NovelToon NovelToon

Cinta Tersembunyi Sang CEO

Bab 1. Perusahaan Talzus Group

Di sebuah kota kecil yang bernama kota Medan, berdiri sebuah perusahaan yang bernama Perusahaan Talzus Group.

"Pak Juni, saya akan mengasingkan diri untuk waktu yang cukup lama, saya berharap pak Juni bisa mengelolah perusahaan ini selagi saya tidak ada".

"Apakah Pak Juni bersedia dengan apa yang saya minta?" Ucap CEO Perusahaan Talzus group.

"Memangnya Presdir mau kemana? Kenapa tiba tiba mau berpamitan" Jawab Pak Juni Sekretaris CEO.

"Heemm, saya mau mengenal lebih dalam ajaran ajaran keagamaan dan Spiritual, karena saya merasa akan ada sebuah masalah besar, yang akan kita hadapi dimasa depan" Ujar Farel dengan penuh rasa cemas kepada Pak Juni.

Farel kemudian berdiri dan menepuk pundak Pak Juni.

"Bila tiba waktunya, saya akan kembali dan melepaskan beban berat dipundak Pak Juni, untuk sekarang dan seterusnya, saya berharap Pak Juni mampu mengendalikan berbagai situasi yang terjadi diperusahaan ini" Ucap Farel sang CEO.

"Baik Presdir, saya akan melakukan yang terbaik semampuku, saya akan mempertaruhkan nyawaku untuk menjaga perusahaan ini" Janji Pak Juni sambil membungkukkan sedikit tubuhnya.

"Baik, saya ucapkan terimakasih sebelunya, dan saya tidak akan melupakan budi baik Pak Juni" Kata Farel datar, dan langsung meninggalkan Pak Juni diruangan CEO.

Namanya Farel Laia, dia adalah CEO perusahaan Talzus group, yang memiliki tubuh gagah dan tampan, dia merupakan anak tunggal. Sementara Ayah dan Ibunya sejak dia berumur 8 tahun, menghilang entah kemana, dia hanya diasuh oleh Kakeknya sendiri.

Pagi hari tiba di kota Medan, Farel Laia perlahan meninggalkan kota, dia menuju sebuah desa di lereng Gunung Sinabung.

Disana terdapat sebuah Kuil tua, yang sudah tidak terpakai pada waktu yang cukup lama.

Farel menghembuskan nafasnya pelan, ketika dia sudah sampai di Kuil tersebut, dia memandangi sekitar tempat itu.

Pemandangan yang sangat Indah, dengan berbagai pohon Rindang, dan suara suara alam yang asri, membuat udara sangat sejuk ketika kita menghirup nya.

"Sungguh Alam yang sangat luar biasa, Allah telah memberikan sebuah hadiah yang sangat berharga di dunia ini" Lirih Farel dengan suara kecil, sambil dia duduk diatas batu yang cukup besar didepan Kuil.

Singkat Cerita.

Waktu berlalu dengan begitu cepat, 4 tahun sudah berlalu, perusahaan Talzus Group mengalami masalah keuangan, entah bagaimana Manager Keuangan melakukan Korupsi dan telah melarikan diri diluar negeri.

"Ini sangat tidak kompeten, kenapa kalian melakukan kecerobohan sebesar ini, bagaimana B"jingan itu bisa lolos, kalau sudah begini nasib perusahaan akan hancur" Marah Pak Juni kepada seluruh Manager.

Pak Juni memukul meja dengan kasar, sampai yang berada di tempat itu sangat terkejut. Baru kali ini mereka melihat amukan Pak Juni yang begitu murka.

"Bagaimana saya memberikan penjelasan kepada Presdir, saya sudah ceroboh dalam mengelola perusahaan, saya rela mati kalau begini" gumam Pak Juni dengan wajah yang sulit dimengerti.

Pak Juni memandang seluruh karyawan dengan tatapan murka, tidak ada satu orang pun yang berani bersuara.

"Sudahlah.. kalian kembali bekerja seperti biasa, ingat! Berita ini jangan sampai semua karyawan tau, kalau ada yang berani membocorkan berita ini, maka jangan harap dia akan tenang dikota Medan ini" Ancam Pak Juni dengan serius.

"Baik Pak Jun, kami akan selalu tutup mulut" Ucap serentak para manager itu.

Pak Juni mengibaskan tangannya, untuk menyuruh seluruh manager itu keluar.

"Huuft, sudah 4 tahun berlalu, namun belum juga ada tanda-tanda keberadaan sang Presdir" Ujar Pak Juni dengan sedih, sambil dia duduk dikursi kerjanya, dengan menatap langit-langit ruangan itu.

“Bagaimana kalau dia kembali, sementara Perusahaan sedang dalam kondisi bermasalah, apakah saya mempu menanggungnya? Akhh... saya harus mencari bantuan” Ucap Pak Juni dengan Yakin, sambil dia menggertakan Giginya.

Dikota Medan, dengan suasana langit bergitu cerah, dan terik matahari pagi menerangi seluruh penjuru Kota.

Dipinggir Taman terlihat seorang anak gadis kecil yang berusia 10 tahun, dengan bibir sebelah tersungging keatas, dan tangan bengkok, dikarenakan dia terkena penyakit struk.

Anak itu duduk ditrotoar pinggir jalan taman, dengan terletak didepannya sebuah mangku kecil, pertanda dia sedang meminta-minta menunggu sedekah.

Dari seberang jalan terlihat langkah kaki, dengan sepatu spot yang terlihat sudah lusuh dan celana jens yang sudah tidak berwarna lagi, seorang Pemuda yang berusia 27 tahun, dengan tangan dilipat kebelakang.

“Apakah penyakitmu ini sudah lama dik?” tanya pemuda itu dengan suara lembut, layaknya suara Pemuda yang sedang bertanya kepada adiknya.

Anak itu tentu saja tidak bisa menjawab, dia hanya bisa menggelengkan kepalanya pertanda dia tidak bisa menjawab.

“Heem,, sangat kasihan!” Ucap Pemuda itu dengan penuh belas kasih.

“Apa saya bisa mencoba mengobati npenyakitmu itu?” Tanya lebih lanjut lagi.

“Bo,bo,boleh ka,kak” jawab Anak Gadis itu, sambil menganggukkan kepalanya.

“Heem, bagus! Anak Pinter, kakak akan mencoba menyembuhkanmu, kamu tenang ya” Jawab sang Pemuda dengan sangat antusias.

Ini adalah hal pertama baginya, untuk melakukan pengobatan secara tradisional.

“Semoga saja aku tidak membuat kesalahan, ini kan yang pertama bagiku” Gumam Pemuda itu dalam hati.

Pemuda itu menandai kening gadis itu, dia tersenyum kecil ketika dia melihat ada tanda-tanda akan bisa melawan penyakit gadis itu.

“Sebaiknya kita akan pindah kearah sana dik, disini terlalu terik dan ramai sekali” Pinta Pemuda itu dengan santai.

Gadis itu hanya menganggukan kepalanya, dia sangat antusias kali ini, karena ada Pemuda yang rela mengobatinya secara Cuma-Cuma.

Setelah mereka sampai ditempat yang telah ditunjuk, Pemuda itu langsung duduk bersilang ditanah, dengan menghadapa Gadis Kecil itu.

Sebelumnya sang Pemuda mengambil Air Mineral, kemudian dia mengalirkan engegi Qi yang dia miliki.

Dengan menggunakan energi Qi spiritualnya, dia mengarahkan tenaga dalamnya, dia menyentuh kepala gadis itu, dia mengoleskan Air Mineral yang sudah disuntikan dengan energi Qinya, kemudian berjalan kearah tangan sampai dengan ujung kaki.

Awalnya gadis itu merasa heran, dia sedikit menyunggingkan sudut bibirnya, dia tidak menyangka didunia ini, masih ada orang bodoh yang menggunakan trik sulap.

“Ka,kak, tidak ap,ap,apa kan?” Ujar sang gadis sedikit meremehkan.

Pemuda itu sedikit kelelahan, dengan keringat keluar dari dahinya dia tertunduk sejenak, kepalanya seperti nge flying dan kekuatannya sedikit melemah.

Kemudian dia melihat Gadis itu dengan tersenyum manis, namun sedetik berikutnya senyuman meremehkan dibibis sang Gadis Kecil memudar, senyuman berubah menjadi masam.

“Ka,Kak, kenapa, kenapa!” Ucap Sang Gadis kecil terbata-bata.

“Oh Tidak. Tidak, Ya Allah, Aku, Aku bisa. bisa bicara lagi! Ya Allah Terimakasih ya Allah” Ujarnya lanjut.

“Kenapa seluruh tubuhku terasa dingin ya kak?” Tanyanya dengan penuh kekhawatiran.

“Tenangkan saja dirimu, sebentar lagi kamu akan sembuh” jawab sang Pemuda dengan santai.

Sang Gadis meringis kesakitan, ketika rasa dingin berubah menjadi hawa yang sangat panas, rasa panas yang dia rasakan bagaikan kobaran Api, bersamaan dengan tangisannya dia bisa menggerakan tangannya untuk menyentuh tubuhnya yang terasa panas.

Kakinya ikutan bergetar, sehingga dia tanpa sadar berdiri dengan kedua tangannya mengepal dengan kuat, kakinya juga bisa bergerak seperti orang biasa.

“Ya Allah Ya Robi, Engkau telah mengirimkan Pahlawan untuk menyembuhkan hamba, Hamba tidak bisa membalasnya ya Allah” Ucap Sang Gadis dengan penuh rasa syukurnya.

Kemudan dia bersujud dihadapan sang Pemuda itu sambil berkata “terimakasih pahlawan, engkau malaikat yang dikirim Tuhan untuk menolong setiap manusia yang mebutuhkan pertolonganmu”.

“Aku tidak tau dengan cara apa aku bisa membalaskan kebaikan kakak ini kepadaku, aku masih kecil, masih belum bisa mendapatkan uang banyak, untuk menebus kakak sebagai penyelamat hidupku” Ujar sang gadis penuh syukur.

“Tidak perlu kau membalaskannya, tapi kamu harus berjanji, kedepannya kau harus murah hati, suka membatu, dan tetap menjalankan Akidah Agamamu, kau tidak boleh iri kepada kehidupan orang lain, jalani hidupmu tanpa harus mengusik kehidupan orang lain, syukurilah apa pekerjaanmu saat ini dan berapa upah yang kau dapat” jawab sang Pemuda dengan penuh bimbingan dan petuah untuk masa depan sang Gadis.

“Baik kak! Saya Janji! Saya selalu ingat apa kata-kata kakak padaku” Ucap Sang Gadis dengan memberi hormat kepada sang Pemuda.

“Heem Bagus, sekarang kau boleh pergi, karena kaka juga harus pergi” Kata Sang Pemuda dengan Penuh seyuman.

“Baik kak, oh ya kak, nama kakak siapa? Kalau namaku Bella Jebua” Katas Sang Gadis, yang ternyata namanya adalah Bella Jebua.

Dengan senyuman yang begitu merekah, membuat siapa saja para kaum hawa yang melihatnya pasti meleleh.

“Nama Kakak...

Bab 2. Oriman Menerima Balasan

“Nama kakak.. Farel Laia” Jawab Sang Pemuda misterius yang ternyata adalah Farel Laia, Seorang CEO Perusahaan Talzus Group.

“Baik kak, aku pergi dulu untuk mencari pekerjaan, karena masih ada lagi saudara-saudaraku yang mengemis diberbagai persimpangan jalan” Ucap bella dengan santainya.

“Huuft,, ada berapa banyak saudara-saudaramu yang bekerja sebagai pengemis?” tanya Farel dengan penuh selidik.

“Euumm” Gumam bella dengan masih mengingat-ingat dengan jumlah anak-anak yang masih mengemis itu.

Farel hanya mengernyitkan keningnya, ketika dia melihat ekspresi bella jebua yang sangat terlihat lucu.

“Aku kurang tau kak, yang penting jumlah kami banyak deh” Kata Bella dengan antusias.

“kakak boleh ikut denganmu?” Ujar Farel dengan penuh rasa curiga.

Tanpa pikir panjang, Bella langsung menyetujui permintaan Farel.

“Boleh Kak, Ayuuk” Ajak Bella dengan senang hati.

Singkat Cerita mereka sampai disebuah gedung tua, jika diperhatikan gedung itu sudah berumur puluhan tahun, namun tidak dipergunakan sama sekali.

“Kenapa kalian tidak banyak mengumpulkan uang hari ini?” gertak seorang laki laki tua yang berumur paru baya.

“Maafkan kami Tuan, kami hanya mendapatkan seperti ini, karena banyak saingan pengemis akhir-akhir ini” jawa seorang anak yang berkisar umur 9 tahun.

“Alasan saja! Saya tidak mau tau!, harus kalian menyetor uang lebih banyak, biar saya dapat minuman yang lebih mahal” ucapnya dengan membentak.

Farel yang melihat perilaku itu merasa geram, dia mengepalkan tinjunya denga erat, dengan menampakan urat-urat tangannya.

“Pletak” suara tamparan yang sangat memilukan terdengar, ketika salah satu dari anak-anak pengemis itu datang dan memberikan setoran uang yang sangat kecil.

“Dasar anak tidak berguna, kalian tidak becus! Kenapa kalian tidak menghasilkan uang banyak” sarkas sang preman dengan bentakan.

Preman itu bernama Oriman, dia mengumpulkan anak-anak dijalanan untuk mengemis dipersimpangan jalan, dan wajib memberikan setorang yang besar.

Sementara untuk keperluan anak-anak itu, tidaklah dia hiraukan sama sekali.

Farel menggertakan giginya dengan keras, dia langsung melemparkan Oriman dengan balok yang ada didepannya.

“Bruuk” suara dentuman ketika Balok itu mengenai kepalanya.

“B”jingan! Sialan! Siapa yang berani melakukan ini padaku? Apakah dia mau cari mati, Hah!” Bentak Oriman dengan keras, sambil dia memegang kepalanya yang sudah berlumuran darah.

“Bangs’t! Ternyata kelakuanmu lebih daripada binatang liar, kau kerja paksakan anak-anak dibawah umur” Tegas Farel dengan tatapannya yang membunuh.

“Dasar Bocah! Beraninya kau mengguruiku, apaka kau sudah bosan hidup hah!” Teriak Oriman dengan nada arogannya.

Lanjut Oriman berkata “apakah kau tidak pernah mendengar Oriman, pemimpin Gangster Okafu dibawah kepemimpinan bang Edy”.

“Dasar Tua bangka, kau hanya bisa banyak omong doang” Jawab Farel dengan suara ketusnya.

Farel langsung melesat kearah Oriman, dia berlari bagaikan angin “wuus”.

Dalam sekejab dia sudah berada dihadapan Oriman, sehingga Oriman mebelalakan matanya dengan sangat takjub.

Rambutnya yang ikal beterbaran karena hembusan angin dari Farel.

“Ka,Kau ini? Siapa? Kenapa kau seperti Hantu gentayangan” ucap Oriman dengan suara yang bergetar, dia bergidik ngeri menyaksikan kelakuan Farel saat ini.

“Kau tidak pantas mengenal siapa aku, yang jelas hari ini kau harus tobat dan pergi kealam lain” jawab Farel dengan tangganya sudah berada dileher Oriman, yang membuat Oriman sangat gemetar ketakutan, tanpa sadar dia sudah ngompol dicelananya.

“Dasar kau tua bangka keparat! Kau berani mengeluarkan Bensinmu dihadapanku, baunya sangat mengganggu nuansa penciumanku” Farel berkata sambil melemparkan Oriman diudara. Oriman terpental keatas bagaikan kain kusut yang tiada jangkar.

“Boom” suara dentuman terdengar sangat memilukan, ketika tubuh Oriman menghantam dinding gedung. Oriman terbaring diatas lantai dengan keadaan yang sangat acak-acakan, dia telungkup bagaikan bayi yang baru belajar merangkak.

“Siapa kau sebenarnya? Kenapa kau memiliki kekuatan yang sangat besar, kau bagaikan Dewa pencabut nyawa, uk, uk” ujar Oriman dengan menunjuk Farel, kemudian dia terbatul-batuk dengan mengeluarkan darah segar.

Beberapa saat kemudian Oriman jatuh kembali ketanah dengan sudah tidak sadarkan diri, dengan dalam keadaan yang sudah sangat berantakan.

“ayoo adik-adik, kalian boleh pergi sekarang, kalian boleh mencari keluarga kalian masing-masing, dan Ingat, jangan lagi kalian kembali ke tempat ini, kalian carilah jalan hidup kalian masing-masing, sesuai dengan kemampuan dan kualitas dalam diri kalian masing-masing” Kata Farel dengan memberikan nasihat kepada puluhan anak-anak kecil, yang kerja paksakan oleh Farel Laia.

“Baik kakak Pahlawan, Terimakasih atas pertolonganmu kepada kami” Ucap Anak-Anak tersebut dengan kompak.

Anak-anak tersebut pergi dengan senang hati, dan ada yang kembali kerumah mereka masing-masing, dan ada juga yang pergi untuk menjadi pelayan dikuil dan pesantren.

Farel berjalan menyusuri pinggiran taman kota, dimana hari sudah menjelang malam, Farel merasa lelah hari ini, namun dia memilih untuk tidur dipinggiran kota bersama dengan orang-orang pengemis.

Farel merebahkan tubuhnya dilantai yang beralaskan kardus lusuh, dia mencoba menenangkan pikirannya saat ini.

Tidak lama setelah Farel memasuki alam mimpi, tiba-tiba sebuah suara rem mobil yang sangat mendadak terdengar.

“boom, boom, duaar, duaar” suara Pukulan dan suara Pistol terdengar sangat nyaring.

“Kau tidak bisa lari dari genggamanku Alex, kau harus tandatangan kotrak ini sekarang juga, kalau tidak! Kau tidak bisa melihat matahari besok pagi” Ucap Martin dengan bangga.

“Ciuuih.. jangan pernah berharap kau Martin, sampai matipun saya tidak akan pernah tandatangan surat itu” Jawab Alex dengan Yakin, tidak mau menandatangani surat kontrak itu.

“Baik kalau itu permintaanmu! Saya akan mewujudkannya, tapi setelah saya mendapatkan tandatanganmu itu,, hahaha” Suara Martin terdengar menggelegar ditempat itu.

“Cepat! Paksa dia untuk tandatangan, kalau perlu potong jarinya untuk bisa tandatangan” titah Martin kepada para pengawalnya yang memiliki ukuran badan besar.

“baik Tuan, siap dilaksanakan” Jawab para pengawal dengan langsung memelintir lengan Alex.

“Dasar K’parat kalian semua, saya tidak akan pernah sudi menandatangani surat itu, walaupun saya mati” gertak Alex dengan tatapannya yang penuh amarah.

“hahaahaa, macam ada yang bisa menolongmu dari gerbang kematian Alex, hari ini kau dan seluruh keluargamu akan binasa dari muka bumi ini Alex” Ucap Martin dengan sangat sombongnya.

“Brisik! Kalian ini memang manusia pengganggu, apakah kalian tidak melihat banyak orang-orang diujung sana sedang beristirahat” kata Farel dengan sedikit ketus, sambil meregangkan otot-ototnya yang terasa kaku.

“Bocah sialan! Siapa kau berani mengerutu dihadapanku, lebih baik sekarang pergi dari hadapanku, sebelum kau kujadikan makanan anjing dijalanan” Tegur martin dengan bentakan yang sangat keras.

“Heemm,, punya sedikit kemampuan sudah belagak jago, ingat pak tua diatas kepalamu masih ada rambut, diatas langit masih langit, jangan terlalu percaya diri dengan apa yang kau lihat sekarang ini” jawab Farel sedikit meremehkan.

“Bancet! Kau berani berlagak sok dihadapanku Bocah! Ternyata kau belum mengenal yang namanya pahit daun singkong Sibolga” Ketus Martin dengan matanya memerah.

“kalian cepat patahkan kaki bocah sialan ini, biar dia tau bahwa didaerah ini tidak ada yang bisa menyinggun Martin Kalvin Sidabutar” Titah Martin kepada bawahannya.

Para pengawalnya hanya menganggukkan kepala, kemudian mereka langsung melesat kearah Farel untuk melakukan penyerangan.

Namun sebelum mereka sampai dihadapan Farel, terlebih dahulu Farel sudah menendang lutut mereka semua, sehingga mereka sekarang dalam keadaan Posisi berlutut dihadapannya Farel.

“Bum, Bum” suara pukulan yang dilayangkan oleh Farel kepada anak buahnya Martin Kalvin Sidabutar.

Martin membelalakan matanya, ketika dia melihat para bawahanya sudah bersujud dihadapan Farel, dengan tidak berdaya dan hanya menundukkan kepala masing-masing.

Tak terkecuali Martin, Alex juga membelalakan matanya, mulutnya terbuka dengan lebar bisa dimasukan sebutir telur bebek.

“Ternyata Bocah ini memiliki kekuatan diatas Master Taekwondo, melihat dengan kecepatannya dia sudah berada ditingkat Sabuk Master” Gumam Ale dalam hatinya.

“Ka, kau.. siapa kau sebenarnya, kenapa kecepatan begitu cepat, dan memiliki kekuatan energi yang sangat besar” Sontak Martin berkata dengan suara bergetar.

Farel tidak menggubris perkataan Marti, dia berbalik dan langsung melesat kearah Martin, kemudian dia menampar Martin dengan suara nyaring, yang membuat Martin tersungkur ditanah, dan bersujud dihadapan Farel dengan menopang satu tangan ditanah.

“Hem! Aku biasanya dipanggil Farel, Farel Marga Laia, apakah kau sudah mengerti sekarang!” Ungkap Farel dengan sedikit menyunggingkan sudut bibirnya.

Martin menatap Farel dengan bibir yang bergetar “To, Tolong! Maafkan saya, beri saya pengampunan, saya hanya bercanda barusan” Ucap Martin dengan penuh permohonan kepada Farel.

“Sebenarnya saya tidak perduli degan apa yang kau lakukan, tapi kalian sudah mengganggu tidurku, dan kau berkata kasar padaku, apakah hal itu bisa diberi pengampunan, Hah!” Kata Farel dengan menatap martin dengan tatapan sangat tajam bagaikan pisau sembilu.

Farel langsung menginjak Kaki Martin hingga terdengar Suara “Kreek”.

“Sakiitt! Ampun! Ampun Tuan Farel, Tolong! Tolong jangan ambil nyawaku” Teriak Martin dengan menahan rasa sakit yang bagaikan tusukan pisau yang berapa ribu.

“Tolong Tuan Farel, beri Saya kesempatan untuk hidup, saya akan memberikan Kompensasi berapapun yang Tuan Minta” Tawar Martin dengan penuh harap, dan rasa sakit yang tiada tara.

“Apakah aku tertarik dengan tawaranmu itu?” Ucap Farel dengan gamblang.

Martin merogoh saku celananya, kemudian dia mengeluarkan satu Kartu berwarna Hitam Perak.

“Tuan, didalam Kartu ini terdapat 20 Miliar, silahkan Tuan Ambil dan mohon untuk membebaskan nyawaku” Ucap Martin dengan penuh harap.

Farel mengangkat sebelah alisnya ketika dia mendengar besaran uang didalam kartu itu, sebenarnya dia tidak berminat untuk mengambilnya, namun keadaan sekarang dia juga butuh biaya hidup, sehingga dia langsung menyeret kartu itu dengan cepat.

“Baik! Kali ini saya bebaskan hidupmu, tapi lain kali kau jangan berani dihadapanku, kalau tidak kau tau sendiri akibatnya, nyawamu akan menghilang dari tubuhmu” Jawab Farel dengan tegas.

“Ba, Baik Tuan Farel, terimakasih atas kemurahan hatimu, Oh ya Kartu itu tidak memiliki PIN, silahkan Tuan Farel menggunakannya sesuai dengan keinginan Tuan” Ucap Martin dengan memberikan Penjelasan tentang Kartu Hitam Perak itu.

“Emmm,,, sekarang kalian enyahalah dari hadapanku!” bentak Farel dengan menggertak.

“Baik Tuan” Jawab Pengawal Martin serempak, sembari mereka mengangkat Tubuh Martin yang sudah rapuh ditanah.

Rombonga Martin Kalvin langsung berlari terbirit-birit bagaikan nyamuk, setelah mendapatkan kesempatan dari Farel.

Farel langsung membalikan badannya setelah rombongan Martin sudah tidak terlihat lagi, dia berjalan kembali ketempatnya semula, untuk melanjutkan tidur malamnya yang sudah sempat terganggu.

Bab 3. Membeli HP di Toko

Setelah melihat Farel berlalu pergi, Alex baru tersadar dari keterkejutannya dengan apa yang dilihatnya, dia merasa ini hanyalah sebuah mimpi yang tidak nyata, namun dia melihat beberapa bawahannya dan anak buah Martin sudah tergeletak ditanah sudah kaku tidak lagi bergerak.

“Tunggu! Tunggu Anak Muda” Teriak Alex dengan nada rendah, dia masih memegangi tangannya yang masih terasa sakit, karena tangannya seperti terkilir akibat perbuatan bawahan Martin tadi.

Farel menghentikan langkahnya, kemudian dia berbalik menatap Alex yang berjalan tergopoh-gopoh, Farel menyipitkan kedua matanya.

“Apakah anda memanggil saya?” Tanya Farel dengan penasaran sambil menghujuk dirinya sendiri.

“i, iya anak muda, saya ingin berterimakasih kepadamu, karena sudah menyelamatkan hidup saya” ujar Alex singkat.

Farel mengerutkan keningnya menatap Alex, kemudian dia berkata “ Maaf Tuan, saya rasa, saya tidak melakukannya, saya hanya memberi pelajaran kepada Martin itu, yang sudah mengganggu ketenanganku”.

“Tidak, Tidak Anak Muda, Martin tadi berniat untuk melenyapkanku, karena saya tidak menandatangani kontrak, perngalihan perusahaan saya atas namanya” Kata Alex dengan jujur.

“Ohh, ternyata begitu, itu kebetulan saja Tuan, anggap saja itu bantuan kecil” Jawa Farel enteng, karena dia memang merasa dia tidak menolong orang tua yang berada dihadapannya saat ini.

“sebaiknya Tuan pergi, biar kondisi Tuan menjadi lebih baik” Kata Farel datar sambil mengibaskan tangganya mempersilahkan Alex untuk pergi.

“Baik Terimakasih Anak Muda, kalau begitu saya permisi” Jawab Alex sambil membungkuk undur diri dari hadapan Farel.

“Tunggu!” Ucap Farel sambil mengangkat tangannya.

Sontak Saja Alex berhenti dan langsung memutar badannya melihat Farel.

“Kenapa Anak Muda? Apakah ada yang salah dengan saya?” Tanya Alex dengan penuh pertanyaan, dia merasa heran kenapa tiba-tiba Farel menahanya.

“Sepertinya, Tuan ini memiliki Penyakit dalam yang sulit disembuhkan” Ungkap Farel dengan menatap Alex dari ujung kaki sampai ujung kaki.

Alex langsung merasa terkejut dengan pernyataan Farel barusan, dia merasa percaya dan tidak percaya dengan pernyataan tersebut.

“Kenapa Anak Muda berkata seperti itu? Apakah Anak muda mampu memindai penyakit orang Juga?” Tanyanya lebih lanjut.

“Heem, saya bukan hanya memindai, tapi saya juga mampu mengobati secara tradisional” jawab Farel dengan biasa saja.

“Maaf Anak muda, saya memang punya penyakit dalam, tapi 2 hari yang lalu saya sudah menjalankan Operasi, dan kata dokter penyakit saya sudah dinyatakan sembuh” Kata Alex dengan penuh tanda tanya.

“Iya memang benar! Biarkan saya memberitahu anda Tuan, Anda ini memiliki Penyakit pembengkakan Hati, dan sudah stadium lanjut, dan sudah terjadi pembekuan darah diatas ulu hati, sehingga sulit untuk dilakukan pengobatan, meski anda sudah di operasi, namun karena pembekuan darah tepat berada diatas ulu hati anda, tidak akan terlihat oleh Scan dan tentu saja itu tidak bisa sembuh, kecuali Hati anda dicangkok untuk melepas darah yang sudah terlanjut membeku” Ucap Farel menjelaskan.

Farel berjalan mendekati Alex, kemudian dia menyentuh tepat di uluhati Alex “Apakah ini masih terasa nyeri?” Tanya Farel dengan sedikit menekan diatas uluhati.

“iya Anak Muda, masih terasa nyeri, tapi! Bukankah ini efek dari operasi ini?” tanya Alex dengan singkat.

Farel menggelengkan kepalanya “Heem, Bukankah garis operasi dibawah ini? Lalu kenapa yang sakit disini?” Tunjuk Farek dengan memberi penjelasan.

Alex hanya bisa menganggukkan kepalanya, di percaya dengan pernyataan dari Anak Bocah dihadapannya ini.

Farel menyentuh bagian luka dibadan Alex, Farel mengerahkan tenaga Qi-nya yang membuat tubuh Alex sedikit gemetaran.

Setelah selesai menyuntikan energi Qinya, Farel menarik tanganya dan menatap lekat wajah Alex.

“Luka Operasi Tuan memang sudah sembuh, hanya tinggal penyembuhan total! Tapi Penyakit gumpalan darah diulu hati tetap saja akan terus berkembang, saya hanya bisa melakukan penghambatan sementara, paling tidak 3-5 hari kedepan” Jelas Farel dengan wajah seriusnya.

Setelah memberikan penjelasan terkait penyakit itu, farel langsung berlalu beranjak pergi. Namun belum dia melangkahkan kakinya, Alex sudah menghentikan langkahnya “Tunggu! Tunggu dulu Anak Muda, saya merasa kekuatanku bertambah setelah kau menyentuhku barusan”.

“Bukankah Kau tahu tentang Penyakitku ini, tentu saja pasti kau tau tentang obatnya, saya akan mengabulkan apa yang kau minta anak muda, tolong! Tolonglah saya anak muda” ujar Alex.

“Hemm, baiklah karna Tuan sudah memaksa, saya akan datang 3 hari kerumah Tuan, tolong berikan saya Iddentitas Tuan” Jawab Farel dengan Datar.

“Iya baik anak muda” Alex megeluarkan Kartu Identitasnya, sekalian dia mengeluarkan Satu Kartu ATM yang berwarna Hitam.

“ini anak muda terimalah, ini Kartu nama saya, dan ini ada sedikit tabungan saya, maaf isinya tidak terlalu besar, saya harap anak muda bisa menerimanya” Ucap Alex dengan menyerahkan Kartu ditangan Farel sambil menundukkan kepalanya.

Farel berpikir sejenak, dia tidak tega menolak pemberian orang tua ini, sehingga dia menerima dengan santai Kartu nama dan Kartu ATM tersebut.

“Baiklah saya terima, ingat saya tidak pernah memaksa Tuan untuk memberikan ATM ini kepada saya” Kata Farel penuh penekanan.

“Iya, iya Anak muda, saya tidak akan pernah mempermasalahkan tentang itu, yang penting anak muda bisa menyelematkan nyawa saya” Jawa Alex dengan antusias.

“Baik sudah waktunya Tuan Pergi dan beristirahat, saya akan menghubungi anda 3 hari kedepan, Ingat! Jangan Keluar Rumah dan banyak pergerakan sebelum saya mengobati anda” Peringat Farel dengan tegas.

“Baik Anak Muda, saya akan patuh akan hal itu” Jawab Alex singkat.

Setelah mengatakan hal itu, Farel langsung menghilanda dari hadapan Alex bagaikan hembusan angin disiang bolong.

Alex hanya menghela nafas panjang, dan menggelengkan kepalanya ketika dia sudah tidak melihat Farel hanya dalam hitungan detik.

Farel sudah sampai ditempatnya beristirahat, dia melihat Kartu Identitas yang berada dikantong celananya “Alex Deli Sitanggang” Gumamnya berbisik.

Alex Deli Sitanggang adalah, Direktur Perusahaan Deli KSI Company, yang bergerak dibidang Pertanian Kelapa Sawit.

Perusahaan Deli KSI Company dibawah Naungan BUMN, dan memiliki puluhan cabang diseluruh Kota di Indonesia, dan Malaysia.

Pagi hari.

Disebuah Toko perbelanjaan, Farel berjalan dengan santai sambil tangan disaku celananya, dia berjalan menuju tokoh handphone.

“Maaf Tuan disini tidak dilarang pengemis, kalau mau mengemis sana noh, dipinggir jalan raya” hardik seorang pelayan toko dengan arogannya.

Farel hanya bisa menautkan keningnya ketika dia mendengar pernyataan dari penjaga toko. Farel melihat sekujut badannya dia baru mengerti bahwa penampilannya saat ini bagaikan seorang pengemis jalanan yang berumur ratusan tahun.

“heem, lalu kenapa kalau pengemis? Apakah tidak boleh melakukan belanja ditempat ini?”tanya Farel dengan tatapan tajamnya.

Pelayan Toko yang menatap Farel, tubuhnya sedikit gemetar melihat tatapan tajam yang seakan membunuh dari Farel, dia seolah dihantui oleh Roh kegelapan.

“Ta,Tapi! Apakah Pengemis seperti dirimu mampu membeli satu unit saja Handphone ditoko ini? Huft, ada-ada saja, Pengemis kok bergaya” Ketusnya dengan nada mengejek.

Farel hanya bisa menggelengkan kepalanya, dia kemudian menyuruh pelayan yang lain untuk mengambil HP yang bermerek Apel.

“Tolong berikan saya satu” Ucapanya dengan menghunjuk satu unit HP Mereka Buah itu.

Pelayan Toko langsung bergerak mengambil satu unit HP yang berlogo Apel tersebut, namun belum sempat memberikannya kepada Farel, pelayan yang sok cantik dan Arogan tadi menahan pergelangan tangan temannya.

“Apakah kamu mau cari mati! Hah! Bagaimana kalau dia merusak HP tersebut, apakah gajimu dalam sebulan mampu untuk menebusnya?” bentak Pelayan toko yang arogan itu.

“Ta, tapi, dia mau membelinya, kenapa kita tidak boleh memberikan padanya” Jawab pelayan yang satu itu.

“Ais, kau ini! Memang tidak bisa menebak, apakah kau tidak lihat penampilannya itu yang sangat jelek, apa menurutmu dia mampu membeli HP itu, jangankan dia membeli Hpnya membeli kesingnya saja saya rasa dia tidak mampu beli” Ketus Pelayan Arogan itu.

“Akhh terlalu payah, buang-buang waktuku saja” Gerutu Farel dengan sangat kesal.

Farel langsung mengeluarkan Kartu Hitam Perak miliknya, pemberia dari Martin Kalvin Sidabutar semalam, sehingga tanpa sadar Pelayan Toko melirik Kartu tersebut dan membelalakan matanya.

“Ini Kartu saya, Cepat! Selesaikan pembeliannya, saya sangat bura-buru sekarang” Ucap Farel dengan suara dinginnya.

“Hemm, berlagak sok punya Kartu kau rupanya, palingan Kartu yang tidak berguna kau pungut dari tempat sampah, lalu kau membawanya kesini dengan perasaan Pamer, Kau dasar Pengemis tak tau malu, Cepat! Kau pergi dari tempat, atau saya panggil satpam untuk mengusirmu” Ujar Pelayan Arogan itu dengan sok hebatnya, sambil dia melemparkan Kartu Hitam Perak itu kearah Farel.

Beberapa orang yang berada ditempat itu merasa jijik melihat Farel, mereka mengira Farel sudah sangat keterlaluan mau belanja HP Mahal, tanpa dia melihat dirinya sendiri terlebih dahulu.

“Iss, Pengemis kok belagu banget ya? Pengen membeli HP Mahal tapi tidak punya uang” Ucap pengunjung toko yang lain.

“iya nih, lebih parahnya lagi dia memberikan kartu mainan Pokeman kepada pelayan sebagai Kartu ATMnya, apakah dia kira semua penjaga toko sudah gila, sama sepertinya yang sudah gila setengah” Hardik pengunjun cewek yang lain.

Pelayan Toko yang Arogan itu hanya menyunggingkan bibirnya keatas, ketika dia mendengar orang-orang mulai mencibir Farel dengan keras.

Mendengar adanya keributan diluar, Manager Toko itu langsung keluar melihat apa yang sebenarnya terjadi.

“Ada apa kalian ribut-tibut?” tanya Manager Toko dengan penuh tandatanya.

“ini Tuan, dia mau membeli HP dia mau membayar dengan Kartu Itu” Tunjuk Pelayan toko yang baik.

Manager Toko melihat Kartu Hitam Perak tersebut, dia membelalakan matanya tak percaya.

“Apakah ini benar milikmu” tanya kepada Farel, Manager Toko itu memang merasa tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, karena kalau dilihat dari penampilan Farel tidak terlihat dari keluarga berada, melainkan hanya terlihat sebagai seorang pengemis.

“Akhh Berisik! Cepat Gesek saja Kartu itu, biar cepat saya pergi dari tempat ini, saya sangat Mulas melihat pelayanmu itu” Tunjuk Farel pelayan toko Arogan itu dengan perasaan kesal.

Tanpa menunggu lama Manager langsung menggesekan Kartu itu ke Brilinknya, dan benar saja terdengar suara “Dip”.

“Apa? Apa saya tidak salah mendengar” kata seseorang pengunjung toko yang lain.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!