Hari baru di kehidupan baru

Tok...tok...tok

" Pangeran saya membawa makan pagi anda " kata seorang pelayan setelah mengetuk pintu ruangan Sein

" Hoam...ternyata ada yang bagunin kalau jadi anak seorang Raja " gumam Sein sambil menguap

" Pangeran...apakah anda belum bangun..?" Tanya sang pelayan karena tidak ada jawaban dari dalam ruangan sein

" taruh saja di depan pintu" perintah Sein

" Baik Pangeran " setelah itu pelayan tersebut menaruh makanan Sein di depan pintunya.

.

.

.

* Di ruang Singgasana

Seorang prajurit berlari dan langsung masuk ke dalam ruangan Singgasana dengan tergesa gesa.

" Lancang!!..apa kepalamu ingin di penggal..?" Teriak Jendral Jin

" Maafkan hamba Yang Mulia, Jendral Jin...ada kabar buruk di perbatasan" ucap prajurit tersebut dengan suara gemetar dan nafas yang masih belum teratur.

" Paling hanya soal bandit bandit itu " ledek salah seorang menteri

Raja langsung menatap tajam ke arah menteri tersebut, sehingga menteri tersebut langsung pucat pasi

" Glup...maafkan kelancangan hamba Yang Mulia" tunduk menteri tersebut sambil menelan kasar ludahnya

Raja tidak memperdulikan omongan menteri itu, dan langsung mengarahkan pandangannya ke arah prajurit.

" Coba kau ceritakan masalah di perbatasan" perintah Raja dengan nada tenang

" Baik Yang Mulia " jawab prajurit tersebut.

prajurit tersebut bercerita, bahwa Kerajaan Libra mengumpulkan beberapa prajurinya di wilayah dekat perbatasan.

" Jendral, apa mungkin Kerajaan Libra ingin menyerang kita..? " tanya Hyakkura

" Maaf Yang Mulia, hamba kurang tau. Situasi antar Ras juga semakin genting, alangkah baiknya kita sesama Ras Manusia tidak berperang terlebih dahulu " tungkas Jendral Jin panjang lebar.

" Hmmm... coba kau selidiki masalah ini ke perbatasan Jendral " Hyakkura menugaskan Jendral Jin untuk menyelediki niat dan maksud pasukan tersebut

" Siap laksanakan Yang Mulia " setelah membungkuk Jendral Jin langsung keluar aula singgasana dan pergi ke perbatasan.

" Prajurit, pergi ke barak dan beritahu para komandan Four Sides untuk memperketat penjagaan di setiap wilayah perbatasan " titah Hyakkura

" Laksanakan Yang Mulia " prajurit tersebut membungkuk dan pergi meninggalkan ruang Singgasana.

" Kita tunda pertemuan hari ini sampai minggu depan, kalian boleh kembali " Perintah Hyakkura kepada orang - orang yang ada di ruang Singgasana

" Baik Yang Mulia " jawab mereka serempak

' apa yang dipikirkan raja tamak itu, disaat situasi antar Ras masih kacau ' batin Hyakurra sambil memijat keningnya.

.

.

.

" Tidak buruk juga makanan disini, hampir sama seperti di bumi" gumam Sein sambil memakan daging sapi bakar.

Tidak lama ada suara langkah kaki mendekat

" YANG MULIA RAJA TIBA " teriak seorang penjaga.

tok..tok..tok

" Nak, apakah kau sudah bangun..? " tanya Hyakurra

" Sudah ayah, buka saja pintunya. aku tidak menguncinya ayah" balas Sein

setelah itu Raja Hyakurra masuk ke kamar Sein, dia hanya tersenyum melihat anaknya yang makan dengan sangat lahap.

" Uhuk..uhuk... Kenapa ayah tersenyum seperti itu " Sein tersedak makanannya karena melihat senyuman Raja yang menurutnya aneh.

" Aihhh... Aku hanya senang bisa melihat kau makan dengan lahap nak " kata Hyakkura sampil menepuk punggung Sein

" Apakah kau sudah pulih nak..?" lanjut Hyakurra

" sudah ayah, tenang saja he..he " jawab Sein dengan ketawanya yang konyol

" Baiklah nak, kau lanjut saja sarapanmu. Ayah mau ke ruang kerja " sambil mengelus kepala Sein, Hyakurra meninggalkan kamar Sein.

Setelah pintu kamar tertutup, Sein segera menghabiskan makanannya.

" Rafa..." Sein memanggil pelayannya tersebut

" Hamba Pangeran " Rafa menunduk hormat setelah masuk ke kamar Sein

" Tolong siapkan aku air hangat, aku ingin mandi " perintah Sein

" Baik Pangeran " Rafa segera pergi untuk menyiapkan air hangat

Setelah rafa meninggalkan Sein sendirian, dia membuka statusnya.

" Open!! " Gumam Sein

[ Menampilkan Status ]

Nama : Sein El Alfaro

Ras : Human

Job :

Tittle : Prince of Sins Kingdom

St : 700

Int : 500

Dex : 800

Sta : 900

Hp : 1200

Mana : infinite

Skill : Identification, Create, Manipulation, God eye

Element : Ice, Fire, Dark, Water

" Hmmm... Ada baiknya aku berlatih agar skill dan statusku naik " gumam Sein

" Yosshhhh... Hari baru di kehidupan baru " lanjut Sein senang karena ingin menikmati kehidupan ke duanya.

Tok..tok..tok

" Pangeran, airnya sudah siap " suara Rafa dari luar pintu

" Baiklah, kau lanjutkan pekerjaanmu " balas Sein

" Baik Pangeran " setelah itu Rafa melanjutkan tugasnya membersihkan halaman taman kediaman Sein.

setelah Sein selesai mandi, dia duduk di bangku taman kediamannya yang menghadap kolam kecil. Setelah Sein perhatikan lebih teliti, air kolam tersebut nampak kotor dan banyak tanaman air yang tidak terawat.

" Rafa..!!" Teriak Sein

"Hamba Pangeran " Rafa menghadap sambil membukuk

" Kenapa air kolam dan tanaman airnya tidak kau bersihkan..? " tunjuk Sein kearah kolam tersebut

" Maafkan hamba Pangeran. Semenjak Permaisuri meninggal, Pangeran melarang siapapun untuk merawat dan membersihkan kolam tersebut " terang Rafa panjang lebar.

" Sekarang kau bersihkan kolam itu dan rapikan juga tanaman airnya " perintah Sein

" Baik Pangeran, akan segera hamba laksanakan " Rafa langsung bergegas mengambil alat untuk membersihkan kolam ikan tersebut.

" Ya sudah, aku akan ke aula pelatihan untuk berlatih terlebih dahulu. Setelah selesai, kau boleh istirahat " terang Sein kepada rafa

" Baik Pangeran " jawab Rafa yang masih membersihkan kolam.

Sein beranjak pergi menuju aula pelatihan, dia melewati lorong - lorong istana dan menabrak seorang lelaki paruh baya.

" Aduhhh " keluh lelaki tersebut sambil berusaha berdiri

Sein juga ikut terjatuh, karena dia tadi berjalan sambil melamunkan keluarganya di bumi.

" Maafkan saya paman " ujar Sein sambil melihat kearah pria paruh baya itu

" Ahh... Pangeran, maafkan hamba karena tidak melihat jalan " pria paruh baya itu menunduk dan memberi hormat kepada Sein.

Setelah itu, pria tersebut membantu Sein berdiri

" Tidak apa - apa paman, saya yang seharusnya minta maaf. Karena tadi saya berjalan sambil melamun " tungkas Sein sambil menggaruk tengkuknya.

" Maaf, paman siapa ya..?. Saya baru melihat paman disini " lanjut Sein bertanya ke pria paruh baya itu

" hmm... wajar jika Pangeran tidak mengetahui hamba, hamba salah satu dari Four Sides. Dan hamba jarang berada di Istana " kata pria tersebut menjelaskan.

" Four Sides..?. Apa itu paman..? " tanya Sein ingin tau

" Four Sides adalah Batalion Khusus Kerajaan Sins, kami ditugaskan menjaga empat sisi sesuai arah mata angin. Dan saya adalah salah satunya " pria paruh baya tersebut menjelaskan secara singkat.

" Apakah itu termasuk pasukan elite paman..? " Sein menanggapi penjelasan tersebut dengan antusias

" Bukan Pangeran, Kerajaan kita belum memiliki pasukan elite. Karena alutsista kita yang masih kurang " Jawab pria tersebut dengan nada lesu.

' Mungkin aku bisa membuat pasukan elite untuk Kerajaanku suatu saat nanti ' tekad Sein dalam hati

" Paman, aku belum tau nama paman siapa he..he..he" ucap Sein tertawa ringan

" Nama hamba Washi dan orang - orang mengenal saya dengan julukan elang dari timur " Washi mengenalkan dirinya sembari membungkukkan badan.

" Berati paman salah satu Jendral kerajaan ini..? " tanya Sein memastikan

" Bukan Pangeran, hamba dan tiga teman hamba dibawah komando Jendral Jin. Bisa dibilang hamba adalah Komandan Batalion Timur " Washi menjelaskan dengan sabar karena rasa ingin tau Sein yang tinggi.

" Paman, apakah aula pelatihannya dipakai..? "

Sein ingin bergegas berlatih, karena dia ingin meningkatkan kekuatannya

" Aula pelatihan masih kosong Pangeran, apakah mau hamba antar kesana..? " Tawar Washi

" Boleh paman, lebih cepat lebih baik " jawab Sein dengan semangat.

Setelah dua menit menyusuri lorong yang panjang, mereka berdua akhirnya sampai di aula pelatihan. Disana ada beberapa orang - orangan dari jerami, balok kayu yang tersusun rapi, papan target panah, dan halaman untuk latih tanding seluas 5 x 5 meter.

" Apakah Pangeran bisa sihir atau memakai senjata..? " Washi mengawali pembicaraan, karena sedari tadi berjalan tidak ada hal yang dibicarakan

" Belum bisa paman " jawab Sein tersenyum kecut

" Tunggu sebentar Pangeran, hamba akan segera kembali " Washi meninggalkan Sein di samping lapangan dan menuju ke suatu ruangan.

Terpopuler

Comments

Buke Chika

Buke Chika

baru nemu cerita yg bagus makasih thor ditahun 2023

2023-07-23

1

rws

rws

semangat thor

2020-10-30

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!