Bab 6 pacaran

Perlahan mata Alisya terbangun dari tidurnya. Matanya menelisik kearah pria yang kini masih tertidur lelap di sampingnya.

Merasa tak menyangka, kini dirinya telah resmi menjadi kekasih dari dosen penggantinya sendiri. Dan bahkan pria itu baru ia temui.

Suara serak, nan menggoda terdengar do telinga Alisya. "Kamu udah bangun?" Tanya Adriel masih memeluk tubuh Alisya dan terpejam matanya.

Seakan masih malu untuk berbicara santai dengan pria itu. Alisya menjawab dengan pelan. "Em, pak Adriel nggak.... "

Ucapan Alisya terhenti. Karna tiba-tiba tatapan Adriel mengarah kearah dirinya.

"Jangan panggil saya pak, kalau kita sedang berdua." Sahut Adriel.

"Lalu... Saya panggil pak Adriel siapa?" Tanya Alisya dengan malu-malu.

Cup

Ciuman singkat Adriel berikan pada bibir Alisya.

Sembari tersenyum, Adriel berucap. "Panggil saya apapun. Tapi jangan pak,om, kakek."

Tawa Alisya pun menyeruak begitu saja. Selain memiliki fisik yang menggoda, bahkan perlakuan yang selalu penuh kehangatan. Adriel juga termasuk pria yang humoris kalau bersama dengannya.

Adriel kembali memeluk tubuh Alisya. Akan tetapi dengan lembut, karna takut menyakiti tubuh gadis itu yang masih terasa sakit.

Sedangkan Alisya menenggelamkan wajahnya kearah dada bidang yang selama ini ia hanya mampu lihat di televisi.

"Aku boleh kan nginap disini hari ini."

Alisya mengangguk pelan.

"Apa itu artinya?" Tanya Adriel, meski tau maksudnya. Akan tetapi ingin lebih memastikan agar Alisya dapat lebih terbuka dengannya.

"Maksud aku, iya." Jawab Alisya.

Jujur saja, Adriel sangat menyukai sifat Alisya ketika sedang malu-malu dengannya. Pasalnya, Adriel pernah melihat Alisya bersama teman-teman nya leluasa bercanda ria. Akan tetapi ketika dengannya seakan menjadi gadis pendiam dan gadis yang pemalu.

Malam itu pun Alisya dan Adriel tidur di ranjang bersama. Dengan sesama memeluk satu sama lain, meski tak berbuat lebih. Akan tetapi, ternyata itu semua lebih dari cukup untuk kedua kekasih baru itu.

*******

Pagi harinya

Perlahan mata Alisya terbuka. Ia menatap kearah samping tempat tidurnya yang sudah tak ada Adriel.

"Apa aku hanya mimpi yah?" Gumam Alisya.

Tak lama suara pintu kamar pun terbuka.

Cekklek

Sontak Alisya melihat ke sumber suara.

"Kamu udah bangun, gosok gigi dan segera mandi. Kita sarapan pagi bersama."

Alisya tersenyum. Ternyata bukan mimpi, kini dirinya telah menjadi kekasih dari dosen nya sendiri.

Tangan Adriel pun membopong tubuh Alisya.

Sontak Alisya terkejut akan perlakuan Adriel yang tiba-tiba. "Nggak usah pak, eh maksud saya mas." Ucap Alisya.

Bibir Adriel hanya tersenyum. Sembari menatap wajah Alisya yang sangat menggemaskan ketika bangun tidur.

Kini mereka berdua pun sampai di dalam kamar mandi. "Kamu bisa mandi sendiri kan? Atau perlu aku.... " Tutur Adriel.

"Aku bisa sendiri." Selak Alisya langsung.

Adriel mengetahui kalau kini Alisya sedang berfikir kearah mana. Membuatnya mencium singkat bibir Alisya.

Cup

"Yaudah kalau gitu, kalau kamu butuh apa-apa panggil aja aku yah!"

"Em." Balas Alisya, sambil mengangguk pelan.

Setelah pintu kamar mandi di tutup oleh Adriel. Kini tangan kiri Alisya memegang dadanya, sedangkan tangan kanan memegang bibir yang sudah tak suci lagi. Akibat disinggahi berkali-kali oleh Adriel.

Tanpa sadar kedua sudut bibir Alisya tersenyum. "Jadi gini rasanya punya cowok yang cintanya ugal-ugalan," Gumam Alisya.

Anehnya Revan yang sudah lama mencintai dirinya. Tak pernah membuat Alisya sampai berdebar, dan tak karuan bersikap. Seperti ketika ia bersama dengan Adriel yang baru ia temui kemarin.

Tak ingin terlalu lama di kamar mandi. Alisya pun mandi dengan perasaan yang menggambarkan lagi khasmaran.

15 menit kemudian 

Alisya melangkah keluar dari kamar mandi. Dengan handuk kimono bewarna merah hati yang telah ia pakai.

Matanya menelisik kearah Adriel yang kini telah duduk di sofa kamarnya.

"Kamu udah selesai?" Tanya Adriel, sembari meletakkan ponsel nya diatas meja.

Merasa malu karna kini dirinya memakai handuk kimono. Alisya pun hanya mengangguk pelan.

Adriel beranjak melangkah kearah Alisya. Seraya bertanya."Masih sakit pinggang kamu?"

"Udah agak mendingan kok mas."

"Yaudah, sekarang kamu duduk. Biar aku olesin salep lagi ke pinggang kamu. Sekalian keringin rambut kamu juga." Imbuh Adriel.

Meski bukan hubungan seperti ini yang Alisya inginkan. Akan tetapi, pesona Adriel tak mampu untuk ia tolak. Bahkan perlakuan yang memperlakukan nya selayak seorang ratu.

Membuat Alisya menjadi gadis yang penurut di depan pria itu. Terlihat bodoh, akan tetapi ia menikmati dan nyaman di hubungan yang belum adanya ikatan pernikahan.

"Alisya! Ayok duduk." Adriel berkata kembali.

Alisya pun tersenyum, dan mengikuti apa yang di ucapkan oleh Adriel.

Dengan telaten, Adriel mengeringkan rambut Alisya. Sentuhan nya pun tak terasa sangat membuat Alisya nyaman.

"Nanti kita berangkat ke kampus bareng yah." Ucap Adriel, dengan tangan yang masih fokus pada rambut Alisya.

Mendengar ucapan Adriel. Membuat Alisya ingin menanyakan perihal hubungannya dengan pria itu. Akan tetapi ada rasa malu, dan takut kalau Adriel tak suka dengan pertanyaan.

"Alisya!"

"Emm... Iyah mas." Jawab Alisya seadanya.

"Hanya itu?"

"Ha! Emm... Emangnya mas minta jawaban apa?"

"Lain kali ada kata sayangnya kalau bisa."

Alisya tertegun.

Sedangkan Adriel berdiri. Sekaligus mengambil pakaian untuk Alisya, seakan sudah ia siapkan semua keperluan gadis nya itu.

Sambil menyodorkan pakaian untuk Alisya. "Ini, kamu pakai dulu, nanti aku bantu buat olesin luka di pinggang kamu." Sahut Adriel.

Mata Alisya menatap kearah pakaian yang kini berada di tangan Adriel. Bahkan tanpa ada rasa malu dan sungkan terhadapnya. Pria itu membawa pakaian dalam untuk Alisya. "Sejak kapan mas ambil itu?" Tanya Alisya.

"Tadi, saat kamu di kamar mandi."

Telunjuk Alisya menatap kearah pakaian dalamnya. "I-itu mas ambil di mana?" Dengan raut wajah memerah menahan rasa malu.

"Di lemari. Kenapa? Kamu nggak suka."

"Bukan, bu-bukan itu maksud aku. Tapi... Mas ambil itu.... "

Wajah Adriel ia dekatkan kearah wajah Alisya. "Kenapa? Kamu malu." Ucap Adriel.

Alisya menganguk pelan.

Tawa ringan pun Adriel tunjukkan. Seraya berkata dengan nada becanda. "Kamu nggak perlu malu masalah kayak gini dengan pacar kamu. Lagi pula aku juga tidak akan berpikir semesum itu."

'Pacar? Apa berarti aku tidak perlu bertanya lagi hubungan aku dengannya? Apa kini memang aku pacaran dengannya? Apa itu berarti aku akan menikah dengan dosen ku sendiri?'

Tanya Alisya dalam hatinya.

Melihat Alisya yang seperti memikirkan sesuatu. Membuat Adriel langsung membuyarkan lamunan Alisya. "Kamu kenapa?"

"Ha! Ng-nggak kok mas." Jawab Alisya.

Tangan Alisya pun meraih baju yang berada di tangan Adriel. "Aku ganti baju dulu kalau gitu."

"Em,"

Mata mereka saling adu pandang. Membuat Adriel terheran.

"Ada apa?" Tanya Adriel.

"Aku mau ganti baju dulu."

Bibir Adriel tersenyum hingga terlihat gerahang giginya. "Oh iya, lupa aku. Kalau gitu aku keluar dulu."

Alisya tersenyum, sambil mengangguk pelan.

Pintu kamar pun tertutup.

Tak ingin terlalu lama, meski kini dirinya dibuat salting brutal. Namun, Alisya memilih untuk segera memakai pakaiannya.

10 menit kemudian 

Alisya menatap dirinya di pantulan cermin.

"Cantik! Bagus juga pakaian pilihan mas Adriel." Gumam Alisya.

Tok tok tok

"Alisya! Udah apa belum?"

"Udah mas." Sahut Alisya di dalam kamar.

Cek klekk

Pintu kamar terbuka.

"Sini aku oles kan salep nya." Ucap Adriel.

Alisya langsung menolak. "Nggak perlu mas, tadi aku udah olesin sendiri kok." Ujar Alisya.

"Emang bisa?"

"Em, aku usahain tadi."

Rambut Alisya di belai lembut oleh Adriel. "Pinternya pacar aku, yah udah ayok sarapan. Aku udah masakin nasi goreng buat kamu."

"Beneran? Mas Adriel bisa masak?" Alisya mencoba memastikan nya kembali.

Adriel mengangguk kan kepalanya.

Mereka berdua pun keluar dari kamar.

Aroma masakan Adriel terbuat di hidung Alisya. Membuat cacing di perut Alisya kini meronta untuk di beri makan.

"Wahh.... Baunya harum banget mas." Ucap Alisya.

Kursi di meja makan, Adriel siapkan untuk Alisya duduk. "Sekarang kamu duduk, dan makan dengan tenang. Setelah itu kita berangkat ke kampus."

Anggukan kepala dan juga senyuman sumringah, Alisya berikan.

Sesuap nasi goreng masuk kedalam mulut Alisya. "Mmmm.... Sumpah ini enak banget mas. Kamu pinter masak juga yah." Ucap Alisya, dengan makanan yang masih belum masuk kedalam tenggorokan nya.

Jari Adriel mengusap makanan yang berada di ujung bibir Alisya. "Kalau gitu habisin, tapi pelan-pelan kalau makan." Ujar Adriel.

Selalu saja di manja dan bahkan di ratukan. Wanita mana yang tak akan langsung jatuh hati akan perlakuan yang diberikan Adriel sekarang.

Mereka berdua sarapan, dengan sesekali candaan terlontar dari bibir Adriel. Membuat Alisya sangat menikmati sarapan paginya pada hari itu. Bahkan dengan pria yang tentu membuat nya tak merasa kesepian lagi.

*******

Di  depan kampus 

Mobil Adriel terparkir di depan pekarangan kampus.

Alisya hendak beranjak pergi. Akan tetapi dihalau oleh Adriel. "Alisya!"

Membuat Alisya berhenti dan tak jadi keluar dari mobil. Matanya menatap kearah Adriel, bibirnya pun terlontar bertanya. "Iyah mas, ada apa?"

"Mas boleh minta tolong ke kamu."

Melihat Adriel yang kini tengah memasang wajah serius di depan nya. Membuat Alisya langsung terfokus mendengarkan ucapan Pria itu. "Mas minta tolong apa emangnya?" Tanya Alisya.

"Aku ingin minta tolong untuk kamu rahasiakan hubungan kita, dan jika ada yang bertanya tentang hubungan kita. Bilang saja aku dan kamu sepupuan." Ujar Adriel.

Deg

Alisya terdiam.

Bersambung. 

Jangan ditiru yah dek, Alisya itu ceritanya masih labil soal cinta, tapi nanti pasti akan ada penyesalan terbesar nya sampai mengiyakan semua ucapan pria berbahaya seperti Adriel ini.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!