18. Menjadi Imamku

Gambaran abstrak melintas bagai sebuah dorama romantis dimana peran utama adalah Marcel dengan dirinya. Cerita yang tidak jelas dan berwarna hitam putih Mira tonton dalam lelap tidur yang gelisah.

Sesekali lenguhan keluar dari bibirnya mengisyaratkan pembicaraan serius dalam alam mimpinya, tangan yang bergerak dan kaki yang menendang membuat gerakan-gerakan tidurnya menjadi tontonan lucu yang dinikmati Marcel.

"Mimpi apa dia? Lasak sekali tidurnya" gumam Marcel.

Marcel mengamankan dirinya dengan mengambil bantal dan selimut untuk tidur di sofa agar tidak kena tendangan istrinya.

Hari ini dia begitu lelah, meeting yang berlangsung marathon ditambah hasrat yang menggantung tidak dapat dituntaskan membuatnya lelah lahir dan bathin, dia butuh istirahat dengan tenang.

Diusapnya kepala sang istri yang sedang mengigau seperti sedang mimpi berkelahi, lalu senyuman lebar mengembang.

"Kamu lucu sekali Namira" sekali lagi Marcel mengusap bibir ranum istrinya yang jarang terpoles pewarna bibir.

Dengan langkah lelah, dihempaskan tubuhnya saat sudah mendekati sofa. Perlahan matanya terpejam dan terbuai di alam mimpi, sedikit demi sedikit tayangan percintaan dengan wanita yang sebulan ini memenuhi ruang hatinya. "kamu indah Namira' gumam Marcel dalam tidur lelapnya.

Igauan Mira tidak berlangsung lama karena tiba-tiba ia merasa terjatuh dari ketinggian yang gelap, menghentakkan tubuhnya ke dasar yang entah di mana. Mata Namira membola seketika dengan perasaan terjatuh itu, "Ya Allah ternyata hanya mimpi"

Dengan reflek tangannya meraba samping tempat tidurnya, kosong. Dia terduduk dari posisi tidurnya, mencari seseorang yang baru saja dipukuli tanpa ampun karena sudah berani mencuri ciuman pertamanya.

"Untung hanya mimpi aku memukulinya hingga babak beluk, kalau beneran bisa-bisa besok pagi aku sudah masuk TV karena menjadi korban mutilasi dan dimasukan ke dalam koper, Huffts"

Samar dia lihat sosok yang tadi menjadi pemeran utama di mimpinya sedang terbalut selimut terbaring di atas sofa.

"Apa dia sudah meminum tehnya?" Namira langsung menggeser tubuhnya ke arah nakas samping tempat tidurnya, menggapai mug termos yang sudah kosong.

"Alhamdulillah, dia minum ramuan herbalku. Dia pasti lelah seharian bekerja dan memimpin rapat, semoga tidurmu nyenyak Mamocie" Namira tersenyum manis dan melanjutkan tidurnya lagi.

Jam empat pagi bunyi alarm dari ponsel Marcel terdengar samar, lelaki itu segera mematikannya, dia tidak ingin istrinya terbangun dan jam tidurnya berkurang.

Dengan langkah perlahan, Marcel berjalan memasuki kamar mandi bertujuan membersihkan diri karena semalam tanpa diminta, cairan yang sudah mengendap lama dalam tubuhnya keluar dengan sendirinya.

Dia mengingat-ingat apa yang dia impikan semalam sehingga dengan mudahnya dia bisa pelepasan. Bibirnya menarik ke atas membentuk sebuah lengkungan indah, Marcel tersenyum membayangkan kejadian di alam mimpinya.

Setelah selesai dengan ritual mandi, dengan memakai bathrobe hitam Marcel keluar dengan wajah segar dan wangi tubuhnya menciptakan aroma maskulin yang menggoda iman para kaum hawa.

Saat membuka pintu kamar mandi, di depan pintu sudah tampil muka bantal istrinya dengan rambut aut-autan dan mata masih sedikit terpejam.

"Nami" panggil Marcel lembut

Seketika mata Namira membulat dengan mulut menganga dengan aroma khas bangun tidur, semalam memang Namira tidak gosok gigi sebelum tidur.

"Ahhh.." Namira berbalik membelakangi Marcel sekaligus menutupi wajah dan mulutnya yang bau iler.

"Maaf Tuan, saya pikir tidak ada orang di kamar mandi" Cicitnya

"Aku sudah selesai, kamu mau mandi, Amour?" tanya Marcel

Namira hanya menganggukkan kepala karena Marcel sengaja mendekatinya dan memandang wajahnya yang seperti singa yang baru bangun tidur.

Marcel tersenyum melihat tingkah istrinya yang lucu, dengan sengaja dia menepuk bokong Namira, Plak! "Sudah sana mandi, jangan bengong di situ. Kamu bau iler tau!" ucapnya sambil terkekeh.

Namira terbirit-birit masuk ke kamar mandi karena malu dan kesal dibilang bau iler, dia langsung membuang napas di mulutnya lalu menghirup aromanya. "emang iya sih!" gumamnya sambil terkekeh.

Dengan teliti dan telaten Namira membersihkan tiap inchi tubuhnya juga mulutnya yang tadi sempat di protes suaminya. Azan subuh berkumandang, hingga ia segera mempercepat mandinya. Dia tidak ingin ketinggalan pahala sholat di awal waktu.

Saat selesai memakai baju dan berwudhu, Namira keluar kamar. Dia tidak mendapati suaminya di kamar, tapi...

"Apa aku gak salah lihat? Itu dia atau sosok qorin?" Pekik tertahan Namira

Suaminya sudah duduk bersila di atas sajadah dengan baju Koko mahal dan sarung dari tenunan khusus dengan motif Utsmani, di area mihrab dalam kamarnya.

"Ayo jangan melamun di situ, sayang. Mau aku imami gak?" tanya Marcel

"I-iya..tunggu sebentar" Gugup Namira

Jantung Namira semakin berdetak tidak karuan, melihat suaminya dalam balutan baju Koko makin terlihat tampan dan lebih mempesona dari biasanya.

"Penampilan sih boleh gagah dan berwibawa, coba kita lihat, apa bacaan sholatnya dia bisa. Siapkan mentalmu Namira, jangan sampai kamu terkikik seperti kuda saat jadi makmum di belakangnya" Gumam Namira dalam hati. Bibir Namira melengkungkan cibiran.

"Allahu.. Akbar" Lantunan takbir pemula ibadah yang mereka dirikan.

Setelah itu terdengar lantunan merdu ayat suci Al-Qur'an dari bibir suaminya, hati Mira bersorak kegirangan karena suara merdu dan bacaan Tartil dari bibir suaminya sangat menakjubkan.

"Dikira cupu ternyata suhu" batinnya bergejolak menertawakan dirinya yang sudah meremehkan skills suaminya.

Selesai sholat suaminya banyak melantunkan doa-doa permohonan ampunan dan sempat Namira dengar Marcel meminta keturunan yang Sholih dan Sholihah. Istrinya yang menjadi penyejuk mata, dan rezeki yang barokah.

Satu poin terakhir dia rasa sudah didapatkan Marcel, dua point lainnya, "Dia mengharapkan pada siapa? Tentu saja bukan aku yang dia maksud, kan?!" Batin Namira melirih

Marcel memutar duduknya menghadap Namira, menyodorkan tangannya dan Namira menyambutnya untuk mengecup punggung tangan suaminya.

Lalu Marcel meletakkan telapak tangannya di pucuk kepala Namira, melantunkan doa-doa bahasa arab dan terakhir dia dengar bahasa Turki yang Namira tidak mengerti.

Tubuh Marcel condong ke depan untuk mengecup kening istrinya, kedua pipinya dan cuping hidungnya.

Namira menaikan arah pandangannya ke wajah Marcel, suaminya sedang memandangnya dengan tatapan mesra.

"Meleleh aku bang..." jerit Namira dalam hati.

"Aku ke kantor pagi, karena ada meeting. engga apa-apa kan kalau aku gak temani dari awal acara?" Pertanyaan Marcel membuat Namira sadar dari mengagumi tatapan mesra Marcel.

"Eh..I-iya gak apa-apa, ada ka Reni yang selalu membantu dan mengajariku" Jawab Namira

Namira melepas mukenanya dan merapihkan alat sholat di mihrabnya.

"Mocie, mau aku buatin sarapan apa?" tanya Namira

"Kamu!" jawab Marcel sambil memeluk istrinya

Namira reflek memelintir tangan suaminya, pertahanan dan kuda-kuda Namira memang sudah terlatih untuk menjaga diri dari serangan anak buah Mamy Hellen.

"Namiiii!" Marcel geram karena istrinya susah di dekati

"M-maaf.." Marcel menjauh dari istrinya dan berjalan ke walk in closet

"Biar aku ambilkan bajunya, Tuan" Namira tiba-tiba masuk ke walk in closet di mana suaminya sudah membuka baju Koko dan sarungnya, yang tersisa tinggal underwater yang melekat di tubuhnya.

"Kamu memancing aku terus, Nami. Jangan salahkan jika aku berbuat lebih!" Geram Marcel

"A-aku gak tau tuan sudah.." Namira lari terbirit-birit keluar dari walk in closet.

Marcel hanya tertawa melihat kelakuan istrinya yang seperti anak gadis baru melihat tubuh lawan jenis.

"Dia janda, kan? Seharusnya dia lebih agresif dariku karena sudah pengalaman dan memiliki anak dua, kamu ada-ada saja Namira" Gumam Marcel sambil mengambil baju kerjanya.

Namira sudah ke bawah, ke area dapur, mengalihkan detak jantungnya yang meloncat ke sana dan ke mari.

"Hufft, pagi yang melelahkan" gumamnya.

Setelah berjibaku di dapur membuat sarapan dan bekal suaminya, Namira dikagetkan dengan kecupan hangat dari bibir suaminya di pipi kanannya.

"Apa makananku sudah siap?" Marcel melirik wajan yang berisi rendang dan di meja makan sudah siap aneka hidangan.

"Kenapa kamu masak banyak banget, aku sudah memesan catering untuk acara nanti siang dan juga untuk di rumah" Ucap Marcel

"Oh..aku tidak tahu" Mira tertegun

"Ya sudah tidak apa-apa"

"Bolehkah aku bawakan Deo dan pak Ayus untuk bekal?"

Marcel melirik dengan tajam.

"Baiklah pengecualian hanya hari ini, karena aku sedang berbaik hati. Kalau lain hari kamu hanya memasakkan untukku, tidak boleh untuk laki-laki lain!" Jawab Marcel dingin

"CK! Masa sama asisten dan supirnya saja dia cemburu sih?!" gerutu Mira dalam hati.

...💃🩰💃🩰...

Mohon dukungan like komen dan subscribe, terima kasih 🩷

Terpopuler

Comments

Ry

Ry

😂😂 udah tahu bau,pake di cium segala mir, segera lah mandi biar wangi

2025-01-31

1

lihat semua
Episodes
1 1. TOKOH
2 2. Sei Bello (Kamu Cantik)
3 3. Posessif
4 Mendadak Nikah
5 Pindah Rumah
6 6. Terikat
7 7. Léonie (Singa kecil)
8 8. Minara (Pencuri Hati)
9 9. Sahabat Kecil, Romeo.
10 10. Marcel Cemburu
11 11. Cemburu session 2
12 12. Kamu maju, Aku mundur
13 13. Sehari penuh kasih darimu
14 14. She's The Perfect Match
15 15. Ma Moitiè (Separuhku)
16 16. Makan Siang
17 17. Hukuman
18 18. Menjadi Imamku
19 19. Disisimu, setiap hari rasanya menyenangkan.
20 20. Angsa Sekarat
21 21. Rekan Bisnis?
22 22. Dalam pengawasan Kalila
23 Dansa Waltz dan Kalila yang posessif
24 24. Cemburu Yang Terbaca
25 25. Pisah
26 26. Cinta lama be..
27 27. Bahagiaku Gak Muluk-muluk
28 28. Berhasil lolos, tapi tidak dengan Rindunya
29 29. Kedatangan Papa Romeo
30 30. Pertemuan tak sengaja
31 31. The first day Of Work
32 32. Penghuni No. 5
33 Pindahan lagi..
34 Mengabulkan Keinginan Romeo
35 Sesuatu yang Janggal
36 Aroma ini..
37 Ciee..ketemu!!
38 Memulai dari awal..
39 Taruhan
40 40. It's My Passion
41 Srikandi Van Java
42 Teatro La Fenice
43 No Pain, No Gain!
44 Love In Venice
45 Penculikan
46 Jeratan Nafsu..
47 Pernikahan
48 Dating at the office
49 Fakta yang terkuak
50 Menawarkan madu ...
51 Selalu bergairah..
52 Pengen nempel terus..
53 Love language
54 Rencana Jahat
55 Mine
56 Target Pembunuhan
57 Kepergian Amanda ...
58 LDR itu berat, Amour ...
59 Teror
60 Kalung itu, pertanda ...
61 Keadaan yang tidak berpihak.
62 Kelicikan Mesya
63 Kehilangan
64 Kematian-Pernikahan
65 Pesta Dansa 1
66 Pesta Dansa 2
67 Pertemuan Panas
68 His Jealousy
69 Dia berubah?!
70 Berpisah
71 Rindu Ketenangan ...
72 Yang tersisa, Penyesalan ...
73 Ultah Romeo 1
74 Ultah Romeo 2 dan IFEX 2025
75 Getaran yang masih sama
76 Kamulah gairahku ...
77 Hapus jejak wanita lain, ditubuhku!
78 Test DNA
79 Dua lelaki yang selalu berseteru
80 Apa hanya kamu yang boleh cemburu?
81 Cinta itu, memahami
82 Melawan keegoisan
83 Pelukan tanpa kata
Episodes

Updated 83 Episodes

1
1. TOKOH
2
2. Sei Bello (Kamu Cantik)
3
3. Posessif
4
Mendadak Nikah
5
Pindah Rumah
6
6. Terikat
7
7. Léonie (Singa kecil)
8
8. Minara (Pencuri Hati)
9
9. Sahabat Kecil, Romeo.
10
10. Marcel Cemburu
11
11. Cemburu session 2
12
12. Kamu maju, Aku mundur
13
13. Sehari penuh kasih darimu
14
14. She's The Perfect Match
15
15. Ma Moitiè (Separuhku)
16
16. Makan Siang
17
17. Hukuman
18
18. Menjadi Imamku
19
19. Disisimu, setiap hari rasanya menyenangkan.
20
20. Angsa Sekarat
21
21. Rekan Bisnis?
22
22. Dalam pengawasan Kalila
23
Dansa Waltz dan Kalila yang posessif
24
24. Cemburu Yang Terbaca
25
25. Pisah
26
26. Cinta lama be..
27
27. Bahagiaku Gak Muluk-muluk
28
28. Berhasil lolos, tapi tidak dengan Rindunya
29
29. Kedatangan Papa Romeo
30
30. Pertemuan tak sengaja
31
31. The first day Of Work
32
32. Penghuni No. 5
33
Pindahan lagi..
34
Mengabulkan Keinginan Romeo
35
Sesuatu yang Janggal
36
Aroma ini..
37
Ciee..ketemu!!
38
Memulai dari awal..
39
Taruhan
40
40. It's My Passion
41
Srikandi Van Java
42
Teatro La Fenice
43
No Pain, No Gain!
44
Love In Venice
45
Penculikan
46
Jeratan Nafsu..
47
Pernikahan
48
Dating at the office
49
Fakta yang terkuak
50
Menawarkan madu ...
51
Selalu bergairah..
52
Pengen nempel terus..
53
Love language
54
Rencana Jahat
55
Mine
56
Target Pembunuhan
57
Kepergian Amanda ...
58
LDR itu berat, Amour ...
59
Teror
60
Kalung itu, pertanda ...
61
Keadaan yang tidak berpihak.
62
Kelicikan Mesya
63
Kehilangan
64
Kematian-Pernikahan
65
Pesta Dansa 1
66
Pesta Dansa 2
67
Pertemuan Panas
68
His Jealousy
69
Dia berubah?!
70
Berpisah
71
Rindu Ketenangan ...
72
Yang tersisa, Penyesalan ...
73
Ultah Romeo 1
74
Ultah Romeo 2 dan IFEX 2025
75
Getaran yang masih sama
76
Kamulah gairahku ...
77
Hapus jejak wanita lain, ditubuhku!
78
Test DNA
79
Dua lelaki yang selalu berseteru
80
Apa hanya kamu yang boleh cemburu?
81
Cinta itu, memahami
82
Melawan keegoisan
83
Pelukan tanpa kata

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!