Bab 4. Preman di Pinggir Danau

Pelayan Toko yang Arogan itu hanya bisa membolakan matanya tanpa berkedip, dia bagai tersambar petir disiang bolong.

“Itu Bohong! Mana ada dia punya uang sebesar itu, dia itu hanya Penipu” Sarkas Pelayan Toko Arogan itu, kemudian dia mengambil Kartu itu dan mencoba menggeseknya lagi, namun sebelum dia menggesek kartu itu, sudah terlebih dahulu Manager Toko meraih Kartu itu dan langsung menamparnya dengan keras.

“Plaak.. “Apa yang mau kau lakukan, apakah kau sudah tuli, barusan kartu itu telah menyelesaikan pesanan pembeliannya, asal kau tau ya! Kartu ini merupakan Kartu terbatas yang dimiliki kota ini, jangankan dirimu! Seluruh kota Deli serdang bisa dibeli dengan uang yang ada dikartu ini, apakah kau paham! Cepat kau minta maaf kepada Tuan ini” Teriak Manager kepada Pelayan Toko yang arogan.

Dengan langkah Gontai pelayan Arogan berjalan kearah Farel dan langsung dia membungkukkan badannya, dan dengan suara lembut dia berkata “Mohon maafkan saya Tuan, saya benar-benar buta tidak bisa mengenal anda, saya berjanji dimasa depan saya akan lebih perhatian lagi”.

“Emm, baik! Buang-buang waktuku saja, ayo berikan barangku dan Kartunya saya mau pergi, oh ya Bonus buat nona ini” Pesan Farel kepada Manager Toko sambil menghunjuk Pelayan yang baik hati.

“Baik Tuan, terimakasih sudah berbelanja ditempat kami, saya akan mengurusnya dengan baik” Jawab Manager Toko dengan membungkuk.

Setelah mendapatkan barangnya, Farel langsung pergi dari tempat itu, dia pergi kepinggir danau yang tidak jauh dari toko perbelanjaan.

Farel menekan nomor yang sudah lama dia tidak hubungi, tidak lama kemudian nomor itu tersambung dan dalam sekejab dijawab.

“Hallo! Maaf ini dengan siapa” Jawab orang diseberang sana.

“Ini Aku Pak Ju, Aku Farel” Ucap Farel dengan santai dan lembut.

“Apa! Ini Tuan Presdir? Alhamdulilah Ya Allah, Tuan ada dimana sekarang? Biarkan saya menjemput anda” Pinta Pak Juni dengan sangat bersemangat.

“Emm Baiklah, Saya berada di danau dekata XX, boleh Pak Juni menjemput saya disini” Ujar Farel singkat.

Dalam sepersekian detik, sambungan teleponpun terputus.

Pak Juni memerintahkan anak buahnya untuk mengemudikan mobil menuju tempat yang dijanjikan Farel padanya.

Setelah sambungan telepon terputus, Farel menghela nafas panjangnya kemudian dia berjalan kearah Kursi yang terletak dipinggir danau.

Farel mengerutkan sedikit keningnya, ketika dia memperhatikan ada orang lelaki yang sedang memperhatikan seseorang. 2 orang memakai jaket kulit yang berwarna Hitam polos, yang satu memiliki Tubuh besar dengan Rambut panjanganya sebahu dikuncir keatas, sementara yang memiliki tubuh pendek gemuk dan brewokan.

Sementara dihadapan mereka, ada seorang Gadis yang sedang mengambil potret pemandangan Danau, tanpa menghiraukan sekitarnya.

Farel terus memperhatikan kedua lelaki tersebut, dan ternyata mereka memiliki niat jahat, Farel melihat lelaki yang rambut dikuncir keatas, merogoh saku celananya dan mengeluarkan sebuh sapu tangan bewarna putih.

Dengan berjalan hati-hati kedua lelaki itu mendekati gadis yang sedang asik mengambil potretnya, dan terus saja melihat kearah kameranya.

Tiba-tiba kedua lelaki langsung membekap mulut gadis itu setelah mereka sampai, namun belum sempat lelaki rambut kuncir atas membekap, sudah terlebih dahulu si gadis melepas tangan lelaki rambut kuncir dan menggigit tangganya, sehingga sapu tangan yang sudah dicampur dengan obat jatuh kedalam air.

“Siapa kalian hah! Berani kalian!” bentak si Gadis dengan mata nyalangnya. Kemudian dia sedikit mundur dengan pelan.

“Kau tidak perlu tau siapa kami, yang jelas kau tidak ada pilihan sama sekali, kau ikut kami dengan sukarela atau kau dipaksa!” Ucap lelaki Brewok yang matanya penuh dengan N4fsu membara.

“Liji!” panggil sibrewok, nama temanya Rambut Kuncir keatas adalah Liji.

“Ada apa Jup?” tanya Liji kepada Jup, ternyata lelaki genduk brewok bernama Jupe.

“Ternya Gadis ini sangat cantik, enak untuk dijadikan tambol dilapok tua” Ujar Jupe dengan menjulurkan L!dahnya keluar.

“Plaak, Apa kaua bodoh, mana bisa gadis cantik dijadikan tambol dilapok tua, ada-ada aja kau ni” ketus Liji sambil menyitak kepala Jupe.

“lalu enaknya dimana?” tanya Jupe dengan kebodohannya.

“itu enaknya didalam warung kopi, karena orang-orang pada liatin dia, jadi kita bisa dapat cuan yang banyak” Liji berkata dengan memberi penjelasan yang sangat akurat.

Ketika mereka sedang berdebat dengan sengit, tanpa mereka sadarai si Gadis yang merupakan sasaran mereka, perlahan-lahan berlari dengan hati-hati.

“dimana gadis itu?” tanya Liji dengan terkejut, sambil mengedarkan pandanganya keseluruh penjuru arah.

“iya ya? Kemana dia pergi, tadi dia masih disini, kenapa gak pamit kalau dia mau pergi” jawab Jupe dengan tanpa memikirkan kebodohannya.

“Plaak, kau memang dasar bodoh! Mana mungkin dia pamit kalau mau pergi, dia kan lari dari kita, dasark kau” Hardik Liji dengan wajah malasnya, sambil dia memukul lagi kepala Jupe yang penuh dengan kebodohan itu.

“i,, itu dia bang, di sedan lari kearah sana” tunjuk Jupe dengan langsung melesat lari kearah sang Gadis.

Si Gadis berlari dengan cepat, namun karena dia melihat kebelakang di terpelesat karena menginjak Kulit Pisang “Bruuk”.

Si gadis hendak berdiri, namun apalah daya gunung sudah keburu meletus, sehingga Jupe langsung meraih tangannya dan menamparnya dengan cukup keras “plaak”.

“Kau berani lari dari kami, kenapa kau tidak permisi kalau mau pergi, kau malah melarika diri dari kami, apakah kau tidak takut pada kami berdua kalau mencoba melarikan diri dari kami haah! Bentak Jupe dengan suaranya yang masih ngos-ngosan.

Liji hanya menggelengkan kepalanya melihat kebodohannya temanya satu itu, kemudian dia langsung mencekram lengan si Gadis dengan sangat kuat, yang membuat si Gadis kesakitan dan menangis histeris.

“Kalian ini siapa? Kenapa kalian menangkapku, saya gak pernah ketemu kalian, saya juga tidak pernah menyinggung kalian!” Ucap si Gadis dengan masih berlinang air mata.

“Plaak” suara tamparan terdengar nyaring, untuk yang keberapa kalinya dia ditampar oleh Jupe.

“Kau berani gertak kami! Apa kau tidak lihat kami ini muka-muka preman dan penculik, kami ini adalah preman dari Gongsol, kami sudah berapa kali keluar masuk warung-warung lapok tuak, dan kami segani” kata Jupe dengan bangganya dia memperkenalkan diri.

“Cepat lepaskan Gadis itu” Tersedengan suara seseorang dari belakang mereka, sehingga mereka serentak membalikan badan untuk melihat ke sumber suara itu.

Liji mengerutkan keningnya, dan mengangkat sebelah bibirnya “Cuiih,, Anak Ingusan kemarin sore, sudah berani menggertak Liji dan Jupe, Preman dari Kota Gongsol, Apakah kau sudah bosan hidup hah!”.

Farel berjalan melangkahkan kakinya kearah Liji dan Jupe, sambil memasukan kedua tanganya kedalam saku celananya, dengan mengenadah kepalanya katas.

“Apakah kalian tidak takut kalau kelakuan kali ini dilaporkan sama polisi, Hah! Ucap Farel dengan dingin samil menakuti kedua makhluk itu dihadapannya.

“hahaha,, Lihat saudaraku! Ada seorang bocah mau menakuti kita dengan Polisi, apakah kau sudah dengar apa yang dikatakannya?” Liji angkat bicara dengan nada angkuhnya, sambil bertanya kepada Jupe.

“Iya bang, saya sudah dengar apa yang dia katakan, dia menakuti kita dengan Polisi” Jawab Jupe dengan berkacak pinggang, dia melepas genggamannya dari Si Gadis.

“Apakah kau takut dengan Polisi?” Tanya Liji dengan tatapannya masih tertuju kepada Farel.

“iya takutlah bang, siapa yang gak takut sama Polisi, apalagi kalau kita akan melakukan pencurian manusia” Jawab Jupe dengan santainya, yang membuat Liji memutar pandangannya kearah Jupe, namun si Jupe tidak perduli dengan tatapan Liji padanya, dia terus saja membual dengan mencibir Farel.

“Plaak.. Bodoh! Kau takut Polisi rupanya” Kata Liji kepada Jupe dengan mata nyalangnya.

“Oh iya, iya bang, kalau abang yang bilang saya gak jadi takut, ayo kita hajar saja anak ini, lumayan kalau kita jual” Kata Jupe dengan santainya sambil berkacak pinggang.

“Bagus, ternyata kau punya nyali juga, sama kayak aku” Ujar Liji dengan berani.

“Hei Bocah, jangan kau pikir kau hebat! Masalah hari ini harus selesai hari ini, artinya kau harus dipatahakan kakinya hari ini” hardik Liji dengan penuh percaya diri.

“Apakah kalian mampu?” Jawab Farel dengan santainya, dengan kedua tangannya masih didalam kantong celananya.

“Kurang Ajar! Kau berani meremehkan kedua Preman dari Gongsol! Kau rasakan ini” teriak Jupe dengan amarahnya dia langsung melesat kearah Farel, yang membuat Farel memasangkan kuda-kuda bertarungnya dengan mengangkat kaki kanannya kebelakang.

Jupe melapaskan Tinju mematikannya kearah Farel, dengan tanpa ampun dia mengerahkan seluruh kekuatannya. Namun dengan satu tendangan Farel, Jupe langsung terbang keatas langit dan langsung menghantam tembok pembatas Jalan dengan danau.

“Buuk” suara Jupe terdengar nyaring ketika menghantam tembok itu, dan dalam sekejab dia langsung memuntahkan D4rah segar dengan bercampur organ dalamnya.

Liji yang melihat saudaranya sudah tersungkur ditanah bagaikan udang goreng, dia menggertkan giginya dengan rahangnya yang sangat padat, dia melihat kearah Farel dengan tatapan tajam penuh dengan permusuhan.

“Kau harus membayar ini Bocah! Kau berani melukai saudaraku, di Kota Gongsol! Kami tidak merasakan dipermalukan seperti ini, jadi kau harus bersiap menanggung akibatnya” ucapnya dengan suara bergetar dan langsung berhambur kearah Farel.

Farel hanya bisa memiringkan kepalanya, ketika dia melihat Liji datang kepadanya dengan mengeluarkan sebilah pisau yang sangat tajam.

“Awas Kak!” teriak si Gadis ketika dia melihat Liji menyerbu kearah Farel dengan sebuah senjata ditangannya.

Farel yang melihat gerakan dari Liji, dia langsung memutar tubuhnya ketika Liji mau menusuknya, ketika Farel memutar tubuhnya, dia mengunci kaki Liji dengan satu kakinya, yang membuat Liji jatuh dan tersungkur ketanah dengan suara gedebuk.

Dengan kecepatan sedang, Farel langsung menangkap tangan kanan Liji yang sedang memagangi Pisau, dan dalam satu ketokan, pisau itu langsung jatuh ketanah. Sedangkan tangan Liji gemetaran hebat bagaikan telah disengat Listrik yang ribu volt.

Ketika sudah terjatuh, Liji langsung memutar tubuhnya menatapa Farel yang masih tegap berdiri ditempatnya semula. Liji menghunjuk Farel dengan berkata “Si, siapa, siapa kau ini? Kenapa kau memiliki ilmu bela diri yang sangat kuat”.

“Kau tidak berhak tau siapa saya, sekarang kalian cepat minta pada gadis itu, dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi” Kata Farel dengan penuh intimidasi.

Liji langsung bangkit berdiri dengan sangat cepat, dia membantu Jupe berdiri dan langsung mereka bersujud dihadapan sang Gadis, dan meminta maaf.

“Nona! Kami minta maaf, kami sangat menyesal, tolong maafkan kami, kami berjanji dimasa depan kami tidak akan mengulanginya lagi” kata Liji dan Jupe bersamaan.

Si Gadis menatap Farel dengan penuh pertanyaan ingin meminta persetujuan, karena bagaimapun Farel adalah penyelamat sesungguhnya, jadi sewajarnya kalau dialah yang memberikan keputusan pada saat ini.

Melihat hal itu, Farel hanya menganggukan kepalanya pertanda dia setuju denan berbagai keputusan si Gadis itu.

Episodes
1 Bab 1. Perusahaan Talzus Group
2 Bab 2. Oriman Menerima Balasan
3 Bab 3. Membeli HP di Toko
4 Bab 4. Preman di Pinggir Danau
5 Bab 5. Kembali di Mansion
6 Bab 6. Gara- Gara ATM Alex Deli Sitanggang
7 Bab 7. Mirna Yang Angkuh
8 Bab 8. Maafkan Saya Presdir
9 Bab 9. Kakak Rudi Kaki Tangan Martin Sidabutar
10 Bab 10. Obat Pembangkit Jiwa
11 Bab 11. Alex Sitanggang Kritis
12 Bab 12. Kedatangan Farel Kerumah Alex
13 Bab 13. Kesembuhan Alex Sitanggang
14 Bab 14. Obat Tradisional Nias Kuno
15 Bab 15. Alex Talak Istri Keduanya
16 Bab 16. Ganti Rugi 1,5 Milliar
17 Bab 17. Marketing Delga Telaumbanua
18 Bab 18. Liji & Jupe ditempat Proyek di Kabanjahe
19 Bab 19. Aturan Baru dari Bos Farel untuk Liji & Jupe
20 Bab 20. Manager Keuangan & Delga Dikantor Polisi
21 Bab 21. Chika Saraswati Zega
22 Bab 22. Riko Hutapea dijodohkan Dengan Chika Zega
23 Bab 23. Perusahaan BLN (Bos Lemon Nias) Group
24 Bab 24. Bersama Security-Sadarman Lase
25 Bab 25. Ketua Geng Motor SERIGALA (Ucok Botak)
26 Bab 26. Harimau Jantan
27 Bab 27. Sang Biksu dari Kuil Mahuni
28 Bab 28. Farel Melarikan diri
29 Bab 29. Perusahaan Talabux Milik Jepri Zega
30 Bab 30. Penyakit Komplikasi Stadium Akhir Jepri Zega
31 Bab 31. Geona Berhasil Meminta Nomor WA Farel
32 Bab 32. Darwin Sagala - Minta Ampun
33 Bab 33. Perkenalan Farel dan Chika Saraswati Zega
34 Bab 34. Nober dan Dewi di Toko Obat
35 Bab 35. Nasib Nober dan Dewi ditangan Ucok Botak
36 Bab 36. Kopi Hitam Sidikalang
37 Bab 37. Kebohongan Riko Hutapea
38 Bab 38. Chika Tanda Tangan Kontrak
39 Bab 39. Farel Bertemu Alex Sitanggang Untuk Minta Bantu
40 Bab 40. Farel di Dimensi Dunia Lain
41 Bab 41. Tahap KEKUATAN di DUNIA PERSILATAN
42 Bab 42. Dia Tidak Terlihat Baik (Riko)
43 Bab 43. Perwakilan dari Perusahaan Shopi
44 Bab 44. Kontrak Kerjasama dibatalkan
45 Bab 45. Perusahaan Shopi di Blacklist
46 Bab 46. Riko Hutapea dibuang di Pulau Tello.
47 Bab 47. Mencium Aroma Khas Yang Berbeda
48 Bab 48. Farel Ingin Bertemu Jepri Zega Direkrut Talabux. Cerita: Jeprisman Laia
49 Bab 49. Rusli Anggota Perguruan Kelelawar Hitam
50 Bab 50. Tuan Muda
51 Bab 51. Tali Roh Pengikat Jiwa Jepri Zega
Episodes

Updated 51 Episodes

1
Bab 1. Perusahaan Talzus Group
2
Bab 2. Oriman Menerima Balasan
3
Bab 3. Membeli HP di Toko
4
Bab 4. Preman di Pinggir Danau
5
Bab 5. Kembali di Mansion
6
Bab 6. Gara- Gara ATM Alex Deli Sitanggang
7
Bab 7. Mirna Yang Angkuh
8
Bab 8. Maafkan Saya Presdir
9
Bab 9. Kakak Rudi Kaki Tangan Martin Sidabutar
10
Bab 10. Obat Pembangkit Jiwa
11
Bab 11. Alex Sitanggang Kritis
12
Bab 12. Kedatangan Farel Kerumah Alex
13
Bab 13. Kesembuhan Alex Sitanggang
14
Bab 14. Obat Tradisional Nias Kuno
15
Bab 15. Alex Talak Istri Keduanya
16
Bab 16. Ganti Rugi 1,5 Milliar
17
Bab 17. Marketing Delga Telaumbanua
18
Bab 18. Liji & Jupe ditempat Proyek di Kabanjahe
19
Bab 19. Aturan Baru dari Bos Farel untuk Liji & Jupe
20
Bab 20. Manager Keuangan & Delga Dikantor Polisi
21
Bab 21. Chika Saraswati Zega
22
Bab 22. Riko Hutapea dijodohkan Dengan Chika Zega
23
Bab 23. Perusahaan BLN (Bos Lemon Nias) Group
24
Bab 24. Bersama Security-Sadarman Lase
25
Bab 25. Ketua Geng Motor SERIGALA (Ucok Botak)
26
Bab 26. Harimau Jantan
27
Bab 27. Sang Biksu dari Kuil Mahuni
28
Bab 28. Farel Melarikan diri
29
Bab 29. Perusahaan Talabux Milik Jepri Zega
30
Bab 30. Penyakit Komplikasi Stadium Akhir Jepri Zega
31
Bab 31. Geona Berhasil Meminta Nomor WA Farel
32
Bab 32. Darwin Sagala - Minta Ampun
33
Bab 33. Perkenalan Farel dan Chika Saraswati Zega
34
Bab 34. Nober dan Dewi di Toko Obat
35
Bab 35. Nasib Nober dan Dewi ditangan Ucok Botak
36
Bab 36. Kopi Hitam Sidikalang
37
Bab 37. Kebohongan Riko Hutapea
38
Bab 38. Chika Tanda Tangan Kontrak
39
Bab 39. Farel Bertemu Alex Sitanggang Untuk Minta Bantu
40
Bab 40. Farel di Dimensi Dunia Lain
41
Bab 41. Tahap KEKUATAN di DUNIA PERSILATAN
42
Bab 42. Dia Tidak Terlihat Baik (Riko)
43
Bab 43. Perwakilan dari Perusahaan Shopi
44
Bab 44. Kontrak Kerjasama dibatalkan
45
Bab 45. Perusahaan Shopi di Blacklist
46
Bab 46. Riko Hutapea dibuang di Pulau Tello.
47
Bab 47. Mencium Aroma Khas Yang Berbeda
48
Bab 48. Farel Ingin Bertemu Jepri Zega Direkrut Talabux. Cerita: Jeprisman Laia
49
Bab 49. Rusli Anggota Perguruan Kelelawar Hitam
50
Bab 50. Tuan Muda
51
Bab 51. Tali Roh Pengikat Jiwa Jepri Zega

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!