Bab 7

     Setelah Anjani beranjak akan membangunkan Kania , Ganti Rania menyusul berjalan menuju kamar yang ditempati Dika,

"Tok.. Tokk..., Dika ini tante Rani ,Nak "

"Tok.. Tok.. , Dii.. Eh udah bangun , Nak... " ucap Mama Rani yang kaget melihat kemunculan Dika yang tiba2 sudah diambang pintu yang baru dibuka .

"Iya tante , Dika sudah bangun , ada apa tante memanggilku " Tanya Dika.

"Oh.. Iya, tante mau ngajakin kamu makan malam , Nak." " Boleh tante bicara sebentar , Dik", Pinta mama Rani , yang ingin membujuk Dika supaya mau berbaikan dan menerima mama nya kembali.

" Silahkan masuk tante, kita bicara didalam saja. "ucap Dika , seraya mempersilahkan mama memasuki kamarnya.

  Setelah memasuki kamar itu mama Rania duduk bersisihan dengan Dika , sebelum dia memulai pembicaraan mereka , mama Rania menghela nafas berharap semua baik2 saja,.

  " Dika bolehkah tante tanya sama kamu, Nak? Ucap Mama ,

 "Iya tante , mau bertanya soal apa ya tante? , apa itu mengenai mama Anjani? ucap Dika balik tanya ke mama Rania,

"Iya , Dika, sebelumnya tante minta maaf sama kamu , tante tidak bermaksud ikut campur , tapi semua terjadi didepan tante , tante mengerti bagaimana perasaan yang kamu rasakan, tumbuh dewasa menjadi laki-laki yang tegar dan kuat tanpa kehadiran mama kandung sendiri, itu tidak mudah , tapi apa kamu pernah bertanya sama papa kamu soal mama Anjani , Nak?" Tanya Rania.

  " Eheemm.. Dulu setelah kepergian mama , Aku selalu berharap mama segera pulang dan memelukku .Papa selalu bilang kalau mama pasti akan kembali , tanpa mau menjelaskan kemana mama pergi,

Saat itu Dika belum memahami apa yang terjadi diantara mereka, Setiap aku ingin menanyakan keberadaan mama, papa selalu menghindar , dengan alasan sibuk dan sebagainya, perlahan aku mengerti bahwa mereka sudah berpisah, dan tidak hidup bersama lagi, "ucap Dika terpotong , tak terasa air mata membanjiri pipinya, membuktikan betapa sedih dan kecewanya Dika saat itu.

" Aku merasa terpukul dengan keadaan itu , tapi aku sadar aku tidak bisa mengubahnya , Aku hanya berusaha terlihat baik-baik saja , aku harus bisa menemukan sesuatu yang membuat ku bahagia, apalagi sejak memasuki SMP , papa mulai dekat dengan mama Sora , dan tak lama memutuskan untuk menikah . "ucap Dika sambil menghela nafas nya .

"Awalnya Aku takut papa berubah, lebih mencintai mama sora dan lebih mengabaikanku , tapi aku salah tante , ternyata dengan hadirnya mama sora justru membuat hubungan aku dan papa kembali dekat dan lebih baik , mama sora menyayangiku seperti anaknya sendiri , bahkan setelah mama memiliki anak kandung sendiri , mama tidak membedakan kami.

Bahkan setelah kehadiran mama mampu membuat aku bisa melupakan kesedihanku kehilangan mama Anjani , dan melalui hari2 ku dengan penuh canda tawa. "ucap Dika yang awalnya dia menangis kini malah tersenyum.

 " Seandainya tante tidak datang pun , Dika sudah berencana ingin menemui mama Anjani. Dika ingin menanyakan banyak hal kepada beliau . " .

 "Makasih tante sudah mau mendengarkan ku " ucap Dika dengan tulus.

"Sama-sama sayang, tante lega mendengarnya. Tante juga ikut bahagia , Nak. " ucap mama Rania.

 "Tante , sejak kapan kenal mama Anjani ? Tanya Dika penasaran.

"hahaaa.. , mama mu adalah sahabat karib tante ketika SMA, kami selalu kemana2 bersama , tapi kami berpisah semenjak memasuki bangku kuliah. Mama mu pindah keluar negeri , bahkan tante bener2 kehilangan kontak dengan mamamu . " ucap Mama Rania sambil mengingat semasa dulu .

"Ayo , kita turun Dika , kita makan malam bersama , " ajak mama Rania.

"Iya tante , duluan saja nanti Dika nyusul" ucap Dika.

"Ya sudah, jangan lama-lama ya , Nak" pinta Rania .

"Iya , tante. " jawab Dika mengakhiri percakapan mereka.

 Pov

*****

   Tak lama setelah itu Dika keluar dari kamarnya , Disaat itu pula Anjani berjalan dari arah berlawanan , dan mereka hendak menuruni anak tangga. Mereka terlihat sama-sama canggung , hingga akhirnya Dika lebih dulu mempersilahkan Mama nya menuruni anak tangga , dia berapa tak jauh dibelakang nya.

  Dari kejauhan mama Rania dan Dimas melihat kehadiran mamanya dan saudara kembarnya berjalan beriringan , ada perasaan haru yang tak bisa mereka jelaskan , bahkan tak mereka sadari mata mereka mengembun, dan tinggal berkedip langsung menetes.

 "Selamat malam semuanya, " ucap tante Anjani, menyapa mereka yang sudah berada di meja makan

"Malam Anjani ... Silahkan duduk , Kamu juga duduk Dika." ucap Mama Rania.

"Terima kasih tante, " ucap Dika ,sementara Anjani hanya mengangguk dan tersenyum.

Tak lama setelah itu Kania turun , dan akhirnya mereka menikmati makan malam bersama.

Setelah beberapa saat mereka kembali berkumpul diruang keluarga , Kania yang saat itu asyik memakan cemilannya , ditarik paksa oleh Dimas , Dengan alasan ingin mencari udara segar , sedang kan mama Rania , dia berpamitan ingin istirahat dikamarnya , mereka ingin memberikan ruang buat tante anjani dan Dika berbicara.

Ruang seketika hening , hanya suara Televisi yang sedang menyala.

"Eehemm.. Dika bagaimana kabar mu , Nak" Tanya Anjani, membuka obrolan mereka.

"Alhamdulillah Dika sehat ma, Mama sendiri gimana kabarnya?" ucap Dika mengurangi kecanggungan mereka.

"Alhamdulillah, sehat juga , Nak. "

"Dika , mama minta maaf , mama pergi tanpa mengatakan apapun sama kamu, " ucap Tante Anjani.

Dika mendekati mama nya . Dia memegang tangan mama nya ,

"Mama , mungkin semua yang terjadi tidak mudah , tapi Dika sudah maafin mama, Dika tau , tidak mudah bagi mama membuat keputusan itu, Dika yakin semua ini mama lakuin demi kebaikan kita . Dika juga minta maaf , kemarin sudah membuat mama sedih" ucap Dika dengan mata yang mulai mengembun,

"Tidak sayang , kamu berhak marah sama mama. Mama selama ini nggak pernah menemui kamu , tapi percaya lah , mama selalu mendoakan anak2 mama , agar selalu baik2 saja dimanapun kalian berada . " ucap Tante anjani,

yang sudah sama-sama tidak bisa menahan rasa haru nya bisa berhadapan dengan anak yang sudah lama tak ia jumpai.

"Terimakasih mama, , " ucap Dika yang langsung memeluk tubuh mama nya, dengan airmata yang sudah tak mampu ia bendung .

Dia ingin waktu tak segera berlalu , dia ingin memeluk mama nya sepanjang waktu , bahkan enggan melepaskannya .

"Ehemmm... " dehem seseorang tak jauh dari mereka saat itu,

sontak keduanya menoleh ,

"Sepertinya , aku gantian di anak tirikan nih, " goda Dimas ke mereka , sambil berjalan mendekati mama dan saudaranya.

Sedangkan disamping nya , Kania yang diam saja terharu menyaksikan ibu dan anak yang sedang melepas rindu, ikut menitihkan air matanya.

"Hehe... Hehe.. Enggak dong sayang, kemarilah , kalian berdua anak-anak mama , kesayangan mama, " ucap Tante anjani yang menarik Dimas kepelukannya bersamaan dengan Dika.

Waktu seakan ikut berhenti .

Setelahnya pelukan mereka terlepas , Tante Anjani menatap putra nya bergantian,

sambil berucap,

"Kalian berkenalan lah dengan kembaran kalian ", " mama ingin melihat anak mama tidak hanya duduk duduk bersisian , tapi juga saling bergandengan tangan, ngertikan maksud mama ? ".

"Iya ma, kami akan belajar saling mengenal satu sama lain , " ucap Dika.

Sedangkan Dimas hanya mengangukan kepalanya , tanda ia mengerti maksud mamanya.

***

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!