HAPPY READING
Pulang sekolah Kenan pulang kerumahnya, ia sampai di rumahnya dan melihat ibunya yang sedang menyuapi sang ayah dengan kasar.
"Kamu dari mana aja? Kamu pikir saya tidak lelah?" Bentak ibunya sembari melempar piring yang ia pegang ke atas meja.
"Maaf tan."
"Maaf-maaf! kasih ayah kamu makan, saya capek!"
Melihat kepergian sang ibu kenan mengambil posisi yang tepat di depan ayahnya.
Sang ayah membelai lembut kepala Kenan. "Ayah minta maaf gak bisa bahagia kamu" Ucap beliau berusaha tersenyum menetap putra sulungnya.
Kenan tersenyum "Gakpapa yah Kenan udah bahagia lihat ayah tetap sehat."
"Kalau ayah sudah tiada kamu harus bahagia ya?"
"Kenapa bilang gitu sih yah?" Kesal Kenan, menatap tidak suka kepada ayahnya setelah mendengar perkataannya.
"Kita gak tau kapan ajal akan menjemput nak."
"Kenan tau, tapi ayah harus kuat, Kenan belum siap harus kehilangan ayah."
"Ayah harus makan banyak biar sehat." Ucap Kenan menyuapi ayahnya dengan penuh kasih sayang.
Selesai memberi ayahnya makan tak lupa ia memberikan obat ayahnya.
setelah memastikan ayahnya sudah aman Kenan beranjak pergi ke kamarnya untuk ganti baju, usai itu dia pergi menuju meja makan.
Dilihatnya meja itu yang bersih, tidak ada sedikit pun makanan hanya air putih lah yang terletak disana padahal dia sudah sangat lapar, dan hal itu tentunya hal yang sudah biasa di dapatkan oleh Kenan jadi tak perlu heran lagi. Untuk makan pun bisanya dia makan sisa dari keluarganya.
Mengambil kunci motornya dan pergi menuju warung makan di pinggir jalan.
Memesan makanan dan memakannya dengan tenang seperti orang biasanya.
Ditengah makannya ponsel yang di letakkannya di atas meja menyala.
Kenan melihat sekilas notifikasi yang masuk dan kembali memakan makanannya. Notifikasi itu adalah pesan dari nomor baru yang diketahui itu adalah Caca, sebab Kenan tak men-save nomornya tetapi setalah membaca pesan tersebut dia jadi tau jika itu Caca.
Selesai makan dia kembali pergi ketempat les untuk mengajar disana, Walaupun dia masih SMA tetapi dia bisa di terima bekerja disana hanya untuk mengajari murid yang masih dia bawahnya seperti SD, SMP, atau bahkan SMA kelas X dan kelas Xl.
❄️❄️❄️
Dirumah Caca.
Setalah pulang sekolah tadi dia hanya berbaring ria dia tempat tidurnya.
Kesal dengan Kenan, karena tak kunjung membalas chatnya, ia beranjak dari kasurnya dan memilih pergi kerumah Aksel.
Setiap harinya dia akan pergi kesana sebab dia hanya tinggal sendiri di rumah yang sangat besar itu, juga pelayan di rumahnya harus pulang balik ke rumah masing-masing sebab mereka punya keluarga.
Sesampainya dirumah Aksel, Caca langsung masuk tanpa seizin pemilik rumah.
"Bundaa Caca datang." ucap Caca mendapati Mariyani ibu Aksel yang sedang duduk bersantai di ruang tamu.
"Udah makan ca?" Tanya ibunya dengan lembut.
"Udah dong Bun, ohh iya kak Aksel dimana?"
"Kayak gak tau aja kamu kebiasaan Aksel gimana."
"Iya sih, yah udah Caca sama kak Aksel dulu yah bun." Ujar Caca pergi menuju kamar Aksel.
"Kak Aksel, Caca colon pacarnya kak Kenan datang." Ucap Caca membuka pintu kamar Aksel.
Melihat Aksel yang sedang asik bermain PS menghampirinya dan langsung duduk di dekatnya.
"Kak." panggilnya.
"Hmm."
"Kak boleh gak Caca dengar gimana kehidupan kak Kenan selama kalian berteman sama kak Kenan."
Aksel mematikan PS-nya dan bersandar pada kursinya. "Emm dari awal sih yah gitu gitu aja irit omong."
"Ishhhh gimana kak? gitu gitu aja cerita napa, apa susahnya coba?"
"Yah Lo yang butuh kok ngegas."
"Caca gak lagi bawa motor sampai ngegas gas."
"Bukan gitu goblok."
"Ceritain dongg."
"Kita bertiga sahabatan baru dari kelas 10 jadi belum begitu tau bagaimana watak Kenan, tapi yang gue tau dia tuh orangnya pekerja keras dan sangat pintar walaupun masih pintaran gue bisalah jadi saingan."
"Ish gak usah bangga bangga diri dehh."
"Sabar kocak."
❄️❄️❄️
Kita cerita tentang Kenan dulu.
Sewaktu Kenan lulus dari SMP dia mencari beasiswa di sekolah swasta yang sangat bagus dan elit, tentunya orang orang yang ada disana bukan orang biasa seperti dirinya.
Tetapi itu tidak akan menjadi penghalang untuknya mau dikatain orang miskin dan gak layak bersekolah disekolah itu pun dia tak akan peduli baginya hanya ingin meraih pendidikan yang baik.
Saat ini dia sudah bersiap ingin berangkat ke sekolah untuk pertama kalinya pergi ke sekolah elit itu.
Menyemprotkan parfum ke bajunya dan bercermin tersenyum tipis dan berucap "Hari ini harus ceria dan gak boleh marah."
Ia mengambil tasnya dan pergi menuju meja makan, "Kenan berangkat, yah tan." Ucap Kenan menyalim tangan kedua orang tuanya.
Kenan berjalan keluar pintu tetapi saat diambang pintu Selly ibunya memanggilnya "Ken."
Kenan berbalik menatap sang ibu, "Kenapa tan?" Tanyanya keheranan.
"Kamu udah sarapan?"
Sederhana tetapi untuk pertama kalinya Kenan di perlakukan seperti itu, tersenyum manis dan sedikit menggeleng, "Ken makan di luar aja tan."
"Yah sudah ini uang untukmu."
Selly memberikan uang seharga lima puluh ribu untuknya, menerima dengan senang Kenan berangkat ke sekolah.
Sesampainya di sekolah dan kelasnya pun sudah ditentukan dia masuk ke kelasnya yaitu kelas X mipa1.
Bangga sama diri sendiri karena bisa masuk ke sekolah elit dan masuk kelas unggul juga.
Duduk di kursi belakang nomor tiga dan menunggu teman sekelasnya masuk sembari dia mendengarkan alunan musik dari handphone miliknya.
Tak lama kemudian kursi di sebelahnya bergeser pertanda ada yang duduk.
"Haii." Sapa pemuda itu.
"Hai." Sapa Kenan balik.
"Nama Lo siapa? Kenalin nama gue Rendi, sebenarnya nama gue tuh Alfred Fredrick sih cuman karena nama gue terlalu ilmuan banget jadi dipanggilnya Rendi aja, soalnya gue tuh bodoh masa iya dipanggil nama ilmuan sih, kan gak sesuai ekspektasi." cerita orang disebelah Kenan.
Kenan menaikan sebelah alisnya keheranan tetapi segera dia mengubahnya dengan wajah datarnya, "Kenan."
"Hah? Apaan? kenan?"
"Yah nama gue Kenan"
"Ohhh Kenan, salken yah Ken."
"Oh iya Lo tau gak? alasan gue kenapa milih duduk sama Lo?" Tanya Rendi, Kenan menggeleng sebenarnya dia sangat malas meladeni ocehan Rendi.
"Jadi tadi tuhh waktu gue masuk, gue memandang seisi kelas yang isinya soken semua, trus mata gue tertuju ma Lo walaupun Lo ganteng tapi masih ganteng gue dan gue lihat lihat Lo paling alim dan baik di kelas ini jadi gue milih duduk sama Lo deh."
"Oh." ujar Kenan mengangguk angguk.
"Oh doang? Gue..."
Brakk.
"Anjing! babi! monyet!" Umpat Rendi terkejut begitu juga dengan Kenan tetapi tidak sampai menyebut nama hewan seperti Rendi.
Melihat orang yang memukul pintu dan menuju tempat yang berada di belakang Rendi dan Kenan.
Rendi berdiri dan mengebrak meja "Heh lo ngagetin anjing! hampir aja ginjal gue melayang."
"Diam Lo."
"Gak maulah mulut mulut gue, kok situ yang ngatur?"
"Lo ngajak berantem."
"Idih baperan amat kek emak gue."
"Gue gak nikah yah sama bapak Lo."
"Yang bilang Lo nikah ma bapak gue siapa anjir goblok banget."
"Itu Lo bilang kek emak Lo."
"Itu baperan Lo kek emak gue."
"Tau ahh, btw nama Lo siapa?"
"Nama gue Rendi Lo siapa."
"Gue Aksel."
"What the hell Lo Aksel? Yohanes Akselino?"
"Lah kok Lo tau nama gue sih?"
"Ishh gue fans sama Lo anjirrrr."
"Oh yah? Mau tanda tangan gak?"
"Gosah anjirr."
"Temanan lah kita bertiga, woi Ken ini ada teman baru."
Berawal dari situlah pertemanan mereka setiap harinya mereka selalu bareng, tapi saat pendaftaran OSIS kedua teman Kenan tak ikut hanya dia.
Kehidupan Kenan yang dulunya suram tetapi setelah berteman dengan Rendi dan Aksel kehidupan sedikit berwarna.
(Itulah kisah pertemanan mereka kalau keluarga kalian pasti Taulah gimana.)
❄️❄️❄️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
kai
gw jadi rendi bangga tu punya nama gitu😂nama gw nicola tesla aja gw bangga🤣🤣🤣
2025-04-12
1
Abu Yub
Aku mampir dedek..!jangan lupa mampir juga novel aku./Pray//Ok//Good/
2025-04-12
3
💫0m@~ga0eL🔱
Kenan gud luking juga y 😁
2025-04-14
1