Bab 4 - Mempersiapkan Diri

Eleanor menatap bayangannya di cermin besar yang terpajang di dalam kamar. Tubuhnya yang kurus tampak rapuh, kulitnya masih terlihat pucat, dan matanya yang dulu kosong kini mulai memancarkan sedikit kehidupan.

Sejak menyadari bahwa dia tidak lagi menjadi Siena—mata-mata handal yang terlatih—Eleanor tahu bahwa dia harus menyesuaikan diri dengan tubuh barunya. Seberapa lemahnya tubuh ini, seberapa jauh batasannya, dan apakah dia bisa mengembalikan ketahanan fisiknya seperti dulu.

Dan itu dimulai dari hal yang paling dasar—pola makan.

Di kehidupan sebelumnya, Siena selalu memastikan dirinya mendapat asupan gizi yang cukup untuk menunjang fisiknya. Tapi Eleanor Roosevelt? Tubuh ini jelas kurang gizi, makanan yang dia konsumsi mungkin asal-asalan, atau mungkin dia bahkan sengaja dibiarkan kelaparan.

Eleanor menarik napas panjang sebelum menekan bel kecil di samping tempat tidurnya. Tak lama kemudian, seorang pelayan masuk dan menundukkan kepala.

“Ya, Nyonya?”

“Siapkan makanan bergizi untukku mulai hari ini. Tidak perlu terlalu mewah, tapi pastikan ada daging dan sayuran segar.”

Pelayan itu tampak sedikit terkejut. Biasanya, Eleanor hanya makan sedikit, bahkan terkadang melewatkan makan. Tapi dia tidak berani membantah dan segera mengangguk.

“Baik, Nyonya. Saya akan menyampaikannya ke dapur.”

Eleanor mengangguk, lalu membiarkan pelayan itu pergi.

Setelah memastikan tubuhnya mendapat nutrisi yang cukup, tahap berikutnya adalah mengasah kembali kemampuannya.

Saat malam tiba, Eleanor mengenakan pakaian yang lebih ringan dan nyaman, lalu pergi ke taman belakang, tempat yang jarang dilalui orang.

Dia mulai dengan peregangan sederhana, menggerakkan bahunya, melenturkan kakinya. Rasanya aneh, seperti menggunakan tubuh yang bukan miliknya sendiri. Setiap gerakan terasa kaku, kurang luwes.

“Tubuh ini benar-benar payah...” gumamnya sambil menghela napas.

Tapi dia tidak akan menyerah begitu saja.

Eleanor mulai melakukan beberapa gerakan dasar—berlatih keseimbangan, ketahanan, dan sedikit latihan kekuatan. Tubuhnya cepat lelah, keringat mulai membasahi dahinya, tapi dia terus memaksakan diri.

Dia harus kuat.

Karena dia tahu, ini baru permulaan.

Tanpa dia sadari, dari jendela lantai atas, seseorang tengah mengamatinya dalam diam.

Mata tajam itu menatap gerakan Eleanor dengan penuh perhatian.

“Sejak kapan dia...” Cedric bergumam pelan, matanya menyipit saat melihat wanita itu berlatih di tengah malam.

Wanita yang biasanya begitu lemah dan tunduk itu kini terlihat berbeda.

Dan itu membuatnya penasaran.

Eleanor mengatur napasnya, menenangkan detak jantungnya yang berpacu lebih cepat dari biasanya. Tubuh ini lebih rapuh dari yang dia duga, tapi itu bukan alasan untuk menyerah.

Dia mengangkat lengannya, merentangkannya ke depan, lalu menariknya kembali perlahan. Gerakan sederhana ini dulu terasa ringan baginya, tapi sekarang setiap otot di tubuhnya seperti berteriak. Siena terbiasa dengan tubuh yang gesit dan kuat, tapi Eleanor Roosevelt? Dia hanyalah wanita lemah yang bahkan bisa tumbang hanya karena angin dingin.

"Aku harus membiasakan diri..." gumamnya.

Malam semakin larut, udara dingin menusuk kulitnya, tapi Eleanor tetap bertahan. Dia mulai melakukan gerakan lain—berjalan mundur dan maju dengan keseimbangan yang lebih stabil, melatih refleksnya dengan melompat ringan ke samping, dan mencoba menyesuaikan tempo tubuhnya dengan ingatannya sebagai Siena.

Namun, sebuah kesalahan kecil membuatnya kehilangan keseimbangan.

"Tch—!"

Tubuhnya terhuyung, dan dalam sekejap dia jatuh ke tanah. Eleanor menggertakkan giginya, menahan rasa sakit yang menjalar dari lututnya.

"Hmph. Seharusnya aku memperhitungkan ini."

Alih-alih merasa frustrasi, Eleanor justru tersenyum tipis. Dia tidak marah pada dirinya sendiri, dia hanya sadar bahwa butuh waktu untuk mengembalikan semuanya.

Dia mengangkat wajahnya ke langit malam, menatap bintang-bintang yang bersinar redup.

"Aku pasti bisa," ucapnya dalam hati.

Tanpa Eleanor sadari, sepasang mata tajam masih terus mengamatinya dari lantai atas.

Cedric menatap pemandangan itu dengan ekspresi datar, tapi dalam benaknya, muncul satu pertanyaan besar—Apa yang sedang dilakukan wanita itu?

Wanita yang biasanya terlihat seperti boneka tanpa kehidupan, kini tampak berbeda. Dia berkeringat, jatuh, lalu bangkit lagi. Bukan sifat Eleanor yang dia kenal.

"Menarik," gumamnya.

Untuk pertama kalinya, Duke Cedric benar-benar memperhatikan istrinya.

Episodes
1 Bab 1 - Bayangan dalam Kegelapan
2 Bab 2 - Eleanor yang Baru
3 Bab 3 - Wanita yang Dibawa Cedric
4 Bab 4 - Mempersiapkan Diri
5 Bab 5 - Menguji Kemampuan
6 Bab 6 : Hutang yang Tak Pernah Lunas
7 Bab 7: Kewaspadaan yang Terlatih
8 Bab 8: Siapa yang Mengemis?
9 Pengumuman Penting untuk Pembaca Setia!
10 bab 9 apa yang kau inginkan
11 Bab 10 sesuatu yang tidak bisa diubah
12 Bab 11 permainan kekanak-kanakan
13 Bab 12 demi sebuah keadilan
14 bab 13 rasa terimakasih
15 Bab 14 Serangan Bandit
16 Bab 15 – Keputusan Eleanor
17 Bab 16: Kesabaran yang Mulai Habis
18 Bab 17: Jarak yang Semakin Jauh
19 Bab 18: Kunjungan ke Kamar Cedric
20 19 sebuah kebetulan atau bukan?
21 bab 20 teman
22 bab 21 pelayaran
23 Bab 22 – jawaban yang ditunggu
24 Bab 23 – Hari Keberangkatan
25 bab 24 badai
26 bab 25 rasa khawatir
27 bab 26 rasa khawatir
28 bab 27 canggung
29 bab 28 tunjukan siapa dirimu
30 Bab 29 – Tiba di Varestia
31 bab 30 pemberontakan
32 bab 31 gosip yang tersebar
33 bab 32 pengecut
34 bab 33 salju pertama
35 bab 34 terpaksa
36 bab 35 apa arti kita berdua?
37 bab 36 marah
38 bab 37 janji
39 bab 38 eksekusi
40 bab 39
41 bab 40 money loan
42 bab 41 compassion
43 bab 42laughter in the afternoon
44 bab 43 sebelum semuanya terlambat.
45 bab 44 Siapa yang benar-benar kau inginkan?
46 bab 45
47 bab 46 Adik tiri?
48 bab 47
49 bab 48
50 bab 49
51 bab 50
Episodes

Updated 51 Episodes

1
Bab 1 - Bayangan dalam Kegelapan
2
Bab 2 - Eleanor yang Baru
3
Bab 3 - Wanita yang Dibawa Cedric
4
Bab 4 - Mempersiapkan Diri
5
Bab 5 - Menguji Kemampuan
6
Bab 6 : Hutang yang Tak Pernah Lunas
7
Bab 7: Kewaspadaan yang Terlatih
8
Bab 8: Siapa yang Mengemis?
9
Pengumuman Penting untuk Pembaca Setia!
10
bab 9 apa yang kau inginkan
11
Bab 10 sesuatu yang tidak bisa diubah
12
Bab 11 permainan kekanak-kanakan
13
Bab 12 demi sebuah keadilan
14
bab 13 rasa terimakasih
15
Bab 14 Serangan Bandit
16
Bab 15 – Keputusan Eleanor
17
Bab 16: Kesabaran yang Mulai Habis
18
Bab 17: Jarak yang Semakin Jauh
19
Bab 18: Kunjungan ke Kamar Cedric
20
19 sebuah kebetulan atau bukan?
21
bab 20 teman
22
bab 21 pelayaran
23
Bab 22 – jawaban yang ditunggu
24
Bab 23 – Hari Keberangkatan
25
bab 24 badai
26
bab 25 rasa khawatir
27
bab 26 rasa khawatir
28
bab 27 canggung
29
bab 28 tunjukan siapa dirimu
30
Bab 29 – Tiba di Varestia
31
bab 30 pemberontakan
32
bab 31 gosip yang tersebar
33
bab 32 pengecut
34
bab 33 salju pertama
35
bab 34 terpaksa
36
bab 35 apa arti kita berdua?
37
bab 36 marah
38
bab 37 janji
39
bab 38 eksekusi
40
bab 39
41
bab 40 money loan
42
bab 41 compassion
43
bab 42laughter in the afternoon
44
bab 43 sebelum semuanya terlambat.
45
bab 44 Siapa yang benar-benar kau inginkan?
46
bab 45
47
bab 46 Adik tiri?
48
bab 47
49
bab 48
50
bab 49
51
bab 50

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!