Chapter 2 | Belum Siap

"Rencananya sih gitu, tapi untuk masalah cerai aku tetap mau menceraikan Ineisha. Aku nggak bisa terus-terusan jadi suaminya, sedangkan dia juga ada di penjara nggak bisa melakukan tugasnya sebagai istri."

"Kalau itu keputusan kamu, tentu Oma dan yang lain pasti dukung. Oma sih berharap kamu nggak sampai punya dari Ineisha, tapi kalau takdirnya kayak gitu apa boleh buat."

"Papa tahu menjadi Papa diusia muda nggak mudah bagi kamu, Papa dulu awalnya belum siap karena memang usia Papa dulu jauh lebih muda dari kamu, Chio. Sampai akhirnya Papa gagal jadi Papa terbaik untuk anak-anak Papa, pesan Papa kamu jangan sampai kayak Papa. Jika benar itu anakmu, terimalah dan belajar jadi Papa yang baik untuk anak kamu. Kamu tenang saja, nanti kamu bakal dibantu banyak orang untuk mengurus anak kamu itu karena tidak mungkin mengandalkan Ineisha yang berada di penjara," nasehat Javas pada putranya.

"Iya, Pa. Aku akan coba ikuti semua nasehat Papa.

Waktu semakin berjalan, Javas yang sudah dijemput oleh Ferdi langsung berpamitan kepada keluarganya. Berat bagi Tiana melihat kepergian putranya kali ini, tetapi ia harus ikhlas karena tidak ingin karena ia tidak rela malah membuat putranya mendapatkan musibah.

Tidak ada yang ikut mengantarkan Javas ke bandara selain Ferdi, Ferdi tidak ikut hari ini. Tetapi beberapa hari kemudian akan menyusul, jadi Javas akan pergi ke luar negri sendirian saja.

Sebelum ke bandara, Javas meminta Ferdi mengantarkannya ke makam Isvara sebentar. Pria itu ingin berpamitan pada istri pura-puranya yang telah tiada.

Tidak perlu waktu lama, mereka sampai juga di pemakaman umum tempat mendiang Isvara di makamkan.

"Perlu saya temani, Pak?" Ferdi menawarkan diri untuk menemani Bosnya, karena takut sang Bos tidak berani sendirian di makam.

"Enggak perlu, Fer. Saya sendiri aja yang ke makam, saya mau bicara berdua sama istri saya Isvara," jawab Javas dengan cepat. Karena sudah mendapatkan penolakan, tentu Ferdi tidak memaksa untuk ikut. Ia juga tidak benar-benar ingin ikut ke makam.

"Baik, kalau begitu saya tunggu di mobil. Saya minta Pak Javas jangan lama-lama, soalnya takut Bapak sampai ketinggalan pesawat," ujar Ferdi mengingatkan.

"Kamu tenang aja, Fer. Saya juga tahu itu." Javas mulai keluar dari mobil sendirian, ia berjalan sebentar ke toko bunga yang ada di dekat pemakaman umum. Pria itu memang lupa tidak membawakan bunga untuk Isvara dan baru ingat ketika turun dari mobil, jadi mau tidak mau ia memutuskan beli di toko terdekat saja.

Setelah mendapatkan bunganya, Javas langsung berjalan ke area pemakaman dan mencari makam Isvara. Sebenarnya Javas bukan pertama kalinya ke makam Isvara setelah Isvara di makamkan, pria itu bahkan tiap hari ke makam istri pura-puranya walau hanya sebentar saja.

"Hai Isvara, bagaimana kabar kamu di sana? Kamu pasti bahagia di sana karena di sana kamu tidak akan lagi merasakan sakit baik fisik maupun hati kamu, saya percaya orang sebaik kamu pasti akan masuk surga. Tapi kamu tau Isvara, saya di sini sama sekali nggak merasa baik-baik saja. Saya merasa hidup saya hancur setelah kepergian kamu. Kenapa kamu pergi sendiri ke surga, nggak mengajak saya agar kita bisa bahagia bersama-sama di surga," ujar Javas sambil menangis, setelah mengatakan hal itu pria itu tidak lupa mendo'kan Isvara sebelum pergi dari makam.

Javas sudah pergi ke bandara, tetapi keluarga Bimantara tiba-tiba kedatangan tamu yaitu keluarga Heksatama yaitu Darius, Rieta dan Aina.

Kalila yang membukakan pintu langsung mempersilakan tamunya masuk dan duduk di ruang tamu, setelah itu wanita itu meminta para tamu untuk menunggu karena ia akan memanggil Tiana. Mereka bertiga memang ada perlu dengan Tiana jadi ingin bertemu dengan wanita paruh baya itu.

"Untuk apa kalian datang ke rumah saya? Apa kalian mau membuat kekacauan lagi di rumah saya?" tanya Tiana dengan wajah angkuhnya. Tiana meminta Kalila segera pergi, karena ia hanya ingin sendirian saat berbicara dengan ketiga orang itu.

"Kak Tiana, aku sengaja datang ke rumah Kakak bersama anak dan menantuku untuk meminta maaf sama Kak Tiana. Aku tau kesalahanku dulu sangat fatal sekali sampai udah buat Tito meninggal dunia, aku nggak akan melakukan pembelaan apapun. Tolong maafkan aku," ujar Rieta dengan tulus. Setelah tahu kejadian yang sebenarnya antara ia dan Tito di masa lalu, hidup Rieta jadi tidak tenang. Selama beberapa minggu ini, Rieta merasa tidak bisa tidur karena rasa bersalahnya. Hingga ia memutuskan mengajak anak dan menantunya pergi ke rumah Tiana untuk meminta maaf atas kesalahannya dahulu.

Tiana tersenyum licik sambil menatap mantan sahabat lamanya, wanita itu tidak menganggap Rieta sahabatnya semenjak kejadian naas yang membuat adiknya meninggal dunia. "Kalian datang untuk minta maaf?Rieta, kamu pikir dengan kamu minta maaf bisa membuat adik saya kembali hidup. Walau saya sudah melakukan balas dendam sama keluarga kamu, tetapi tidak membuat saya membuat apa yang kamu perbuat, Rieta."

"Aku tahu, Kak. Permintaan maafku tidak akan merubah apa yang terjadi, apalagi sampai membuat Tito hidup kembali. Aku ini manusia biasa, jelas nggak bisa menghidupkan orang yang sudah meninggal. Andaikan aku bisa melakukannya tanpa Kak Tiana minta, aku pasti bersedia melakukannya," balas Rieta dengan lembut, wanita paruh baya itu tahu jika ia ikut bicara keras itu malah membuat semuanya jadi semakin runyam.

"Terus udah tau kayak gini, kamu ngapain datang untuk minta maaf. Kedatangan kamu ke rumah ini sia-sia, karena saya belum bisa memaafkan kesalahan kamu."

"Tidak apa-apa jika kedatanganku ke rumah ini sia-sia, walaupun begitu aku tetap berniat meminta maaf." Rieta bangkit dari kursinya, ia menghampiri Tiana. Diluar dugaan wanita paruh baya itu malah berturut di depan kaki Tiana.

"Aku bahkan siap jika harus mencium kakimu, Kak. Agar Kak Tiana tahu aku sungguh-sungguh meminta maaf sama Kakak, dan tentu aku sangat menyesal dengan apa yang terjadi saat itu. Jika saja waktu bisa diputar kembali, tentu aku ingin kembali ke waktu itu dan tidak akan mengatakan apapun pada warga tentang Tito."

Tiana masih diam ditempatnya, ingin sekali memaafkan Rieta. Namun, ia merasa belum bisa melakukannya. Bayangan sang adik saat akan meninggal dunia setelah dipukuli warga terus membayanginya, Tiana benar-benar tidak bisa melupakan semua itu. Hatinya belum bisa ikhlas, apa yang terjadi pada Tito memang adalah takdir. Tapi tetap saja menyesakkan di hati Tiana karena saat itu hanya Tito yang ia punya.

Darius tampak tidak suka melihat sang Mama sampai berlutut di depan Tiana, walaupun ia tahu kesalahan sang Mama. Darius langsung bangkit dari kursinya, ia menghampirinya Mamanya dan berusaha membangunkan sang Mama. "Mama ngapain sih pake berlutut di depan Tante Tiana segala, kalau Tante Tiana nggak mau maafin Mama ya biarin aja. Yang penting Mama' kan udah minta maaf. Nggak perlulah Mama sampai mengemis maaf sama Tante Tiana, Tante Tiana itu hatinya udah dipenuhi dendam jadi ya gitu deh."

Tiana tampak tersinggung dengan ucapan Darius, walaupun ucapan Darius tidak sepenuhnya salah.

"Lebih baik kamu diam saja, Darius! Kamu nggak merasakan apa yang aku rasakan selama ini, jadi kamu bisa bicara seperti itu. Dari pada kamu bicara tentang saya, mending kamu urus putri kamu Ineisha yang sekarang ada di dalam penjara. Apa kamu tahu berapa murahannya Ineisha, putri kamu? Sekarang Ineisha sedang hamil tetapi tidak jelas siapa ayah dari anak yang dikandung oleh Ineisha, karena Ineisha bukan hanya tidur dengan Chio—suaminya!" ujar Tiana tidak tahan lagi, jadi ia langsung memberitahukan kebenaran Ineisha pada keluarganya.

"Tante Tiana, tolong jangan keterlaluan. Saya tahu bagaimana Ineisha, oke saya terima Ineisha itu bukan anak yang baik, bahkan orang jahat. Tapi Ineisha bukan wanita murahan seperti apa yang Tante tuduhkan," tegas Darius membela Ineisha. Sedangkan Aina memilih untuk diam saja, ia tahu bagaimana Tiana. Wanita paruh baya itu tidak mungkin hanya asal bicara saja, karena Tiana memang bukan type orang yang seperti itu.

Menurut Aina, Ineisha aja bisa berbuat jahat dan kejam pada Kakaknya sendiri. Jadi sangat memungkinkan jika Ineisha menjadi wanita murahan, walaupun Aina tidak tahu apa alasan Ineisha melakukannya.

"Yang saya ucapkan adalah kenyataan, saya nggak mungkin memfitnah putrimu yang kriminal itu. Tidak ada gunanya bagi saya." Tiana menunjukkan bukti-bukti yang ia punya jika Ineisha adalah wanita murahan karena telah menjadi simpanan Mr. X.

"Darius! Darius, kamu tidak terima Javas menikahi Isvara karena Javas terlalu tua. Sekarang lihat putri kesayangan kamu Ineisha, berani menjajakan tubuhnya pada pria yang bahkan lebih tua darimu, Darius." Darius sangat marah, ia tidak tahan lagi jika harus menerima ejekan dari Tiana. Pria itu langsung mengajak Mama serta istrinya pulang ke rumah.

Darius tidak peduli lagi dengan sang Mama yang belum mendapatkan maaf dari Tiana, karena kemarahannya Darius memutuskan mengajak keluarganya memusuhi keluarga Tiana. Tiana tidak peduli hal itu, bahkan ia pun juga tidak masalah jika harus ikut memusuhi keluarga Heksatama. Mulai hari ini kedua keluarga itu bermusuhan satu sama lain.

***

Dua tahun kemudian...

Ineisha divonis 15 tahun di penjara, wanita itu hanya bisa pasrah mendapatkan hukuman itu karena tidak ada yang membelanya selain pengacara umum yang biasa membela pelaku sepertinya. Ineisha jelas tahu pengacara itu sudah mengusahakan yang terbaik untuknya, dan Ineisha sangat berterima kasih padanya.

Ineisha sudah dipindahkan di sebuah lapas yang letaknya jauh dari rumahnya maupun rumah Chio, kini ia berada di dalam selnya sambil memandangi foto kedua anaknya yang masih bayi, Ineisha memang terakhir bertemu anak-anaknya saat ia baru melahirkan anak-anaknya. Setelah wanita itu tidak pernah bertemu lagi dengan anak-anaknya, sekarang harusnya kedua bayi Ineisha berusia 15 bulan. Karena sekarang ia baru menjalani masa hukuman 2 tahun, masih sangat lama lagi ia bisa bebas dan bisa bertemu kedua anaknya. Ineisha memang tidak ingin bertemu dengan kedua anaknya saat dirinya masih di penjara, walaupun kerinduan sangat menyiksanya.

Ineisha memang melahirkan dua bayi sekaligus dengan jenis kelamin yang berbeda, tetapi mereka berdua adalah kembar superfekundasi atau kata lainnya kembar beda Ayah. Kedua anak Ineisha memang memiliki Ayah yang berbeda satunya yang berjenis kelamin perempuan itu adalah anak Chio, sedangkan satunya yang berjenis kelamin laki-laki adalah anak Mr. X.

Awalnya Ineisha pun bingung mengapa semua itu bisa terjadi, saat test DNA memang hanya bayi perempuannya saja kecocokannya 99% dengan Chio karena memang anak Chio. Sebenarnya dari wajahnya pun sudah terlihat bayi perempuan Ineisha itu duplikat Chilla kecil, itu kata Kalila. Chilla dan Chio kan kembar, jadi sangat wajar putrinya duplikat Chilla.

Sedangkan bayi yang satunya, bayi laki-lakinya ternyata 0% kecocokannya dengan Chio. Ineisha langsung teringat sehari setelah berhubungan badan dengan Chio, wanita itu juga berhubungan badan dengan Mr. X.

Ineisha juga tidak menyangka, kedua benih dari dua orang yang berhubungan dengannya bisa langsung menghasilkan bayi. Kembar superfekundasi atau kembar beda ayah ini memang sangat langka dan jarang terjadi di Indonesia bahkan di dunia sekalipun, dan ternyata Ineisha mengalaminya.

Bayi perempuan yang diberikan nama oleh Ineisha, Ivanka Arcesha Bimantara sedangkan saudara kembarnya diberikan nama Vandra Alexando Heksatama. Mengapa kedua anak Ineisha memiliki marga yang berbeda, karena Chio dan keluarga Bimantara yang lain tidak sudi membiarkan anak laki-laki yang bukan anak kandung Chio untuk mendapatkan marga Bimantara.

Karena itulah kedua anak kembar Ineisha terpaksa harus dipaksakan, Ivanka dirawat oleh Ayahnya yaitu Chio. Sedangkan Vandra dirawat oleh orang tua Ineisha, walau tidak sepenuhnya karena memang Vandra lebih banyak dirawat baby sitter.

Ineisha sebenarnya tidak ingin kedua anaknya hidup terpisah, karena Chio tidak mau merawat Vandra. Pria itu hanya mau merawat anak kandungnya sendiri yaitu Ivanka, memaksa Chio pun tidak mungkin. Sedangkan Jika Ivanka dirawat bersama dengan Vandra di rumah kedua orang tua Ineisha. Tentu kedua bayi itu tidak mendapatkan kasih sayang orang tua, demi kebaikan Ivanka ia memilih mengalah membiarkan Ivanka di rawat Chio walaupun Ivanka harus berpisah dengan saudara kembarnya sendiri.

Harapan Ineisha tentu saja, Ivanka dirawat dengan baik dan bisa mendapatkan kasih sayang dari Ayah kandungnya. Agar pengorbanannya memisahkan Ivanka dan Vandra tidak sia-sia.

Masalah Mr.X, Mr. X kabur bersama keluarganya karena terkena kasus penipuan. Ineisha sendiri memang tidak berharap banyak pada pria hidung belang yang telah merusak hidupnya itu.

Setelah melahirkan kedua anaknya, Ineisha banyak tersadar atas semua kesalahannya. Ia baru sadar sudah melakukan kesalahan yang sangat besar hingga membuat Kakaknya terbunuh hanya demi egonya semata, dirinya tidak bisa membayangkan jadi sang Mama yang harus kehilangan salah satu putrinya karena ulah putrinya yang lain. Karena itu, Ineisha akan berusaha untuk menjalani hukumannya dengan sebaik-baiknya. Wanita itu ingin berubah menjadi lebih baik lagi, agar saat dirinya bebas dari penjara ia bisa menjadi orang yang baik tidak seperti Ineisha yang dulu.

Dipisahkan sementara dengan anak-anaknya aja bagi Ineisha begitu menyakitkan, hingga membuatnya menahan rindu yang entah kapan bisa tersampaikan. Bagaimana dengan Mamanya yang tidak bisa lagi memeluk sang Kakak dan menuntaskan rindunya, pasti menjadi Mamanya jauh lebih menyakitkan dari pada dirinya. Mungkin jika ia berada diposisi yang Mamanya, dirinya tidak akan sanggup. Ineisha sadar betul, sang Mama harus merasakan itu semua karena ulah dirinya.

Bagi Ineisha anak-anaknya adalah sumber kebahagiannya, ia pasrah ketika akhirnya harus bercerai dengan Chio. Mungkin jika ia tidak mengandung anak-anaknya, Ineisha bisa depresi karena hidup di penjara dan keluarganya tidak ada satu pun yang peduli padanya jelas saja sangat berat baginya. Namun, demi anak-anaknya Ineisha berjuang berusaha untuk kuat menjalani hukumannya.

Saat mengandung anak kembarnya, Ineisha sering mengalami flek dan kram. Beruntung kedua anaknya tetap bisa diselamatkan, bagaimana tidak Ineisha hidup di dalam penjara jadi ia sering mengalami flek dan kram. Walau begitu bayi Ineisha sangatlah kuat, Ineisha beruntung akan hal itu. Wanita itu tidak mendapatkan vitamin dan makanan khusus ibu hamil, dan yang paling penting support dari orang-orang yang ia sayangi. Tetapi Ineisha tidak mendapatkannya, karena tidak ada yang peduli dengannya dan bayinya. Jadi Ineisha hanya bisa bergantung pada dirinya sendiri atas keselamatan ia dan bayinya.

Ineisha sangat berusaha memperjuangan kedua bayinya lahir dengan selamat, walau memang bedan badan keduanya sangat kecil tetapi kedua bayi itu sangat sehat. Wanita itu juga berusaha untuk tidak stress saat kehamilan, karena stress bisa membahayakan kehamilannya. Tentu Ineisha tidak menginginkan sesuatu yang buruk pada anaknya, andaikan ada kondisi darurat yang membuatnya memilih jelas Ineisha pasti akan memilih menyelamatkan bayinya.

Jujur Ineisha merasa bahagia saat tau ia melahirkan bayi kembar dengan jenis kelamin berbeda, memang pada awalnya Ineisha tidak mengetahui bahwa ia mengandung bayi kembar karena berada di penjara membuatnya tidak bisa melakukan USG, seperti yang dilakukan oleh Ibu hamil pada umumnya.

"Vanka, Vandra, Mama kangen banget sama kalian. Semoga kalian selalu sehat dan bahagia, Mama akan menunggu waktunya tiba kita bertiga bisa bertemu," lirih Ineisha sambil memeluk erat satu-satunya foto kedua bayinya yang ia punya.

Terpopuler

Comments

Tomat _ merah

Tomat _ merah

Semangat thor, mmpir balik ke cerita ku yg " Terpaksa dijodohkan dengan seorang dosen"

2025-01-02

1

Achazia_

Achazia_

kak mending nggak usah dikasih switch antara aku ke saya secara tiba-tiba, saran aja sih

2025-01-02

1

Velinepenaa | ig @ynov.u

Velinepenaa | ig @ynov.u

jangan lupa mampir dan vote balik ke novelku yaa. semangat kak /Angry/

2025-02-01

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 | Cerai?
2 Chapter 2 | Belum Siap
3 Chapter 3 | Kehidupan Vandra
4 Chapter 4 | Siapa Sheva?
5 Chapter 5 | Bunda Sheva Adalah?
6 Chapter 6 | Dita Sang Penyelamat
7 Chapter 7 | Bayi Dita
8 Chapter 8 | Sheva Anandita
9 Chapter 9 | Pindah Rumah
10 Chapter 10 | Sudah Cerita
11 Chapter 11 | Mahasiswa KKN
12 Chapter 12 | Menggoda Isvara
13 Chapter 13 | Pertanyaan Amara
14 Chapter 14 | Bertemu Kembali Dengan Indah
15 Chapter 15 | Papa Pulang
16 Chapter 16 | Sudah Putus
17 Chapter 17 | Diantar Pulang Dion
18 Chapter 18 | Pergi Ke Pesta
19 Chapter 19 | Pesta Ulang Tahun
20 Chapter 20 | Pesta Ulang Tahun 2
21 Chapter 21 | Chilla Yang Cemburu
22 Chapter 22 | Apa itu Isvara?
23 Chapter 23 | Isvara Masih Hidup?
24 Chapter 24 | Javas Berterima Kasih
25 Chapter 25 | Sheva Sakit
26 Chapter 26 | Meminta Bantuan Javas
27 Chapter 27 | Sheva Sudah Seperti Putri Saya
28 Chapter 28 | Menjenguk Sheva
29 Chapter 29 | Memperkenalkan Yara
30 Chapter 30 | Bicara Dengan Chilla
31 Chapter 31 | Lapar
32 Chapter 32 | Dion Dan Yara
33 Chapter 33 | Makan Sate
34 Chapter 34 | Belum Siap Menikah
35 Chapter 35 | Bicara Dengan Javas
36 Chapter 36 | Mereka Bukan Anak Saya
37 Chapter 37 | Berita Duka
38 Chapter 38 | Ingin Naik Bis
39 Chapter 39 | Chilla Pergi Dengan Javas
40 Chapter 40 | Jujur Pada Chilla
41 Chapter 41 | Kue Buatan Yara
42 Chapter 42 | Javas Curhat
43 Chapter 43 | Mengadu Pada Kalila
44 Chapter 44 | Boneka Beruang
45 Chapter 45 | Javas Meminta Maaf
46 Chapter 46 | Keputusan Javas
47 Chapter 47 | Merasa Tidak Dianggap
48 Chapter 48 | Naik Bis
49 Chapter 49 | Bertukar Pikiran
50 Chapter 50 | Pengalaman Yang Menyenangkan
51 Chapter 51 | Memang Om Siapa Aku?
52 Chapter 52 | Tetangga Baru
53 Chapter 53 | Tante Indira
54 Chapter 54 | Berkenalan Dengan Lantang
55 Chapter 55 | Javas Cemburu
56 Chapter 56 | Bisa Merasakan Kehadiranmu
57 Chapter 57 | Isvara Sakit
58 Chapter 58 | Indira Berbicara Dengan Javas
59 Chapter 59 | Isvara Akhirnya Jujur
60 Chapter 60 | Membela Javas
61 Chapter 61 | Isvara Trauma
62 Chapter 62 | Javas VS Darius
63 Chapter 63 | Ajakan Sarapan Bareng
64 Chapter 64 | Ajakan Javas Ke Rumahnya
65 Chapter 65 | Bertamu Di Rumah Bimantara
66 Chapter 66 | Mengungkapkan Uneg-uneg
67 Chapter 67 | Ingin Bicara Dengan Isvara
68 Chapter 68 | Bicara Dengan Tiana
69 Chapter 69 | Chio Ke Apartemen Kalila
70 Chapter 70 | Siapa Dikta ?
71 Chapter 71 | Menemui Ineisha
72 Chapter 72 | Bicara Dengan Ineisha
73 Chapter 73 | Danau
74 Chapter 74 | Demi Kamu
75 Chapter 75 | Panggilan My Queen
76 Chapter 76 | Bertemu Lagi
77 Chapter 77 | Cerita Dikta
78 Chapter 78 | Apapun
79 Chapter 79 | Kamu Marah?
80 Chapter 80 | Javas Nyesel
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Chapter 1 | Cerai?
2
Chapter 2 | Belum Siap
3
Chapter 3 | Kehidupan Vandra
4
Chapter 4 | Siapa Sheva?
5
Chapter 5 | Bunda Sheva Adalah?
6
Chapter 6 | Dita Sang Penyelamat
7
Chapter 7 | Bayi Dita
8
Chapter 8 | Sheva Anandita
9
Chapter 9 | Pindah Rumah
10
Chapter 10 | Sudah Cerita
11
Chapter 11 | Mahasiswa KKN
12
Chapter 12 | Menggoda Isvara
13
Chapter 13 | Pertanyaan Amara
14
Chapter 14 | Bertemu Kembali Dengan Indah
15
Chapter 15 | Papa Pulang
16
Chapter 16 | Sudah Putus
17
Chapter 17 | Diantar Pulang Dion
18
Chapter 18 | Pergi Ke Pesta
19
Chapter 19 | Pesta Ulang Tahun
20
Chapter 20 | Pesta Ulang Tahun 2
21
Chapter 21 | Chilla Yang Cemburu
22
Chapter 22 | Apa itu Isvara?
23
Chapter 23 | Isvara Masih Hidup?
24
Chapter 24 | Javas Berterima Kasih
25
Chapter 25 | Sheva Sakit
26
Chapter 26 | Meminta Bantuan Javas
27
Chapter 27 | Sheva Sudah Seperti Putri Saya
28
Chapter 28 | Menjenguk Sheva
29
Chapter 29 | Memperkenalkan Yara
30
Chapter 30 | Bicara Dengan Chilla
31
Chapter 31 | Lapar
32
Chapter 32 | Dion Dan Yara
33
Chapter 33 | Makan Sate
34
Chapter 34 | Belum Siap Menikah
35
Chapter 35 | Bicara Dengan Javas
36
Chapter 36 | Mereka Bukan Anak Saya
37
Chapter 37 | Berita Duka
38
Chapter 38 | Ingin Naik Bis
39
Chapter 39 | Chilla Pergi Dengan Javas
40
Chapter 40 | Jujur Pada Chilla
41
Chapter 41 | Kue Buatan Yara
42
Chapter 42 | Javas Curhat
43
Chapter 43 | Mengadu Pada Kalila
44
Chapter 44 | Boneka Beruang
45
Chapter 45 | Javas Meminta Maaf
46
Chapter 46 | Keputusan Javas
47
Chapter 47 | Merasa Tidak Dianggap
48
Chapter 48 | Naik Bis
49
Chapter 49 | Bertukar Pikiran
50
Chapter 50 | Pengalaman Yang Menyenangkan
51
Chapter 51 | Memang Om Siapa Aku?
52
Chapter 52 | Tetangga Baru
53
Chapter 53 | Tante Indira
54
Chapter 54 | Berkenalan Dengan Lantang
55
Chapter 55 | Javas Cemburu
56
Chapter 56 | Bisa Merasakan Kehadiranmu
57
Chapter 57 | Isvara Sakit
58
Chapter 58 | Indira Berbicara Dengan Javas
59
Chapter 59 | Isvara Akhirnya Jujur
60
Chapter 60 | Membela Javas
61
Chapter 61 | Isvara Trauma
62
Chapter 62 | Javas VS Darius
63
Chapter 63 | Ajakan Sarapan Bareng
64
Chapter 64 | Ajakan Javas Ke Rumahnya
65
Chapter 65 | Bertamu Di Rumah Bimantara
66
Chapter 66 | Mengungkapkan Uneg-uneg
67
Chapter 67 | Ingin Bicara Dengan Isvara
68
Chapter 68 | Bicara Dengan Tiana
69
Chapter 69 | Chio Ke Apartemen Kalila
70
Chapter 70 | Siapa Dikta ?
71
Chapter 71 | Menemui Ineisha
72
Chapter 72 | Bicara Dengan Ineisha
73
Chapter 73 | Danau
74
Chapter 74 | Demi Kamu
75
Chapter 75 | Panggilan My Queen
76
Chapter 76 | Bertemu Lagi
77
Chapter 77 | Cerita Dikta
78
Chapter 78 | Apapun
79
Chapter 79 | Kamu Marah?
80
Chapter 80 | Javas Nyesel

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!