Chapter 3 | Kehidupan Vandra

Di kediaman Heksatama, tidak ada lagi kebahagiaan di rumah itu. Apalagi Rieta sekarang lumpuh, dan Aina juga sering sakit-sakitan karena terlalu merindukan Isvara yang sudah tiada. Sedangkan Darius sendiri semakin membenci Ineisha, karena kabar Ineisha yang masuk penjara tersebar luas. Banyak klien yang membatalkan kerja sama, kini perusahaan yang besar telah diambang kehancuran. Selama dua tahun Darius sudah berusaha keras untuk membuat perusahaannya tetap berjaya, tetapi kerja kerasnya tidak membuahkan hasil karena klien tidak percaya lagi pada Darius.

Mungkin jika korban Ineisha bukan Kakaknya sendiri, kebanyakan klien akan mencoba bersikap biasa. Karena merasa mereka pun pasti punya kesalahan masing-masing, tetapi ada yang memang masih ditutupi agar tidak sampai masuk penjara.

Sedangkan menurut mereka, saat mereka tahu korban dari putri Darius yaitu putrinya yang lain. Jelas membuat mereka bergidik ngeri, Darius bagi mereka sangat gagal dalam mendidik putrinya sampai setega itu pada Kakaknya sendiri.

Putrinya saja bisa bersikap seperti itu, tentu mereka jauh lebih takut jika Darius sampai berbuat yang lebih buruk dari putrinya. Istilahnya, sama yang ada hubungan darah saja mampu berbuat seperti itu. Apalagi dengan mereka yang bukan siapa-siapa, terlebih di dunia bisnis itu perselisihan itu sangat wajar. Mereka takut karena saat berselisih dengan Darius, Darius malah bertindak nekad pada mereka jadi lebih baik tidak berurusan dengan pria itu.

Seorang anak laki-laki berusia 15 bulan menangis, tetapi tidak ada yang memperdulikannya. Babysitternya sedang pulang kampung, jadi tidak ada lagi yang menjaga. Anak laki-laki itu adalah Vandra Alexando Heksatama putra dari Ineisha dengan Mr. X.

Vandra memang tinggal di kediaman Heksatama, tetapi ia tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari Opa dan Omanya. Bahkan Aina dan Darius seakan tidak menganggap kehadiran Vandra sejak anak itu masih bayi, pasangan suami istri itu tidak mau menganggap Vandra cucunya terlebih Darius menganggap Vandra sebagai aib untuk keluarganya.

Jika tidak karena dilarang oleh Rieta— Mamanya, Darius pasti sudah mengantarkan Vandra ke panti asuhan setelah Chio memberikan bayi itu padanya.

Chio memang tidak menemani Ineisha melahirkan, ia datang ketika anaknya sudah lahir. Setelah itu Chio membawa kedua bayi yang Ineisha lahirkan pulang ke rumahnya, tentu Chio tidak lupa melakukan test DNA sebelumnya.

Saat test DNA selesai, dan yang terbukti anak Chio adalah bayi perempuan saja. Chio langsung membawa bayi laki-laki Ineisha ke rumah orang tua Ineisha, karena ia tidak sudi merawat anak yang bukan darah dagingnya sendiri.

Dari pada dipaksa merawat bayi itu malah membuat dirinya menyakiti bayi laki-laki itu, lebih baik Chio menyerahkan bayi itu ke orang yang tepat yaitu orang tua Ineisha. Biar bagaimana pun bayi itu adalah cucu mereka.

Sejak awal Chio tidak yakin bahwa anak yang dikandung Ineisha adalah anaknya, tetapi ia tetap datang ke rumah sakit tempat Ineisha melahirkan untuk memastikannya.

Saat melihat bayi perempuan Ineisha, Chio merawa wajah bayi itu mirip dengannya sedangkan bayi laki-laki itu sangat berbeda bahkan tidak mirip dengan Ineisha juga. Chio masih punya hati, menurutnya kedua bayi itu sehat jadi untuk apa tetap di rumah sakit. Itulah alasan Chio memutuskan untuk membawa kedua bayi itu pulang dari rumah sakit

Memang mau siapa lagi yang akan membawa kedua bayi itu pulang jika bukan Chio, karena kedua orang tua Ineisha juga tidak datang ke rumah sakit padahal pihak kepolisian memberitahukan padanya dan kedua orang tua Ineisha bahwa Ineisha akan melahirkan.

"Berisik! Kamu bisa diam nggak sih, saya ini sedang pusing!" bentak Darius pada cucunya yang masih bayi.

Vandra keluar dari kamarnya sambil menangis, anak laki-laki itu mencari baby sitternya. Namun, anak itu tidak bisa menemukannya hingga membuat tangisannya semakin kencang.

Kebetulan Vandra melewati ruang kerja Darius, tangisan Vandra jelas terdengar di telinga Darius hingga membuat pria itu marah-marah pada cucunya sendiri.

Bentakan Darius saat memarahi Vandra terdengar sampai kamar Rieta, tetapi wanita itu tidak bisa berbuat apa-apa sekarang karena sudah lumpuh. Sebelum lumpuh, Rieta-lah yang mengurus Vandra dibantu oleh babysitter tetapi sekarang jangankan untuk mengurus Vandra. Mengurus dirinya sendiri saja Rieta tidak bisa, Rieta lumpuh sejak satu tahun terakhir. Jadi wanita paruh baya itu hanya mengurus Vandra selama beberapa bulan, setelah itu Vandra di urus full oleh babysitter–nya.

Karena dibentak oleh Opanya, tangis Vandra malah semakin kencang. Tidak ingin sang putra sampai berbuat kasar dengan cicitnya, Rieta langsung meminta perawatnya untuk mengambil Vandra dan membawa anak itu ke kamarnya.

Rieta memang punya perawat yang ditugaskan untuk merawatnya oleh Darius, karena tidak mungkin Darius menyuruh Aina— istrinya merawat sang Mama karena Aina sendiri sering sakit sakit. Apalagi menawar orang lumpuh itu tidak mudah, jadi lebih baik Rieta dirawat oleh perawat yang ahli di bidangnya.

Perawat Rieta yang bernama Susi itu langsung melaksanakan perintah dari sang Nyonya, tidak butuh waktu lama Susi sudah datang ke kamar Rieta sambil menggendong Vandra yang masih menangis.

"Sini Cicit gantengnya Nenek buyut," ujar Rieta sambil menunjuk kakinya, seolah berkata ingin Vandra duduk di pangkuannya.

"Vandra kenapa nangis, sayang? Ayo cerita sama Nenek buyut," pinta Rieta ketika Vandra sudah duduk di pangkuannya.

"Ana Ncus Idah, Nyenyek yut? Andla cali ndak ada." Vandra memang sudah bisa bicara walaupun belum terlalu jelas, jalan pun sudah bisa sedikit demi sedikit.

Rieta mencoba mengartikan apa yang diucapkan oleh Cicitnya. "Mana sus Indah, Nenek Buyut? Vandra cari nggak ada, itu'kan artinya Suster Susi?" tanya Rieta memastikan. Jika nama perawat Rieta adalah suster susi, sedangkan nama babysitter Vandra adalah suster Indah yang biasa disebut Ncus Idah sama Vandra.

"Iya, benar Nyonya." Suster Susi memang sudah punya suami dan punya anak, jadi ia bisa mengerti dengan bahasa bayi yang memang bicaranya belum lancar dan banyak cadelnya.

Rieta menggerakkan pelan tangannya agar bisa memegang tangan cicitnya, kaki Rieta benar-benar tidak bisa digerakkan jika tangannya masih bisa digerakkan sedikit-sedikit.

"Vandra sayang, Sus Indahnya emang nggak ada karena lagi libur. Besok sus Indahnya bakal ada lagi, sekarang Vandra mainnya sama Nenek buyut dan Suster Susi dulu ya, sayang," jawab Rieta pada pertanyaan cicitnya.

Vandra mengangguk, seolah benar-benar paham dengan apa yang diucapkan oleh sang Nenek buyut.

"Nyenyek yut, adi Opa malah-malah cama Andla, Andla akut, "adunya. Tidak tega pada sang cicit yang masih kecil, tetapi sudah mendapatkan kemarahan putranya. Rieta memutuskan untuk bicara pada putranya nanti mengenai Vandra.

Sedangkan di ruang kerja Darius, tiba-tiba Aina muncul di ruangan sang suami.

"Mas," panggilnya dengan manja.

"Kenapa, Aina?" tanya Darius yang masih terfokus dengan pekerjaan.

"Liat aku dong, Mas. Jangan kerja terus yang dipikirin." Aina merasa diabaikan oleh sang suami, karena kedatangannya ke ruang kerja sang suami malah tidak diperhatikan padahal Aina inginnya bukan seperti ini. Walau mereka bukan pengantin baru, Aina tetap menginginkan romansa dengan suaminya.

Terpopuler

Comments

Ƙҽƚυα♥︎᥊іᥱ﷽𝐀⃝🥀

Ƙҽƚυα♥︎᥊іᥱ﷽𝐀⃝🥀

ehem, ada sedikit 🤏masalah, tolong kalimatnya di perpendek, jadikan 3 atau 4 baris 😗

2025-01-12

1

Maylani NR

Maylani NR

astaga kasian banget vandra 🥺 gak di anggap ... aib aib, anak mah gak salah 🥺

2025-01-05

0

Yoona

Yoona

semangat ya

2025-01-03

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 | Cerai?
2 Chapter 2 | Belum Siap
3 Chapter 3 | Kehidupan Vandra
4 Chapter 4 | Siapa Sheva?
5 Chapter 5 | Bunda Sheva Adalah?
6 Chapter 6 | Dita Sang Penyelamat
7 Chapter 7 | Bayi Dita
8 Chapter 8 | Sheva Anandita
9 Chapter 9 | Pindah Rumah
10 Chapter 10 | Sudah Cerita
11 Chapter 11 | Mahasiswa KKN
12 Chapter 12 | Menggoda Isvara
13 Chapter 13 | Pertanyaan Amara
14 Chapter 14 | Bertemu Kembali Dengan Indah
15 Chapter 15 | Papa Pulang
16 Chapter 16 | Sudah Putus
17 Chapter 17 | Diantar Pulang Dion
18 Chapter 18 | Pergi Ke Pesta
19 Chapter 19 | Pesta Ulang Tahun
20 Chapter 20 | Pesta Ulang Tahun 2
21 Chapter 21 | Chilla Yang Cemburu
22 Chapter 22 | Apa itu Isvara?
23 Chapter 23 | Isvara Masih Hidup?
24 Chapter 24 | Javas Berterima Kasih
25 Chapter 25 | Sheva Sakit
26 Chapter 26 | Meminta Bantuan Javas
27 Chapter 27 | Sheva Sudah Seperti Putri Saya
28 Chapter 28 | Menjenguk Sheva
29 Chapter 29 | Memperkenalkan Yara
30 Chapter 30 | Bicara Dengan Chilla
31 Chapter 31 | Lapar
32 Chapter 32 | Dion Dan Yara
33 Chapter 33 | Makan Sate
34 Chapter 34 | Belum Siap Menikah
35 Chapter 35 | Bicara Dengan Javas
36 Chapter 36 | Mereka Bukan Anak Saya
37 Chapter 37 | Berita Duka
38 Chapter 38 | Ingin Naik Bis
39 Chapter 39 | Chilla Pergi Dengan Javas
40 Chapter 40 | Jujur Pada Chilla
41 Chapter 41 | Kue Buatan Yara
42 Chapter 42 | Javas Curhat
43 Chapter 43 | Mengadu Pada Kalila
44 Chapter 44 | Boneka Beruang
45 Chapter 45 | Javas Meminta Maaf
46 Chapter 46 | Keputusan Javas
47 Chapter 47 | Merasa Tidak Dianggap
48 Chapter 48 | Naik Bis
49 Chapter 49 | Bertukar Pikiran
50 Chapter 50 | Pengalaman Yang Menyenangkan
51 Chapter 51 | Memang Om Siapa Aku?
52 Chapter 52 | Tetangga Baru
53 Chapter 53 | Tante Indira
54 Chapter 54 | Berkenalan Dengan Lantang
55 Chapter 55 | Javas Cemburu
56 Chapter 56 | Bisa Merasakan Kehadiranmu
57 Chapter 57 | Isvara Sakit
58 Chapter 58 | Indira Berbicara Dengan Javas
59 Chapter 59 | Isvara Akhirnya Jujur
60 Chapter 60 | Membela Javas
61 Chapter 61 | Isvara Trauma
62 Chapter 62 | Javas VS Darius
63 Chapter 63 | Ajakan Sarapan Bareng
64 Chapter 64 | Ajakan Javas Ke Rumahnya
65 Chapter 65 | Bertamu Di Rumah Bimantara
66 Chapter 66 | Mengungkapkan Uneg-uneg
67 Chapter 67 | Ingin Bicara Dengan Isvara
68 Chapter 68 | Bicara Dengan Tiana
69 Chapter 69 | Chio Ke Apartemen Kalila
70 Chapter 70 | Siapa Dikta ?
71 Chapter 71 | Menemui Ineisha
72 Chapter 72 | Bicara Dengan Ineisha
73 Chapter 73 | Danau
74 Chapter 74 | Demi Kamu
75 Chapter 75 | Panggilan My Queen
76 Chapter 76 | Bertemu Lagi
77 Chapter 77 | Cerita Dikta
78 Chapter 78 | Apapun
79 Chapter 79 | Kamu Marah?
80 Chapter 80 | Javas Nyesel
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Chapter 1 | Cerai?
2
Chapter 2 | Belum Siap
3
Chapter 3 | Kehidupan Vandra
4
Chapter 4 | Siapa Sheva?
5
Chapter 5 | Bunda Sheva Adalah?
6
Chapter 6 | Dita Sang Penyelamat
7
Chapter 7 | Bayi Dita
8
Chapter 8 | Sheva Anandita
9
Chapter 9 | Pindah Rumah
10
Chapter 10 | Sudah Cerita
11
Chapter 11 | Mahasiswa KKN
12
Chapter 12 | Menggoda Isvara
13
Chapter 13 | Pertanyaan Amara
14
Chapter 14 | Bertemu Kembali Dengan Indah
15
Chapter 15 | Papa Pulang
16
Chapter 16 | Sudah Putus
17
Chapter 17 | Diantar Pulang Dion
18
Chapter 18 | Pergi Ke Pesta
19
Chapter 19 | Pesta Ulang Tahun
20
Chapter 20 | Pesta Ulang Tahun 2
21
Chapter 21 | Chilla Yang Cemburu
22
Chapter 22 | Apa itu Isvara?
23
Chapter 23 | Isvara Masih Hidup?
24
Chapter 24 | Javas Berterima Kasih
25
Chapter 25 | Sheva Sakit
26
Chapter 26 | Meminta Bantuan Javas
27
Chapter 27 | Sheva Sudah Seperti Putri Saya
28
Chapter 28 | Menjenguk Sheva
29
Chapter 29 | Memperkenalkan Yara
30
Chapter 30 | Bicara Dengan Chilla
31
Chapter 31 | Lapar
32
Chapter 32 | Dion Dan Yara
33
Chapter 33 | Makan Sate
34
Chapter 34 | Belum Siap Menikah
35
Chapter 35 | Bicara Dengan Javas
36
Chapter 36 | Mereka Bukan Anak Saya
37
Chapter 37 | Berita Duka
38
Chapter 38 | Ingin Naik Bis
39
Chapter 39 | Chilla Pergi Dengan Javas
40
Chapter 40 | Jujur Pada Chilla
41
Chapter 41 | Kue Buatan Yara
42
Chapter 42 | Javas Curhat
43
Chapter 43 | Mengadu Pada Kalila
44
Chapter 44 | Boneka Beruang
45
Chapter 45 | Javas Meminta Maaf
46
Chapter 46 | Keputusan Javas
47
Chapter 47 | Merasa Tidak Dianggap
48
Chapter 48 | Naik Bis
49
Chapter 49 | Bertukar Pikiran
50
Chapter 50 | Pengalaman Yang Menyenangkan
51
Chapter 51 | Memang Om Siapa Aku?
52
Chapter 52 | Tetangga Baru
53
Chapter 53 | Tante Indira
54
Chapter 54 | Berkenalan Dengan Lantang
55
Chapter 55 | Javas Cemburu
56
Chapter 56 | Bisa Merasakan Kehadiranmu
57
Chapter 57 | Isvara Sakit
58
Chapter 58 | Indira Berbicara Dengan Javas
59
Chapter 59 | Isvara Akhirnya Jujur
60
Chapter 60 | Membela Javas
61
Chapter 61 | Isvara Trauma
62
Chapter 62 | Javas VS Darius
63
Chapter 63 | Ajakan Sarapan Bareng
64
Chapter 64 | Ajakan Javas Ke Rumahnya
65
Chapter 65 | Bertamu Di Rumah Bimantara
66
Chapter 66 | Mengungkapkan Uneg-uneg
67
Chapter 67 | Ingin Bicara Dengan Isvara
68
Chapter 68 | Bicara Dengan Tiana
69
Chapter 69 | Chio Ke Apartemen Kalila
70
Chapter 70 | Siapa Dikta ?
71
Chapter 71 | Menemui Ineisha
72
Chapter 72 | Bicara Dengan Ineisha
73
Chapter 73 | Danau
74
Chapter 74 | Demi Kamu
75
Chapter 75 | Panggilan My Queen
76
Chapter 76 | Bertemu Lagi
77
Chapter 77 | Cerita Dikta
78
Chapter 78 | Apapun
79
Chapter 79 | Kamu Marah?
80
Chapter 80 | Javas Nyesel

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!