“Terima kasih atas kebaikan kamu Kania, aku pulang dulu.” Leo tersenyum sambil membawa semua yang diberikan oleh Kania padanya, dengan wajah ceria, Leo melajukan motor itu untuk pulang.
Baru saja sampai di depan pagar, Leo sudah ditunggu oleh Kiran dan dua orang bodyguard nya. Leo menaikkan kaca helm dan menatap mereka dengan tatapan tajam.
“Mau apa kalian ke sini?” tanya Leo datar pada mereka semua.
“Saya mau menagih janji kamu, saya mau minta uang yang sudah kamu janjikan pada saya.” Kiran berkata dengan angkuh pada Leo, tidak tahu saja dia sedang berurusan dengan seorang psikopat sadis.
“Oke, ayo masuk.” Leo memberi isyarat pada penjaga untuk membukakan gerbang dan mereka semua masuk, Kiran terpana dengan kemewahan rumah Leo, dia yakin kalau malam ini akan mendapatkan uang yang sangat banyak dari Leo.
“Aku akan meminta lebih dari satu miliyar, sepertinya dia orang yang sangat kaya,” batin Kiran sambil tersenyum senang.
Leo dengan santai memasuki rumahnya sambil menjinjing tas kecil yang berisi uang serta perhiasan milik Kania.
Sedangkan Kiran dan dua bodyguard nya itu masih mengikuti di belakang, karena melihat Leo menenteng tas kecil, Kiran dengan cepat merebut tas itu yang membuat Leo kaget.
“Apa-apaan ini? Kenapa kau merampas milikku?” geram Leo, Kiran memberikan instruksi pada kedua anak buahnya untuk menahan Leo, Leo tak banyak melawan. Kiran terpana melihat isi tas itu, dia tertawa saat memegang perhiasan yang sangat berharga milik Kania.
“Ini akan menjadi milikku, cepat kalian geledah rumah ini, ambil semua yang berharga.” Kedua anak buah itu mengikat Leo terlebih dahulu lalu mulai menggeledah rumah Leo.
Leo masih dengan ekspresi santai memperhatikan mereka sedangkan Kiran kini tengah menghitung uang yang dia pegang saat ini di hadapan Leo. Pria itu sangat kesal melihat Kiran memegang milik Kania.
“Bos, ini kami mendapatkan sebuah koper, lihatlah isinya bos.” Kiran begitu senang melihat koper yang berisi emas batangan yang dibawa oleh kedua anak buahnya.
“Aku kayaaa!! Hahaha, bawa ke dalam mobil semua itu, ayo kita pergi karena semua ini sudah lebih dari cukup untukku. Dan sekarang, di mana uang yang kau janjikan itu hah?”
“Bagaimana aku akan memberikan padamu jika aku dalam keadaan terikat begini.”
“Kau katakan saja di mana, biar aku yang ambil.”
“Aku menyimpannya di ruang bawah tanah, di ujung lorong yang panjang ada sebuah ruangan dan di dalam itu ada brangkas tempat aku menyimpan uang serta emas lainnya.” Kiran kembali terbuai mendengar semua itu, dia sudah mengkhayalkan berapa banyak harta yang akan dia dapatkan dari Leo malam ini.
Kedua anak buah Kiran melepaskan ikatan di tubuh Leo dan tetap memegang tubuh pria itu agar tidak kabur.
Mereka berempat berjalan ke ruangan bawah tanah, mereka sudah tidak sabar untuk mengambil semua harta milik Leo sedangkan Leo hanya tersenyum tipis karena merasa begitu mudah menjebak Kiran dan kedua anak buah bodohnya.
Kiran sedikit bergidik ngeri dengan lorong yang dia lalui saat ini, tapi demi harta, ya tidak masalah, toh hanya lorong biasa. Padahal lorong itu adalah lorong kematian, siapapun yang melewatinya untuk masuk, tidak akan pernah bisa keluar lagi.
Kedua anak buah itu mendorong dengan kasar tubuh Leo sehingga tubuh kekar itu terlepas begitu saja, lalu Leo menatap mereka sambil tersenyum.
“Ruangan apa ini? Pintar juga kau menyembunyikan hartamu di sini ya, siapapun yang masuk ke sini pasti tidak akan menyangka akan ada harta di dalam sini,” Kata Kiran sambil terus mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan.
“Di mana brangkasnya?” tanya Kiran.
“Sibakkan saja tirainya, kau akan menemukan sebuah brangkas besar dengan banyak harta di dalamnya,” balas Leo dengan santai, kedua tangannya dia lipat ke dada.
Kiran dan kedua anak buah itu menyibakkan tirai dan betapa kaget mereka ternyata di sana anak 5 mayat yang tergantung dengan kondisi mengenaskan. Kiran dan kedua anak buahnya kaget bukan main.
Praankk!!
Kayu balok besar menghantam kepala mereka bertiga hingga tas kecil milik Kania terjatuh serta isinya bertebaran di lantai.
Leo mengangkat dan mengikat mereka semua di sebuah kursi, kedua tangan dan kaki mereka di rantai dengan kuat sehingga tak bisa melepaskan diri lagi.
Leo dengan santai memunguti uang dan perhiasan milik Kania sambil terus memberi peringatan pada Kiran.
“Ini milikku dan kau berani menyentuhnya, kau tau apa akibat dari semua ini hah?” Leo menatap tajam ke arah Kiran.
“Tolong jangan sakiti aku atau aku akan melaporkan hal ini pada polisi.”
“Sudah ratusan nyawa yang aku habisi di ruangan ini dan tidak satupun polisi yang datang untuk menyelidiki ku. Memang kau siapa beraninya mengancam ku?” Leo melayangkan tamparan ke wajah Kiran yang membuat Kiran meringis.
***
“Sibuk ya?” sapa seorang pemuda pada Kania yang saat ini sedang sibuk melayani pelanggan di sebuah cafe.
“Yuda, aku kangen banget sama kamu.” Kania terlihat begitu bahagia melihat Yuda.
“Kamu nggak mau peluk aku?”
“Nggak ah, di sini kan sedang banyak orang, aku malu kalau harus peluk kamu di sini.” Yuda hanya tersenyum mendengar perkataan dari Kania.
“Aku kangen banget sama kamu sayang, kangeenn banget.”
“Aku juga Yuda, kamu mending duduk dulu ya, bentar lagi aku istirahat kok, nanti kalo manager liat bisa dipecat aku.”
“Iya, setelah menikah denganku nanti, kamu nggak boleh kerja lagi, fokus di rumah aja sama aku.”
“Iya iya.”
Yuda duduk dan memesan minuman, dia menunggu dengan sabar Kania sampai istirahat nanti, dia begitu rindu pada calon istrinya itu karena sudah satu minggu tidak bertemu dan komunikasi.
Yuda sibuk dengan pekerjaannya di luar kota, jadi tidak sempat untuk mengabari Kania, Yuda seorang direktur perusahaan, dia sangat sanggup untuk membiayai Kania tapi gadis itu tidak ingin bergantung pada Yuda sampai mereka nanti menikah.
“Yuk, kita cari makan keluar aja,” ajak Kania pada Yuda.
“Oke ayo.”
Mereka berdua keluar mencari makan, Kania dan Yuda pergi ke warung bakso di pinggir jalan yang memang sangat Kania sukai.
“Gimana kerjaan kamu? Udah beres?”
“Udah sayang, aku mau mempercepat pernikahan kita Kania.” Yuda memegang tangan Kania.
“Tapi gimana sama orang tua kamu Yuda? Mereka kan belum merestui hubungan kita, aku juga belum bisa memenuhi keinginan mama kamu yang minta tanah.”
“Kalau masalah itu kamu tenang aja, aku yang akan beli tanah sesuai keinginan mama dan nanti kamu bisa bilang kalau kamu yang beli.”
“Makasih ya Yuda,”
“Iya sayang, aku sudah sangat ingin menikahi kamu.”
...•••BERSAMBUNG•••...
...~LEO MAXIMILLIAN~...
...~KANIA GUZEL~...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 166 Episodes
Comments