Zahra menerima saran Vino untuk melamar pekerjaan di cafe tempat Vino biasa manggung. Zahrapun sebenarnya sudah sering nongkrong di cafe tersebut, menyaksikan Vino dan group bandnya manggung. Kali ini ia akan datang menemui pemilik cafe. Ia berdandan cukup lama memantaskan diri. Kemeja lengan panjang berwarna pink, celana jeans dan kerudung senada dengan warna baju yang ia pilih.
Sepeda motor matic melaju dengan cepat menuju cafe D'Amor yang tidak jauh dari kampus tempat ia kuliah. Pukul 16.00 WIB ia sudah sampai di lokasi. Segera ia menghampiri gadis muda berambut panjang yang duduk di belakang meja kasir.
"Permisi mbak, bisa saya bertemu dengan pemilik cafe ini?" tanya Zahra
"Mbaknya sudah buat janji?" jawab gadis cantik itu dengan senyuman ramah
"belum"
"Tunggu sebentar ya mbak."
Gadis kasir itu segera mengambil ponsel miliknya dan berbicara dengan seseorang di ujung telephon.
"Maaf mbak, bapak sedang ada meeting, kalau mau mbak bisa menunggu sebentar lagi selesai?"
"Ya, saya tunggu"
"Silahkan duduk dulu" pinta gadis kasir itu seraya menunjuk meja di depanya.
Zahra duduk di depan meja kasir, ia mulai gelisah dan gugup. Seseorang mengantar es jeruk ke mejanya. Ia berkata pada gadis itu, "Maaf mbak saya belum pesan."
"Ini gratis buat kakak", jawab pelayan cafe yang terlihat masih berusia belasan tahun, dengan mengenakan seragam biru sama dengan pelayan lainnya, rok mini, kaos pendek dan bando dengan tulisan D'Amor di dalam gambar bentuk love.
"Trimakasih," ucap zahra malu-malu
"Sama-sama kakak," ucap gadis itu dengan centil mirip pramuniaga asesoris di mall-mall.
Zahra membolak-balikkan jam Tangan berulang-ulang, 30 menit ia sudah menunggu. Ia hampir menyerah dan meninggalkan tempat itu, tiba-tiba gadis kasir memberitahu kedatangan bos mereka dan mengantar keruangannya. Ruangan berada di ujung ruag cafe, dengan sekat ornamen bunga-bunga plastik menjalar. Selesai mengantar Zahra, kasir itupun kembali dan meninggalkannya di depan pintu.
"Assalamu'alaikum," seraya mengetuk pintu.
"Masuk!" suara seorang laki-laki dari dalam ruangan.
Zahra membuka pintu, setelah ia menarik nafas panjang dan menghembuskan dengan kuat, untuk menghilangkan kegugupannya.
"Bismillah"
Klek!!!
Suara pintu di buka. Seorang laki-laki sedang duduk menghadap laptop di mejanya.
"Anda?!"
"Anda?!" mereka berbicara bersamaan.
Zahrapun bringsut, dan salah tingkah, ternyata bos cafe ini adalah seseorang yang ia tabrak di mall waktu itu.
"Ada apa anda kemari?" tanya laki-laki itu dengan sinis, seraya menyandarkan bahunya ke sandaran kursi.
"Sebelumnya saya minta maaf pak atas kejadian waktu itu" jawab Zahra dengan senyum yang di paksakan.
" terus!"
"Perkenalkan nama Zahra, ngomong-nama bapak siapa?" seraya mengulurkan tangan namun tangan Zahra menyenggol pigura foto yang berdiri di samping meja. Laki-laki itu hanya diam memandangi Zahra
"Maaf" seraya mengembalikan benda yang ia senggol.
"O kamu kesini cuma mau kenalan?"
"Tidak pak, saya mau melamar pekerjaan," jawab Zahra sembari menyodorkan amplop berwarna coklat berisi CV nya. Laki-laki itu menerima dengan tangan kiri lalu melemparnya ke atas meja.
"Anda baru datang saja sudah merusakkan barang saya, apalagi kalau bekerja disini, bisa-bisa tempat ini bisa kamu hancurkan dengan kecerobohanmu."
"Saya akan berhati-hati pak, saya kalau takut seperti itu pak."
"Memang saya menakutkan, jelek seperti hantu?"
"Iya pak, eh tidak pak, bapak sangat tampan mirip artis korea pak, tapi lebih tampan artis korea sih"
"Jangan bercanda kamu" seraya memukul meja dengan tangannya.
"maaf"
"Oke" laki -laki itupun berdiri dari tempat duduknya, merapikan jas hitamnya, lalu menyilangkan tangannya di dada.
"Apa saya di terima pak?" tanya Zahra menatap laki-laki itu dengan riang.
"Baik akan saya fikirkan, nanti saya hubungi lagi, apa bisa kamu memenuhi syaratnya?"
"Apa syaratnya pak?"
"Kamu perhatikan para pelayan wanita di depan, seragamnya bagaimana? apa kamu berpakaian seperti itu dan melepas kerudungmu?" seraya mendekati Zahra yang dari tadi masih berdiri, menunduk menghindari tatapan sinis laki-laki di hadapannya itu.
Mendengar syarat yang di ajukan oleh calon bosnya itu, Zahrapun menjadi berani mengangkat kepalanya dan menatap tajam kearah laki-laki itu.
"Pak saya bekerja menawarkan jasa tenaga saya, bukan tubuh saya. Apa salahnya dengan kerudung saya?yang penting saya bisa berpenampilan rapi dan bekerja dengan baik."
"Kalo seperti itu maaf, saya tidak bisa menerima anda, lebih baik anda fikirkan sekali lagi, dan kalau sudah siap hubungi saya, 'Reyhan' ya itu nama saya." Reyhan melempar kartu nama ke atas meja dengan menyunggingkan bibirnya.
"Maaf pak, tidak usah saya fikirkan lagi, lebih baik saya mundur saja, mungkin saya yang salah melamar pekerjaan di sini. Trimakasih Pak Reyhan yang terhormat.
Assalamu'alaikum".
Zahra mempercepat langkah meninggalkan ruangan, dengan perasaan kecewa.
Sesampai di kamar kost Zahra menceritakan hasil pertemuannya dengan Reyhan kepada Nella dan Keyla. Tak lama kemudian suara dering ponsel milik Zahra berbunyi.Ternyata Vino yang menelpon menyakan hasil wawancara dengan pemilik cafe. Akhirnya Zahrapun menceritakan panjang lebar, dan mengucapkan terimakasih telah berusaha membantunya.
***
Vino membuka pintu kamar Reyhan.
"Hallo brow, gimana kabarnya?" seraya menghamburkan tubuhnya ke tempat tidur Reyhan.
Reyhan hanya melirik sekilas tingkah adiknya tadi, lalu melanjutkan menatap layar ponselnya. Ia duduk di atas kasur bersandar ketembok. Sebagian kakinya tertutup selimut putih. Adik dan kakak itu rupanya jarang bertemu karena kesibukannya masing-masing.
"Tumben kamu menemui kakakmu ini, pasti ada maunya"
"Kak, kenapa Zahra kamu tolak bekerja di cafe kita?" tanya Vino seraya membetulkan posisi tubuhnya duduk di samping Reyhan.
"Siapa Zahra?"
"Yang tadi sore menemui kakak."
"O..gadis ceroboh tadi, dia sendiri yang menolak."
"Kakak sih aneh, minta dia melepas jilbabnya. Kak plis deh terima dia ya, dia sedang dalam kesulitan."
"Pacar mu yang keberapa itu? sampai kamu rela mohon-mohon sama aku"
"Bukan pacar, temanku kak, calon pacar."
"Huh dasar playboy," seraya memukul kepala Vino.
"Plis!" ucap Vino memohon.
"Baiklah, besok Karin akan aku suruh menghubungi calon pacarmu itu, tapi kalau dia berulah apalagi masih ceroboh, aku tak akan segan-segan memecatnya."
"Trimakasih kak, tapi awas ya kakakku yang jomblo sejati ini jatuh cinta sama Zahra!" ujar
seraya beranjak dari kasur tempat kakaknya.
"Hem, aku pastikan dia yang akan jatuh cinta dengan kakakmu yang ganteng ini," goda Reyhan sambil melempar bantal ke muka adiknya itu.
🌹🌹🌹🌹
Malam menunjukkan pukul 19.30, Vino memacu motor balapnya dengan cepat menuju rumah kos Zahra. Memarkirkan motor di depan gerbang halaman kos Zahra dan menelpon Zahra.
"Zahra keluar! aku di depan gerbang."
Dari kejauhan Vino melihat sosok Zahra.
"Ayo naik" pinta Vino tanpa basa-basi.
"Kemana?" tanya Zahra penasaran.
"Temani aku makan, gak usah nolak, naik saja!"
Zahrapun naik keatas motor. Mereka makan di warung nasi Padang, yang tidak jauh dari kos-kosan Zahra.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
febri♡kevin
hy saya mau sarankan coba baca Dalam Perjodohan Ku Menemukan Cinta Sejati yaa !
2020-11-16
2
Rozh
Siang Thor💖
semangat terus ya nulisnya 💪 semoga ide-ide nya selalu dapat🤗
Mampir juga ya di novelku "Suami Dadakan" makasih💖
Salam dari kisah danau hijau buatan kakek
2020-08-29
1