Kania dan Yuda pulang bersama, Yuda mampir dulu ke kontrakan Kania karena memang hari ini dia ingin menghabiskan harinya dengan kekasihnya itu.
Yuda menunggu Kania yang ingin bersiap-siap karena malam ini, dia akan mengajak Kania untuk bertemu dengan kedua orang tuanya, dia tidak ingin lagi menunda niat baik ini.
Selang beberapa menit, Kania sudah siap dengan pakaian terbaiknya, Kania sangat cantik dalam balutan dress yang menutupi tubuhnya, Yuda berdiri dan mendekat pada Kania.
“Kamu cantik banget sayang, mereka harus menyetujui hubungan kita apapun yang terjadi.”
“Kalo mama kamu tetap nolak aku gimana?”
“Ya kita kawin lari aja.”
“Ngaco kamu.” Yuda hanya nyengir lalu mengamit tangan Kania, mereka berjalan ke arah mobil, dengan romantisnya, Yuda membukakan pintu untuk Kania lalu berjalan kecil mengelilingi mobil untuk masuk ke pintu lain.
Yuda melajukan mobil dengan kecepatan sedang, sebenarnya Kania begitu gugup harus menghadapi kedua orang tua Yuda yang begitu arogan dan memiliki mulut begitu pedas, terlebih ibu Yuda.
“Jangan gugup begitu sayang, santai saja, aku ada kok sama kamu.” Yuda menggenggam tangan Kania karena dia tahu kalau saat ini kekasihnya begitu gugup.
“Aku hanya takut aja Yud, aku udah kebayang aja gimana mama sama papa kamu.”
“Aku ada sama kamu, kamu tenang aja.”
Kania mengangguk, mereka berdua sampai di sebuah rumah mewah dengan pagar yang begitu tinggi, seorang satpam membukakan pagar lalu Yuda memasuki rumah itu.
Kania memantapkan langkahnya untuk memasuki rumah Yuda, pria itu disambut hangat oleh kedua orang tuanya namun tidak dengan Kania, Kedua orang tua Yuda menatap sinis Kania, dari tatapan itu sudah bisa dipastikan kalau mereka pasti akan menolak Kania mentah-mentah.
Kini mereka semua duduk saling berhadapan, Kania kembali gugup dan juga takut dengan tatapan kedua orang tua Yuda. Yuda mengemukakan niat hatinya untuk melamar Kania dan benar saja, hal itu ditentang keras oleh mereka, suara amarah dari ayah dan ibu Yuda membuat Kania begitu takut.
“Wanita sampah begini mau kamu nikahi? Apa standar kamu begitu rendah Yuda?” teriak ibu Yuda dengan lantang.
“Aku cinta sama Kania ma.”
“Persetan dengan cinta kamu itu, masih banyak wanita lain yang jauh lebih sempurna daripada wanita sampah ini Yuda.”
“Ma, tolong jangan hina Kania lagi, mau restu dari kalian ataupun tidak, aku akan tetap menikahi Kania.” Yuda berdiri lalu menarik tangan Kania untuk pergi dari sana, ibu dan ayah Yuda berteriak namun tak digubris oleh Yuda.
Di dalam mobil, Kania menangis tersedu, dia sangat sakit hati dengan hinaan dari ibu Yuda tadi, Yuda memeluk lembut Kania dan mencium kening Kania lama.
“Besok kita menikah, aku tidak peduli dengan restu mereka, yang akan menjalani hidup ini adalah aku dan kamu sayang.”
“Jika mereka semakin marah bagaimana Yuda?”
“Aku tidak peduli Kania, aku benar-benar tidak peduli.” Kania membalas pelukan Yuda.
Mereka kembali ke kontrakan, Yuda akan menginap di sana malam ini, besok dia akan menikahi Kania dan resmi memiliki Kania seutuhnya.
Yuda mengunci pintu rumah itu dan menyusul Kania ke dalam kamarnya, wanita itu ternyata tengah mengganti bajunya dengan baju tidur, Yuda membantu Kania untuk melepaskan gaun yang melekat di tubuh Kania dengan gerakan menggoda sambil mengelus punggung terbuka Kania.
Kania memejamkan mata saat merasakan sentuhan lembut tangan Yuda di area punggungnya.
Dress itu terlepas, Kania saat ini hanya mengenakan dalaman saja, Yuda yang melihat Kania seperti itu sangat terangsang, bagian selatannya mengeras dan ingin segera dipuaskan. Ini bukanlah hal pertama untuk mereka, mereka sudah sering melakukannya jika ada kesempatan tapi Yuda selalu memberikan obat pencegah kehamilan untuk Kania agar perbuatannya tidak meninggalkan bekas.
Yuda terus mencumbu Kania dengan menghisap dan menjilati leher hingga telinga Kania, wanita itu hanya bisa menggigit bibir bawahnya sambil memegangi kepala Yuda.
Tangan pria itu kini perlahan membuka bra yang dikenakan Kania dan tubuh atas Kania sekarang polos dengan dua buah dada yang menggantung indah, Yuda tak membuang kesempatan, dia langsung meremas kuat kedua buah dada itu yang membuat Kania mendesah.
“Aahh Yudahh aahh,” desah Kania, Yuda semakin liar mengecup Kania lalu sebelah tangan Yuda menyusup ke balik segitiga yang membungkus aset berharga Kania, mengelus bibir kemaluan itu dengan lembut sehingga tubuh Kania membusung dengan erotis.
Tangan Kania menjambak rambut Yuda lalu bibir Yuda kini bersatu dengan bibir Kania, suara kecipak dari penyatuan dua bibir mulai terdengar begitu sensasional.
Yuda melepaskan semua pakaiannya, dia juga membuka cd yang dipakai oleh Kania, mereka berdua kini telah dipenuhi dengan nafsu dan gairah, saat akan kembali bermesraan, lampu di kontrakan Kania mati, semua berubah menjadi gelap, Yuda meraba ponselnya untuk mendapatkan pencahayaan.
“Pasti meterannya membalik lagi,” pikir Kania.
“Aku cek keluar dulu ya.”
“Iya.” Yuda mengenakan kembali celananya dan memeriksa meteran keluar, benar saja, lampu tetangga semua menyala, hanya lampu di kontrakan Kania yang mati.
Dugh!
Yuda pingsan seketika saat balok kayu besar menghantam kepalanya dengan kuat. Seseorang menyeret tubuh Yuda masuk ke dalam bagasi mobil, sebelum menutup bagasi itu, Yuda terlebih dahulu diberikan suntikan.
Leo tersenyum saat melihat Yuda tak berdaya, dia masuk ke dalam kontrakan Kania untuk menggantikan Yuda, dari tadi sebenarnya Leo sudah mengikuti Kania dan Yuda.
Kania sedang rebahan di atas kasurnya sambil memainkan ponsel.
Klek!
“Kok belum nyala juga lampunya Yud? Mati semua ya?” tanya Kania sambil menaruh kembali ponselnya di atas nakas dan mengambil posisi duduk.
Leo berjalan mendekati Kania yang memang kamar itu sangat gelap tanpa cahaya, Leo hanya diam, suara langkah kakinya saja yang terdengar.
“Kok diam aja sih, Yuda.”
Kania merapatkan selimut ke tubuhnya, karena dia sedang tidak mengenakan apa-apa di balik selimut itu.
“Kamu siapa?” tanya Kania saat Leo menindihnya, Kania sangat hafal dengan aroma tubuh Yuda dan kali ini bukanlah Yuda.
“Lepaskan aku, kamu siapa? Di mana Yuda?” Leo membekap mulut Kania dan mengikat kedua tangan Kania dengan tali yang telah dia bawa.
“Ini aku Kania, apa kau lupa?”
“Siapa? Lepaskan aku.”
“Leo.”
“Apa maumu? Di mana Yuda? Kenapa kau lakukan ini padaku?”
“Shtt jangan berisik, aku hanya melakukan apa yang menurutku benar.” Suara Leo terdengar dingin dan menuntut, Leo beranjak dari tubuh Kania lalu menyalakan senter untuk penerangan di kamar itu, Kania membulatkan matanya dengan sempurna.
“Apa maumu Leo?” tanya Kania dengan nada takut.
“Dirimu Kania, aku sangat benci ketika pria itu memilikimu ” jawab Leo dengan santai dan dingin.
...•••BERSAMBUNG•••...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 166 Episodes
Comments
Jenny's
yah Thor kok kenapa udah pernah ehem2 sama Yuda Thor, ciuman dong Leo 😅
2025-03-03
1
Maryam Nushaibah
Aw Leo cemburu
2025-04-13
0
Maryam Nushaibah
Panas eui/Grin/
2025-04-13
0