Bab 3

Dulu papa sambung Elina adalah seorang pebisnis yang sukses yang bergerak dibidang produksi tekhnologi. awal mulanya bertemu dengan Ratih, keduanya tidak sengaja bertemu di sebuah taman ketika Elina kecil akan jatuh ke danau, dengan secepat kilat papa sambungnya segera menarik tangannya. disitulah cinta keduanya muncul walau berat yang Ratih rasakan tapi itu semua demi tumbuh kembang dan kebahagiaan Elina agar ia bisa seperti yang lain memiliki figur seorang ayah.

Hendra Gunawan. setelah ditipu dan perusahaan nya bangkrut, serta aset aset berharganya lenyap dijual karena memiliki banyak hutang, Hendra kemudian menjadi pribadi yang kasar mabuk mabuk kan dan suka main perempuan. keterpurukan itu tidak membuatnya harus bangkit, berbagai macam cara yang Ratih lakukan namun tidak sedikit pun ia akan berubah.

bahkan sudah dua minggu lamanya ia pergi dan baru saja kembali, entah apa yang akan di buatnya lagi Kali ini.

wajah Ratih pucat pasi ketika mendapat perlakuan tak biasa dari Hendra, tanpa bergerak sedikitpun Ratih membiarkan Hendra memeluknya sekejap, bau alkohol yang begitu menyengat membuat Ratih menarik napasnya panjang dan membuangnya pelan. bukannya senang Ratih malah menjadi sangat takut.

"cepat buatkan aku makanan, aku sangat lapar" ucap Hendra datar, kemudian ia berlalu masuk kedalam kamar.

Ratih mengusap dadanya pelan.

"akan ada bencana setelah ini, aku yakin" batin Ratih. ia sudah bisa menebak apa yang akan terjadi jika suaminya itu pulang dan berbicara lembut padanya. sambil menata makanan diatas meja Ratih menoleh sebentar ke kamar Sophia sudah sejak tadi ia menunggu Sophia bangun dan menanyakan kejadian semalam namun yang ditunggu belum memunculkan batang hidungnya. sebenarnya ia sedikit khawatir dengan keadaan anak bungsunya itu.

"klik" pintu kamar terbuka. dengan rambut acak acak kan Sophia keluar dari kamar, kini kesadarannya sudah hampir pulih. ia duduk lalu mengambil segelas air putih dan meneguknya dengan cepat.

"uhuk uhuk " Sophia terbatuk.

Ratih segera meremas pundak Sophia pelan tapi Sophia menepisnya dengan kasar.

"nak,mama ingin bicara" ucap Ratih pelan

"boleh gak Sophia makan dulu" jawab Sophia kasar

"iya sayang, makanlah" dengan tersenyum Ratih duduk dihadapan Sophia dan memulai makannya.

Tidak berselang lama Hendra datang dengan pakaian rapih nya, duduk dan bergabung bersama Ratih dan Sophia. sesekali ia melirik Hendra dengan penuh makna, tingkah laku tak biasa itu ditangkap oleh Ratih. sejak tadi ia selalu memerhatikan suaminya yang seperti punya maksud tertentu pada Sophia.

"nak.setelah ini ikut papa keruang tamu, ada yang ingin papa bicarakan" perintah Hendra, ia kemudian berdiri menuju ruang tamu tersebut.

Ratih hanya bisa terdiam.

"habiskan dulu nak makanannya"

"Sophia dah kenyang" jawabnya acuh.

mendengar itu Ratih hanya bisa mengusap dadanya pelan, anak yang selalu penurut tiba tiba berubah seperti itu.

Di ruang tamu.

"pa" sapa Sophia yang sudah berdiri dihadapan Hendra.

Melihat anak gadisnya berdiri di hadapannya Hendra mulai melihat Sophia dari ujung rambut sampai ujung kaki sambil mengangguk ngangguk

"boleh juga ni anak" ucapnya pelan.

"pah ada apa" Sophia sedikit membentak. mendengar itu Hendra langsung berdiri menarik keras rambut Sophia.

"aw sakit pa" keluh nya sambil memegang tangan papanya yang menarik keras rambutnya itu.

"diam atau aku akan membuat mulutmu itu tak bisa bicara " ancam Hendra.

"pergi sana ganti pakaian yang bagus lalu dandan yang cantik, hari ini kamu akan ikut papa" Hendra melepaskan cengkraman nya dan mendorong Sophia hingga hampir saja terjatuh.

Dengan suara terisak Sophia menuju kamarnya, membanting pintu dengan sangat keras. suara itu terdengar oleh Ratih, segera pergi untuk memastikan Sophia baik baik saja.

"Sophia ada apa nak" panggil Ratih sambil mengetuk pintu kamar.

"Sophia, Sophia " panggilnya lagi. namun dari dalam hanya terdengar suara isak kan tangis, membuat Ratih begitu takut.

Ratih kemudian menuju ruang tamu tempat Hendra dan Sophia berada sebelumnya. entah apa yang diperbuatnya ia yakin ada sesuatu yang membuat Sophia seperti itu.

"sophia kenapa? "walau sedikit takut ia memberanikan diri untuk bertanya.

Namun Hendra tak menghiraukan, ia malah asyik memainkan teleponnya.

"Hendra jawab aku" tanya Ratih lagi.

" diam lah, kali ini aku tidak mau berdebat denganmu dan ini bukan urusanmu" jawab Hendra ketus.

Hendra kemudian berdiri menuju ke kamar Sophia lalu mengetuknya dengan sangat keras.tak ada respon,amarahnya semakin memuncak ketika Hendra akan membuka pintu namun dikunci oleh sophia, anak itu berani mempermainkannya.

"buka gak sophia, kalau gak papa akan dobrak pintunya" Hendra mencoba menendang pintu kamar itu dengan sangat keras.

"ada apa ni, hentikan" teriak Ratih, ia mencoba menghalangi Hendra. namun tenaga nya tak cukup kuat, Ratih terpental dan keningnya mengenai sudut meja lalu berdarah.

"sudah ku bilang jangan halangi aku" Hendra masih tetap berusaha dan akhirnya terbuka.

ia memegang pelan bahunya yang sedikit sakit akibat benturan pintu.

"sophia ayo cepat, kita akan terlambat " matanya mencari cari keberadaan Sophia namun tak dilihatnya.

"sophia jangan menunda lagi, kalau kali ini papa gagal, papa tidak akan mengampuni mu! " ancam Hendra lagi.

"hentikan Hendra apa yang kau lakukan" Ratih berusaha mencegah Hendra agar tidak menemukan Sophia.

"Ratih sudah ku bilang jangan ikut campur, dia anakku. aku berhak melakukan apapun" Hendra mencekik leher istrinya tanpa belas kasihan.

Uang telah membutakan segalanya dan demi uang Hendra rela menjual anaknya agar bisa membayar semua hutang hutangnya.

inilah yang ditakuti oleh Ratih, kepulangan suaminya itu pasti selalu saja membawa petaka dan kali ini sungguh sangat keterlaluan. bahkan Sophia yang masih lima belas tahun itu ia korbankan untuk kesenangannya tanpa memikirkan masa depan anaknya sendiri.

"Sophia keluarlah, jika tidak aku akan membunuh wanita tua ini" ancam Hendra, seketika itu Sophia keluar, walau sedikit kesal dengan perlakuan kakak dan mamanya semalam tetapi Sophia sangat menyayangi mereka berdua.

"lari lah nak" lirih Ratih dengan suara terbata bata dan tak mempunyai kekuatan lagi.

"lepaskan mama... sophia akan ikut papa" Sophia berjalan mendekati Hendra, seluruh badannya bergetar ketakutan.

Mendengar itu Hendra langsung melepaskan tangannya dari leher Ratih.

kemudian ia menarik tangan Sophia dan membawanya pergi.

Ratih berusaha berdiri untuk mengejar keduanya namun tenaganya tak mampu bahkan bersuara saja ia tak bisa. darah terus saja bercucuran hampir membasahi seluruh bajunya. lukanya cukup dalam hingga ia kesulitan melihat.

.

.

"ma, mama, ada apa? jawab aku ma" teriak Elina memenuhi isi ruangan.

"Elina tunggu, hari ini kita akan ada pertemuan. 5 menit lagi Lin"

"gak bisa Lun, aku harus pulang" Elina tak menghiraukan Luna

.

.

.

lanjut yah✌

See you 😍

Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 bab 108
109 Bab 109
Episodes

Updated 109 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
bab 108
109
Bab 109

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!