Kecurigaan

"Huh...anda ke-kembali...syukurlah.." Gumam Alana.

"BRUGH." tubuhnya jatuh pingsan dengan posisi dirinya yang masih ada di atas tubuh Rion.

"Dia..."Gumam pria itu.

...****************...

Saat ini seorang gadis masih dengan nyaman tidur di atas kasurnya yang tampak kecil dan juga biasa saja.

"Kasihan sekali, ini baru hari pertama tapi dia sudah seperti ini." Ujar salah seorang pelayan.

Sebenarnya pelayan-pelayan disini sangat terkejut saat melihat ajudan putra mahkota yang membawa wanita ini kesini. Saat ini leher wanita itu di perban dengan begitu rapi, di bagian telapak tangan ia juga mendapatkan luka dan beberapa goresan di wajahnya. Tapi untungnya luka-luka itu tidak akan membekas.

"Hnggh." Leguh Alana.

"Lihatlah dia sudah sadar..." Ujar salah seorang pelayan yang ada di sana. Saat ini mereka memang sudah dalam jam istirahat sehingga begitu banyak yang melihat keadaan Alana seperti ini.

Perlahan mata itu terbuka menampilkan manik mata coklat muda miliknya.

"Huh...air.." Gumamnya.

"Cepat berikan dia air !" Ujar salah seorang wanita yang ada disana.

"GLEK, GLEK." Alana menerima air tersebut dan meminumnya dengan begitu cepat.

"Kau tidak apa ?"tanya seorang wanita.

"Tidak apa-apa terimakasih."Ujar Melisa.

"Huh kami pikir kau akan mati, kau tau akan susah mencari pelayan untuk pengganti mu jika kau mati." Ujar pelayan yang tampak lebih senior di banding yang lainnya.

"Jika aku mati maka aku akan menghantui anda." Ujar Alana.

Semua orang langsung memandangnya, sebenarnya yang berbicara tadi adalah Amira. Pelayan yang mengurus segalanya di sini atau bisa dikatakan jika Amira lah kepala pelayan di tempat ini tapi tanpa pengangkatan apapun. Jadi tidak ada yang berani melawan ucapan wanita itu tentu saja kecuali Alana. Jika dia di pecat itu malah lebih bagus lagi.

"Kau ! pelayan kurang ajar !" Ujar Amira yang tampak begitu marah.

"Ya...anda yang mulai duluan jika tidak terima maka pergi sana ! Jika anda mau memecat saya maka pecat saja ! Saya tidak takut." Ujar Alana.

"KAU !" Geram Amira.

"Dasar jalang tidak tau di untung !" Ujarnya lalu pergi begitu saja.

"Dasar orang jahat !" Gerutu Alana.

Setelah Amira pergi tampak orang-orang yang ada di sana menatap heran padanya.

"Hei kau baru saja membangunkan singa," Ujar Mona.

"Aku bukan membangunkan singa,tapi orang seperti itu memang harus di beri pelajaran. Lagipula bukan dia yang menggaji kita lalu kenapa dia yang merasa paling berkuasa !" Ujar Alana. Selalu saja ada orang-orang seperti itu di sini atau pun di dunianya dulu.

"Kau benar-benar tidak ada takutnya Alana." Ujar Mona.

"Jika tidak salah kenapa harus takut." Ujar Alana.

"Huh kau ini benar-benar ya..." Ujar Mona yang tampak sudah pasrah itu.

"Oh ya Alana apa yang sebenarnya terjadi kenapa tuan Robin yang membawa mu kesini ? Apa terjadi sesuatu ? Maksudku apa yang terjadi padamu hingga kau terluka parah seperti ini." Ujar Mona.

"Aku...aku.." Alana sedikit bingung dengan apa yang harus ia katakan. Karena pada dasarnya Rion menyembunyikan mengenai kutukannya itu. Oleh sebab itu jika ia mengatakan sebenarnya dan orang-orang tau maka Alana sudah pasti kehilangan kepalanya kali ini.

"Aku..."

"Alana..! yang mulia putra mahkota mencarimu !" Ujar pelayan wanita yang tampak begitu tergesa-gesa.

Semua orang memandang ke arah Alana dengan tatapan kasihan. Menurut mereka Alana baru saja siuman tapi kenapa sudah di panggil lagi. Ditambah kondisi wanita ini juga tidak cukup baik.

"Cepat Alana ! Sepertinya suasana hati yang mulia tidak cukup baik kali ini." Ujar pelayan itu.

' Perasaan suasana hatinya memang tidak pernah baik.' Batin Alana.

"Baiklah aku akan pergi." Ujar Alana. Padahal saat ini tubuhnya masih begitu nyeri. Tapi sudah harus bekerja lagi.

'Inikah yang di namakan kerja bagai kuda ?' batin Alana. Dengan berat hati ia melangkahkan kakinya menyusuri lantai. Orang-orang yang lain hanya menatap iba atas kepergian wanita itu tapi kemudian mereka hanya bisa menghela nafas. Walau merasa kasihan tapi mereka juga tidak bisa melakukan apapun.

Hingga kali ini Alana lagi-lagi berada di kamar pria itu. Dia memperhatikan seisi ruangan yang tampak bersih. Siapa yang akan menyangka tempat ini tadinya adalah lautan darah. Rion tampak tidak terlalu memperdulikannya. Pria itu hanya sibuk dengan berkas yang ada di tangannya.

'Kenapa dia memanggilku jika dia hanya ingin agar aku berdiri disini seperti patung.' kesal Alana. Ini baru sehari ia berada di tempat ini tapi nyawanya terancam berkali-kali.

"BRAK !" Tiba-tiba saja pria itu meletakkan berkas-berkas itu dengan begitu kasar.

"AKH AYAM !"Latahnya.

"Kau kesini !" Perintahnya.

"Iya yang mulia." Ujar Alana. Ia hanya mematuhi apa yang pria ini perintahkan.

Hingga akhirnya kini Alana berdiri di hadapan pria itu.

"Apa ini ?"Ujarnya dengan mengeluarkan sebuah botol dari saku bajunya. Alana agak sedikit kaget melihatnya karena itu adalah botol yang ia gunakan tadi.

"Itu botol yang mulia." Ujar Alana.

"Tentu saja aku tau ini botol ? apa kau pikir aku bodoh ? Yang ingin kutanya adalah apa isi dari botol ini ?" Tanya pria itu dengan tatapan tajamnya.

"Itu larutan bunga mawar yang di beri sedikit air suci yang mulia." Jelas Alana.

"Bunga mawar dan air suci ? bagaimana bisa kau tau mengenai obat penekan dari kutukanku ?" Tanya Rion yang saat ini telah berdiri dari tempat duduknya.

"Tentu saja dari Novel." Ingin sekali Alana mengatakan hal itu.

"Itu...ibu saya sudah mengajarkan saya jika ada kekuatan jahat seperti kerasukan setan maka anda bisa memberikan larutan bunga mawar dan air suci." Bohong Alana.

"Kerasukan setan ? Kau pikir aku kerasukan setan ?" Tanya Rion.

'Ya tidak mungkin lah kalau kau kerasukan setan, kan kau sendiri setannya.' batin Alana.

"Tidak yang mulia, saya hanya mengira saja." Ujar Alana.

"Kau pikir kau bisa membohongi ku ?" Ujar Rion dengan menarik dagu Alana. Sedikit kasar hingga luka yang ada di leher alana kembali berdarah.

"Sttss." Ringis wanita itu.

"Sa-saya benar-benar tidak berbohong yang mulia." Ujar Alana.

"Hmm aku akan mengawasi mu mulai hari ini, jika ada satu saja yang membuatku curiga maka...kau tau apa yang akan terjadi bukan ?" Ujar Rion.

"BUGH." Ia melepaskan pegangan pada dagu wanita itu tapi itu justru membuat Alana terjatuh.

"Pergilah !" Perintahnya pada gadis itu.

"Baik yang mulia." jawab Alana lalu secepat mungkin meninggalkan tempat itu.

"Dia... benar-benar tidak punya hati." Gumam Alana saat merasa bokongnya sedikit sakit. Sebenarnya pria itu tidak mendorongnya hanya dia saja yang sedikit kehilangan keseimbangan karena takut.

'Dasar bajingan gila !'Batin Alana.

Terpopuler

Comments

Eka suci

Eka suci

lanjuuut Alana semangat merubah takdir

2025-03-12

0

sihat dan kaya

sihat dan kaya

hahahahahahahahaha

2025-04-26

0

dreamy

dreamy

Semangat thooor.
Dari Andrea dan Melisa.
Aq pindah ke sini.

2025-02-24

2

lihat semua
Episodes
1 Menjadi pelayan
2 Penyerangan
3 Kecurigaan
4 Pelakor jaman dulu
5 Malam menegangkan
6 Menolong
7 Akan membantumu
8 Rencana
9 Dia penjahatnya
10 Lampion .
11 Persiapan
12 Sarapan bersama
13 Pesta perburuan
14 Cincin dimensi
15 Bertemu
16 Makanya jangan sok !
17 Perasaan romantis ? tidak.
18 Goa
19 Naga
20 Villain
21 Kembali
22 Kembali 2
23 Acara inti
24 Bunga abadi
25 Mimpi
26 Berhenti
27 Tragedi
28 Tidak berarti
29 Bayangan hitam
30 Misteri kematian Mona part 1
31 Misteri kematian Mona part 2
32 Perpustakaan
33 Penculikan?
34 Penculikan 2
35 Ketemu
36 Menginap
37 Ditinggal
38 Persembahan
39 Terjebak dimasa lalu
40 Masa lalu 1
41 Masa lalu 2
42 Masa lalu 3
43 Masa lalu 4
44 Semakin dekat
45 Ungkapan
46 Menggantikan
47 Kedatangan Kaisar Arnold
48 Kepergian
49 Pernikahan
50 Rona...
51 Akhir Hazel dan Rain
52 Pecat
53 Mengetahui
54 Daun gugur
55 Gosip istana
56 Mabuk
57 Tidak Akan Meninggalkan
58 Dasar keras kepala
59 Kesalahpahaman
60 Kepergok
61 Surat kaisar
62 Janji
63 Bukan hanya melihatku
64 Kencan
65 Taruhan
66 Sejak awal
67 Kemarahan kaisar
68 Kesempatan ke 2
69 Permainan di mulai
70 Menanam bunga
71 Rahasia tetap rahasia
72 Rencana masing-masing
73 Kutukan tidak hilang
74 Kue kacang yang manis
75 Calon putri mahkota
76 Tidak sadarkan diri
77 Pencabutan gelar
78 Penyelamat
79 Bisa berubah
80 Pilihan
81 Eksekusi
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Menjadi pelayan
2
Penyerangan
3
Kecurigaan
4
Pelakor jaman dulu
5
Malam menegangkan
6
Menolong
7
Akan membantumu
8
Rencana
9
Dia penjahatnya
10
Lampion .
11
Persiapan
12
Sarapan bersama
13
Pesta perburuan
14
Cincin dimensi
15
Bertemu
16
Makanya jangan sok !
17
Perasaan romantis ? tidak.
18
Goa
19
Naga
20
Villain
21
Kembali
22
Kembali 2
23
Acara inti
24
Bunga abadi
25
Mimpi
26
Berhenti
27
Tragedi
28
Tidak berarti
29
Bayangan hitam
30
Misteri kematian Mona part 1
31
Misteri kematian Mona part 2
32
Perpustakaan
33
Penculikan?
34
Penculikan 2
35
Ketemu
36
Menginap
37
Ditinggal
38
Persembahan
39
Terjebak dimasa lalu
40
Masa lalu 1
41
Masa lalu 2
42
Masa lalu 3
43
Masa lalu 4
44
Semakin dekat
45
Ungkapan
46
Menggantikan
47
Kedatangan Kaisar Arnold
48
Kepergian
49
Pernikahan
50
Rona...
51
Akhir Hazel dan Rain
52
Pecat
53
Mengetahui
54
Daun gugur
55
Gosip istana
56
Mabuk
57
Tidak Akan Meninggalkan
58
Dasar keras kepala
59
Kesalahpahaman
60
Kepergok
61
Surat kaisar
62
Janji
63
Bukan hanya melihatku
64
Kencan
65
Taruhan
66
Sejak awal
67
Kemarahan kaisar
68
Kesempatan ke 2
69
Permainan di mulai
70
Menanam bunga
71
Rahasia tetap rahasia
72
Rencana masing-masing
73
Kutukan tidak hilang
74
Kue kacang yang manis
75
Calon putri mahkota
76
Tidak sadarkan diri
77
Pencabutan gelar
78
Penyelamat
79
Bisa berubah
80
Pilihan
81
Eksekusi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!