Chapter 5 | Bunda Sheva Adalah?

"Yaampun, Sheva. Kamu kok mau aja disuruh manggil Kakak. Ante Chilla gitu jangan Kakak Chilla," kata Bunda Sheva.

Chilla langsung memanyunkan bibirnya. "Aku 'kan emang nggak mau dipanggil Ante sama Sheva, maunya dipanggil Kakak. Soalnya Sheva itu Adik aku bukan keponakan aku, jadi wajar dong panggil aku Kakak," ucap Chilla tidak mau kalah.

"Ngaco ih, sejak kapan Sheva jadi adik kamu?"

"Sejak Kakak nikah sama Papaku lah," ledek Chilla pada Bunda Sheva. Yang langsung membuat Bunda Sheva mengelitiki perut Chilla hingga gadis itu merasa sangat kegelian.

"Apaan sih, Chilla. Bercandaannya nggak lucu tau." Wanita itu pura-pura ngambek, tetapi Chilla malah menertawakannya. Bahkan pria yang tadi sama Sheva serta Sheva sendiri pun ikut tertawa melihat wajah wanita itu saat ngambek. Padahal harusnya Chilla yang ngambek karena habis digelitiki.

"Kangen banget sama Kakak tau," kata Chilla langsung memeluk Bunda Sheva dengan penuh kerinduan.

"Sama, aku juga kangen kamu. Kangen keisengan kamu, kangen ledekan kamu. Pokoknya kangen sama semua yang ada di kamu."

Terdengar bel berbunyi, Bunda Sheva ingin bangkit untuk membuka pintu tetapi tidak diperbolehkan oleh pria itu. "Biar gue aja yang buka pintu," katanya.

"Makasih ya, Yon."

"Kata sama siapa aja sih," balas Dion. Pria yang tadi membukakan pintu untuk Chilla memang Dion, dan sekarang pun Dion lagi yang membukakan pintu.

Bunda Sheva sekarang sedang menemani putrinya yang sedang bermain dengan Chilla, Chilla sudah memberikan barang-barang serta makanannya pada Sheva. Tentu gadis kecil itu merasa sangat senang dan bahagia diberikan banyak hal oleh Chilla.

Tidak lama kemudian, muncullah dua gadis cantik yang merupakan sahabat Dion yaitu Amara dan Friska. "Isvara gue kangen banget sama lo," ujar mereka berdua kompak, keduanya langsung memeluk sahabat mereka dengan penuh kerinduan.

Setelah selesai berpelukan dengan sahabatnya, Isvara mencubit lengan kedua sahabatnya dengan sedikit keras. "Kalian ini ya udah gue bilangin berkali-kali masih aja lupa, gue bukan Isvara lagi tapi Kinan oke. Isvara udah lama mati soalnya," kata Isvara dengan sangat yakin.

Sheva menghampiri sang Bunda yang dipeluk oleh dua orang yang sama sekali tidak dikenalnya, jelas gadis itu langsung bertanya. "Bunda siapa mereka? Kenapa mereka peluk Bunda kayak tadi?"

"Sheva sayang, mereka ini sahabat Bunda. Namanya Ante Amara sama Ante Friska, kamu dulu waktu kecil pernah ketemu sama mereka kok. Kamu lupa ya, sayang," jelas Isvara yang merupakan Bunda dari Sheva.

Isvara memang masih hidup sampai sekarang, karena yang meninggal dunia adalah Dita— Mama kandung Sheva. Dita sendiri adalah teman kampus Isvara dulu yang pernah membully Isvara dan berakhir di keluarkan dari kampus.

Isvara jadi ingat saat-saat kelam dalam hidupnya, saat itu dirinya juga sama diambang kematian. Namun, takdir masih baik padanya dengan tetap membuatnya hidup seperti sekarang. Mungkin memang ia ditakdirkan merawat anak yatim piatu yang bernama Sheva, jika ia ikut pergi dari dunia bersama Dita lalu Sheva sama siapa. Paling berakhir gadis kecil itu akhirnya hidup di panti asuhan.

Flash back on

Kejadian dua tahun yang lalu...

Setelah kepergian Ineisha, Isvara ternyata masih bisa sadarkan diri. Ia berusaha berteriak meminta pertolongan, walau ia tahu sangat sulit karena rumah yang dijadikan tempat menyekapnya terletak jauh dari pemukiman jadi pasti jarang ada yang hanya sekadar lewat.

Isvara merasa sudah tidak kuat lagi, tetapi saat ia hendak menutup mata. Tiba-tiba ada seorang wanita yang ia kenal datang untuk membantunya.

"Di-ta to-longin a-ku, a-ku ud-a ngg-ak ku-at. Ra-sanya sa-kit bang-et, Dit," pintanya dengan wajah menahan rasa sakit. Isvara berdo'a agar Dita mau menolongnya, ia teringat dahulu pernah punya masalah yang membuat Dita enggan menolongnya. Namun, ternyata Dita mau menolongnya. Isvara menangis tidak percaya.

"Yaampun, Isvara kamu kenapa sampai seperti ini? Kamu habis diculik apa gimana ini?" tanya Dita panik, sambil berusaha memapah Isvara. Isvara harus segera dibawa ke rumah sakit sebelum terlambat, Dita berusaha membawa Isvara ke rumah sakit terdekat tetapi ia tidak tahu akan naik apa sedangkan dirinya tidak punya kendaraan.

Dita melihat ada mobil terparkir, ia membantu Isvara masuk mobil. Beruntung di mobil itu kuncinya masih tergantung jadi bisa digunakan, toh Dita juga bisa menyetir.

Keadaan Isvara semakin memburuk, Dita tidak tega dibuatnya. Ia ingin segera sampai ke rumah sakit sebelum terlambat, Isvara sendiri berusaha terus sadarkan diri sambil memegangi perutnya yang habis ditembak sang adik.

Dita ternyata tinggal tidak jauh dari rumah tempat Isvara disekap, wanita itu tadi sedikit terkejut saat mendengar ada suara orang minta tolong. Sedangkan ia tahu di kawasan tempatnya tinggal jarang ada orang, karena memang bukan pemukiman penduduk sebenarnya.

Dengan memberanikan diri, Dita menghampiri asal suara untuk memastikan yang meminta tolong padanya itu manusia sungguhan atau hantu. Namun, jika hantu sangat tidak mungkin ini masih sore belum malam.

Karena yang meminta tolong adalah manusia, apalagi Dita mengenalnya. Dita langsung berusaha menolongnya, walaupun ia tahu pernah ada masalah dengan Isvara. Namun, wanita itu tidak mempunyai dendam karena sadar pembullyan yang ia lakukan juga tidak bisa dibenarkan. Dita menerima bahwa ia harus dikeluarkan dari kampus.

"Kamu bertahan ya, Isvara. Kamu pasti akan selamat," ujar Dita berusaha menyemangati Isvara sambil mengendarai mobil Isvara dengan kecepatan tinggi karena ingin segera sampai

Dita merasa ada yang aneh saat mengendarai mobil Isvara, ternyata rem mobilnya blong. "Mobil ini rem blong Isvara, kamu harus bisa selamatkan diri kamu dengan keluar dari mobil ini. Karena mobil ini pasti akan menabrak karena tidak bisa berhenti sama sekali."

Isvara pun ikut panik ketika mendengar ucapan Dita, belum cukup dengan keadaannya yang sudah sangat lemah ini. Sekarang ditambah dengan rem mobilnya tiba-tiba blong, jelas Isvara langsung menduga ini adalah perbuatan Ineisha. Karena sebelum digunakan mobilnya sudah diperiksa dan tidak ada apa-apa, bahkan baru beberapa hari lalu masuk bengkel. Jadi jika bukan ulah Ineisha rasanya tidak mungkin sekali.

"Kamu kenapa bicara seperti itu, Dita. Selain aku, kamu juga harus selamat. Keluargamu juga pasti juga ingin kamu selamat," ujar Isvara tampak tidak suka dengan ucapan Dita sebelumnya. Isvara sudah bisa dikit demi sedikit menetralisasi rasa sakit di tubuhnya, jadi gadis

"Aku udah nggak punya keluarga, ternyata Papa dan Mama yang merawat aku selama itu bukan orang tua kandungku. Sekarang keluargaku hanya tinggal bayi perempuan yang ada di rumah sakit, cepat atau lambat aku akan meninggal dunia karena aku ternyata penyakit HIV dan aku baru tahu beberapa hari yang lalu setelah melahirkan. Beruntung bayiku nggak tertular penyakit itu," cerita Dita dengan sedih.

Terpopuler

Comments

Author Sylvia

Author Sylvia

pengen aku bawa pulang deh sih chilla😂

2025-01-06

1

okiikk_art

okiikk_art

udahh yaa

2025-01-14

0

Maisya

Maisya

lanjut kak

2025-01-05

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 | Cerai?
2 Chapter 2 | Belum Siap
3 Chapter 3 | Kehidupan Vandra
4 Chapter 4 | Siapa Sheva?
5 Chapter 5 | Bunda Sheva Adalah?
6 Chapter 6 | Dita Sang Penyelamat
7 Chapter 7 | Bayi Dita
8 Chapter 8 | Sheva Anandita
9 Chapter 9 | Pindah Rumah
10 Chapter 10 | Sudah Cerita
11 Chapter 11 | Mahasiswa KKN
12 Chapter 12 | Menggoda Isvara
13 Chapter 13 | Pertanyaan Amara
14 Chapter 14 | Bertemu Kembali Dengan Indah
15 Chapter 15 | Papa Pulang
16 Chapter 16 | Sudah Putus
17 Chapter 17 | Diantar Pulang Dion
18 Chapter 18 | Pergi Ke Pesta
19 Chapter 19 | Pesta Ulang Tahun
20 Chapter 20 | Pesta Ulang Tahun 2
21 Chapter 21 | Chilla Yang Cemburu
22 Chapter 22 | Apa itu Isvara?
23 Chapter 23 | Isvara Masih Hidup?
24 Chapter 24 | Javas Berterima Kasih
25 Chapter 25 | Sheva Sakit
26 Chapter 26 | Meminta Bantuan Javas
27 Chapter 27 | Sheva Sudah Seperti Putri Saya
28 Chapter 28 | Menjenguk Sheva
29 Chapter 29 | Memperkenalkan Yara
30 Chapter 30 | Bicara Dengan Chilla
31 Chapter 31 | Lapar
32 Chapter 32 | Dion Dan Yara
33 Chapter 33 | Makan Sate
34 Chapter 34 | Belum Siap Menikah
35 Chapter 35 | Bicara Dengan Javas
36 Chapter 36 | Mereka Bukan Anak Saya
37 Chapter 37 | Berita Duka
38 Chapter 38 | Ingin Naik Bis
39 Chapter 39 | Chilla Pergi Dengan Javas
40 Chapter 40 | Jujur Pada Chilla
41 Chapter 41 | Kue Buatan Yara
42 Chapter 42 | Javas Curhat
43 Chapter 43 | Mengadu Pada Kalila
44 Chapter 44 | Boneka Beruang
45 Chapter 45 | Javas Meminta Maaf
46 Chapter 46 | Keputusan Javas
47 Chapter 47 | Merasa Tidak Dianggap
48 Chapter 48 | Naik Bis
49 Chapter 49 | Bertukar Pikiran
50 Chapter 50 | Pengalaman Yang Menyenangkan
51 Chapter 51 | Memang Om Siapa Aku?
52 Chapter 52 | Tetangga Baru
53 Chapter 53 | Tante Indira
54 Chapter 54 | Berkenalan Dengan Lantang
55 Chapter 55 | Javas Cemburu
56 Chapter 56 | Bisa Merasakan Kehadiranmu
57 Chapter 57 | Isvara Sakit
58 Chapter 58 | Indira Berbicara Dengan Javas
59 Chapter 59 | Isvara Akhirnya Jujur
60 Chapter 60 | Membela Javas
61 Chapter 61 | Isvara Trauma
62 Chapter 62 | Javas VS Darius
63 Chapter 63 | Ajakan Sarapan Bareng
64 Chapter 64 | Ajakan Javas Ke Rumahnya
65 Chapter 65 | Bertamu Di Rumah Bimantara
66 Chapter 66 | Mengungkapkan Uneg-uneg
67 Chapter 67 | Ingin Bicara Dengan Isvara
68 Chapter 68 | Bicara Dengan Tiana
69 Chapter 69 | Chio Ke Apartemen Kalila
70 Chapter 70 | Siapa Dikta ?
71 Chapter 71 | Menemui Ineisha
72 Chapter 72 | Bicara Dengan Ineisha
73 Chapter 73 | Danau
74 Chapter 74 | Demi Kamu
75 Chapter 75 | Panggilan My Queen
76 Chapter 76 | Bertemu Lagi
77 Chapter 77 | Cerita Dikta
78 Chapter 78 | Apapun
79 Chapter 79 | Kamu Marah?
80 Chapter 80 | Javas Nyesel
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Chapter 1 | Cerai?
2
Chapter 2 | Belum Siap
3
Chapter 3 | Kehidupan Vandra
4
Chapter 4 | Siapa Sheva?
5
Chapter 5 | Bunda Sheva Adalah?
6
Chapter 6 | Dita Sang Penyelamat
7
Chapter 7 | Bayi Dita
8
Chapter 8 | Sheva Anandita
9
Chapter 9 | Pindah Rumah
10
Chapter 10 | Sudah Cerita
11
Chapter 11 | Mahasiswa KKN
12
Chapter 12 | Menggoda Isvara
13
Chapter 13 | Pertanyaan Amara
14
Chapter 14 | Bertemu Kembali Dengan Indah
15
Chapter 15 | Papa Pulang
16
Chapter 16 | Sudah Putus
17
Chapter 17 | Diantar Pulang Dion
18
Chapter 18 | Pergi Ke Pesta
19
Chapter 19 | Pesta Ulang Tahun
20
Chapter 20 | Pesta Ulang Tahun 2
21
Chapter 21 | Chilla Yang Cemburu
22
Chapter 22 | Apa itu Isvara?
23
Chapter 23 | Isvara Masih Hidup?
24
Chapter 24 | Javas Berterima Kasih
25
Chapter 25 | Sheva Sakit
26
Chapter 26 | Meminta Bantuan Javas
27
Chapter 27 | Sheva Sudah Seperti Putri Saya
28
Chapter 28 | Menjenguk Sheva
29
Chapter 29 | Memperkenalkan Yara
30
Chapter 30 | Bicara Dengan Chilla
31
Chapter 31 | Lapar
32
Chapter 32 | Dion Dan Yara
33
Chapter 33 | Makan Sate
34
Chapter 34 | Belum Siap Menikah
35
Chapter 35 | Bicara Dengan Javas
36
Chapter 36 | Mereka Bukan Anak Saya
37
Chapter 37 | Berita Duka
38
Chapter 38 | Ingin Naik Bis
39
Chapter 39 | Chilla Pergi Dengan Javas
40
Chapter 40 | Jujur Pada Chilla
41
Chapter 41 | Kue Buatan Yara
42
Chapter 42 | Javas Curhat
43
Chapter 43 | Mengadu Pada Kalila
44
Chapter 44 | Boneka Beruang
45
Chapter 45 | Javas Meminta Maaf
46
Chapter 46 | Keputusan Javas
47
Chapter 47 | Merasa Tidak Dianggap
48
Chapter 48 | Naik Bis
49
Chapter 49 | Bertukar Pikiran
50
Chapter 50 | Pengalaman Yang Menyenangkan
51
Chapter 51 | Memang Om Siapa Aku?
52
Chapter 52 | Tetangga Baru
53
Chapter 53 | Tante Indira
54
Chapter 54 | Berkenalan Dengan Lantang
55
Chapter 55 | Javas Cemburu
56
Chapter 56 | Bisa Merasakan Kehadiranmu
57
Chapter 57 | Isvara Sakit
58
Chapter 58 | Indira Berbicara Dengan Javas
59
Chapter 59 | Isvara Akhirnya Jujur
60
Chapter 60 | Membela Javas
61
Chapter 61 | Isvara Trauma
62
Chapter 62 | Javas VS Darius
63
Chapter 63 | Ajakan Sarapan Bareng
64
Chapter 64 | Ajakan Javas Ke Rumahnya
65
Chapter 65 | Bertamu Di Rumah Bimantara
66
Chapter 66 | Mengungkapkan Uneg-uneg
67
Chapter 67 | Ingin Bicara Dengan Isvara
68
Chapter 68 | Bicara Dengan Tiana
69
Chapter 69 | Chio Ke Apartemen Kalila
70
Chapter 70 | Siapa Dikta ?
71
Chapter 71 | Menemui Ineisha
72
Chapter 72 | Bicara Dengan Ineisha
73
Chapter 73 | Danau
74
Chapter 74 | Demi Kamu
75
Chapter 75 | Panggilan My Queen
76
Chapter 76 | Bertemu Lagi
77
Chapter 77 | Cerita Dikta
78
Chapter 78 | Apapun
79
Chapter 79 | Kamu Marah?
80
Chapter 80 | Javas Nyesel

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!