Utusan Dunia Soul Land Season 2
Dunia Paralel
~~~~★Season 2★~~~~
.Utusan Dunia Soul Land.
____________________
======∆=∆======
Tempat landai nan subur penuh pepohonan besar, sedang, bahkan kecil. Sinar matahari menelisik celah pepohonan. Menghalangi sinar panas matahari siang itu.
Zhu Zhengqian
*berjalan menyusuri jalan tanpa setapak
Zhu Zhengqian
begini lebih menyenangkan, daripada teleportasi *memainkan anting merahnya
Zhengqian menunggu waktu yang tepat untuk terlibat 'sedikit' dengan alur aslinya. Walau ia sebenarnya memang 'kecewa' dengan dunia sebelumnya yang ternyata hanya ilusi semata.
Namun, entah mengapa ia merasa seperti dunia sebelumnya bukan ilusi, namun dunia paralel dari cerita asli.
Zhu Zhengqian
Hmm... Kurasa memang begitu
Zhu Zhengqian
Contohnya, dewa-dewi setiap dunia Soul Land yang berkembang pasti berbeda-beda
Zhu Zhengqian
Dan ini juga dunia paralel mungkin?
Zhu Zhengqian
*memejamkan matanya
Zhu Zhengqian
Saat ini ayah Tang San sedang menuju tempat alm. Ah Yin, ibu Tang San
Zhu Zhengqian
Memang, butuh waktu lama untuk melahirkan kembali tubuh Ah Yin
Zhu Zhengqian
Sepertinya tidak masalah jika aku sedikit membantunya kan?
Zhu Zhengqian
Yang penting tidak ketahuan *teleport
Tempat lain, di sebelah dimana air terjun berada, tepatnya dibawah pohon rindang.
Zhu Zhengqian
*muncul dengan wujud kamuflase
Tang Hao
Ah Yin, aku sudah bertemu anak kita
Ucap pria yang tak lain adalah Tang Hao, ayah Tang San. Yang baru saja pulang dari tempat terakhir ia melihat istrinya.
Zhu Zhengqian
*mendengarkan dari dahan pohon
Tang Hao
Dia tumbuh dan mirip sepertimu
Tang Hao
Perempuan bernama Xiao Wu juga sangat manis
Zhu Zhengqian
Emang, calon mantu idaman *batin
Tang Hao
Kamu juga akan menyukai dia
Tang Hao
Berharap mereka tidak akan menghadapi situasi yang sama seperti kita
Zhu Zhengqian
Mungkin lebih..
Ingat! Suara yang dihasilkan Zhengqian tidak akan terdengar oleh siapapun, kecuali yang memang bisa mendengarnya, langka.
Seolah mengetahui, rumput biru perak jelmaan Ah Yin melambai-lambai.
Tang Hao
Jangan khawatir, aku disini.
Zhengqian masih memperhatikan interaksi keduanya, hingga sesuatu yang membuatnya heran sekaligus berpikir keras.
Sebuah 'cincin' biru yang terpasang di tangan pria itu, ingat bukan? Cincin yang ia berikan di dunia sebelumnya.
Zhu Zhengqian
Apakah asumsiku salah? Lalu... Bagaimana bisa cincin itu juga ikut kemari? *batin
Zhu Zhengqian
Yang terpenting itu bisa membantu bangkitnya Ah Yin, ditambah sedikit lagi dariku nanti *batin
Zhu Zhengqian
Mungkin membutuhkan waktu beberapa bulan *batin
Zhu Zhengqian
Walau paman itu tidak mengingat apapun lagi *batin
Setelah perbincangan Tang Hai dengan Rumput Biru Perak jelmaan Ah Yin. Ia berjalan meninggalkan istrinya, menuju Istana Wu Hun, untuk membalaskan dendamnya.
Zhengqian menunggu waktu yang tepat untuk mendekat ke objek tujuannya.
Setelah Tang Hao benar-benar hilang dari pandangan, ia segera turun dari dahan pohon.
Zhu Zhengqian
*memunculkan dirinya
Energi itu diserap sempurna oleh Ah Yin dalam wujud tanaman rohnya.
Zhu Zhengqian
*berhenti menyalurkan energinya
Zhu Zhengqian
*duduk terlentang
Mulut Zhengqian tak bisa diam, ia memainkan rumput obat di bibirnya.
Zhu Zhengqian
Kau tau? Putramu sangat hebat
Zhu Zhengqian
Walau menemui kegagalan, ia akan tetap berdiri
Zhu Zhengqian
Aku salut padanya
Zhu Zhengqian
Mungkin karna jiwanya yang sudah cukup dewasa *batin
Hingga Zhengqian menghilang seolah menjadi angin lewat siang itu.
____________________
======∆=∆======
Zhu Zhengqian
Kalau tidak salah malam ini Tang San menyerap cincin roh ke3nya
Zhengqian tengah berjalan di hutan, ditemani gelapnya malam dan bulan yang bersinar terang.
Zhu Zhengqian
*membuka surat dari adiknya
Surat yang menyatakan bahwa Zhuqing baik-baik saja, ia juga mengatakan bahwa disana ia bisa menambah pengalaman sekaligus teman.
Zhu Zhengqian
Lebih baik besok saja berkunjungnya
Zhengqian pun mencari tempat untuk ia bersantai.
Bukan di dalam kalung dimensi yang masih ia miliki kini. Kalung yang tidak ikut hilang bersama semua kenangan lembar keduanya.
Yang membuka lembar kini, lembar ketiga.
Comments