Zahra kini menikmati rutinitas barunya, selain kuliah ia bekerja sampingan di cafe D'Amor. Meskipun capek ia tetap semangat dan ceria. Waktu berkumpul dengan teman-temannyapun jadi berkurang. Tak jarang bila hari sabtu malam minggu teman-teman Zahra berkunjung ke cafe tempatnya bekerja, sekalian menonton aksi panggung Vino dkk, seperti Sabtu malam Minggu hari itu.
Nella dan Keyla duduk paling depan sendiri dekat panggung. "Vino!" teriak Nella memanggil Vino yang tengah menyanyikan lagu yg berjudul Kesempurnaan Cinta, milik Rizky Febian. Vino membalas lambaian tangan Nella di tambah kerlingan mata genitnya.
Zahra menghampiri kedua sahabatnya itu. Seperti biasa bila mereka berkumpul terlihat heboh sendiri.
" Hai gaes!" sapa Zahra
" Hai Zahra sayang," balas Nella dan Kayla berdiri memeluk Zahra.
"Mau pesen apa kalian?" tanya Zahra menyodorkan buku menu.
"Ada diskon kah buat sahabat sendiri nih?" goda Nella.
"Wah ada dong bahkan gratis tis tis, mau pesan apa hayo?" jawab Zahra dengan senyum jahatnya menggoda.
"Wah yang betul?" tanya Nella antusias
"Ada kalo cafe ini nanti jadi milik gue ha,, ha ,,ha," jawab Zahra dengan tertawa, membuat Keyla ikut tertawa. Nella hanya manyun memonyongkan bibirnya, jengkel kena prank temannya.
"Kalo kamu jadi istri si bos otomatis cafe ini bakalan jadi milik mu Za," ucap Keyla balas mengoda.
"Ih amit-amit deh, biar ganteng tapi serem." jawab Zahra dengan setengah berbisik.
"Itu bukan serem tapi cool ,,,cool banget malahan," sahut Nella.
"Awas aja bisa-bisa, benci jadi cinta lo," sahut Keyla membuat kedua temannya terbahak-bahak.
Tanpa di sadari Reyhan melintas di hadapan mereka menuju ruang pribadinya.
"Aduh, dengar gak ya tadi?" tanya Zahra menggigit bibir bawahnya, ia sedikit ketakutan.
Zahra kemudian mencatat pesanan mereka, lalu melanjutkan melayani tamu-tamu yang lain. Kebetulan setiap hari Sabtu dan Minggu cafe selalu rame pengunjung.
Suara dari atas panggung terdengar.
"Lagu berikutnya aku persembahkan untuk wanita sholehahku, calon bidadari surgaku."
Suara Vino membuat semua mata tertuju padanya di sambut riuh tepuk tangan pengunjung. Termasuk Zahra yang terpukau mendengar merdu suara Vino menyanyikan lagu berjudul Cinta Luar Biasa, Ia membayangkan seolah dirinyalah wanita dalam lagu tersebut.
Ia bergumam dalam hati, memandang Vino dari kejauhan,
Vino oh Vino ,, pantas saja kamu di kejar cewek-cewek. Kalau dilihat-lihat tampan juga, suaranya keren lagi, hemm sayangnya playboy.
Tiba-tiba Gita penjaga kasir datang menghampiri Zahra, seketika membuyarkan lamunannya.
"Zahra, pak bos telphon kamu di minta keruangannya"
"Aku?"tanya Zahra tak percaya.
"Iya, buruan sana," jawab Gita.
"Eh tunggu, bawa sekalian kopi pesanan Mas Reyhan," imbuh Gita
"Oke!" jawab Zahra dengan melingkarkan ujung jempol dan telunjuknya.
Zahra melangkah hati-hati menuju ruangan Reyhan. Pada waktu bersamaan Karin si Manager cafe keluar dari ruangannya sendiri menghentikan langkah Zahra.
"Mau kemana?"
"Mau ke ruang mas bos, eh Pak Reyhan mbak," jawab Zahra gugup.
"Sudah sini, kopinya saya yang ngantar, kamu balik kerja lagi sana," ucap Karin dengan sinis.
Setelah menyerahkan kopi pada Karin Zahra hendak kembali, namun setelah berfikir ulang ia kembali melangkah menuju ruang Reyhan.
Sementara itu di dalam ruangan Reyhan bersama Karin. Karin berusaha menggoda Reyhan.
"Mas ini kopinya," lalu duduk di pegangan kursi.
"Karin, tolong pergi saya tidak mau di ganggu hari ini," pinta Reyhan tanpa memperhatikannya.
Reyhan berdiri, Karin ikut mengejar dan mencoba menggandeng tangan Reyhan.
"Mengapa sih Mas, kamu masih saja mengacuhkan aku," ucap Karin dengan kesal
"Ingat Karin, kalo bukan karena ayahmu sahabat ayahku, aku sudah lama mengusirmu dari sini," jawab Reyhan dengan nada tinggi.
"Kamu kejam mas, kenapa kamu menolak perjodohan kita?"
"Aku tidak mau menikah tanpa dasar cinta"
"Kita bisa sama-sama belajar mencintai" ujar Karin seraya memeluk Reyhan dari belakang.
To-tok! Suara pintu di ketuk.
"Masuk!"teriak Reyhan
Zahra membuka pintu, seketika menundukkan kepala melihat Karin yang memeluk Reyhan dari belakang. Sementara itu Reyhan berusaha melepaskan kedua tangan Karin.
" Lepas Karin, sebaiknya kamu keluar sekarang juga?"
Akhirnya dengan jengkel Karin melepaskan pelukannya. Ia kemudian melangkah pergi dengan tatapan tajam melihat kearah Zahra, ia menutup pintu dengan kencang melampiaskan kekesalanya.
"Maaf mas bos, maksud saya Pak Reyhan,, maaf telah menggangu anda berdua."
"Tidak mengganggu, dan jangan berfikir macam-macam, dan lagian saya yang menyuruh kamu kesini," ujar Reyhan sembari merapikan kemeja abu-abunya lalu duduk di kursi.
"Ada apa Pak memanggil saya?bukan mau mecat saya kan?"
Reyhan tertawa mendengar ucapan Zahra yang seperti merengek.
Reyhan mengeluarkan amplop coklat berisi uang.
" Ini uang aku pinjamkan untuk membayar kuliah kamu, bukankah hari Senin terakhir kamu harus bayar biaya kuliah kamu?" seraya menyodorkan amplop coklat.
"Tapi pak dari mana bapak tahu, dan ini,,," sembari memegang amplop.
" Tentunya kamu harus mengembalikan, boleh dengan mengangsur, dan satu lagi kamu harus melakukan tugas tambahan dari saya," dahut Reyhan memotong ucapan Zahra
"Apa itu pak?"
" Apa saja, bila aku butuh kamu dan kamu harus siap," ujar Reyhan seraya berdiri meletakkan tangannya di atas meja, mengangkat kepala menatap Zahra dengan tatapan penuh misteri.
"Tapi pak saya wanita baik-baik, saya tidak mau melakukan hal-hal yang melanggar norma agama dan hukum," bantah Zahra lalu meletakkan kembali amplop di atas meja.
"Memangnya aku sekotor itu di otak kamu?akupun tak sebodoh itu melakukan hal yang dapat merusak reputasiku sendiri?" Reyhan mulai sedikit menurun nada bicaranya dengan tertawa kecil melihat Zahra ketakutan.
"Baik, tapi setiap tugas yang bapak beri otomatis mengurangi hutang saya ya, istilahnya tugas yang bapak beri ada imbalan uangnya, nah imbalannya langsung di potong hutang ya?" tawar Zahra yang berfikir cerdik ia tak mau lama-lama menjadi budak bosnya itu.
"Oke, kamu boleh menentukan sendiri harga dari tugas kamu," jawab Reyhan menyetujui.
"Apa tugas saya pak?"
"Sini Hp kamu?"
"Ini pak, tapi itu Hp satu satunya milik saya pak jangan di ambil," ujar Zahra memelas menyerahkan Hp nya.
Reyhan tidak memperdulikan rengekan Zahra. Ternyata Reyhan memencet nomor, memasukkan nomor Hp nya sendiri kemudian mencoba menelphon ke ponselnya.
Setelah selesai Ia mengembalikan Ponsel Zahra.
"Ini Ponsel kamu, ingat aku akan menghubungimu bila ada tugas, oh iya jangan sembarangan memberikan nomor ponselku pada orang lain."
"Siap Bos!" ucap Zahra dengan tersenyum manis.
Zahra mengambil kembali amplop berisi uang, lalu mekangkah pergi. Langkahnya terhenti mendengar suara Reyhan.
" Tunggu!"
"Ada apa pak?" seraya membalikkan badan
"Ada yang kamu lupakan?"
Zahra berfikir keras, apa yang ia lupakan
" Oh iya , trimakasih Mas Bos ku" ucap Zahra yang mulai bicara genit.
Zahra melihat senyum tulus bosnya itu pertama kali membuat Zahra ikut tersipu malu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Fiki Septiadi
👍👍❤️❤️❤️❤️❤️❤️
2021-06-07
1
~Nessa
lanjutt
2020-09-03
1