Menjelang Pernikahan

Setelah membayar pesanannya, Erina buru-buru kembali masuk ke apartemennya, dia merasa kurang nyaman kala melihat Alex yang terus saja menatapnya. Bahkan, tatapan itu, sama seperti mantan temannya dahulu.

Erina paham, jika tatapan yang Alex berikan adalah tatapan yang disertai nafsu. Anehnya, dulu Erina tidak mempermasalahkan hal itu, namun sekarang dia sangat terasa kurang nyaman.

Beruntung, apartemen disana mempunyai keamanan yang tinggi, saat ada tamu pun, mereka harus menyerahkan data diri. Dan itupun, harus dijemput oleh pemilik apartemen disana.

Terus, bagaimana Alex tahu jika Erina tinggal di salah satu apartemen milik Belinda? Tentu saja, dengan membayar salah satu pegawai disana. Itupun, hanya sebatas tahu pemilik, tanpa memberitahukan lantai berapa.

🍁🍁🍁

"Aku udah berjanji mentraktir departemen penjualan, untuk makan siang." adu Belinda saat dia berada di ruang suaminya.

"Kan mereka makan gratis di kantin sayang." balas Herman seraya melihat setiap laporan dari departemen di perusahaannya.

"Mereka pasti bosan, lagipula makanan di kantin, bisa dinikmati oleh departemen lainnya. Aku udah minta tolong sama Noah, asisten mu." rengek Belinda.

"Ya sudah, terserah kamu saja." balas Herman mengalah.

Seharian ini, Belinda menemani Herman, dia bahkan di ajak untuk meeting di sebuah restoran, tentu saja Belinda memilih untuk duduk secara berpisah. Karena dia tidak mau mengganggu kerjaan suaminya.

Clara tidak henti-hentinya mengumpat kala sampai ke apartemennya. Dan yang lebih membuatnya marah, Alex tidak ada saat di pelukannya.

Lelaki itu bahkan tidak menjawab panggilan darinya. Alhasil, Clara membuat apartemen Alex berantakan, akibat dari luapan emosinya.

🍁🍁🍁

Malam ini, Belinda sangat bahagia. Pasalnya, besok adalah hari pernikahan anak semata wayangnya.

Mereka akan mengadakan acara di hotel keluarga. Tentu saja semua tamu undangan sudah berada di sana. Termasuk Erina.

Bahkan, Erina juga turut mengundang beberapa orang yang pernah menjadi tetangga saat dia di kontrakan dulu, tak lupa Erina juga mengundang ibu pemilik kontrakan. Bukan tanpa alasan, dia hanya ingin menunjukkan, saat di usir pun, dia bisa menemukan tempat yang jauh lebih baik.

Andai saja Erina tahu, pengusirannya ada campur tangan dari calon mertuanya.

Erina juga mengundang, beberapa orang pelanggannya saat menjadi pemasok. Tak lupa, sang sopir yang sekarang sudah bekerja dengan salah satu kerabat dari Belinda. Dan Erina sangat bersyukur, kala Belinda menepati janjinya, untuk terus mengambil sayur-mayur dari desa-desa.

Sekarang, di kamar yang luas Erina menatap kagum pada gaun putih yang terpajang di manekin. Dia tidak henti-hentinya mengagumi gaun mewah itu. Bahkan, dia tidak berani bermimpi untuk memakainya.

Nyatanya, semua itu jadi kenyataan di tangan Belinda.

"Semoga kamu bisa Erina, sekarang sudah saatnya kamu punya keluarga lagi, setelah sekian lama kamu sendiri." gumam Erina menyemangati dirinya sendiri.

"Andai mereka baik terhadapku, mungkin mereka pun, akan menjadi saksi di hari pernikahan ku." lirih Erina mengenang mantan sahabatnya.

Di lantai bawah, di salah satu kamar. Seorang lelaki menatap bintang di langit yang jauh. Harapannya sirna, bersamaan dengan hari pernikahan wanita yang di puja esok harinya.

Dia adalah Uzair, besok dia di mintai untuk menjadi salah satu saksi dari pihak lelaki. Setelahnya, dia juga di mintai untuk menjadi penasehat dalam pernikahan Erina dan Ervin.

Rasa-rasanya dia mau menolak, namun saat mengingat jasa Belinda, dia sendiri tidak berdaya. Bukan apa, karena Belinda menjadi, salah satu donatur tetap di panti asuhan yang pernah di tinggali nya.

Iya, Uzair dan adiknya, adalah anak yatim piatu. Kedua orang tua mereka meninggal, saat terjadinya kebakaran di rumah. Dan sejak saat itu, mereka di titipkan di panti oleh kerabatnya, karena sang kerabat berdalih tidak sanggup untuk membiayai Uzair dan adiknya.

Walaupun Belinda tidak mengenali Uzair secara keseluruhan, akan tetapi Uzair tetap akan mengenang jasa Belinda sampai kapanpun.

Belinda mengenali Uzair saat menjadi, guru di tempat pengajiannya. Dan dia sangat menghormati Uzair. Walaupun Uzair. sempat mengenalkan dirinya, akan tetapi, Belinda tetap menganggapnya seorang guru, yang patut di hormati.

"Mungkin, inilah cara Mu menegurku ... Karena aku telah melupakanmu, dengan mengagumi ciptaan Mu ..." ujar Uzair. menyapu wajahnya.

Ervin masih berada di apartemen milik Clara, tak henti-hentinya dia menyakini Clara, jika cintanya hanya untuk Clara seorang.

Dia merayu, serta membujuk Clara dengan berbagai cara. Termasuk, menghiburnya dengan membelikan set perhiasan.

Ervin juga mengirimkan sejumlah uang untuk Clara, dia berharap jika esok, Clara bisa memanjakan dirinya, tanpa harus terluka dengan pernikahannya dan Erina.

"Tapi kamu harus janji, JANGAN MENYENTUHNYA." larang Clara menekan jangan menyentuhnya.

"Janji, aku janji tidak akan menyentuhnya. Karena nanti, hanya kamu wanita yang akan aku sentuh." balas Ervin.

"Kalo begitu ..." Clara menarik baju Ervin.

"Jangan sekarang, aku tidak akan merusak mu, tanpa ikatan yang sah." tolak Ervin melepaskan tangan Clara dari bajunya.

Kemudian, dia pamit undur diri. Karena dia lelaki normal, yang bisa saja khilaf dari perbuatannya.

Setelah memastikan Ervin menghilang. Barulah, Clara menuju ke apartemen Alex.

Dia membuka, kunci dengan menekan beberapa tombol yang sudah di hafalnya.

Saat berhasil masuk, harum masakan Alex langsung semerbak. Dan tanpa pikir panjang, Clara langsung menuju dapur.

"Kamu masak apa?" tanya Clara sembari memeluk Alex dari belakang.

"Hanya nasi goreng spesial. Spesial untuk yang tercinta." sahut Alex memutar tubuhnya.

Bahkan dia mengangkat tubuh ramping Clara untuk menduduki kitchen set-nya.

"Beberapa hari ini, aku merasa kamu berubah." ujar Clara mengacak rambut Alex.

"Benarkah? Aku hanya marasa bosan. Jadi, aku keluar untuk mencari pekerjaan. Tidak hanya terus-terusan mengharap dari mu." ujar Alex memberi alasan.

Padahal, semenjak hari pertama dia melihat Erina, sejak itulah, Alex selalu diam-diam menguntit Erina.

"Ayolah Alex, kamu hanya perlu melayaniku, aku akan memenuhi semua kebutuhanmu. Jadi, lupakan tentang pekerjaan, oke?" pinta Clara mengecup singkat bibir Alex.

Namun, bukan Alex, jika hanya mendapatkan kecupan dari Clara, dia menginginkan lebih dari itu.

Ervin langsung ke hotel, setelah berhasil menenangkan Clara, dia sangat berharap, jika Erina akan menjadi teman untuk bekerja sama dengannya.

Dan dia juga berharap, jika nanti Erina mau membantunya, untuk memberi pengertian pada Mamanya.

Terpopuler

Comments

Teteh Lia

Teteh Lia

Yakin deh,,,, bentar lagi Lo bakal bucin sama bini Lo. bukan sama Clara. liat aja ..

2025-02-01

1

Teteh Lia

Teteh Lia

Clara... sana sini mau ... 🙄

2025-02-01

1

nDutz👏²²¹º

nDutz👏²²¹º

helleehhh, nyuruh jgn nyentuh istri sah.. laahhh dy sah kaga, nikah kaga.. malah udah di sentuh2🙄😒

2025-02-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!