“Bos, kita harus kembali ke Las Vegas dalam minggu ini, karena ada beberapa perusahaan yang ingin menjalin kerja sama dengan perusahaan kita dan mereka meminta untuk bertemu dengan anda secara langsung,” lapor anak buah Leo ketika pria itu baru saja sampai di rumahnya.
“Oke kita akan ke sana tiga hari lagi, aku masih ada perlu di sini.” Anak buah itu lalu menunduk dan pergi dari hadapan Leo, pria itu melepaskan jaket serta kaos yang dia kenakan, membiarkan tubuh atasnya tidak mengenakan apapun.
Leo menuangkan alkohol ke dalam gelas yang berisi es batu lalu meneguknya, Leo masih terbayang dengan Kania, wanita yang membawanya semalam.
“Menarik,” gumam Leo sembari menarik sudut bibirnya membentuk senyuman.
Leo bukan jatuh miskin ataupun bangkrut, semua itu dia lakukan hanya untuk menguji kesetiaan Hanum padanya, karena beberapa bulan terakhir, wanita itu sangat mencurigakan bagi Leo.
“Andai kau tidak mengkhianati aku Hanum, mungkin saat ini aku akan menjadikan kamu sebagai wanita satu-satunya dan akan meratukan kamu dengan semua materi seperti yang kamu inginkan, tapi sayangnya kau malah mengkhianatiku saat aku bilang akan jatuh miskin, cih, wanita sialan,” gerutu Leo lalu membawa gelas kaca itu ke mulutnya dan meminum cairan itu hingga tandas.
Leo meminta orang kepercayaannya untuk mencari tahu mengenai Kania, entah kenapa, tapi Leo memiliki tujuan penting dengan Kania.
Leo beranjak dari tempat duduknya lalu menuju ke ruang bawah tanah, di sana dia sedang menyekap dua orang yang masih berhubungan dengan pengkhianatan yang dilakukan oleh Hanum, yaitu April dan Bagas, pria yang telah menjadi selingkuhan Hanum.
Leo membuka ruangan pengap itu, dia dapat melihat kalau saat ini April begitu lemah dengan tubuh penuh darah, kalau Bagas tidak berdaya karena selalu diberi cairan beracun yang melumpuhkan daya imunnya.
“Apa kabar April? Kenapa kau terlihat lemah begini hm? Dulu kau begitu semangat meminta pertanggung jawaban dariku, ayo keluarkan lagi suara tegasmu itu,” ujar Leo sambil mengangkat wajah April untuk menatapnya.
“Hanum bilang, aku berkali-kali tidur denganmu, padahal untuk melihat dirimu saja aku sangat jijik tapi sepertinya kau memang wanita yang senang ditiduri, baiklah, aku sangat lelah harus bermain-main dengan kalian berdua dan hari ini suasana hatiku sedang baik, aku akan tidak akan menyiksa kalian, aku akan mengakhiri penderitaan kalian segera.” Suara Leo memang santai tapi mampu membuat Bagas dan April ketakutan.
“Tolong jangan bunuh aku Leo, aku sedang hamil,” mohon April.
“Apa peduliku? Yang kau kandung juga bukan anakku, kau sangat lancang mengatakan itu anakku sedangkan waktu itu, aku sangat sadar bahwa aku tidak melakukan apapun padamu dan usia kehamilanmu itu sudah bisa menjelaskan kalau itu bukan anakku.”
Leo langsung saja mengayunkan sebuah kapak ke kepala April hingga kepala itu terbelah seketika, Bagas yang melihat hal itu langsung kicep, dia ingin memohon tapi lidahnya telah di potong oleh Leo sehingga tak mampu lagi berucap apapun.
“Giliranmu Bagas, kau sangat salah dalam memilih lawan kali ini.” Leo menghidupkan sebuah bor listrik lalu membor kepala Bagas hingga kepala itu tak berbentuk sama sekali, karena Leo melakukannya dengan sangat brutal.
Leo tersenyum senang, dia puas sudah menghabisi semuanya dengan tangannya sendiri.
“Sekarang aku bisa tenang kembali ke Las Vegas.” Leo menyeret tubuh utuh itu tanpa memotongnya terlebih dahulu dan melemparkannya ke dua harimau yang tengah kelaparan saat ini.
Malam harinya Leo pergi menjemput motornya yang masih tertinggal di club malam kemarin, dia berniat untuk menghancurkan benda itu karena motor tersebut adalah permintaan dari Hanum, dia tidak ingin menyimpan barang apapun yang menjadi kenangan bersama Hanum.
Sesampainya di club, Leo kembali melihat gadis yang kemarin malam membantunya.
“Kania,” sapa Leo pada gadis itu.
“Ah iya.” Kania memalingkan wajahnya dari Leo dan menghapus air matanya.
“Kamu bekerja di sini?” tanya Leo.
“Haha enggak kok, aku hanya ada urusan di sini, ini juga mau pulang.”
“Kamu lagi sedih?”
“Sedikit, oh iya kamu mau ngapain di sini?”
“Ngambil motor, kan semalam tinggal di sini.” Kania mengangguk.
“Ya udah, kalau gitu aku balik dulu ya.” Kania pergi dari hadapan Leo namun pria itu menahannya.
“Pulang dengan apa?”
“Taksi.”
“Kita bareng aja Kania, aku akan mengantarkanmu pulang.”
“Tidak usah, aku bisa pulang sendiri, permisi.” Leo tidak mau memaksa lagi, dia mengambil motor dan membawanya kembali.
Leo tidak sengaja melihat Kania sedang cekcok dengan seorang wanita yang Leo sendiri tidak tahu itu siapa, wanita itu bahkan menarik kuat rambut Kania yang membuat Kania meringis.
“Hei, ada apa ini?” tanya Leo menghampiri mereka, wajah Leo tertutupi dengan helm.
“Jangan ikut campur kamu urusan saya.”
“Kamu sudah menyakiti Kania, jelas aku akan ikut campur.”
“Memang kau siapanya Kania hah?”
“Calon suaminya.” Wanita itu melirik Leo dan seakan ingin memanfaatkan keadaan.
“Aku tau kau berbohong, kau bukan calon suaminya, begini saja, kalau kau memang mau melindungi Kania, berikan aku sejumlah uang sebagai tebusan untuk gadis manis ini.” Kania menggeleng.
“Berapa kau mau?” tanya Leo.
“Jangan, dia hanya memanfaatkanmu,” cegah Kania pada Leo.
“Diam sayang,” wanita itu kembali menjambak kuat rambut Kania yang membuat Leo geram namun dia tahan.
“Satu miliyar rupiah, apa kau sanggup?” Kania membulatkan matanya, itu nominal yang sangat fantastis.
“Tidak, kau memerasnya,” teriak Kania pada wanita itu, sejurus kemudian Kania ditampar oleh mucikari yang akan menjualnya.
“Hei tenanglah, aku akan memberikan uang itu padamu, kau bisa datang ke alamatku.” Leo memberikan kartu namanya, wanita itu tersenyum.
“Jika kau membohongiku, kau akan tau sendiri akibatnya, kali ini kau bebas anak manis.” Jambakan di rambut Kania terlepas, dia mengusap kepalanya yang sakit.
Wanita itu melenggang masuk ke dalam club, Kania mendekati Leo untuk mencegah agar Leo tidak memberikan uang apapun pada Kiran.
“Dia itu licik, jangan berikan uang apapun padanya, dia hanya memanfaatkanmu. Dia itu tante ku, hanya karena dia pernah mendonorkan ginjal pada ibuku, dia jadi semena-mena.” Leo membuka helm yang dia gunakan, begitu tampan wajah Leo ketika tersenyum ramah pada Kania. Leo memegang tangan Kania dengan lembut dan menatap mata gadis tersebut.
“Aku sudah sering menghadapi wanita seperti tantemu itu Kania, kamu tenang saja, biar dia menjadi urusanku.” Leo mengusap lembut wajah Kania yang saat ini merah akibat tamparan dari Kiran tadi.
“Terima kasih, namamu siapa?”
“Leo Maximilian, panggil saja Leo.”
Mengangguk, “Terima kasih Leo.”
“Naiklah, aku akan mengantarkan kamu pulang.” Kania tidak menolak lagi, dia menaiki motor Leo dan mereka meluncur ke kontrakan milik Kania.
“Masuklah dulu Leo, aku akan membuatkan minum.” Leo mengangguk, dia memasuki kontrakan itu untuk kedua kalinya.
Kania meletakkan minuman untuk Leo dan duduk di hadapan Leo saat ini.
“Memang kamu akan bayar pakai apa Leo? Satu miliyar bukan nominal yang sedikit.”
“Mungkin aku akan mencicilnya, aku juga akan menjual motor itu sebagai tambahan untuk Kiran.”
“Hah? Jangan, aku yang akan menebus diriku dari tante Kiran, kamu tidak perlu repot-repot untuk menjual motormu itu.” Leo hanya tersenyum menanggapi perkataan Kania.
“Aku memang akan menjual motor itu Kania, kamu tidak perlu khawatir.”
“Kalau untuk memberikan uang pada Tante Kiran, lebih baik jangan.”
“Bukan, hm aku memang sedang butuh uang.” Leo bingung harus menjawab apa.
“Memang kamu butuh berapa?”
“Hm 500 juta,” jawab Leo asal, padahal motornya itu juga tidak akan terjual semahal itu.
“Apa kau butuh uang cepat?”
“Yah.”
Kania berdiri lalu memasuki kamarnya, dia mengambil satu set perhiasan serta beberapa ikat uang yang kalau ditotal mencapai lima ratus juta rupiah. Kania memberikan semua itu pada Leo yang membuat Leo bingung.
“Buat apa ini?” tanya Leo pada Kania, dia cukup kaget saat Kania menyodorkan semua itu padanya.
“Kau bilang butuh uang, aku ada sedikit simpanan dari hasil warisan yang diberikan oleh ayahku, kamu pakailah dulu, kamu tidak perlu menjual motormu dan untuk Tante Kiran, aku bisa menghadapinya kok.”
“Kau sangat baik Kania, bagaimana jika aku tidak bisa mengembalikan uang ini?”
“Ya anggap saja itu bukan rezeki ku.” Leo tersentuh dengan kebaikan Kania, dia tersenyum dan kini bertekad untuk menghabisi Kiran yang sudah mengusik hidup Kania.
...•••BERSAMBUNG•••...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 166 Episodes
Comments
Jenny's
😭😭 kamu kenapa punya ide begini Thor 😂
2025-03-03
1
Maryam Nushaibah
Aku download noveltoon cuma buat baca cerita ini doang /Grin/
2025-04-13
0
Maryam Nushaibah
Idemu bagus thor
2025-04-13
0