4

Flash back on

Hari ini hari pertama liburan semester, Aditya sudah berjanji pada Rani untuk pergi ke taman hiburan.

Aditya dan Rani sudah bertukar pesan sedari kemarin tentang janji mereka itu.

Pagi hari yang sejuk Rani mendatangi ayahnya yang sedang duduk di teras sambil menyeruput kopi hitam kesukaannya.

"Ayah, Rani izin mau jalan-jalan sama Aditya ya hari ini." Kata Rani pada Ayahnya.

"Waduhh mau jalan-jalan kemana nihh." Kata Reno Erlangga selaku ayah Rani.

"Mau jalan-jalan ke taman hiburan, nanti Aditya mau jemput kesini, boleh kan yah?." Kata Rani.

"Iya bolehh dong, uang sakunya udah ada?." Kata Reno.

"Belumm, boleh minta ke ayah?." Kata Rani dengan senyum manisnya.

"Boleh dongg, ini bawa aja kartu ayah, pake aja buat jajan sama Aditya." Kata Reno.

Reno Erlangga seorang pengusaha dan mempunyai toko bangunan yang besar dan mempunyai cabang di berbagai wilayah.

Reno memang sudah mengetahui hubungan antara Rani putrinya dengan pacarnya Aditya. Reno mempercayakan 100% hubungan percintaan putrinya pada Rani sendiri tanpa khawatir, karena dirinya yakin pilihan Rani tak pernah salah.

"Makasih ayah, btw ini pertama kali ayah ketemu sama Aditya kan?." Kata Rani memulai percakapan dengan ayahnya.

"Iyaa ayah baru denger aja dari kamu soal Aditya." Jawab Reno sambil menyeruput kopi di depannya.

"Wahh jadi nggak sabar liat calon mantu nih." Jawab Kasih Ardina selaku ibu dari Rani.

"Iya Bu, biar kita lihat gimana pilihan putri kesayangan kita." Kata Kasih sambil menyodorkan kukis kesukaan Reno.

"Dari cerita Rani si, katanya ganteng banget pah, baik juga, mama jadi nggak sabar banget deh." Kata Kasih.

"Ih apa si ayah sam bunda." Kata Rani sambil tersenyum malu.

"Rani masuk ke dalam dulu ya yah, mah, Rani mau siap siap dulu, terima kasih uang sakunya Ayahh." Kata Rani sambil meninggalkan kedua orang tuanya.

Reno dan Kasih tersenyum lebar melihat kelakuan putri mereka satu-satunya.

ding dong

Bunyi bel rumah Reno berbunyi.

"Bu kayaknya ada tamu di depan." Kata Reno pada Kasih.

"Iya siapa ya, sebentar ibu buka dulu." Kata Rani sambil beranjak mendekati gerbang rumahnya.

Begitu gerbang rumah di buka betapa terkejutnya Kasih ketika ada seorang pemuda tampan berdiri di depan gerbang rumah mereka, pemuda tinggi, tampan, rapi dengan wajah yang sangat sopan.

"Permisi Tante, perkenalkan saya teman Rani nama saya Aditya." Kata Aditya pada Kasih.

"Masyaallah tampan sekalii." Kata Kasih.

"Terima Kasih tante." Kata Aditya sambil tersipu malu.

"Siapa Bu?." Tanya Reno tampak mendekat ke arah Kasih.

"Pacar Rani pak Aditya." Kata Kasih sambil menengok ke arah suaminya.

"diaa,,,,,." Batin Aditya.

"Oh nak Aditya, perkenalkan nama saya Reno ayah dari Rani." Kata Reno sambil menjabat kan tangannya.

Memori buruk terus terlintas di depan mata Aditya, setelah melihat wajah pria di depannya, tanpa sadar Aditya menitikkan air matanya.

Reno menengok kepada istrinya, Reno tampak heran kenapa jabatan tangannya tak kunjung diterima oleh pemuda di depannya, dan pemuda di depannya malah menitikkan air mata.

"Nak Aditya?." Kata Reno berusaha menyadarkan Aditya yang tampak linglung.

"Nak Aditya, tidak apa-apa?." Kata Kasih mulai khawatir.

Pertanyaan dari Kasih menyadarkan Aditya dari lamunannya, Aditya lalu mengusap air matanya yang menetes.

"Maaf om, perkenalkan saya Aditya teman Rani." Kata Aditya tampak sopan dan menjabat tangan Reno.

"Ayo masuk nak Aditya, Rani nya sedang di kamar biar saya panggilkan." Kata Kasih sambil mempersilahkan Aditya untuk masuk.

"Iya om, tante, terima kasih." Kata Aditya.

Setelah menunggu beberapa menit akhirnya Rani keluar dengan dress putih selutut dan rambut yang di kuncir cantik.

Aditya tampak terkagum-kagum dengan penampilan Rani hari ini.

"Aditya." Panggil Rani tetapi tak dijawab oleh Aditya.

Aditya tampak terdiam memandang wajah Rani.

"Dityaa, ada sesuatu di wajah aku?." Tanya Rani.

"Dityaa!." Kata Rani agak membentak karena kesal Aditya tak meresponnya.

"Hah?." Kata Aditya tampak terkejut.

"Kenapa ngeliatin aku gitu, ada sesuatu di wajah aku?." Tanya Rani tampak cemberut.

"Engga Ran, cantik." Kata Aditya membuat Rani tersipu malu dan pipinya memerah.

Melihat Rani yang tersipu malu Aditya tampak canggung.

"Udah siap Ran." Kata Kasih.

"Udah ma, Ma, Yah Rani berangkat dulu ya." Kata Rani.

"Saya juga ya tante, om. Saya Izin ajak Rani jalan-jalan Om, Tante." Kata Aditya.

"Iya nak Aditya, tolong jaga baik-baik Rani ya." Kata Reno.

"Baik om, saya permisi dulu." Kata Aditya sambil keluar dari rumah Rani.

"Dadah ayah, mama." Kata Rani sambil melambaikan tangan.

Kedua orang tua Rani pun membalas lambaian tangan Rani dengan senyuman yang terukir di wajah mereka. Aditya yang melihat itu pun tampak tersenyum dan agak iri dengan kehangatan keluarga Rani.

*

Aditya dan Rani menaiki bus untuk menuju ke taman hiburan. Aditya dan Rani memilih duduk di dekat jendela sambil melihat pemandangan.

"Ran aku mau tanya boleh.?" Kata Aditya membuka pembicaraan.

"Bolehh tanya apa aja boleh." Kata Rani.

"Yang di rumah tadi orang tua kandung kamu Ran?." Tanya Aditya.

Pertanyaan Aditya terdengar aneh di telinga Rani.

"Iya,borang tua kandung aku, kenapa Ditya, kok kamu tanya gitu?." Rani balik bertanya.

"Iya ya kenapa aku tanya gitu ya." Kata Aditya ditutupi dengan senyum penuh rahasia.

"Ran aku punya sesuatu buat kamu." Kata Aditya tampak mengalihkan pembicaraan.

"Wahhh apa ituuu?." Kata Rani sambil tersenyum manis.

"Inii, maaf kalau kamu kurang suka." Kata Aditya sambil memberikan fresh flower pada Rani.

"Wahh cantik bangett, aku suka, terima kasih Dityaa." Kata Rani yang reflek memeluk Aditya.

Aditya yang terkejut langsung diam tak berkutik dan pipinya tampak memerah.

"Wahh bunganya cantik bangett." Kata Rani sambil memegangi bunga itu satu persatu.

Aditya masih mematung karena pelukan Rani tadi.

*

Tanpa di sadari perjalanan mereka sudah usai dan mereka telah sampai di taman hiburan.

"Ditya ayo turun kita udah sampai." Kata Rani pada Aditya.

"Iya ayo." Kata Aditya sambil menarik lembut tangan Rani.

Rani yang merasakan tangannya di tarik oleh Aditya tersenyum manis.

"Aditya ayo ke photo booth." Ajak Rani tampak semangat.

"Tapi itu antri Ditya , kamu gapapa antri panjang gitu?." Tanya Rani tampak murung.

"Ih gapapa, nanti fotonya kan bisa buat kenang-kenangan." Kata Aditya tampak menghargai keinginan Rani.

Setelah sekitar 10 menit antri akhirnya giliran mereka tiba.

"Ayo Dityaa sini." Kata Rani.

"Ini kamu pilih aksesorisnya." Kata Rani.

"Tolong pilihin dong, aku nggak tau yang cocok yang mana." Kata Aditya kebingungan memilih aksesoris.

"Ini ajaa biar kaya pangeran kodok, biar aku pake mahkota pira kaya tuan putrinya." Kata Rani sambil memakaikan bando kodok pada Aditya.

"Wah cocok juga di aku." Kata Aditya tampak percaya diri.

"Ayo cepet 1,,2,,3."

Cekrekk

Setelah beberapa menit akhirnya Rani dan Aditya keluar dari dalam booth dan mengambil hasil foto mereka.

"Ini Dita satu buat kamu dan satu buat aku, kita simpan foto ini masing masing ya." Kata Rani sambil menyerahkan atu lembar foto kepada Aditya.

Aditya mengangguk disertai senyuman manis di wajah tampannya.

"Mau apa selanjutnya?." Tanya Aditya pada Rani.

"Es cream coklat mau?." tanya Aditya.

"Bolehh?." Tanya Rani.

"Boleh lah ayoo aku traktir." Kata Aditya.

Setelah sampai di truk es cream, Rani bersikeras untuk membeli es cream nya sendiri dan Aditya di suruh menunggu di kursi.

"Cantik." Kata Aditya sambil memandang foto yang diambilnya tadi.

Aditya menutupi cintanya dengan dendam yang sudah membusuk di hatinya, Aditya bahkan tak menyadari bahwa dirinya mencintai seorang Rani karena dendamnya.

Flash back off

...****************...

Rani yang melihat foto-foto di depannya tampak shock dan menangis tersedu-sedu, karena tak ingin membangunkan Aditya, Rani membawa foto-foto yang di terima dari paket tadi ke ruangan kedap suara.

Rani mengunci pintu ruang kedap suara itu dan menangis sejadi-jadinya di dalam sana.

"Nggak mungkin mas Ditya mengkhianati aku."

"Aku yakin ini cuma foto yang di edit seperti mas Ditya agar rumah tangga kami hancur."

"Pasti ada seseorang yang berniat jahat kepada keluarga kami."

"Aku harus sembunyikan foto-foto ini." Kata Rani sambil mengusap air matanya.

Rani membereskan dan menyembunyikan foto-foto tersebut di kotak yang digembok.

Pada malam itu Rani memutuskan untuk membuang semua pemikiran buruknya dan menganggap itu hanya niat buruk seseorang yang hendak merusak keluarganya.

Rani mematikan lampu ruang kedap suara, dan menuju ke kamarnya untuk beristirahat.

Rani memandang wajah Aditya yang merupakan suaminya, hanya dengan melihat wajah Aditya, Rani tau bahwa Aditya tak mungkin mengkhianatinya.

"Mas, aku yakin sama kamu." Kata Rani pada Aditya.

Bersambung.....

Terpopuler

Comments

watini

watini

ternyata....ayah Rani yang jemput makanya ditya.ato malah selingkuhannya trus yg bikin Ditya trsuma

2025-02-14

0

lihat semua
Episodes
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20
21 21
22 22
23 23
24 24
25 25
26 26
27 27
28 28
29 29
30 30
31 31
32 32
33 33
34 34
35 35
36 36
37 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 Part 47
48 Part 48
49 Part 49
50 Part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Part 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Part 65
66 Part 66: Wasiat
67 Part 68: Sebab dan Akibat
68 Part 68: Coklat
69 Part 69: Luminol
70 Part 70: Misteri
71 PENGUMUMAN!!!
72 Part 71:Kebenaran Yang Sesungguhnya
73 Part 72: Cahaya di lorong gelap
74 Part 74: Putri, Ratu, Raja dan Prajurit
75 Part 75: Mie Cup
76 Part 76: Amplop Coklat
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80: Hotel
81 Part 81: Semuanya Jelas
82 Part 82: Konspirasi tiga Nama
83 Part 83: Tangis terakhir Samudra
84 Part 84:
85 Part 85: Retak di ambang Batas
86 Part 86: H-7
87 Part 87: H-6
88 Part 88: Cilok dan fresh flower
89 H-5 : Sidang 1
90 Sidang 1: Bagian 2
91 Sidang 1: Bagian 3
92 Part 92
93 Part 91: Malam itu
94 H-4
Episodes

Updated 94 Episodes

1
1
2
2
3
3
4
4
5
5
6
6
7
7
8
8
9
9
10
10
11
11
12
12
13
13
14
14
15
15
16
16
17
17
18
18
19
19
20
20
21
21
22
22
23
23
24
24
25
25
26
26
27
27
28
28
29
29
30
30
31
31
32
32
33
33
34
34
35
35
36
36
37
37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
Part 47
48
Part 48
49
Part 49
50
Part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Part 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Part 65
66
Part 66: Wasiat
67
Part 68: Sebab dan Akibat
68
Part 68: Coklat
69
Part 69: Luminol
70
Part 70: Misteri
71
PENGUMUMAN!!!
72
Part 71:Kebenaran Yang Sesungguhnya
73
Part 72: Cahaya di lorong gelap
74
Part 74: Putri, Ratu, Raja dan Prajurit
75
Part 75: Mie Cup
76
Part 76: Amplop Coklat
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80: Hotel
81
Part 81: Semuanya Jelas
82
Part 82: Konspirasi tiga Nama
83
Part 83: Tangis terakhir Samudra
84
Part 84:
85
Part 85: Retak di ambang Batas
86
Part 86: H-7
87
Part 87: H-6
88
Part 88: Cilok dan fresh flower
89
H-5 : Sidang 1
90
Sidang 1: Bagian 2
91
Sidang 1: Bagian 3
92
Part 92
93
Part 91: Malam itu
94
H-4

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!