"Mak, Yolanda belum siap menikah dan menerima pinangan dari Bang Asep maupun Reynan! Mereka belum memenuhi kriteria saya!" jawab Yolanda dengan tegas.
Pada sore itu, Yolanda masih belum percaya dengan pria yang keduanya meminang dirinya.
Emak Darmi geleng kepala. "Kok belum siap nikah to, Nduk? Apa kamu tidak kasihan sama Emak. Emak juga pengen segera nimang cucu. Kamu nggak senang, jika menikah dan punya anak!"
Bu Darmi berusaha mendesak Yolanda agar wanita itu mau menikah dengan Asep maupun Reynan. Pilih salah satu, jangan dua-duanya, nanti dosa.
Yolanda tersenyum kecut. "Ibu-Ibu Bapak sekalian, sebelumnya saya Yolanda meminta maaf jika perkataan saya menyakitkan. Sudah saya bilang berkali-kali pada Emak, jika saya belum menemukan pria yang mau memberi mahar uang satu miliar beserta rumah megah dan mobil, akan saya tolak! Jadi, jawabannya saya menolak pinangan kalian."
Yolanda dengan tegas menolak pinangan mereka.
"Huuuu. Wanita matre! Nggak tahu diuntung! Kami Ibunya Asep sangat terpukul dengan sikap kamu, Yolanda! Kamu terlalu angkuh dan tidak mau menerima kenyataan! Mana ada pria yang mau memberikan mahar satu miliar! Mimpi kali ye! Asep, maharnya buat Si Tuti saja! Jangan berharap sama dia lagi. Tuti jelas-jelas naksir sama kamu dan menerima kamu apa adanya!"
Bu Karno marah dengan penolakan Yolanda yang berkata tegas. Dalam hati, beliau sangat jengkel dengan Yolanda.
Asep merengut. "Tapi Bu, yang saya cintai itu Neng Yolanda! Pokoknya Asep nggak mau nikah kalau tidak sama Yolanda! Asep tidak mau nyerah Bu! Kalau ditolak sekarang, siapa tahu tahun depan Asep punya uang satu miliar dan bisa menikah dengan Yolanda!"
Bukannya Asep kecewa, tetapi ia malah tertantang. Asep tidak akan surut untuk mengambil hatinya Yolanda.
Bu Karno menepuk jidat. "Asep! Asep! Jangan membuat malu keluarga kita! Kalau sudah ditolak itu ya sudah, jangan menunggu tahun depan. Pokoknya kita ke rumahnya Tuti sekarang juga. Muak aku dengan Yolanda!"
Bu Karno menarik paksa Asep agar mau ke tempat Tuti. Asep sedih sambil memanggil nama Yolanda terus dalam hatinya Yangs sedang patah.
Kini rombongan keluarganya Asep satu per satu bubar. Banyak warga yang menggerutu dengan sikap Yolanda yang di luar logika.
"Bodoh banget itu Si Yolanda. Keluarganya Asep itu juragan ternak dan kaya raya. Kok bisa ya ditolak? Kalau aku yang dilamar Asep, sudah pasti aku loncat-loncat kegirangan!"
Kedua ibu-ibu yang ikut meramaikan acar nembung keluarganya Asep, menggunjing Yolanda tanpa henti. Hingga berita tersebut terdengar sampai ke kecamatan desa.
***
Di rumah Yolanda menyisakan Reynan dan Kedua orang tuanya. "Yolanda, kamu benar-benar menolak diriku! Saya kasih kesempatan satu kali lagi, apakah kamu menerima pinangan dari saya!"
Karena Reynan sangat serius, ia menanyakan kembali kepada Yolanda mengenai pinangannya.
Bu Darmi mendekati Yolanda. Ia membisikkan kepada Yolanda agar Yolanda mau menerima pinangan dari Reynan.
Yolanda mulai berfikir dan merenung. Akhirnya ia menemukan jawabannya.
"Tuan Reynan, sudah saya bilang tadi, saya menolak pinangan dari Anda. Maaf, jika perkataan saya menyakiti hati Tuan Reynan," jawab Yolanda dengan lirih ketika ia menoleh Reynan.
Yolanda masih belum bisa terpikat dengan pria seperti Reynan. Hati tidak bisa dibohongi.
Reynan tersenyum. "Nggak papa, Yolanda. Aku memang belum kaya seperti apa yang kamu impikan. Saya harap kamu jangan menyesal menolak diriku. Apakah kamu sudah buta dengan harta? Sehingga kamu menolak semua pinangan pria yang serius denganmu?"
Reynan berusaha menasihati Yolanda yang bersikap angkuh dan menolaknya.
Yolanda menatap tajam ke arah Reynan. "Saya tidak buta, Tuan Reynan yang tampan. Saya juga tidak akan kecewa dengan keputusan saya. Sudah menjadi janji saya dalam hati, untuk tidak menikahi jika pria itu tidak memenuhi kriteria saya! Tidak ada yang bisa mengganggu gugat!" jawab Yolanda dengan tegas.
Sifatnya yang keras kepala tidak mudah diluluhkan oleh banyak pria.
Bu Darmi geleng kepala. "Oalah, Nduk. Sadarlah, Nak Reynan itu baik, berwibawa dan cerdas. Kenapa kamu tolak juga. Apa kamu tidak kasihan dengan Emak mu yang sudah tua ini?"
Emaknya kecewa mendengar jawaban Yolanda yang dengan tegas menolak Reynan.
Padahal Reynan menjadi incaran banyak wanita.
Yolanda menoleh ke arah Sang Emak. "Emak, Sayangku, Cintaku. Tuan Reynan itu yang naksir banyak. Aku nggak mau ada Pelakor dalam rumah tangga ini. Yolanda kalau cerai dengan Tuan Reynan Yolanda belum mempunya aset uang dan rumah sebagai balas dendam dengan Pelakor. Wajah Tuan Reynan itu tampan, nanti banyak yang iri dan Yolanda nanti sakit hati Mak. Emak harus tahu itu!"
Yolanda sangat takut jika suaminya direbut oleh Pelakor sehingag ia mengurungkan niat untuk menikah dengan Reynan Bagaskara.
Ayah Reynan berdiri yang bernama Bagaskara. "Reynan! Ayo kita pulang sekarang juga! Jangan pernah meminang wanita batu seperti dia lagi! Masih banyak wanita Sholehah yang mau denganmu! Wanita modelan Yolanda, patutnya dibuang ke kali!"
Baru pertama kali anak kedua dari Bagaskara tersebut ditolak oleh wanita desa yang angkuhnya selangit. Dan anehnya, Reynan sangat bucin kepada Yolanda. Membuat keluarga besar Bagaskara turun martabatnya.
Mamanya Reynan, Monika juga berdiri dan menjadi sinis melihat Yolanda.
"Kau itu cantiknya seberapa? Kekayaannya sampai berapa miliyar, kok minta mahar sebanyak itu! Wanita desa aja belagu. Muak Mama melihat calon mu seperti itu Reynan! Ayo kita pulang! Sebelum penyakit Mama kambuh," sahut Monika yang sakit hati dengan perkataan Yolanda yang ceplas-ceplos.
Yolanda juga ikut berdiri. Netranya menatap Monika dengan tajam. "Saya ini memang orang kampung! Tapi saya punya harga diri! Jika kalian tidak sanggup memberi mahar satu miliar ya harusnya legawa! Itu syarat, agar anak kalian bisa menikah denganku!"
Jawaban lantang dari Yolanda meluncur dengan licin. Ia tidak peduli siapa orang tuanya Reynan. Yang jelas, ia tidak memiliki rasa takut sedikit pun.
Reynan masih berdiri dan semakin kagum dengan ketetapan Yolanda.
"Yolanda, doakan aku punya uang satu miliar dalam waktu secepatnya. Aku sangat mengagumimu! Kau wanita yang sangat unik!" ujar Reynan yang semakin tertantang.
Monika mendengus pelan. "Reynan, kamu sudah kena pelet dari wanita antik itu ya? Dia itu meminta mahar di luar logika! Wanita materialistis! Kamu nanti bisa stres memiliki istri seperti itu! Dah, kita pulang, jangan buat malu Papa dan Mama!"
Kepala Monika pusing melihat anaknya malah semakin kagum dengan Yolanda.
"Iya Ma kita pulang. Tapi aku nggak nyerah untuk dapatkan Yolanda! Dia itu wanita mahal yang paling aku temui!"
Reynan juga keras kepala. Ia masih tidak menyerah untuk bisa menaklukkan hati Yolanda yang keras bagai batu karang.
Akhirnya Reynan pulang dengan tangan hampa. Kedua orang tua Reynan sangat kecewa. Namun, Reynan akan kerja keras lagi untuk mendapatkan apa yang Yolanda mau.
***
Ketika para tamunya Bu Darmi sudah pulang, beliau ingin pergi ke rumah tetangganya. Ia ingin curhat kepada sanak saudaranya mengenai Yolanda yang tidak mau menikah.
"Emak mau ke mana? Yolanda tadi beli ikan patin untuk Emak. Yolanda masakin ya?"
Yolanda yang baru saja memakan cilok, melihat Emaknya sedang membawa payung sepertinya akan turun hujan karena mendung.
Emak mendehem. "Masak saja ikan patinnya. Emak mau mencari pencerahan kepada Pak Kyai agar kamu mau menikah. Emak sudah frustasi nasihatin kamu. Kamu ngeyel e tenanan kom Nduk!"
Emaknya berencana ke ruamh Pak Kyai agar ia bisa menasihati Yolanda agar cepat mau menikah.
Yolanda melongo. "Mak, jodoh itu takdir Tuhan, bukan karena Pak Kyai. Kalau nanti Yolanda dapat jodoh pasti Yolanda bisa nikah kok Mak. Jodoh Yolanda sekarang lagi kerja cari uang satu miliar Mak. Emak jangan khawatir ya?"
Yolanda sangat yakin dengan impiannya tersebut. Ia masih bertekad mempertahankan prinsipnya.
Emak Darmi mengelus d4 d4. "Jodoh itu kalau kamu menerima segala kekuarangan calon suami kamu Yol. Kalau kamu menolak terus dan menuntut sesuatu yang tinggi, Mak khawatir, kamu akan menjadi pe ra wan tua. Nanti yang malu itu Emak. Terus kalau kamu nggak nikah, siapa yang akan merawat kamu di masa tua?"
Ibu Darmi berusaha menasihati Yolanda kembali. Ia tidak menyerah menasihati anaknya.
"Assalamu'alaikum. Bude Darmi! Ini Zulaikah. Bude di mana?"
Sebelum Yolanda menjawab pertanyaan dari Sang Emak, terdengar suara wanita yang memanggil Bu Darmi dengan sebutan Bude. Wanita berhijab itu masuk dan membawa pria ganteng ke rumah Bu Darmi.
"Ya Alloh, Zulaika. Keponakanku. Kapan datang dari kota?" tanya Bu Darmi dengan wajah berbinar.
Zulaika tersenyum manis sambil melihat Yolanda yang sedang makan cilok.
"Kemarin pagi Bude. Kenalkan ini Bude, Fahri, dia suami aku yang kaya raya di kota Jakarta. Awalnya dia hanya kuli bangunan, tetapi karena Zulaika terima apa adanya, sekarang Mas Fahri punya mobil BMW dan segalanya. Yolanda nikah belum, Bude? Kata tetangga belum menikah ya? Yol, kamu itu jangan pilih-pilih, nanti kamu jadi miskin dan menjadi pe ra wan tua!"
Zulaika menyindir Yolanda yang tidak mau menikah dan pilih-pilih. Wanita yang bernama Zulaika tersebut sangat iri jika Yolanda cerdas dan bisa menjadi PNS.
Hari ini dia bisa membuktikan bahwa ia punya suami kaya dan bisa menyaingi Yolanda.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments