Tukang Bully

Mereka yang baru sampai didalam kantor polisi pun menghela nafas mendengar teriakan dari tante anak yatim itu. Pak kepala desa bahkan menggelengkan kepalanya tanda tak menyangka tindakan Rina yang brutal itu bahkan di kantor polisi.

"Assalamualaikum". Ucap Kepala desa mendekati para polisi sedangkan kedua anak yatim itu berada dibelakang bersama para warga yang akan menjadi saksi.

"Kemari kau anak-anak sialan, akan ku hancurkan kalian, berani sekali kalian memasukkan ku ke penjara". Teriak Rina berusaha mendekati Kayla dan Kanaya tapi dia tidak bisa karena ditahan oleh polisi.

"Diam". Hardik polisi dengan keras pada Rina.

menetapkan semua jengah melihat tingkah laku perempuan dihadapan mereka ini. Sejak tadi mengamuk tidak jelas padahal dia memang bersalah.

"Silahkan duduk kalian semua tolong berikan keterangan sejelas nya". Ucap Polisi dan mulai menginterogasi mereka satu persatu dan kini menetapkan Rina sebagai tersangka dan langsung digiring kedalam sel.

"Terima kasih bantuannya semuanya". Ucap Kayla dan Kanaya begitu mereka sampai dirumah setelah diantar oleh pak kepala desa mereka.

"Sama-sama nak, kamu semangat yah, jangan lupa terus berdoa dan berusaha".

"Terima kasih pak desa". Ucap mereka dengan kompak masuk kedalam rumah.

Hari ini mereka izin dari sekolah dan juga kantin untuk mengurus masalah ini, ibu kantin bahkan menangis tersedu-sedu mendengar cerita Kayla tentang tantenya itu.

" Kak semoga kedepannya kita akan baik-baik saja yah". Kanaya menatap sendu sang kakak.

"Iya dek, kita usahakan yah". Ucap Kayla mengelus kepala sang adik.

Keesokan harinya mereka kembali ke sekolah, Kayla sengaja membawa bekal untuk mereka karena mereka akan lama dan tidak sempat makan siang maka dari itu dia membawa agar langsung mereka makan begitu pulang sekolah.

"Kenapa kau selalu membawa adik cacat mu itu ke sekolah sih membuat mataku sakit saja". Ucap salah satu pembully disekolah mereka.

"Tidak ada yang menjaga mereka, lagian mereka tidak mengganggu kalian kan, mereka hanya duduk didepan kelas sambil menungguku pulang".

"Tapi dia menganggu mengganggu penglihatan ku Kayla, kalau kau tidak mendengarkan kataku jangan salahkan aku jika aku bertindak".

" Silahkan saja jika kamu berani, akan ku laporkan kau ke polisi karena menjadi perundungan disekolah". Kayla mendekati Nana dengan tangan mengepal.

"Memang kau berani??, Jangan lupa aku ini anak kepala sekolah, jadi jangan macam-macam denganku".

"Terserah apa katamu Nana, tapi jika kau mengusik adik-adik ku aku tidak akan tinggal diam, aku bisa meminta bantuan warga dan pak desa untuk mengusut kasus perundungan disekolah dan kamu pasti tahu jika kamu ketahuan yang malu dan yang rasakan akibatnya adalah ibumu, ibu kepala sekolah".

"Kau mengancam ku?? Berang Nana dengan emosi.

"Aku tidak mengancam kamu Nana, hanya saja, perhatikan siapa kamu, kasihan ibumu kalau ku berbuat onar, dialah yang menanggung akibatnya jika kamu berbuat ulah, kamu membuat malu dirinya".

"It benar nak, jangan selalu berbuat ulah disekolah, mama bingung harus mengatakan apa pada para orangtua siswa, mama akan kena masalah kalau mereka melaporkan itu kedinas pendidikan". Ucap Ibu Rahma dari belakang mereka.

Dia mendengar semua percakapan mereka, dia sendiri tahu bagaimana kelakuan anak semata wayangnya itu, jadi dia selalu berusaha mengawasinya agar tak bertindak macam-macam.

"Mama kok ada disini, kirain tadi". Nana menundukkan kepalanya melihat tatapan tajam sang ibu.

"Yang dikatakan Kayla itu benar, berhentilah berbuat onar, jangan sampai mama dipecat dari pekerjaan gara-gara perbuatanmu, papamu sudah pergi dengan perempuan lain dan hanya tinggal mama sendiri yang membesarkan mu, tolonglah, jika mama dipecat bagaimana kamu mau makan".

"Maaf ma". Nana menunduk mendengar perkataan sang ibu.

"Ya sudah kalian masuk semua ke kelas, dan kamu Kayla kalau bisa bawa adikmu ke kantin saja, kan kamu akan langsung ke kantin, kalau tidak salah disana ada tempat istirahat".

"Iya bu, terima kasih". Ucap Kayla berjalan menggendong sang adik istimewanya sedangkan adiknya Kanaya dsn keenan membawa barang-barang nya.

Setelah menempatkan kedua adiknya dikantin atas persetujuan ibu kantin, dia kemudian berjalan menuju kelasnya untuk belajar.

Beberapa Jam kemudian Bell sekolah telah berbunyi menandakan jika waktunya jam istirahat. Kayla segera berjalan menuju kelas dang adik Kanaya untuk mengajak sang adik ke kantin tapi alangkah terkejutnya dia melihat adiknya dibully oleh teman sekelasnya.

"Apa-apa an ini". Teriak Kayla mendepati sang adik dianiaya oleh teman sekelasnya.

Melihat Kayla wajah mereka langsung pucat, mereka langsung ketakutan dan menghentikan perbuatan mereka.

"Apa yang kalian lakukan pada adikku". Teriak Kayla dengan suara menggelegar sampai guru kelas 2 mendengar nya.

Suara langkah kaki tergesa-gesa terdengar dari luar sedangkan Kayla sedang menatap tajam anak-anak orang-orang yang membully adiknya.

"Ada apa ini kenapa kalian". Ucap Guru kelas 2 yang baru masuk kelas.

"Mereka memukul adikku sampai seperti ini ibu guru". Ucap Kayla memperlihatkan keadaan adiknya yang berantakan dan acak-acakan.

"Astaga, kalian ini masih kecil suka membully orang, ikut kalian bertiga keruang guru sekarang". Hardiknya dengan kerasa sambil berkacak pinggang.

Ketiganya menunduk ketakutan dan mengikuti langka guru mereka.

"Kayla bawah adikmu ke Uks dan obati dia ".

"Baik bu tapi kayaknya aku akan mengambil obat saja bu, aku harus ke kantin karena sudah berjanji dengan ibu kantin".

"Ya sudah tidak apa-apa, kalian berdua ikut saya sekarang". Ucapnya meninggalkan mereka membawa ketiga pembully itu.

"Ayo dek kita ke UKS dulu ambil obat lalu ke kantin". Ajak Kayla menuntun sang adik

"Iya kakak". Kanaya meringis kesakitan pada kepalanya karena dia dijambak dan dipukul oleh ketiganya.

"Loh kok kalian lama banget nak, Ya ampun wajah kamu kenapa Kanaya?? ". Suara Ibu kantin meninggi melihat keadaan Kanaya yang babak belur.

"Maaf bu kami lama tadi karena ke UKS dulu ambil obat, Tadi Kanaya diBully sama teman-teman sekelasnya makanya kami agak lama".

"Apa, astaga, mereka masih kecil sudah bisa membully orang". Teriak Ibu kantin dengan tidak sadar.

"Iya bu, aku obatin Kanaya bentar ya bu setelah itu Mai bantu ibu".

"Iya nak, obati dulu saja Kanaya nya baru kalian bantu ibu".

Kayla langsung mengobati sang adik, barulah dia membantu pekerjaan ibu kantin sampai jam masuk kelas. suara bel masuk pun sudah mulai terdengar.

"Kakak masuk dulu yah dek, kalian disini dulu, nanti kak Kanaya pulang dia akan kesini temani kalian sekaligus bantu ibu kantin". Ucap Kayla mengelus kepala Keenan dan Keisha.

"Iya kakak, kamu akan tunggu disini dan jadi anak yang baik".

"Ya sudah kami masuk yah, bu". Kanaya dan Kayla segera berjalan menuju kelas mereka untuk belajar.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!