Bab 4

penglihatan Ratih mulai kabur, ia sudah tak mempunyai banyak kekuatan. lukanya terlalu dalam, sehingga begitu banyak darah yang keluar. hampir dua puluh menit lamanya menunggu akhirnya Elina datang namun Ratih sudah tak sadarkan diri.

"mamaaa" teriak Elina. shok dengan apa yang dilihatnya, Ratih terbaring di depan pintu kamar Sophia dengan berlumuran darah dan juga wajah sangat pucat.

"bangun ma, ma, mamaaa" Elina berusaha menyadarkan mamanya tetapi itu hanya sia sia, tak ada pergerakan sedikit pun yang ditunjukkan oleh Ratih.

Elina mendongakkan kepala nya mencari keberadaan Sophia dan papanya, seingatnya sebelum berangkat kerja Sophia dan papanya berada dirumah.

"sophiaaa, papaaa" teriak Elina keras,ia tidak sanggup mengangkat mamanya sendirian. badannya yang mungil itu tak cukup mempunyai kekuatan.

"bagaimana ini" Elina kebingungan.

ia kemudian berlari keluar untuk meminta pertolongan beruntung ada beberapa tetangga yang mendengar suara teriakan Elina mereka pun segera menolong Elina dan menelpon ambulan.

Elina duduk sendirian di ruang tunggu rumah sakit. matanya yang terus tertuju ke pintu ICU yang terus menerus membuka dan menutup. Ia menunggu kabar tentang kondisi mamanya yang kritis.

Elina mengingat senyum mamanya saat mereka bermain bersama, begitupun pelukan hangatnya saat ia sedih.saat ia dan Sophia masih kecil tangan mungil nya memegang genggaman tangan ibunya saat di tempat tidur.

Elina melihat sekeliling ruangan. ada pasien lain yang juga menunggu, ada yang menangis dan juga ada yang berdoa,ia merasa tidak sendirian. Namun kesabaran Elina mulai menipis ia ingin mamanya sembuh dan pulang bersama.

Kegelisahan Elina mulai reda ketika seorang perawat keluar dari ruangan ICU, Elina melihat dengan harapan.

"bagaimana suster" Elina bertanya. perawat itu memegang pundak nya.

"ibu anda sedang berjuang, tetaplah kuat" Elina mengangguk tetapi air matanya terus saja mengalir. ia memejamkan mata, berdoa dengan tulus, ia masih sedikit lega namun kesabarannya masih di uji.

Elina melihat jam dinding sudah tiga jam ia menunggu. Sophia dan papanya belum juga datang, Elina yakin pasti akan ada tetangga yang akan memberitahu tentang kejadian yang menimpa mamanya. Elina merasa sedikit kesepian, dan mulai mengambil benda pipih yang ada di sakunya lalu membuka beberapa pesan dari temannya.

setelah tiga jam kemudian, seorang dokter keluar dari ruangan ICU dengan wajah serius. Dokter itu mendekati Elina. sekejap dada nya berdenyut sangat cepat tangannya begitu dingin dan wajah yang pucat pasi.

"dengan berat hati saya menginformasikan bahwa ibu anda telah meninggal, kami telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelamatkannya namun beliau kehilangan banyak darah" katanya lembut.

Elina terkejut, matanya terbuka lebar , ia tak percaya dengan apa yang didengarnya.

Elina merasa syok dengan kesedihan yang mendalam, ia menangis keras tidak bisa bicara. dokter itu memeluknya keras berusaha menenangkannya.

"maaf nak, kami sudah berusaha semampu kami. selebihnya itu adalah kuasa sang pencipta" ucap dokter itu lagi.

Elina mengingat kenangan indah bersama mamanya, ia merindukan senyum dan pelukan hangat mamanya. padahal baru kemarin mereka bersama dan tiba tiba saja Tuhan mengambil nya dari dirinya. serasa Elina belum siap kehilangan, kenangan lama kini muncul kembali di ingatannya, dimana ia ditinggal pergi oleh ayahnya.

.

.

.

Dua hari ini Elina hanya berdiam diri dirumah. menunggu kepulangan Sophia yang tak kunjung datang.mata Elina bengkak rambut acak acak kan, wajah yang pucat dan tak terawat. setelah kehilangan ibunya ia tak mau berbicara dengan siapapun, bahkan Elina tak mau mengangkat telepon dari sahabatnya Luna.

mendengar tentang kabar yang dialami Elina, Luna sangat khawatir. ia berniat datang kerumah Elina membawakan bunga dan coklat kesukaan sahabatnya itu, Luna sengaja tidak memberitahu Elina.

"Lin, buka pintunya. ini ini aku Luna" panggil Luna sambil mengetuk pintu. lama menunggu akhirnya Elina membukakan pintu.

"Aku ada disini Lin, aku tidak akan meninggalkanmu" peluk erat Luna. seketika tangis Elina pecah.

"aku sudah tidak punya siapa siapa lagi, Sophia pergi entah kemana. sekarang aku benar benar sendiri" Elina sesenggukan sambil mengusap air matanya yang terus saja mengalir tanpa henti.

Luna mengeratkan pelukan dan mendengarkan ceritanya. Elina terus saja menangis dan menceritakan perasaan nya. Luna memberikan kata kata penyemangat dan dukungan.

"aku bersyukur memiliki kamu Lun" kata Elina. dan Luna pun tersenyum.

"aku juga Lin, kita akan melalui ini bersama sama"kini persahabatan mereka semakin kuat.

.

.

.

Seminggu kemudian Elina kembali bekerja, perasaan nya telah baik baik saja. support dari sahabatnya sangat luar biasa, ia bersyukur memiliki Luna.

beruntung menejer restoran tempat Elina bekerja sangatlah pengertian, ia bisa memaklumi musibah yang menimpa Elina.

kebetulan hari ini akan ada perayaan ulang tahun yang diadakan di restoran, mereka semua sangat sibuk termaksud Elina.

"Lun, aku tidak mengerti mengapa CEO itu begitu sangat kejam?.selalu marah dan tidak sabar" ucap Elina penasaran, selama ini ia belum pernah melihat bagaimana wajah CEO mereka.

"aku juga penasaran Lin. dengar dengar sih dia memiliki masa lalu yang sulit, mungkin itu yang membuatnya jadi begitu" balas Luna lagi.

"masa lalu yang sulit? apa yang terjadi? " Elina begitu penasaran.

"aku tidak tau pasti, yang aku dengar ayahnya meninggal dunia saat dia masih muda.dia harus mengambil alih perusahaan dan mengalami banyak tekanan " jelas Luna lagi, memang ia sedikit lebih tau dari Elina sebab Luna yang lebih lama bekerja di restoran itu.

"wah menyedihkan juga yah. tapi aku penasaran ada apa dibalik kesan dinginnya itu" ucap nya lagi.

Tiba tiba saja Rian datang mengagetkan keduanya. yang sedari tadi sibuk bergosip.

"Elina, Luna bisa dipercepat dikit kerjanya, aku tidak mau ada kesalahan. tau kan bos kita seperti apa? " kata Rian lembut namun ada sedikit penekanan. lalu pergi.

Setelah menunggu, akhirnya CEO datang dengan menggandeng tunangannya. semuanya memberi hormat, termaksud Elina dan Luna. setelah itu mereka kembali ke belakang.

Rian melambaikan tangan ke Elina agar segera mendekat kearahnya.

"iya pak" jawab Elina.

"tolong kamu siapkan hidangan ke meja CEO, saya akan ada sedikit pertemuan dengannya" ucap Rian segera menyusul CEO ke ruangannya.

"baik pak" patuh Elina

Elina kembali ke belakang dan langsung bercerita ke Luna. namun Luna percaya padannya, meski dengan keraguan Elina mencoba menepis rasa gugupnya itu.

saat mengantarkan hidangan, Elina tidak sengaja terjatuh di lantai yang licin. Hidangan utama jatuh dan menumpahkan saus panas ke gaun mahal tunangan sang CEO. Yah dia Emily windsor seorang model terkenal, seluruh dunia pun mengenalnya.

"kau tidak berhati hati? gaun ini mahal!! "teriak Emily.

"aku tidak percaya kau merusak gaun Favoritku! "

Elina meminta maaf dan berusaha membersihkan noda.

"maaf nyonya aku tidak sengaja, aku akan membantu membersihkannya. " ucap Elina. lagi lagi ia meraih gaun Emily dan mengusap nya pelan.

Emily kesal lalu menampar Elina keras, pipinya memerah lalu terjatuh ke lantai. Emily kemudian mengambil salah satu hidangan dan melemparkannya ke wajah Elina.

Mendengar terjadi keributan CEO keluar dan disusul oleh Rian menejer restoran itu.

.

.

.

.

Lanjut yah

See you😍

Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 bab 108
109 Bab 109
Episodes

Updated 109 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
bab 108
109
Bab 109

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!