Pagi yang cerah menunjukkan pukul 08.00 WIB, Zahra termenung duduk di kursi kantin kampusnya. Teh hangat terhidang di mejanya. Suara yang tak asing lagi membuatnya terkejut menghentikan lamunannya.
"Woyyyy,,, ngelamun saja, pagi-pagi, awas kesambet lo," teriak Vino
"Hemm, apaan sih Vino, bikin kaget aja," balas Zahra memanyunkan bibirnya.
Vino pun bergabung, duduk di depan Zahra.
"Mau sarapan? aku traktir, mumpung baik hati ini?"
"Nggak Vino lain kali aja, sebentar lagi mau ke gedung E, menemui Pak Deni dosen pembimbing skripsiku, kalau telat, wah bakal di tinggal aku."
"Semoga sukses ya, cepat selesai skripsinya."
"Trimakasih, eh apa kabar skripsi lo brow, jangan sampai gue tinggal wisuda ya" jawab Zahra bicara dengan nada sok gaul.
"Santai, beres, gini-gini aku tinggal tanda tangan pengesahan"
"Wiidih,,kalah dong aku."
"Makanya,,jangan kluyuran aja jadi mahasiswa," Seraya mendorong kening Zahra dengan jarinya
"Ih jangan kurang ajar ya, kayak kamu nggak aja," ujar Zahra seraya berdiri menepok kepala Vino berulang-ulang dengan map berisi draf skripsinya. Vino hanya berusaha menangkis menghindari amukan Zahra.
Kemudian Keyla, Nella, dan Radit datang menghampiri mereka.
"Hayo hajar terus!" teriak Radit menghentikan aksi baku hantam mereka.
"Cie,, ciee, " ujar Keyla dan Nella bersamaan.
Zahra kemudian duduk merapikan baju dan jilbabnya.
"Biasa gaes, kalau suami istri itu gini, pukulan mesra namanya, iya nggak say," ujar vino seraya memukul bahu Zahra dengan kencang. Zahra hanya menjulurkan lidah, mengejek Vino. Zahra mengusap bahunya sendiri yang kesakitan akibat kejahilan Vino.
"Aduh, kasian juga nanti anaknya kalo betulan nikah, emak sama bapaknya kayak Cit dan Pus gini," ujar Radit terkekeh membuat Nella dan Kayla ikut tertawa.
Ponsel berdering, Zahra segera membuka ponselnya.
"Assalamu'alaikum," suara seorang wanita di ujung telephon.
"Wa'alaikumussalam, ini siapa?" sahut Zahra.
"Saya Karin dari cafe D'Amor, apa betul ini mbak Zahra"
"Iya betul, ada apa mbak Karin?" tanya Zahra.
"Selamat lamaran anda di terima, silahkan anda datang jam 3 sore hari ini, untuk tryning, dan untuk hal lainnya kita bicarakan di cafe ya, trimakasih."Karin menutup telphonnya.
Zahrapun terbengong. Semua mata temanya tertuju padanya.
"Ada apa?" tanya Nella
"Aku di terima kerja di cafe, aduh aku bingung, kesana nggak ya? dia akan jadi bosku, aku jadi takut".
"Sudah, terima saja," ujar Vino, di ikuti semua temannya
"Aku pikir-pikir dulu. Aduh telat" Zahra melirik arloji di pergelangan tanggannya lalu mengambil map dengan tergesa-gesa di meja, lalu lari terbirit-birit. Ke empat temanya hanya terbengong melihat tingkah Zahra.
Zahra dengan cepat lari ke gedung E, Untungnya dosen pembimbing Zahra masih belum meninggalkan ruangan. Ia menyerahkan map berisi draf Skripsi. Melihat aksi dosen yang mencoret-coret beberapa bagian lembar tulisannya itu, ia hanya bisa menelan ludahnya sendiri. Setelah menerima saran perbaikan dari dosen pembimbingnya, Ia kemudian meninggalkan ruangan.
🌹🌹
Zahra mondar-mandir melihat dirinya di cermin, ia masih ragu memenuhi panggilan kerjanya apa tidak. Dengan mengucap bismillah, akhirnya ia membulatkan tekat menaiki motor maticnya menuju cafe. Hatinya mulai gelisah melihat jalan raya yang padat. Ia takut terlambat.
Sampailah Zahra di cafe, seorang wanita menunjukkan ruangan Karin.
Zahra terpesona dengan kecantikan wanita di hadapannya itu. Wanita muda berkulit putih, hidung mancung, rambut panjang terurai, memakai setelan rok mini dan kemeja putih, sepatu ber hak tinggi membuatnya semakin menjulang bak model.
"Silahkan duduk," Karin mempersilahkan duduk.
"Trimakasih," balas Zahra
Karin menjelaskan jam kerja dan tugasnya pafa Zahra, "Anda mulai tryning hari ini, pakaian bisa menyesuaikan karena anda pakai hijab. Sebenarnya ada dua sift untuk karyawan, karena anda kuliah anda hanya sift sore saja, seperti hari ini. Karyawan yang senior nanti akan membantu memberitahu tugas-tugas yang harus anda kerjakan, ingat kerja yang cerdas, sopan, rapi dan disiplin itu yang utama."
Karin menjelaskan panjang lebar tentang peraturannya, Zahra menyimak dengan baik. Lalu meminta Zahra bergabung dengan karyawan yang lain. Sebelum keluar Zahra mendapatkan peringatan yang merubah pikirannya tentang sosok wanita yang tadinya ia kagumi itu. Karin berkata " Oh iya satu lagi, anda jangan bertingkah melebihi batas, hanya karena anda mendapat rekomendasi langsung dari Pak Reyhan!" ucap Karin dengan sinis.
"Trimakasih." Ucap Zahra, lalu meninggalkan ruangan Karin sang manager cafe tersebut.
Tanda tanya besar tentang ucapan Karin membuat ia gagal fokus.
Zahra menuju ruang karyawan, dari arah berlawanan tiba-tiba muncul laki-laki menabrak Zahra. Zahra hampir terjatuh dengan sigap ia menangkap Zahra, kedua pasang mata saling bertatap cukup lama. Laki-laki itu ternyata Reyhan. Lalu Reyhan menoleh ke berbagai arah banyak mata menatap mereka, dengan spontan iapun melepas tubuh Zahra, otomatis Zahra terjatuh ke lantai.
Ia merasa kesakitan dan berusaha bangkit, Reyhan hanya berdiri mematung melihatnya.
" Mas Bos, sakit tau" ujarnya sambil merintih kesakitan dan membetulkan bajunya.
"Kamu lagi" balas Reyhan lalu melenggang pergi.
"Ooo bos jutek, bilang maaf kek" gerutu Zahra dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
~Nessa
mampir lagi
2020-09-02
1