Masih berdebat panas

"Ariella tetap akan jadi wakil CEO di sini." Lutfi Muhsin tidak akan pernah peduli dengan apa pun yang dikatakan putra dan putrinya.

Dia tau dengan jelas watak dan karakter putra kedua dan putri ketiganya.

Mereka terlalu ambisius, perusahaan akan lebih cepat jatuhnya jika diserahkan begitu saja pada keduanya.

"Papa, jika saham kami semua digabung, jumlahnya lima puluh tiga persen. Papa dan Ariel sudah kalah," tegas Maglena tetap ngotot.

"Kalian semua menyerahkan saham pada Idrus?" tanya Opa Lutfi Muhsin dingin sampai pandangi wajah dua putra paling kecilnya, Yusra dan Fredo.

Yusra dan Fredo mengalihkan tatap papanya. Merasa ngga bersalah.

Mereka terpaksa, karena kakak pertama mereka sekarang sedang sakit parah. Dan juga mereka ngga ingin berurusan dengan kakak kedua mereka yang bisa melakukan apa saja demi ambisinya.

"Sementara saja, Pa. Beri kesempatan Mas Idrus memimpin. Kalo kinerjanya jelek, kita bisa pecat dia," bujuk Yusra membuat Idrus mendelik.

"Apa katamu? Kau ngga percaya dengan kemampuanku?" todong Idrus tersinggung. Padahal dia sudah memberikan tambahan sepuluh persen keuntungan laba perusahaan bagiannya agar adik adiknya mendukungnya.

"Kita hanya ingin melihat kamu memajukan perusahaan seperti mas Ghosam," bela Fredo agak kecut.

Hanya Mas Ghosam yang ditakuti Mas Idrus. Kalo papa Ariella sampai meninggal, Fredo tau Mas Idrus akan menguasai semuanya. Papa mereka juga sudah renta dan sering sakit sakitan.

Idrus mendelikkan matanya ke arah adiknya. Tajam dan mengancam.

"Yusra, Fredo, kalian apa apaan? Mas Idrus berhasil, kan, mengembangkan perusahaan papa di Makasar dan di Selangor?!" sergah Maglena ketus.

Iya, hutang dan masalahnya juga banyak. Terutama korupsi, maki Yusra dalam hati.

Mas Ghosam yang menyelesaikan masalahnya, batinnya lagi.

"Kita lihat dulu perkembangan perusahaan di tangan Mas Idrus, papa. Jika ngga ada kemajuan, Ariella bisa dijadikan CEO," ucap Fredo.

"APA KATAMU!" bentak Idrus ngga terima.

"Aku benar, kan, mas. Selama ini potensi Ariella juga bagus," sambungnya berani. Sahamnya juga menentukan kedudukan kakak ambisiusnya.

BRAK!

Idrus memukul meja dengan keras. Rahangnya mengetat.

"Dia kelihatan pintar karena didukung oleh papanya," sinis Idrus dengan sorot mata mengancam.

"Kalo dia tidak membawa bawa nama papanya, paling jadi karyawan biasa," cela Magdalena ngga kalah sinisnya.

Hati Ariella sakit mendengarnya. Setaunya malah anak anak om dan tantenyalah yang seenaknya saja bekerja dan menggunakan fasilitas perusahaan.

Dia mendiamkannya karena papanya ngga ingin ada keributan. Perusahaan nampak besar di luar tapi kopong di dalam.

Berapa banyak tender dan proyek fiktif yang dilakukan mereka.

Ariella dan papanya yang harus bekerja keras untuk menambalnya.

Dia menoleh karena Om Fredo menyenggolnya.

Fredo menatap Ariella penuh permohonan. Ini juga deni keselamatan keponakannya.

Mas Idrus dan keluarganya bisa melakukan apa saja untuk mencelakakan Ariella.

Kakaknya Magena pasti selalu mendukung tindakannya karena watak mereka sama. Ambisius.

Karena itu dia dan keluarganya tidak mau ikut campur dalam masalah kepemimpinan perusahaan. Laba yang selama ini dikirimkan sudah cukup membuatnya membangun dan mengembangkan perusahaan baru di London.

Yang terlibat langsung di perusahaan keluarga, adalah ketiga saudaranya beserta anak anak mereka.

Tapi jabatan mereka berada di bawah Ariella yang menjadi wakil CEO. Dukungan penuh papa mereka memang terkesan tidak adil, tapi kalo mengingat jasa Mas Ghosam yang sudah memajukan perusahaan hingga ke luar benua Asia hingga Amerika, rasanya sah sah saja menjadikan Ariella sebagai tangan kanan kakaknya itu.

Mereka pun tinggal hidup enak dengan pembagian laba yang besar tiap bulannya. Ratusan milyar.

Tapi begitulah manusia yang bernama kakaknya Mas Idrus, selalu saja menginginkan lebih.

Pedro pun yakin keterlambatan Ariella pasti masih ada hubungannya dengan jejak kotor kakaknya itu.

Dalam hati bersyukur kalo keponakannya masih baik baik saja.

"Papa tidak bisa menahanku menggantikan mas Ghosam," ucap Om Idrus penuh tekanan.

Opa Luthfi Muhsin mengambil palu kecil dan mulai mengetuk tiga kali di atas meja.

TOK TOK TOK

"Baiklah. Idrus akan menjadi CEO sementara hingga Ghosam sembuh. Ariella tetap menjadi wakil CEO."

"Papa, jangan pilih kasih begitu. Anakku seharusnya yang jadi wakil CEO," bantah Maglena cepat.

Tedy putra tunggalnya selama ini hanya jadi menejer saja. Mumpung kakak keduanya jadi CEO, dia ingin putranya naek pangkat.

"Keputusan papa sudah ngga bisa diganggu gugat," tegas papanya-Luthfi Muhsin. Sakit di dadanya mulai mereda

"Opa, sudahlah. Aku ngga apa apa ngga jadi wakil CEO." Ariella ngga tega melihat wajah opanya yang seperti menahan sakit.

Dia ingin cepat mengakhiri perdebatan panas ini.

Papanya di rumah sakit.

Dan....

Wajah Ariella sontak pias.

Laki laki yang ngaku namanya Javin itu, apa masih di sana?

Dia ngga bawa lari mobilnya, kan?

Seketika Ariella mulai panik. Udah hampir satu jam dia membiarkan laki laki itu menunggu.

Yah, sudahlah kalo mobilnya nanti dibawa pergi, batinnya pasrah.

Hanya saja yang mengganjal pikirannya, kalo laki laki itu jadi marah karena terlalu lama menunggunya.

Ariella memijat kepalanya yang sedikit berdenyut

Niko melihat sepupunya sekilas. Mereka ngga akrab, dia pun jarang pulang. Kalo pulang dengan mama dan papa hanya mengunjungi opanya saja sebelum melanjutkan ke tempat lain.

"Kamu sakit?"

Pertanyaan Niko membuat kakeknya juga menoleh.

"Kamu sakit apa, Riel?" wajah kakeknya dari emosi berubah menjadi sangat khawatir.

"En enggak. Aku ngga apa apa.... Aku.... aku hanya mau jenguk papa," jawabnya gugup.

"Ooo... Iya ya...." Kakek Luthfi Muhsin langsung maklum.

"Maaf, papa, tidak bisa begitu. Dulu saat mas Gosham menjadi CEO, putrinya yang jadi wakilnya. Sekarang aku minta, putriku yang jadi wakil CEOnya," tolak Om Idrus lantang.

"KAMU......!" suara papanya-Luthfi Muhsin mulai bergetar lagi karena amarah.

"Mas Idrus! Kamu ngga bisa begitu," bentak Maglena cepat. Dia merasa kakaknya mulai bertingkah seenaknya sendiri.

"Aku hanya akan lebih nyaman kalo bekerja dengan putriku sendiri. Ariella pasti juga merasa begitu. Bukan begitu, Riel?" Om Idrus mengacuhkan kemarahan adik dan papanya. Matanya menyorot tajam pada Ariella.

"Ariella bisa menggantikan tempat putriku, Calinda," sambungnya lagi.

Tangan Luthfi Muhsin mengepal kuat.

"Papa kasih kamu waktu enam bulan. Ingat enam bulan! Jika kamu menjerumuskan perusahaan, sahammu akan papa tarik dan kamu ditendang dari perusahaan ini!"

"Aku setuju," sahut Om Idrus lantang.

Hening, hanya Maglena yang

cemberut dan menatap sangar kakaknya.

"Sudahlah, ma. Ngga apa apa. Aku juga betah jadi menejer," bujuk Tedy.

Dia ingin bekerja santai. Apalagi kalo harus jadi tangan kanan omnya, pasti bakal diperas tenaganya seperti kuda.

Gaji yang diberikan sudah sangat besar. Hidupnya juga lebih dari cukup. Kenapa harus ditambah mikir hal hal yang rumit, batinnya santai.

"Kamu ini juga harus jadi bos," balas mamanya pelan dan kesal melihat ketakpedulian putranya pada kekuasaan.

"Ngga perlulah, ma," tolak Tedy. Dia meringis kalo mengingat cara kerja Ariella yang ngga kenal waktu istirahat dulu.

Itu bukan gayanya.

Terpopuler

Comments

Zea Rahmat

Zea Rahmat

knpa peran cewek nya sllu ga bisa tegas sih Thor... jgn mau ditindas

2025-01-16

1

Deandra Putri

Deandra Putri

nah kan, ini emaknya serakah anaknya yg santai aja... 🤔🤔

2025-01-15

2

Rahmawati

Rahmawati

sama-sama serakah

2025-01-16

1

lihat semua
Episodes
1 Belum totalitas
2 Ditinggal tidur
3 Masih berdebat panas
4 Otewe jadi orang "biasa"
5 Terlambat
6 Mengambil lagi kekuasaan
7 Jangan nakal Sean
8 Mulai tau sedikit
9 Sudah diantisipasi
10 Diinterogasi
11 Mengantar nona muda
12 Bukan supir biasa
13 Cowo matre
14 Perhatian Sean
15 Mulai akrab
16 Aksi 007
17 Gagal lagi
18 Keberangkatan papa Ariella
19 Yang Terlupakan
20 Tentang surat izin mengemudi
21 Rencana Idrus dan Maglena
22 Kejutan
23 Kejutan yang belum berakhir
24 Turun gunung
25 Panas
26 Rawonnya enak
27 Nyebelin banget
28 Kencan?
29 Kencan? part 2
30 Kencan? part tiga
31 Masih kencan
32 Akhir kencan
33 Larangan
34 Penyerangan
35 Penyerangan part 2
36 Belum berakhir
37 Di detik detik terakhir
38 Masih khawatir
39 Rencana membalas Eleanor
40 Putaran dendam masa lalu
41 Memberi Kabar
42 Yang dilakukan Fazza dan Eriel
43 Rencana jahat
44 Eksekusi
45 Ancaman di penjara
46 Masih di kantor polisi
47 Shock
48 Udah masuk kerja lagi
49 Ngga tenang
50 Tuan muda?
51 Menemui calon mantu
52 Masih bersama calon mantu
53 Will say good bye
54 Target baru
55 Fakta tentang Javin
56 Merajuk?
57 Curhat
58 Berbaikan?
59 Yang tidak bisa dimiliki
60 Mengaku
61 Beban masa lalu
62 Otewe pernikahan Sean
63 Mendapat restu
64 Pengumuman Cerita Baru
Episodes

Updated 64 Episodes

1
Belum totalitas
2
Ditinggal tidur
3
Masih berdebat panas
4
Otewe jadi orang "biasa"
5
Terlambat
6
Mengambil lagi kekuasaan
7
Jangan nakal Sean
8
Mulai tau sedikit
9
Sudah diantisipasi
10
Diinterogasi
11
Mengantar nona muda
12
Bukan supir biasa
13
Cowo matre
14
Perhatian Sean
15
Mulai akrab
16
Aksi 007
17
Gagal lagi
18
Keberangkatan papa Ariella
19
Yang Terlupakan
20
Tentang surat izin mengemudi
21
Rencana Idrus dan Maglena
22
Kejutan
23
Kejutan yang belum berakhir
24
Turun gunung
25
Panas
26
Rawonnya enak
27
Nyebelin banget
28
Kencan?
29
Kencan? part 2
30
Kencan? part tiga
31
Masih kencan
32
Akhir kencan
33
Larangan
34
Penyerangan
35
Penyerangan part 2
36
Belum berakhir
37
Di detik detik terakhir
38
Masih khawatir
39
Rencana membalas Eleanor
40
Putaran dendam masa lalu
41
Memberi Kabar
42
Yang dilakukan Fazza dan Eriel
43
Rencana jahat
44
Eksekusi
45
Ancaman di penjara
46
Masih di kantor polisi
47
Shock
48
Udah masuk kerja lagi
49
Ngga tenang
50
Tuan muda?
51
Menemui calon mantu
52
Masih bersama calon mantu
53
Will say good bye
54
Target baru
55
Fakta tentang Javin
56
Merajuk?
57
Curhat
58
Berbaikan?
59
Yang tidak bisa dimiliki
60
Mengaku
61
Beban masa lalu
62
Otewe pernikahan Sean
63
Mendapat restu
64
Pengumuman Cerita Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!