Malam itu Desa Sukasari benar-benar mencekam. Jalanan desa yang biasanya ramai kini kosong melompong. Hanya suara burung hantu dan gemerisik dedaunan yang terdengar, membuat suasana semakin menyeramkan.
Srini melesat terbang secepat angin, rambutnya yang terurai panjang berkibaran di udara. "Huh, gampang nih urusan. Pocong doang," gumamnya dengan percaya diri.
Namun, keyakinan Srini goyah begitu ia tiba di depan salah satu rumah warga. Di sana, pocong dua meter itu tampak sedang menggedor pintu rumah dengan kepalanya yang keras. DUG! DUG! DUG! Suara hantaman kepala pocong menggema di tengah malam yang sunyi.
Srini memiringkan kepalanya, menatap heran. "Eh, buset! Nggak sakit tuh jidat?" celetuknya tanpa sadar.
Pocong itu tiba-tiba berhenti dan perlahan berbalik, wajah gosongnya menghadap langsung ke arah Srini. Matanya yang kosong menatap tajam.
"Akhhhh! SETAN!" Srini menjerit histeris. Tanpa pikir panjang, ia terbang melesat menjauh secepat kilat.
Pocong itu terbengong melihat Srini kabur ketakutan. "Perasaan dia juga setan, ya?" gumamnya dengan suara serak.
Srini terus melayang jauh sambil megap-megap. Dadanya naik turun karena panik. Setelah beberapa saat, ia mendadak teringat sesuatu. "Eh, kok aku lari sih? Kan aku setan juga!" serunya sambil menepuk jidat sendiri.
Dengan wajah malu, Srini berbalik arah dan kembali ke desa. Ia menemukan pocong itu sedang nangkring santai di pos ronda, seperti warga yang lagi jaga malam.
"Hentikan semua ini! Kenapa kamu meneror desa ini?" tanya Srini dengan nada tegas, meski ia tetap menjaga jarak. Tangannya menutup hidung karena bau menyengat yang menyeruak dari pocong itu.
Pocong itu memiringkan kepalanya. "aku nggak ngapa-ngapain, cuma iseng doang kok," jawabnya dengan suara serak.
Srini mendesis kesal. "iseng apaan? Gara-gara kamu desa ini jadi kayak kuburan !"
Ia melirik pocong itu lagi dan langsung meringis. "Ih, bau amat sih! Kagak mandi setahun apa? Bau bangke, tau!"
Pocong itu terlihat tersinggung. "Yah, mana ada pocong bisa mandi. Emangnya aku bisa bawa sabun sama handuk?"
Srini menghela napas panjang. "Ya udah, urusan selesai di sini atau perlu aku panggil Mas Kenzo buat nyambar kamu pake petir?" ancamnya dengan mata menyala.
Pocong itu langsung mengangguk cepat. "Oke, oke! aku pergi deh."
Srini tersenyum puas. "Nah, gitu dong. Kalau nggak aku cecer lagi soal bau badan kamu."
Pocong itu akhirnya melompat pergi ke arah hutan dengan loncatan khasnya. Desa Sukasari pun kembali tenang. Srini melayang santai di atas desa, merasa puas dengan keberhasilannya.
"Hah, beres deh urusan," gumamnya sambil terkekeh kecil. "Jadi prewangan emang seru juga."
Malam itu suasana Desa Sukasari yang kembali tenang berubah mencekam. Angin berhembus kencang menggoyangkan pepohonan, wush....... Srini melayang di udara, matanya menatap tajam ke arah pocong yang tadi sudah pergi. Namun kali ini tidak sendiri, pocong itu datang kembali membawa puluhan rekannya.
Srini menyeringai. "Wih, ngundang pasukan ni? Mau main keroyokan nih?" katanya sambil menepuk-nepuk gaun merahnya yang berkibar terkena angin.
Puluhan pocong itu melayang mendekat dengan wajah gosong dan kafan yang sudah lusuh. Bau busuk menyengat memenuhi udara. Srini mengerutkan hidung. "Bauk banget, kagak mandi kali seabad," gumamnya sambil menutup hidung.
Pocong yang tadi memimpin mendekat lebih dulu. "Kami datang untuk memusnahkan mu,beraninya kau ikut campur urusan kami!" suaranya serak menggema.
Srini menyeringai, wajahnya berubah menyeramkan. Darah segar menetes dari kepalanya, membanjiri wajahnya. Cakar-cakar hitamnya mencuat, tajam dan siap mencabik apa saja. "kalian serang bersamaan saja !"
Gerombolan pocong melayang maju bersamaan. Ada yang menendang dengan kaki terikat kain kafan, ada juga yang menembakkan ludah busuk yang bisa bikin kulit melepuh. Srini bergerak lincah menghindari serangan mereka.
"ihhh,pake ludah segala? Jijik banget!" Srini berteriak sambil melesat ke udara.
Srini balas menyerang, cakarnya menyambar satu pocong yang langsung kepalanya terpengal dan berubah menjadi asap hitam. Gerombolan pocong lainnya semakin menggila, menyerang tanpa ampun.
Srini tidak gentar. "mati kalian semua a\\*jng!" teriaknya lantang. Dengan gerakan secepat kilat, ia mencakar satu pocong hingga terbelah dua. Pocong lain mencoba melompat ke arahnya, namun Srini langsung menendangnya keras hingga terpental jauh dan menghantam pohon besar.
"Dasar pocong lemah! segitu doang!" katanya dengan tawa mengerikan.
Pertarungan itu berlangsung sengit, namun Srini tidak menunjukkan tanda-tanda kelelahan. Dengan brutal ia mencabik dan menghancurkan pocong-pocong itu satu per satu.
Setelah semua pocong hancur tak bersisa, Srini melayang santai sambil mengibaskan gaunnya yang penuh noda darah pocong. "lemah banget ternyata. Kirain bakal seru," katanya dengan nada puas.
Desa Sukasari kembali sunyi, hanya menyisakan angin malam yang berhembus lembut. Srini tersenyum puas. "Besok cerita ke Mas Kenzo ah, pasti dia kagum sama aku," katanya sambil melayang meninggalkan desa yang kini kembali damai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
🌀∂яᷞєͣαᷤмͭѕ🌀
waaah kereeen nih srini/Applaud//Applaud//Applaud//Applaud/
2025-02-11
1
🌀∂яᷞєͣαᷤмͭѕ🌀
🤣🤣🤣🤣 cobain aja pake jidat sendiri sono
2025-02-11
1
🌀∂яᷞєͣαᷤмͭѕ🌀
prewangan apa sih thor /Shy/
2025-02-11
1