19. Disisimu, setiap hari rasanya menyenangkan.

"Mama, kemarin Romy menelpon mama tapi gak bisa. Emang telepon mama kenapa?" Ucap Wulan saat mereka sarapan

Mira melirik Marcel sebentar, lalu mengelus rambut Wulan. "Ponsel Mama rusak sayang, nanti kalau ponsel Mama sudah di servis, Romy boleh telepon mama" Namira tersenyum tipis

"Romy cuma mau bilang, masakan mama enak sekali, terus hari ini Romy mau main ke rumah kita yang di kolong jembatan" celoteh Wulan tanpa beban

"Uhukk..uhuukk" Marcel tersedak makanannya

Namira memberikan segelas air pada Marcel dengan wajah cemas.

"Wulan, kalau lagi makan jangan banyak bicara ya" Ucap Marcel lembut

"Iya Papa, maaf. Mumpung Wulan ingat, kuatirnya Wulan lupa nyampein pesan Romy" Cicit Wulan

"Romy boleh main ke sini hari ini, akan banyak permainan dan makanan di sini" Marcel meletakkan garpu dan sendoknya

"Ponsel Mama sebentar lagi om Deo bawakan yang baru, tapi hanya boleh telepon Romy bukan papanya. Dan Romy hanya boleh telepon 1x dalam sehari, bilang begitu" sambungnya lagi, Marcel berencana menyudahi makannya yang baru sedikit.

Namira langsung menahan tangan Marcel agar tidak segera berdiri. Dia tahu suaminya sangat antusias makan tapi seleranya hilang karena ucapan Wulan.

"Aku suapin ya, Tuan baru makan sedikit" Marcel tadinya mau menolak, Namira menampilkan wajah memohon.

"Boleh gak papa disuapin mama?" Tanya Marcel hati-hati

"Boleh Pah" Jawab Ilyas cuek

Dengan tatapan lembut Marcel memandangi wajah Namira yang pagi ini terlihat cerah, Namira menyadari dirinya sedang di tatap serius oleh suaminya, tapi dia berusaha tenang dan menyelesaikan tugas menyuapi suaminya hingga suapan terakhir.

'Namira, disisimu setiap hari rasanya sangat menyenangkan. Aku seperti menyukai diriku yang sekarang'

Terdengar suara melengking dari arah ruang tamu.

"Ya ampuuunn Marcel, sejak kapan kamu manja begitu" Reni terkejut melihat pemandangan di depannya, dan wanita itu sudah berdandan cantik dengan baju pesta yang indah.

"Apa seperti ini tiap hari rutinitas kalian? Bikin cemburu saja" Pekik Reni sambil duduk di salah satu kursi meja makan.

"Pagi-pagi Kamu sudah bikin heboh, Ren!" Marcel menatapnya malas

"Aku mengantarkan MUA untuk istrimu, Cel" Jawab Reni

"Nami bisa dandan sendiri, Ren. Tidak usah pakai MUA" Marcel tau riasan Mira sangat cocok, tidak menor dan sesuai seleranya.

"Tamu kita orang-orang penting, Cel. Namira harus tampil cantik dan elegant" Jawab Reni memastikan rencananya harus disetujui Marcel

"Ya sudah terserah kamu saja" Marcel segera berdiri dari kursi makan

Namira memasangkan jas pada tubuh Marcel juga merapihkan dasi dan kerah kemeja suaminya.

Pemandangan itu tidak luput dari tatapan Reni, wanita itu hanya geleng-geleng kepala takjub melihat keberuntungan sepupunya memiliki istri yang perhatian.

"Aku pulang sore, amour. Nikmati pestanya, jangan gugup. Dan minta bantuan Reni kalau kamu butuh sesuatu" Marcel mengecup kening Namira sedikit lama.

"Iya, Aku sangat gugup hari ini" Jawab Namira pelan.

"Nanti aku telepon kalau rapat sudah selesai, agar kamu tidak gugup" Namira mengambil punggung tangan Marcel.

Begitu juga anak-anaknya sudah bersiap mencium punggung tangan Papanya, mereka langsung berdiri di sisi Marcel.

"Wowww..." Reni melongo dan menggelengkan kepalanya seakan tidak percaya.

"Ren!" Marcel mengedipkan sebelah matanya dengan wajah bangga lalu berjalan ke arah luar setelah menerima tas bekal dari tangan Mira.

"Di-dia bawa apa ituu.." Tanya Reni saat melihat Marcel menenteng tas bekal

"Bawa bekal makan siangnya, Ka" Jawab Namira malu-malu

"Dia? Seorang Marcel?" Reni menatap Namira tak percaya

"K-kalau aku kasih ke Deo atau pak Ayus, Marcel akan marah Ka" Namira jadi tidak enak hati

"Iya aku tahu Marcel, dia sangat keras kepala. Hanya saja dia tidak pernah mau menenteng sesuatu di tangannya. Bahkan ponselnya saja seringkali Deo yang memegangnya" Reni masih terkesima dengan kejadian langka barusan.

"Tapi, hal itu setiap hari sudah di lakukan ka" Namira menunduk malu.

Reni menatap Namira, menelusuri wajah polos wanita di depannya yang terlihat sangat biasa tapi mampu merubah sepupunya menjadi berbeda.

"Wanita ini tidak sesederhana yang terlihat, ada apa dengan Marcel dan Namira? Kurasa dia bukan sekedar wanita simpanan" Batin Reni.

***

Sapuan koas menari-nari di wajah mulus Namira yang berwarna kuning langsat. Reni dengan cerewet mengarahkan MUA langganannya agar mendadani Namira menjadi lebih elegan dengan garis wajah Namira yang berkarakter.

Setelah berdandan, Namira dibantu memakai gaun pesta yang terlihat seperti baju pengantin dengan hiasan sworovski. Namira mematut diri di cermin setinggi tiga meter yang berada di kamar tamu.

"Bagaimana kamu puas, Mira?" Reni memutar tubuh Namira

"Sangat suka ka, aku berbeda tapi tidak berubah seperti orang lain karena make up"

"Mira, apa gak sekalian saja kamu minta dinikahi Acel? Dia terlihat sangat mencintaimu"

"Uhuk..uhuukk" Namira tersedak salivanya sendiri

"Ka Ren, a-aku gak berani"

"Nanti aku yang push Marcel untuk menikahimu"

"Ka, jangan.."

"Kenapa? Kamu tidak mencintainya"

Tok! Tok! Tok!

Dio yang sudah diambang pintu sejak tadi mendengar obrolan kedua wanita tersebut.

"Mira, Aku mengantarkan ponsel dari Marcel" Ucap Deo

Namira mendekati Deo dan mengambil kotak kecil seukuran ponsel. Mata Deo tidak berkedip melihat penampilan Mira yang seperti barbie, dengan leher jenjangnya terekspos.

"Jadi, kemana bos kamu Deo, Apa dia tidak hadir nanti siang?" Tanya Reni

"Marcel sedang meeting, Ren"

Kedua wanita itu sudah terlibat obrolan serius lagi, diam-diam Deo memvideokan Namira dan mengirimkannya pada Marcel.

DI RUANG MEETING

Tring! Notif pesan masuk pada ponsel Marcel, lelaki itu segera memakai headset dan memutar video yang dikirim Deo. Di mana obrolan di sana membahas status Marcel dan Namira.

Reni yang terus mendesak agar Namira menikah dengan Marcel, dan kegugupan Namira menanggapi desakan pertanyaan Reni membuat Marcel mengepalkan tangannya dan harus berbuat sesuatu.

"Tuan-tuan saya ada urusan mendadak, mohon maaf saya harus meninggalkan rapat hari ini" Marcel bergegas meninggalkan ruang rapat. Seluruh peserta rapat saling tatap dan menghela napas, karena pembahasan rapat yang sedang memanas membutuhkan keputusan dari pimpinan perusahaan. Namun apalah daya sang bos besar memiliki urusan yang lebih penting daripada pembahasan rapat yang bernilai milyaran dollar.

Kendaraan yang dipacu dengan kecepatan tinggi membuktikan bahwa kehadiran Marcel di sisi Namira saat ini adalah hal yang lebih penting dari rapat yang bernilai milyaran.

"Ayus, apa sudah kamu ambil perhiasan yang aku pesan?" Tanya Marcel sedang wajah gelisah

"Sudah Tuan, pesanan tepat waktu datangnya walaupun baru kemarin sore anda pesan"

"Ok, semoga kehadiran kita sebelum mama ada di rumah Namira" Ayus menganggukkan kepalanya dan melirik pada kaca spion di tengah.

Saat mobil memasuki kediaman Marcel dan Namira, sudah banyak mobil-mobil mewah berjajar di parkiran dan sekitaran jalan komplek mewah tersebut.

Marcel turun dari kendaraannya dengan sangat berwibawa, banyak pasang mata mengalihkan pandangan ke arahnya dan kalangan kaum hawa pada saat ini sedang mengagumi ketampanannya sambil berbisik-bisik.

"Bukankah dia Tuan Marcel ? Ada apa dia di sini, apakah ini rumahnya?" Salahsatu tamu memekik keheranan karena nama Marcel sangat terkenal sebagai pengusaha dengan kekayaan yang fantastis.

Marcel menemui Reni yang sedang berbincang dengan salah seorang tamu, "Ren, kita harus bicara!" Reni menoleh ke arah Marcel yang terlihat gelisah.

Mereka mengambil sisi perbatasan antara sanggar ballet yang akan diresmikan dengan Rumah kediaman Marcel dan Namira.

"Namira istriku!" Ucap Marcel tegas dan datar. Reni membelalakkan matanya dan menutup mulutnya yang terbuka dengan jemarinya.

"Kapan?Lalu kenapa Namira.." Reni tidak meneruskan ucapannya karena tingkah Marcel yang gelisah menunjukan kalau ucapan Marcel adalah kebenaran.

"Aku belum siap mengumumkannya, jadi tolong kamu rahasiakan hubungan kami terutama pada mama"

"Kenapa Cel? Kalian sangat cocok"

"Aku belum siap menjadikan dia istri yang sesungguhnya, Ren. Aku butuh sandiwara ini untuk menarik hati anakku, Kalila dan Ken" Dengan berat hati Marcel mengatakannya karena khawatir Reni bertindak lebih jauh pada hubungannya dengan Namira, dan akan menyakiti mamanya jika tahu background Namira saat ini.

Namun disaat bersamaan dia juga ingin mengakui mulai mencintai Namira tapi cukup dia dan Namira saja yang merasakannya untuk saat ini. Orang lain tidak perlu tahu, pikirnya.

Namira yang sedang berjalan menuju sanggar sempat mendengar pengakuan Marcel kepada Reni.

Namira menunduk dengan perasaan sedih, airmatanya nyaris merusak riasan di matanya. Dia mendongakkan wajahnya ke atas agar airmatanya tidak tumpah. dia harus sadar diri siapa dirinya dan wanita seperti apa yang keluarga Marcel inginkan.

"Sudah kubilang apa Mira, kamu hanya partnernya bersandiwara. Jangan pernah tergoda lagi dengan sikap manisnya" Batin Namira memperingati dirinya sendiri dan membuat keputusan untuk tidak jatuh hati pada Marcel dan menjaga jarak mulai hari ini.

...💃🩰💃🩰...

Terpopuler

Comments

Ry

Ry

🥲 kasian Namira

2025-02-01

0

lihat semua
Episodes
1 1. TOKOH
2 2. Sei Bello (Kamu Cantik)
3 3. Posessif
4 Mendadak Nikah
5 Pindah Rumah
6 6. Terikat
7 7. Léonie (Singa kecil)
8 8. Minara (Pencuri Hati)
9 9. Sahabat Kecil, Romeo.
10 10. Marcel Cemburu
11 11. Cemburu session 2
12 12. Kamu maju, Aku mundur
13 13. Sehari penuh kasih darimu
14 14. She's The Perfect Match
15 15. Ma Moitiè (Separuhku)
16 16. Makan Siang
17 17. Hukuman
18 18. Menjadi Imamku
19 19. Disisimu, setiap hari rasanya menyenangkan.
20 20. Angsa Sekarat
21 21. Rekan Bisnis?
22 22. Dalam pengawasan Kalila
23 Dansa Waltz dan Kalila yang posessif
24 24. Cemburu Yang Terbaca
25 25. Pisah
26 26. Cinta lama be..
27 27. Bahagiaku Gak Muluk-muluk
28 28. Berhasil lolos, tapi tidak dengan Rindunya
29 29. Kedatangan Papa Romeo
30 30. Pertemuan tak sengaja
31 31. The first day Of Work
32 32. Penghuni No. 5
33 Pindahan lagi..
34 Mengabulkan Keinginan Romeo
35 Sesuatu yang Janggal
36 Aroma ini..
37 Ciee..ketemu!!
38 Memulai dari awal..
39 Taruhan
40 40. It's My Passion
41 Srikandi Van Java
42 Teatro La Fenice
43 No Pain, No Gain!
44 Love In Venice
45 Penculikan
46 Jeratan Nafsu..
47 Pernikahan
48 Dating at the office
49 Fakta yang terkuak
50 Menawarkan madu ...
51 Selalu bergairah..
52 Pengen nempel terus..
53 Love language
54 Rencana Jahat
55 Mine
56 Target Pembunuhan
57 Kepergian Amanda ...
58 LDR itu berat, Amour ...
59 Teror
60 Kalung itu, pertanda ...
61 Keadaan yang tidak berpihak.
62 Kelicikan Mesya
63 Kehilangan
64 Kematian-Pernikahan
65 Pesta Dansa 1
66 Pesta Dansa 2
67 Pertemuan Panas
68 His Jealousy
69 Dia berubah?!
70 Berpisah
71 Rindu Ketenangan ...
72 Yang tersisa, Penyesalan ...
73 Ultah Romeo 1
74 Ultah Romeo 2 dan IFEX 2025
75 Getaran yang masih sama
76 Kamulah gairahku ...
77 Hapus jejak wanita lain, ditubuhku!
78 Test DNA
79 Dua lelaki yang selalu berseteru
80 Apa hanya kamu yang boleh cemburu?
81 Cinta itu, memahami
82 Melawan keegoisan
Episodes

Updated 82 Episodes

1
1. TOKOH
2
2. Sei Bello (Kamu Cantik)
3
3. Posessif
4
Mendadak Nikah
5
Pindah Rumah
6
6. Terikat
7
7. Léonie (Singa kecil)
8
8. Minara (Pencuri Hati)
9
9. Sahabat Kecil, Romeo.
10
10. Marcel Cemburu
11
11. Cemburu session 2
12
12. Kamu maju, Aku mundur
13
13. Sehari penuh kasih darimu
14
14. She's The Perfect Match
15
15. Ma Moitiè (Separuhku)
16
16. Makan Siang
17
17. Hukuman
18
18. Menjadi Imamku
19
19. Disisimu, setiap hari rasanya menyenangkan.
20
20. Angsa Sekarat
21
21. Rekan Bisnis?
22
22. Dalam pengawasan Kalila
23
Dansa Waltz dan Kalila yang posessif
24
24. Cemburu Yang Terbaca
25
25. Pisah
26
26. Cinta lama be..
27
27. Bahagiaku Gak Muluk-muluk
28
28. Berhasil lolos, tapi tidak dengan Rindunya
29
29. Kedatangan Papa Romeo
30
30. Pertemuan tak sengaja
31
31. The first day Of Work
32
32. Penghuni No. 5
33
Pindahan lagi..
34
Mengabulkan Keinginan Romeo
35
Sesuatu yang Janggal
36
Aroma ini..
37
Ciee..ketemu!!
38
Memulai dari awal..
39
Taruhan
40
40. It's My Passion
41
Srikandi Van Java
42
Teatro La Fenice
43
No Pain, No Gain!
44
Love In Venice
45
Penculikan
46
Jeratan Nafsu..
47
Pernikahan
48
Dating at the office
49
Fakta yang terkuak
50
Menawarkan madu ...
51
Selalu bergairah..
52
Pengen nempel terus..
53
Love language
54
Rencana Jahat
55
Mine
56
Target Pembunuhan
57
Kepergian Amanda ...
58
LDR itu berat, Amour ...
59
Teror
60
Kalung itu, pertanda ...
61
Keadaan yang tidak berpihak.
62
Kelicikan Mesya
63
Kehilangan
64
Kematian-Pernikahan
65
Pesta Dansa 1
66
Pesta Dansa 2
67
Pertemuan Panas
68
His Jealousy
69
Dia berubah?!
70
Berpisah
71
Rindu Ketenangan ...
72
Yang tersisa, Penyesalan ...
73
Ultah Romeo 1
74
Ultah Romeo 2 dan IFEX 2025
75
Getaran yang masih sama
76
Kamulah gairahku ...
77
Hapus jejak wanita lain, ditubuhku!
78
Test DNA
79
Dua lelaki yang selalu berseteru
80
Apa hanya kamu yang boleh cemburu?
81
Cinta itu, memahami
82
Melawan keegoisan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!