumah kami, maaf tante, disini banyak warga menjadi saksi perbuatan tante ketika tante saya laporkan ke polisi".

"Ala, mana bisa anak kecil seperti mu bisa melapor ke polisi, mimpi jangan ketinggian". Ucapnya acuh.

Dia tidak peduli dengan perkataan keponakannya, baginya dia harus mendapatkan apa yang dia mau tanpa peduli bagaimana kedepannya nasib mereka.

"Tante benar, tapi saya bisa meminta bantuan pak desa karena beliau adalah aparat negara jadi bisa melakukannya, lagian aku yakin jika beliau tau pasti akan mendukungku untuk menuntut tante".

"Saya tidak mau tahu pergi kalian dari sini". Tariknya dengan kasar tapi kalah sama ibu-ibu yang ada dan melindungi mereka.

Mereka malah menghalangi Rina untuk menarik kasar Kanaya sehingga tarikan itu terlepas.

"Dek panggil pak desa sekarang kemari, cepat". Ucap Kayla pada sang adik Kanaya.

Mendengar perkataan sang kakak, Kanaya bergegas melarikan diri setelah tarikan pada tubuhnya terlepas untuk memanggil pak desa.

Rina Yang melihat kanaya berlari segera melepaskan diri dan mengejarnya, tapi Kayla mengulurkan kakinya sehingga Rina jatuh tersungkur dan terhalangi mengejar Kanaya.

"Dasar anak kurang ajar". Umpatnya dengan kesal. saat dirinya terjatuh karena tersandung oleh kaki Kayla.

Bisa-bisanya anak itu berprilaku seperti itu kepadanya padahal selama ini mereka akan diam saja ketika dirinya menindas sang kakak

"Maaf tante, aku menghormati tante karena tante adalah adik dari ibuku dan sekarang beliau sudah tidak ada, dan beliau berpesan untuk mempertahankan rumah ini apapun yang terjadi, jadi maaf aku harus bisa melawan tante karena berani merampas hak kami". Ucap Kayla dengan sungguh-sungguh.

Dia masih dengan jelas mengingat pesan sang ibu untuk mempertahankan rumah ini dari tantenya yang serakah ini dan dia bisa melawannya sesuai keinginan ibunya. Ibunya bahkan berpesan untuk melaporkan sang tante kepolisi kalau masih nekat mengambil rumah mereka.

"Saya tidak mau tahu pergi kalian dari sini, kalau tidak aku akan menganggu dan menganiaya kalian kapanpun dan membawa orang kemari untuk memaksa kalian sampai kalian mau pergi dari sini". Sungutnya tidak terima.

"Kita tunggu saja tante, tante masih bisa bebas berkata seperti itu jika tante dilaporkan dan ditangkap oleh polisi".

Pertengkaran mereka terhenti karena mendengar suara motor dan langka kaki yang tergesa-gesa. Mereka bisa melihat Kepala desa mereka datang menggunakan motor dengan membonceng Kanaya.

"Apa yang kamu lakukan pada mereka Rina". Hardik pak Desa dengan nafas memburu, dia sangat marah melihat kelakuan warganya ini sejak dulu.

"Saya hanya mau mengambil hak saya, itu bukan urusan anda pak kepala desa". Ucapnya membuang muka dengan tidak suka.

"Tapi saya kepala desa disini dan saya tidak akan membiarkan seorang pun bertindak seenaknya ditempat kepemimpinan saya". Hardik pak Desa dengan sangat kesal.

Bisa-bisanya orang serakah ini mau menindas anak yatim yang tidak berdosa.

"Saya tidak peduli anda aparat negara atau apapun yang saya mau rumah ini saya jual, saya tidak minta pendapat anda, pergilah dari sini". Hardiknya kepada pak desa itu.

Para warga yang datang berkerumun pun sangat geram dengan tindakan Rina menghina kepala desa mereka.

"Baiklah kita lihat kamu masih bisa sombong dengan perkataan mu ketika kau berurusan sama polisi". Ucap Pak desa dengan senyum tipis penuh makna.

"Alah, mereka itu bisa disuap dengan uang pak desa, jadi saya tidak takut dengan ancaman anda itu".

"Baiklah, mari kita liat kesombongan anda bisa menyelamatkan anda kali ini". Ucap Pak desa dan menoleh ke belakang.

Disana ada polisi yang menemani dirinya tadi karena dia tadi memang sedang berbincang pada polisi yang bertugas mengamankan desa.

"Bapak semua dengar perkataan ibu ini kan, silahkan bapak bawah, dia menindas anak yatim piatu dan mau menjual rumah mereka secara paksa, ibu-ibu disini menjadi saksinya, dan jika dia berani lolos dari jeratan hukum berarti bapak semua tidak amanah, akan saya laporkan kalian ke tingkat lebih tinggi agar kalian dipecat".

"Baik pak, kami akan memproses ibu ini dengan tegas, apalagi dia sudah menghina kami para polisi". Ucap Polisi langsung memegang tangan Rina dan mulai memborgolnya.

Tentu Saja Rina tak menerima begitu saja perbuatan para polisi, dia memberontak tidak mau dibawah karena dia merasa tidak salah.

"Saya tidak salah pak polisi yang kukatakan itu benar, aku berhak atas rumah ini, aku akan menjualnya karena pemiliknya sudah mati".

"Nanti saja anda menjelaskan ke kantor polisi, dan ibu yang menjadi saksi tolong ikut kami begitu dengan anda pak desa".

"Baik pak, kami semua akan kesana, kami juga akan membawa berkas asli rumah dan ahli warisnya".

"Iya bu, bawah semua yang jadi bukti untuk bisa mencobloskan ibu ini ke penjara.

"Baik pak".

Polisi segera menarik paksa Rina untuk dibawah ke kantor polisi, walau dia memberontak polisi tidak peduli.

"Kalian akan menyesal melakukan ini padaku sialan". Teriaknya terus memberontak tidak ingin dibawah.

Mereka semua yang ada disana hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah Rina yang tak pernah mau salah dan sangat sombong.

Setelah mereka pergi, Kayla beserta ibu-ibu dan Pak desa mengumpulkan bukti kemudian menyusul ke kantor polisi untuk memperkarakan Rina karena perbuatannya.

"Bagaimana dengan adik-adik ku bu, apa mereka akan ditinggal dirumah??

"Kamu tenang saja nak, adik-adik mu akan kami bawah kerumahku untuk sementara sambil menunggu kamu pulang karena kamu dan Kanaya akan ikut menjadi saksi".

"Baik pak desa, terima kasih atas bantuannya selama ini pada kami".

"Sama-sama nak, itu tugas bapak sebagai kepala desa di sini untuk melindungi seluruh warga terutama anak yatim piatu seperti kalian".

"Jangan khawatir nak, kami pasti melindungi kalian jika masalah seperti ini, kami juga sudah tak suka dia dari lama karena selalu semena-mena pada ibu kalian".

"Terima kasih ibu-ibu atas bantuannya, aku tidak akan bisa mendapatkan keadilan jika bukan kalian yang membantuku, Semoga kalian mendapatkan balasan yang baik".

"Sama-sama nak, kamu harus kuat karena kini kamu yang akan menjadi ayah sekaligus ibu untuk kedua ketiga adikmu".

"Iya bu".

Mereka semua bergegas ke kantor polisi untuk melihat kondisi terkini Rina yang tadi dibawah polisi. Begitu mereka sampai disambut dengan teriakan Rina yang mengumpat.

"Dasar anak-anak sialan aku akan buat perhitungan dengan kalian". Teriaknya penuh emosi

Episodes
1 Jadi Yatim Piatu
2 Berbagi dalam segala hal
3 Tante Yang serakah
4 Tante Yang Serakah 2
5 Tukang Bully
6 Keisha Demam Berdarah
7 Kamar Rawat
8 Nasib Kanaya dan Keenan
9 Musibah Rumah sakit
10 Musibah rumah sakit 2
11 Bertemu Sang kakak
12 Janji Lelaki
13 Rencana Mengelabui Rena
14 Kedatangan Kepala Desa Kesekolah
15 Titik Terang kasus Bully
16 Anak-anak Cedas
17 keisha meninggal
18 Pemakaman Keisha
19 Pertengkaran
20 Dugaan yang Benar
21 Di tangkap
22 Hana dan Rana dikeroyok
23 Tanam Sayuran
24 Kemarahan Warga Desa
25 Rencana Rina
26 Rina Celaka
27 Rina masuk Rumah sakit
28 Rina Bertaubat
29 Pindah
30 Dituduh menjadi Selingkuhan
31 Rina Meninggal
32 Mendapatkan ibu Angkat
33 Pembalasan Rara 1
34 Kehidupan Baru
35 Pembalasan Rara 2
36 Keributan di Kantor Polisi
37 Adam dan Fitri di Penjara
38 Orang Sirik
39 Maura mati Kutu
40 Amukan Warga
41 Perjuangan Warga
42 Ketegangan Keluarga Maura
43 Maura berulah
44 Kehidupan baru Kayla
45 Kayla di hadang
46 Tercengang
47 Teman Pertama
48 Para perundungan
49 Diskriminasi
50 Cara melawan Para perundung
51 Hak Istimewa
52 Alexa VS Kayla
53 Alexa Vs Kayla 2
54 Pengorbanan Sahabat
55 Mencari Kebenaran
56 Kenyataan
57 Sekolah Gempar
58 Bella dan Alexa Yang Malang
59 peran orangtua
60 Melindungi Bella
61 Dukungan
62 Bella Bangkit
63 Ujian
64 Percaya Pada Diri Sendiri
65 ACT Of Service
66 Pergi Sebulan
67 Pengagum Rahasia
68 Tim
69 Liburan
70 Kejutan Untuk Bella
71 Kenyataan yang Menyakitkan
72 Terungkap
73 Melawan Daddy Bella
74 BAB 73
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Jadi Yatim Piatu
2
Berbagi dalam segala hal
3
Tante Yang serakah
4
Tante Yang Serakah 2
5
Tukang Bully
6
Keisha Demam Berdarah
7
Kamar Rawat
8
Nasib Kanaya dan Keenan
9
Musibah Rumah sakit
10
Musibah rumah sakit 2
11
Bertemu Sang kakak
12
Janji Lelaki
13
Rencana Mengelabui Rena
14
Kedatangan Kepala Desa Kesekolah
15
Titik Terang kasus Bully
16
Anak-anak Cedas
17
keisha meninggal
18
Pemakaman Keisha
19
Pertengkaran
20
Dugaan yang Benar
21
Di tangkap
22
Hana dan Rana dikeroyok
23
Tanam Sayuran
24
Kemarahan Warga Desa
25
Rencana Rina
26
Rina Celaka
27
Rina masuk Rumah sakit
28
Rina Bertaubat
29
Pindah
30
Dituduh menjadi Selingkuhan
31
Rina Meninggal
32
Mendapatkan ibu Angkat
33
Pembalasan Rara 1
34
Kehidupan Baru
35
Pembalasan Rara 2
36
Keributan di Kantor Polisi
37
Adam dan Fitri di Penjara
38
Orang Sirik
39
Maura mati Kutu
40
Amukan Warga
41
Perjuangan Warga
42
Ketegangan Keluarga Maura
43
Maura berulah
44
Kehidupan baru Kayla
45
Kayla di hadang
46
Tercengang
47
Teman Pertama
48
Para perundungan
49
Diskriminasi
50
Cara melawan Para perundung
51
Hak Istimewa
52
Alexa VS Kayla
53
Alexa Vs Kayla 2
54
Pengorbanan Sahabat
55
Mencari Kebenaran
56
Kenyataan
57
Sekolah Gempar
58
Bella dan Alexa Yang Malang
59
peran orangtua
60
Melindungi Bella
61
Dukungan
62
Bella Bangkit
63
Ujian
64
Percaya Pada Diri Sendiri
65
ACT Of Service
66
Pergi Sebulan
67
Pengagum Rahasia
68
Tim
69
Liburan
70
Kejutan Untuk Bella
71
Kenyataan yang Menyakitkan
72
Terungkap
73
Melawan Daddy Bella
74
BAB 73

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!