Bab 2 - Eleanor yang Baru

Pagi menjelang dengan langit keemasan yang mulai cerah.

Cahaya matahari masuk melalui jendela kamar, menyinari ruangan yang dingin dan sepi. Siena—sekarang Eleanor—duduk di depan cermin, menatap pantulan dirinya dengan ekspresi datar. Mata pucat dan kosong, kulit seputih lilin, serta tubuh yang kurus seolah tidak pernah diberi makan dengan layak.

Semalam, dia berusaha menyusun potongan-potongan ingatan Eleanor yang terus bermunculan di kepalanya. Hasilnya? Eleanor memiliki kehidupan yang sangat menyedihkan. Tidak dicintai oleh keluarganya, diperlakukan seperti sampah oleh para pelayan, dan yang paling parah—dijual ke dalam pernikahan tanpa cinta dengan Duke Cedric Sinclair.

Pernikahan yang seharusnya membawanya pada kehidupan yang lebih baik justru menjadi jerat yang lebih dalam. Eleanor mencintai suaminya, namun pria itu tidak pernah memandangnya. Bahkan, kini dia membawa perempuan lain ke dalam rumah mereka.

Tapi itu bukan urusan Siena.

Siena menarik napas dalam. Dia bukan Eleanor yang lama. Dia tidak akan mengemis cinta, dia tidak akan merendahkan diri, dan dia tidak akan membiarkan dirinya menjadi korban dalam hidup yang sekarang dia jalani.

Suara ketukan pintu mengalihkan perhatiannya.

"Nona Eleanor, waktunya sarapan."

Seorang pelayan perempuan masuk tanpa menunggu jawaban. Martha. Dari ingatan Eleanor, wanita ini adalah salah satu pelayan senior di kediaman Duke Cedric. Tidak jahat, tapi juga tidak bisa dipercaya sepenuhnya.

Eleanor bangkit dari tempat duduknya, tanpa berkata apa-apa.

Di ruang makan utama, suasana terasa sama seperti yang diingat Eleanor—dingin dan sepi.

Para pelayan bergerak dengan tenang, menata meja panjang dengan berbagai hidangan mewah. Duke Cedric Sinclair duduk di ujung meja, mengenakan pakaian formalnya yang selalu berwarna hitam. Dia memancarkan aura otoritas yang membuat semua orang di ruangan ini menundukkan kepala mereka.

Biasanya, Eleanor akan menunduk juga. Akan menyapanya dengan suara kecil dan gugup, seolah pria itu bisa memenggal kepalanya jika dia berani menatapnya terlalu lama. Biasanya, Eleanor akan tersenyum malu-malu, berharap mendapatkan sedikit perhatian dari suaminya yang dingin itu.

Tapi tidak hari ini.

Eleanor yang baru duduk tanpa ekspresi, mengambil roti panggang dengan gerakan tenang, dan mulai makan tanpa berkata apa-apa.

Dari ujung meja, Cedric yang sedang meminum kopinya berhenti sejenak.

Ada yang aneh.

Dia tidak bisa mengatakan apa, tapi ada sesuatu yang berbeda dari wanita ini.

Namun, dia tidak terlalu memikirkannya. Eleanor bukanlah seseorang yang penting baginya.

Sementara itu, Eleanor mengamati semua orang di ruangan ini. Siena sudah terbiasa membaca karakter setiap orang yang ditemuinya. Dan di rumah ini, tidak ada satu pun yang bisa dia percaya.

Para pelayan yang selalu menatapnya dengan tatapan meremehkan. Kepala pelayan yang diam-diam membenci keberadaannya. Bahkan Cedric sendiri, pria yang seharusnya menjadi suaminya, lebih terlihat seperti patung daripada manusia.

Eleanor meneguk tehnya dengan tenang.

Jika dia ingin bertahan hidup di tempat ini, maka dia harus mulai menyusun rencana.

Makanan di piringnya masih tersisa separuh ketika Eleanor meletakkan garpunya.

"Saya sudah selesai."

Beberapa pelayan meliriknya, sedikit terkejut. Biasanya, Eleanor akan menunggu sampai Cedric selesai sebelum meninggalkan meja makan—sebuah kebiasaan yang menunjukkan betapa patuhnya dia sebagai istri yang tidak diinginkan.

Tapi Eleanor yang sekarang berbeda.

Dia berdiri, mendorong kursinya dengan perlahan, lalu tanpa menunggu tanggapan siapa pun, dia melangkah keluar dari ruang makan.

Para pelayan tetap menunduk, tidak ada yang berani berkata apa-apa, tapi mereka saling bertukar pandangan.

Sementara itu, Cedric meletakkan cangkir kopinya. Matanya yang tajam mengikuti punggung Eleanor yang semakin menjauh. Ada sesuatu yang mengganggu pikirannya, sesuatu yang membuat alisnya berkerut.

Wanita itu...

Biasanya, dia akan meminta izin dengan suara gemetar sebelum pergi. Biasanya, dia akan mencuri pandang ke arahnya, berharap mendapatkan respons.

Tapi tadi? Tidak ada rasa takut, tidak ada senyum malu-malu, bahkan tidak ada sekilas lirikan kepadanya. Seolah dia hanyalah udara di mata wanita itu.

Aneh.

Namun, Cedric tidak tertarik untuk memikirkannya lebih jauh. Eleanor bukan urusannya. Dia memiliki banyak hal yang lebih penting untuk dilakukan.

Jadi, dia kembali menikmati sarapannya—atau setidaknya mencoba.

Karena, tanpa disadari, ada sesuatu yang mengusik pikirannya.

...***...

Eleanor berjalan melewati lorong-lorong besar di kediaman Duke Sinclair. Mata tajamnya mengamati sekeliling dengan cermat.

Setiap sudut rumah ini dipenuhi dengan barang-barang mahal dan dekorasi megah, tapi bagi Siena, kemewahan bukanlah sesuatu yang menarik. Yang dia butuhkan adalah informasi.

Dia melihat bagaimana para pelayan berbisik-bisik ketika dia melewati mereka. Mereka mengira dia tidak menyadari tatapan meremehkan dan ejekan halus mereka.

"Dia pasti masih patah hati karena Yang Mulia Duke membawa wanita lain," bisik salah satu pelayan.

"Memang pantas. Apa yang bisa diharapkan dari wanita yang hanya tahu menangis?" jawab yang lain.

Eleanor tetap melangkah tanpa mengubah ekspresinya.

Dulu, Eleanor yang lama mungkin akan menunduk dan pura-pura tidak mendengar. Tapi Siena tidak seperti itu.

Dia menghafal wajah-wajah mereka. Dia mengingat nama-nama mereka.

Di dunia sebelumnya, dia selalu mengamati siapa saja yang bisa dipercaya dan siapa yang harus disingkirkan. Dan di rumah ini, dia sudah bisa menebak siapa yang akan menjadi musuhnya.

Saat dia sampai di taman belakang, Eleanor berhenti.

Angin pagi menerpa wajahnya, membawa aroma mawar yang lembut.

Di dunia sebelumnya, Siena selalu berada dalam tekanan. Tidak ada waktu untuk menikmati keindahan seperti ini.

Tapi sekarang, dia punya kesempatan untuk mengendalikan hidupnya sendiri.

Matanya berkilat dingin.

Dia akan bertahan.

Dan jika ada yang mencoba menghalanginya... maka dia akan memastikan mereka menyesal.

Terpopuler

Comments

Raisyah Al Lila

Raisyah Al Lila

menarik

2025-04-15

0

CaH KangKung,

CaH KangKung,

👣👣

2025-04-04

0

Sribundanya Gifran

Sribundanya Gifran

eleanor rubahlah dirimu jgn krn cinta kau lemah, tingglkan yg tak menginginkanmu dan buatlah benteng yg kuat untuk dirimu.
lanjut up lagi thor

2025-01-21

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Bayangan dalam Kegelapan
2 Bab 2 - Eleanor yang Baru
3 Bab 3 - Wanita yang Dibawa Cedric
4 Bab 4 - Mempersiapkan Diri
5 Bab 5 - Menguji Kemampuan
6 Bab 6 : Hutang yang Tak Pernah Lunas
7 Bab 7: Kewaspadaan yang Terlatih
8 Bab 8: Siapa yang Mengemis?
9 Pengumuman Penting untuk Pembaca Setia!
10 bab 9 apa yang kau inginkan
11 Bab 10 sesuatu yang tidak bisa diubah
12 Bab 11 permainan kekanak-kanakan
13 Bab 12 demi sebuah keadilan
14 bab 13 rasa terimakasih
15 Bab 14 Serangan Bandit
16 Bab 15 – Keputusan Eleanor
17 Bab 16: Kesabaran yang Mulai Habis
18 Bab 17: Jarak yang Semakin Jauh
19 Bab 18: Kunjungan ke Kamar Cedric
20 19 sebuah kebetulan atau bukan?
21 bab 20 teman
22 bab 21 pelayaran
23 Bab 22 – jawaban yang ditunggu
24 Bab 23 – Hari Keberangkatan
25 bab 24 badai
26 bab 25 rasa khawatir
27 bab 26 rasa khawatir
28 bab 27 canggung
29 bab 28 tunjukan siapa dirimu
30 Bab 29 – Tiba di Varestia
31 bab 30 pemberontakan
32 bab 31 gosip yang tersebar
33 bab 32 pengecut
34 bab 33 salju pertama
35 bab 34 terpaksa
36 bab 35 apa arti kita berdua?
37 bab 36 marah
38 bab 37 janji
39 bab 38 eksekusi
40 bab 39
41 bab 40 money loan
42 bab 41 compassion
43 bab 42laughter in the afternoon
44 bab 43 sebelum semuanya terlambat.
45 bab 44 Siapa yang benar-benar kau inginkan?
46 bab 45
47 bab 46 Adik tiri?
48 bab 47
49 bab 48
50 bab 49
51 bab 50
Episodes

Updated 51 Episodes

1
Bab 1 - Bayangan dalam Kegelapan
2
Bab 2 - Eleanor yang Baru
3
Bab 3 - Wanita yang Dibawa Cedric
4
Bab 4 - Mempersiapkan Diri
5
Bab 5 - Menguji Kemampuan
6
Bab 6 : Hutang yang Tak Pernah Lunas
7
Bab 7: Kewaspadaan yang Terlatih
8
Bab 8: Siapa yang Mengemis?
9
Pengumuman Penting untuk Pembaca Setia!
10
bab 9 apa yang kau inginkan
11
Bab 10 sesuatu yang tidak bisa diubah
12
Bab 11 permainan kekanak-kanakan
13
Bab 12 demi sebuah keadilan
14
bab 13 rasa terimakasih
15
Bab 14 Serangan Bandit
16
Bab 15 – Keputusan Eleanor
17
Bab 16: Kesabaran yang Mulai Habis
18
Bab 17: Jarak yang Semakin Jauh
19
Bab 18: Kunjungan ke Kamar Cedric
20
19 sebuah kebetulan atau bukan?
21
bab 20 teman
22
bab 21 pelayaran
23
Bab 22 – jawaban yang ditunggu
24
Bab 23 – Hari Keberangkatan
25
bab 24 badai
26
bab 25 rasa khawatir
27
bab 26 rasa khawatir
28
bab 27 canggung
29
bab 28 tunjukan siapa dirimu
30
Bab 29 – Tiba di Varestia
31
bab 30 pemberontakan
32
bab 31 gosip yang tersebar
33
bab 32 pengecut
34
bab 33 salju pertama
35
bab 34 terpaksa
36
bab 35 apa arti kita berdua?
37
bab 36 marah
38
bab 37 janji
39
bab 38 eksekusi
40
bab 39
41
bab 40 money loan
42
bab 41 compassion
43
bab 42laughter in the afternoon
44
bab 43 sebelum semuanya terlambat.
45
bab 44 Siapa yang benar-benar kau inginkan?
46
bab 45
47
bab 46 Adik tiri?
48
bab 47
49
bab 48
50
bab 49
51
bab 50

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!