"Jangan apa hah? Ingat ya Mas Hanif! Kau masih mempunyai janji padanya! Aku bahkan tak tahu apa yang akan terjadi padanya, jika dia tahu tentang pernikahanmu ini," ucap Lidya, penuh penekanan. Dengan mata yang terlihat sudah berkaca-kaca.
"Maka dari itu, aku mohon padamu Lidya, jangan sampai dia mengetahui semua ini." Hanif memohon, sambil memegang sebelah lengan Lidya.
"Sudahlah, aku tidak ingin ikut campur lagi dalam drama ini!" serunya sambil menepiskan lengannya dari genggaman tangan Hanif, kemudian berlalu meninggalkan Hanif begitu saja.
Hanif pun kembali berjalan, menuju ruang kantornya.
***
Kini jam sudah menunjukkan pukul 17.00 WIB, Aisyah dan Umma Nisa sedang sibuk, memasak. Menyiapkan makan untuk menyambut Abi Arifin dan Hanif yang pulang bekerja.
Tak lama, pintu bell rumah terdengar, menandakan bahwa Abi Arifin sudah pulang. Dan benar saja, Abi Arifin lah yang masuk ke ruang tengah. Ia menghampiri istri dan menantunya yang berada di dapur.
"Kemarikan tasnya, biar Umma bawa ke kamar," ucap Nisa, setelah selesai mencium punggung tangan suaminya. Ia segera meraih tas kerja yang di jinjing oleh suaminya itu, lalu pergi membawanya ke kamar.
"Aisyah, apa Hanif sudah memberi kabar kepadamu?" tanya Arifin.
Aisyah menggelengkan kepalanya. "Tidak Abi, Uda belum memberi kabar adapun kepada Aisyah," tuturnya.
"Aih... anak itu, selalu saja begitu. Aisyah kamu jangan heran ya, kalau Hanif sering pulang telat. Sudah satu tahun ini, dia sering pulang malam. Padahal jam mengajar disana paling telat, selesai jam 7 malam," ucap Arifin, sambil meneguk segelas air yang sudah di siapkan oleh istrinya sejak tadi.
"Iya Abi, tidak apa-apa. Insya Allah Aisyah memakluminya. Lagi pula Uda Hanif, di sana juga kan bekerja, bukan main-main," tutur Aisyah, mengembangkan senyumannya, dengan begitu tulus.
^^^
Kini Aisyah, Umma dan Abi sudah duduk bersiap di meja makan. Mereka mengobrol terlebih dahulu, sambil menunggu kedatangan Hanif.
Dan tak lama kemudian, terdengar salam dari seseorang yang tak lain ialah suara Hanif. Aisyah bergegas ke ruang depan untuk menyambut kedatangan suaminya.
"Uda, sudah pulang." Aisyah segera menyalami punggung tangan suaminya itu, dan mengambil alih tas kerja milik Hanif. Aisyah menyimpannya di atas sofa di ruang tengah. Kemudian ia mengajak suaminya untuk makan sore bersama.
Aisyah dan Hanif mendudukkan tubuh mereka di kursi meja makan, bersampingan. Ia segera mengambilkan nasi dan lauk pauk untuk Hanif dan untuknya.
Kini mereka semua fokus makan, tanpa ada yang berbicara. Karena memang sudah menjadi adat istiadat bagi keluarga mereka, ketika makan jangan ada yang berbicara ataupun mengobrol.
Selesai makan, Aisyah merapikan piring-piring kotor itu. Sementara Umma Nisa, ia membuatkan buah potong untuk suami dan anaknya.
"Hanif, bagaimana kerjamu hari ini?" tanya Nisa, yang fokus mengupas buah apel di tangannya.
"Alhamdulillah lancar Mah," jawab Hanif.
"Baguslah, kamu harus sering seperti ini. Pulang jangan telat, apalagi kalau sudah mempunyai istri. Kamu sebisa mungkin harus pulang lebih awal. Kasihan Aisyah kalau di tinggal sendiri," ucap Nisa. Hanif hanya menganggukkan kepalanya.
***
Jangan lupa dukungan buat author dengan cara like komen dan vote se banyak-banyaknya. Author sayang kalian.
Komen dong di bawah, ramein lapak author biar gak sepi kayak kuburan he he...
Follow juga ig author @dela.delia25
Author sayang kalian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
Ros Diana
kasihan aisyah dibohongi.
2022-03-05
1
Fitria opit
hanif????
2021-03-10
0
Dewi Sariyanti
penasaran, apakah yg di sembuyikan hanif???
2021-02-04
0