Eps. 1 Permulaan

Matahari bersinar dengan cerah, langit membiru menunjukkan kebahagiaan, semoga hari ini lebih banyak yang bahagia dari sebelumnya.

Di depan sebuah gedung pencakar langit terlihat beberapa orang tengah berdiri dengan gagah di hadapan para pembawa kamera pengejar berita. Nampak beberapa awak media juga ikut berdesakan demi mendapatkan sebuah berita faktual yang hangat dari sekumpulan orang penting berjas hitam itu. Terlihat sosok pria tua yang berambut tak hitam lagi berdiri tegak dengan pengawalan dari beberapa bodyguard di belakangnya.

“ Dengan ini saya Albert Barbara selaku ketua partai Big Solidarity mempromosikan saudara Ary Jason sebagai kandidat perdana menteri untuk rakyat yang akan mewakili partai kami di pemilihan besar nanti.” Ketua Partai mengumumkan berita ini di seluruh awak media, terdengar suara bergemuruh bertepuk tangan seakan mereka setuju dan mendukung penuh untuk sosok Ary Jason.

“ Terima kasih banyak di ucapkan, saya Ary Jason dengan segenap hati, saya bersedia melaksanakan wewenang dengan sebaik-baiknya.” respon Ary Jason sembari tersenyum lebar kepada para wartawan dan reporter dalam berita siaran langsung.

“ Sial!” gumam seseorang yang membanting remote Tv-nya ke lantai dengan menatap penuh emosi sebuah siaran berita di televisi.

“ Rupanya ia tetap tak mau minggir dari jabatannya.” tambah sosok pria pembanting remote itu dengan suara berat khasnya yang menatap sosok Ary Jason dengan penuh kebencian yang terpampang di layar Tv besarnya itu. Jari jemarinya mulai di rekatkan antar satu sama lain menatap penuh ambisi sosok orang dengan senyum sumringah itu.

 

Ary Jason adalah seorang anggota yang paling berpengaruh di partai Big Solidarity, dedikasinya yang tinggi dengan program kerja yang sangat amanah membuatnya di kagumi oleh kaum-kaum kecil, terkadang sesekali ia juga membantu orang-orang yang membutuhkan bantuannya tanpa pamrih.

 

Karena sifat dan ketekunannya inilah yang mengangkat derajat Ary Jason untuk melangkah lebih jauh dan bertahta di kursi parlemen negara dan bekerja untuk menyejahterakan kehidupan rakyat-rakyat kecil yang masih kekurangan. Namun, dalam perjalanan karirnya tak selalu mulus, ada yang suka juga pasti akan ada yang membenci, ia selalu mendapatkan banyak sekali hujatan dan cacian. Hal ini tak membuatnya patah semangat, walau dunia akan tutup mata dengan semua tingkah laku baiknya, ia akan selalu berusaha keras agar bisa membahagiakan orang lain dan meringankan segala bebannya dengan keringatnya. Karena menurutnya, membantu orang lain adalah pekerjaan yang mulia dan akan membuat hidupnya jauh lebih bahagia.

“ Pak James, tuan Mayora ingin bertemu dengan anda di ruangannya.” ucap salah satu sekretaris padanya. Ia hanya menyeringai menganggukan kepalanya dan berdiri dari kursinya memenuhi panggilan dari Tuan besar, tuan Mayora.

 

Pintu kaca mulai di dorong terlihat seseorang dengan jas hitam duduk serius di kursi besarnya. Dialah pemimpin partai yang James ikuti, Mayora Bradle. Mayora Bradle bukanlah orang sembarangan, bukan hanya sekedar pemimpin partai namun ia sangat cerdik dan licik dalam segala hal, ia tak segan-segan menghalalkan segala cara demi keinginannya itu tercapai.

 

“ Apa anda memanggil saya, pak?” tanya James sembari membungkukkan badannya sebagai ucapan salam hormat pada tetinggi partai Momentum.

“ Duduklah.” ujar seseorang yang masih menatap tajam acara berita di televisi

James mulai duduk di kursi yang telah disediakan. Pria yang bernama Mayora itu mulai menatap matanya seakan ada rahasia yang besar yang ingin diucapkan.

“ Hari ini kita akan adakan kampanye. Kita kalahkan Big Solidarity itu, bendera partai kita akan berkibar dimana-mana.” gumamnya dengan cetus menatap layar kaca yang semuanya berisi berita tentang partai saingannya itu.

 

James hanya mengangguk mengiyakan seakan setuju dengan pernyataan yang diucapkan Mayora dengan sigap. Kali ini partai Momentum akan berusaha semaksimal mungkin demi menggeser posisi partai lawannya itu, Big Solidarity. Kampanye besar-besaran akan segera dilaksanakan.

Mereka segenap anggota partai Momentum segera turun ke jalan berkampanye memberikan bantuan sosial kepada masyarakat. Mereka melakukan kampanye hitam dimana semua orang di paksa untuk memilih James Sher saat pemilihan perdana menteri bulan nanti, tak segan-segan mereka juga membagikan uang sebesar 150 USDollar atau setara dengan 1,8 juta rupiah dan berbagi bahan sembako untuk setiap warga dengan syarat mereka harus menyuarakan hak suaranya untuk memilih James Sher dari partai Momentum.

 

“ Jangan lupa kau pilih James Sher saat pemilihan nanti.” gumam salah satu anggota pada salah satu kepala keluarga di sebuah gubuk sederhana.

“ Tidak, aku tidak akan menerima uang suap kalian. Kami sekeluarga akan tetap memilih Ary Jason sebagai perwakilan aspirasi kami.” Tegasnya dengan menolak mentah-mentah uang dan beberapa bahan pokok yang tersodor di depan matanya.

“ Kalian ini miskin tapi sombong sekali, apa kau tak mau uang?!” sindir salah seorang diantara mereka dengan agak sedikit memaksa untuk menerima suapannya.

“ Tidak, simpan saja uang itu.” ucap kepala keluarga itu dengan tegas dan bijak dalam menolak uang kotor kampanye.

“ Baiklah.” gumam kecewa dan sedikit kesal salah satu anggota partai dan pergi meninggalkan sebuah keluarga yang bermoral tinggi, uang suapan bukan hasil yang baik untuk makan satu keluarga, karena uang itu kotor.

 

Para anggota itu segera pergi dari rumah mereka, bisa di bilang hanya sebanyak 30% saja masyarakat yang dapat di sogok dengan uang dan perlengkapan rumah tangga, sisanya mereka menolak dan berpegang teguh untuk tetap memilih Ary Jason sebagai perwakilan aspirasi mereka ketika mereka kesusahan. Karena kinerja dari Ary Jason sudah sangat nyata dan dapat dirasakan manfaatnya bagi para rakyat kecil yang hidup di pinggiran kota.

 

Sontak hal ini membuat para anggota Momentum termasuk sang big leader, Mayora Bradle marah dan kesal. Nampaknya, apapun yang akan mereka lakukan untuk mendapatkan banyak suara berbuah sia-sia. Semuanya akan tetap berpegang teguh pada Jason dan Big Solidarity.

“ Jika cara ini tak bisa di lakukan, aku akan terang-terangan untuk memintanya turun dari pemilihan ini.” cetus James Sher dengan menatap tajam dan tangannya mulai mengepal.

 

Mayora Bradle hanya menganggukan kepalanya seakan ia setuju dengan pernyataan nekat dari James yang akan datang secara langsung meminta Ary Jason untuk turun sebelum sesuatu hal buruk menimpanya dan membuatnya menyesal di seumur hidupnya, memang terdengarnya sangat bodoh tapi apa boleh buat. Apapun akan mereka lakukan demi mendapatkan jabatan yang gemilang seperti itu, kapan lagi jika tidak sekarang dan siapa lagi jika bukan dia yang pantas tuk menjadi parlemen negara.

 

>>>>>>

“ Harta, tahta dan jabatan hanya bersifat sementara dalam kehidupan manusia tapi hati yang bersih dan sikap yang baik bersifat selamanya. Kau baik akan selamanya di kenal baik, begitu juga sebaliknya. Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan nama.”

Terpopuler

Comments

Isnaaja

Isnaaja

tuan mayora🙊 seketika aku teringat dengan kue roma kelapa😁

2023-04-10

0

Ferdy Harry Prasetyo

Ferdy Harry Prasetyo

iyak

2021-06-10

0

satrioct

satrioct

menarikkk

2021-04-25

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!