Bab. 4

HAPPY READING

Mendengar cerita dari Aksel membuat Caca menangis lebay. "Hiks pacarnya Caca kasihan banget."

Aksel mengangguk membenarkan ucapan Caca. "Iya gue aja kasihan sama dia, kadang pengen nangis lihat dia seperti itu dan gue bayangin gimana rasanya dia menjalani hidupnya."

Caca bangkit dari duduknya dan berucap, "Okee mulai sekarang Caca harus belajar masak biar bisa kasih makanan untuk kak Kenan tiap hari."

Caca berpamitan kepada Aksel dan melangkah pergi dari sana.

Sesampainya di rumahnya, Caca segera pergi menuju dapur dan memanggil Bi Sri pembantu dirumahnya.

"Bii Sriiii." Panggilnya dengan teriakannya yang membahana.

"Iya, kenapa non ca?"

"Bi ajarin Caca masak donggg." Pinta Caca dengan penuh permohonan.

Bi Sri keheranan dan terkejut melihat Caca yang begitu semangat. "N-on b-enaran mau belajar masak?"

"lya bii, emang muka Caca gak menyakinkan yah?" Tanya Caca menunjuk wajahnya dengan polos.

"Yah udah non."

Kedua wanita berbeda usia itu memasak nasi goreng dengan waktu yang sangat lama. Caca yang sedari tadi hanya mengiris sosis akhirnya selesai, "Udah ini bi trus gimana lagi?"

"Non tinggal tuagin minyak sedikit terus masukin cabai dan sosisnya secara bertahap setalah matang masukin nasinya." Jelas Bi Sri begitu detail.

"Ehhh, bukannya nasinya digoreng yah bi? Inikan nasi sambel." Binggung Caca.

"Itu sama loh non."

"Beda bibiii kalau nasi goreng digoreng pakai minyak banyak, trus kalau nasi sambel yah di sambel."

"Non ca ikutin apa kata bibi aja kan bibi udah jago masak."

"Ohh iya, trus gimana lagi bi?"

"Non ca aduk aja sampai rata terus gitu sampai matang."

Setelah selesai masak Caca menyajikan nasi goreng yang ia masak kedalam piring ia mencicipinya, rasanya tidak begitu mengecewakan tetapi Caca senang bisa masak sendiri walau dibantu hehehehe.

"Ohh iya bi, besok Caca mau bawa bekal ke sekolah dua yah." Pinta Caca masih menikmati nasi gorengnya.

"Siap non."

Selesai makan Caca segera pergi menuju kamarnya dan memasukkan beberapa buku kedalam tasnya.

❄️❄️❄️

Paginya Caca berangkat lebih awal dari kemarin, betapa beruntungnya Caca saat mendapati Kenan yang sedang berjalan dari arah kanan ingin memasuki gerbang.

Caca berlari menghampiri Kenan "Hai kak kenannn."

"Hai." Sapa balik Kenan tanpa ekspresi.

"Kak Ken mau kemana? Kakak udah sarapan? Ini Caca bawa makanan ayo Caca temanin." Ujar Caca sembari menunjukkan bekalnya.

"Boleh." Ujar Kenan sangat antusias.

Caca yang mendengarnya kesenangan dan bersorak gembira dalam hati.

Keduanya pergi ke kelas Kenan, Caca memberikan makanannya kepada Kenan.

"Maaf yah ini bukan masakan Caca, soalnya Caca belum hebat masak tapi Caca akan berusaha untuk belajar masak demi kak Kenan."

Kenan acuh tak acuh memiliki fokus kepada makanannya.

"Kalau kak Ken masih lapar ini Caca masih punya bekal satu lagi buat kakak, dimakan ya Caca gak mau pacarnya Caca sakit gara gara gak pernah makan."

Kenan menghentikan makannya dan menatap Caca "Lo tau dari mana?"

"Dari kak Aksel hehehe jangan marah yah."

Kenan melanjutkan makannya, Caca tak lagi berbicara takut kena ngap sama Kenan.

Setelah Kenan selesai makan Caca diantar oleh Kenan ke kelasnya, kelas Caca di tempatkan di kelas X mipa3.

"Terimakasih pacarnya Caca, ohh iya kakak mau gak jadi pacar benarannya Caca?"

"Makasih makanannya gue permisi."

Caca memanyunkan bibirnya cemberut "Kenapa yah kak Ken gak mau pacaran sama Caca? Apa Caca terlalu alay dan jelek yah?"

Caca masuk ke dalam kelasnya yang sudah lumayan ramai semuanya terdiam saat Caca membuka pintu kelas.

"H-ai semuanya aku Caca, Emm semoga kita bisa berteman dengan baik." gugup Caca saat semua pasang mata menatanya dengan berbagai tatapan.

Detik berikutnya kembali ricau dan mengajak Caca untuk mengobrol dan memuji kecantikan Caca yang tak manusiawi.

"Haii ca gue Fitri dan ini teman kembar gue Amel dan Abel." jelas Fitri.

"Ehh hai Fitri, Amel, Abel salam kenal yah."

"Gak usah canggung kali ca, lo sepupunya Aksel kan? Dia bilang Lo orangnya ceria tapi kok malah gini sih?" ujar Amel.

"Kan baru kenal, gak mungkin Caca ngajak ngegosip."

"lya juga ya"

"Ohh iya katanya Lo suka sama kak Kenan? Beneran suka?" tanya Fitri.

"lya emang kenapa? kalian juga suka yah sama kak Ken?"

"lhh anjirr yang bener aja gak lah kita mah takut ma tu es batu." jawab Amel dan Fitri bersamaan.

"Emang kak Kenan kenapa? Dia kan ganteng."

"Yah ganteng sih ganteng, tapi sifat dia yang terlalu dingin dan selalu memancarkan aura penculik anak anak siapa coba yang gak takut."

"lhh kamu ini kak Kenan mana seperti itu yah"

"Shutt tuh guru udah masuk." lerai Abel.

Seketika kelas senyap dan semua siswa memperhatikan guru tersebut, Caca duduk bersama dengan Amel.

"Lo tau nih guru banyak gaya banget, kebiasaannya tuh caper sama semua siswa dan guru." bisik Amel.

"Ohhh..."

"Trus ni guru suka banget nyuruh muridnya buat jagain anaknya, kan nyebelin banget."

"Iyah." Caca hanya mengangguk angguk saja tetapi sebenarnya dia takut ketahuan sama guru itu.

"Anak anak ibu dengan dikelas kita ada murid baru?"

"lya Bu ada namanya Caca." ucap Kelvin selaku ketua kelas.

"Ohh oke Caca silahkan kamu ke perpustakaan untuk mengambil buku paket."

"Baik Bu." Caca berdiri dan pergi.

Belum melewati pintu guru tersebut kembali memanggil Caca.

"Sekalian yah ca, anak ibu juga ada disana kamu tolong gendong dia kesini yah." perintah guru tersebut Caca hanya mengangguk.

Caca berjalan ke perpustakaan dan mendapati seorang guru dan seorang anak kecil umur empat tahun.

"Permisi Bu saya mau ngambil buku pegangan siswa."

"Kamu murid baru?" tanya guru tersebut.

"Iyah Bu."

Guru itu bangkit dari duduknya dan berjalan kearah rak buku pelajaran dan memilih beberapa buku untuk Caca bawa "Makasih yah Bu Caca permisi." Caca kesulitan membawa buku tersebut ditambah lagi dengan bocah kecil yang menyebalkan selalu berceloteh mempersulit Caca.

"Kak. Kakak antik, Ella mau cepelri kak antik"

"lh aku gak antik yah bocah, aku cantik enak aja kamu bilang antik kamu kira aku barang lama?" kesal Caca.

"Kok arah? Hiks hiks huaaa."

Caca keliputan menghadapi anak kecil itu ia meletakkan bukunya ke kursi yang ada disana dan berjongkok menyamakan dirinya dengan anak kecil itu "Kakak gak marah dek, Kakak cuman kesal aja, jangan nangis yah, cupcupcup anak baik jangan nangis."

Bukannya dia si bocah malah memperkuat tangisannya "Hiks kamu jelek."

Caca menatap permusuhan kepada anak kecil itu "Kamu tuh jelek, udah kecil banyak tingkah lagi" geram Caca.

Si anak menarik kuat rambut panjang Caca, ingin sekali membalas tapi sadar dia anak guru jadi Caca harus bisa menahan.

"Lepas gak?" geram Caca tetapi sianak tetap gak mau melepaskan tangannya dari rambut Caca.

Dari arah lapangan seorang lelaki berbadan kekar datang menghampiri keduanya, dia melepaskan tangan sianak dengan mudah dari rambut Caca.

Sedangkan rambut Caca sudah seperti singa yang siap memangsa.

"Lo gakpapa kan?" tanya pemuda itu

Caca menatapnya dan tersenyum "Gakpapa, makasih yah kak." ucap Caca berdiri.

"Emm Caca boleh gak minta tolong?"

"Boleh."

"Tolong dong bantu Caca gendong ini bocah maut." ujar Caca.

"Iya ayo."

Keduanya berjalan sambil mengobrol.

"Ohh iya kenalin nama gue Andrew Garfi."

"Aku Caca." ucap Caca

Percakapan mereka terputus saat mereka sudah sampai di ruang kelas Caca.

"Makasih yah kak udah bantuin Caca."

"Iyah sama sama, belajar yang rajin yah."

Caca tersenyum dan mengangguk, masuk bersama bocah itu.

❄️❄️❄️

Terpopuler

Comments

Metana

Metana

/Facepalm//Facepalm//Facepalm/ maksudnya cantik gak sih cmn cadel, kenapa bocah ketemu bocah deh

2025-04-14

2

Serenarara

Serenarara

Kecantikannya gak manusiawi? Titisan Dayang Sumbi apa Putri Kadita Thor?

2025-04-08

2

Metana

Metana

coba lebih kalem gak kelabakan, tarik ulur deh

2025-04-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!