Eps. 4 Tragedi Berdarah

Di sebuah markas yang sangat jauh dari jangkauan warga, terlihat beberapa orang tengah duduk melingkar mendiskusikan sebuah misi hitam yang akan terjadi malam nanti, misi pembunuhan atas perintah sang ketua partai biadab itu. Bob mulai membuka isi rapat penting.

“ Kita ada tugas untuk membunuh satu keluarga, namun keluarga ini bukan keluarga sembarangan. Dia adalah Ary Jason.” gumam Bob yang membuka diskusi untuk sebuah eksekusi manis malam ini.

“ Malam ini, kutunjuk Jack sebagai eksekutor untuk misi gelap pembunuhan keluarga Jason ini.” ucap Bob dengan menatap serius sepasang bola mata indah milik Jack O’Hammels.

“ A..apa aku, bos?” Jack mendadak gagu karena terkejut dengan pernyataan bos besarnya untuk membabat habis satu keluarga yang bukan main-main power-nya di negara ini, mungkin dia juga akan berhadapan banyak rintangan ketika ingin membabat habis satu keluarga kaya raya dan terpandang dalam partai Big Solidarity.

“ Apa kau yakin, Bob? Dia masih sangat belia, lebih baik jika Marc saja yang menjadi eksekutormu malam ini. Kau lihat yang kita bunuh ini bukanlah orang sembarangan, pasti dengan penjagaan yang cukup ketat.” Saran salah seorang anggota yang bernama Mike dengan mencoba membela dan menyelamatkan seorang Jack yang masih sangat muda dan belum punya banyak pengalaman untuk membunuh keluarga.

“ Kau bisa membunuh Jack jika dia gagal untuk menjalankan misinya.” tambah seseorang yang berkumis tebal dengan sigapnya.

 

Bob hanya menyeringai mendengar seluruh pernyataan keberatan para anggotanya. Karena ia sangat yakin bahwa Jack bukanlah laki-laki yang lemah seperti yang ada di pikiran mereka, walaupun usianya yang masih sangat muda di antara mereka, tapi kecerdikan dan kemampuan Jack tidak bisa di ukur.

 

Dia sangat handal dan lincah dalam melakukan setiap aksi kriminalnya bahkan ia sangat sempurna dan tak pernah membuat kesalahan sedikitpun.

“ Aku sangat yakin jika Jack bisa melakukan misi ini dengan baik.” puji Bob dengan menatap Jack yang masih membeku.

“ Bagaimana Jack, apa kau sanggup melakukan aksi malam ini?” sanggah Bob lagi dengan merangkul bahu Jack yang belum mau tuk berbicara.

Jack masih termenung dan terus berpikir dalam otaknya tentang aksi yang menjadi tanggung jawabnya malam ini.

“ Jack?” panggil Bob yang sedari tadi menunggu jawaban yang keluar dari mulut Jack.

“ I..iya saya siap, boss. Saya bersedia melakukan misi hitam itu malam ini juga.” gumam Jack dengan sigap. Nampaknya ada sedikit keraguan dalam hati Jack dalam menjalankan misi kali ini, namun ia tak berani untuk mengungkapkan semua rasa yang mengganjal sesak dalam dadanya.

“ Bagus kau memang cerdik, suatu hari nanti kau akan menjadi kaki tanganku, nak.” puji Bob dengan menepuk-nepuk pundaknya.

 

Semua anggota hanya diam dan setuju atas kesepakatan rundingan misi hitam malam ini. Semua bersulang atas nama Jack dan keselamatannya untuk misi yang besar bukan main-main seperti sekarang ini.

Malam ini, Jack akan melakukan aksi perdananya, ia akan diam-diam menyelinap masuk ke dalam sebuah rumah besar di jalan Port Saint no. 28, New York yang tak lain dan tak bukan adalah milik salah satu calon parlemen rakyat, Ary Jason. Misi hitam kali ini ia harus membunuh satu keluarga yang berjumlah empat orang dalam rumah yang megah ini.

Malam ini, bintang tak lagi bersinar, bulan ikut bersembunyi di balik awan hitam, membuat langit malam seakan kosong tanpa penghuni seakan-akan mereka ikut menutup mata atas kejadian mengerikan yang akan segera di alami oleh keluarga baik hati dan bersahaja seperti Keluarga Ary Jason. Ini adalah mimpi buruk dan hari terakhir dari keluarga Jason.

Jarum jam telah menunjuk pukul 01.00 dini hari, suasana malam yang sepi dan damai kini berubah menjadi malam dengan suasana ngeri dan mencekam. Terlihat seseorang berbaju hitam lebam mulai menyelinap masuk ke sebuah rumah yang terjaga ketat dengan tiga orang penjaga berbadan besar di luar.

 

“ Hei, kau!” teriak seorang penjaga dengan keras yang mempergoki seseorang yang ingin mengendap-endap masuk dalam rumah mewah putih itu, seorang petugas itu berusaha menahan pria yang tak di ketahui identitasnya itu agar tidak masuk dalam rumah majikannya.

Namun dengan sigap, lelaki bertopeng hitam itu mengeluarkan sebilah pisau dan menusukan mata pisau tajamnya itu ke perut salah satu penjaga itu hingga membuatnya tewas seketika karena robekan pisau di perutnya. Tangan Jack mulai bersimbah darah karena penjaga yang tewas itu.

 

Dua petugas keamanan mulai ikut berlari dan menghadangnya lagi kali ini mereka membawa perlengkapan keamanan juga, mereka benar-benar bertarung hingga salah satu petugas berhasil memukul kepala penyusup itu dengan sebatang kayu, namun itu tak membuatnya tumbang malah membuat gairah pria bertopeng itu semakin berapi-api untuk membabat habis semua orang yang berani menghalangi jalannya untuk melancarkan sebuah misi.

Nyawa kedua satpam itu sama-sama berakhir tragis dengan perut yang terkoyak sobek oleh sebilah pisau sebagai hadiah dari sosok hitam pengendap itu.

 

“ Jadi, Cuma segini tenaga penjaga rumah besar. Lemah, tak ada apa-apanya, mudah di kalahkan.” desisnya dengan sinis menatap tiga mayat korban pembunuhannya dan menendang kaki salah satu penjaga dengan kakinya.

 

Pria dengan pakaian serba hitam itu mulai masuk ke dalam rumah besar dengan santainya sudah tak akan ada lagi yang mampu menghalangi misi pembunuhannya. Karena para penjaganya telah tewas di tangannya, Ia menghabisi tiga penjaga dengan sangat mudahnya seperti ia menepuk nyamuk.

Ia mulai melancarkan aksinya dengan membobol pintu rumah dengan sangat hati-hati dengan obeng yang tergenggam di tangannya, nampaknya ia sudah sangat lihai dalam aksi pembunuhan. Ia melakukannya dengan sangat bersih dan penuh kehati-hatian karena dalam hatinya ia tak mau harus berurusan dengan kepolisian dan hukum negara, menurutnya itu sangat melelahkan dan membuang waktu yang seharusnya bisa di lakukan untuk mencari uang dengan hasil kejahatan malah berdiam diri di balik jeruji besi menunggu habisnya dari sebuah hukuman.

Ia mulai mengendap-endap masuk ke dapur, tak sengaja ia di kejutkan dengan hadirnya seorang pria paruh baya yang rambutnya hampir memutih dan mulai menua dengan berpiyama tidur yang sedang mengambil air minum.

 

“ Si.. Siapa kau?” teriak seseorang pria paruh baya dengan nada yang terkejut melihat sosok lelaki berbadan besar yang berdiri tegap di depannya. Pria itu hanya diam membatu dengan bibir yang terkatup membeku dan menatap dengan tatapan mata yang tajam seakan-akan ia memiliki maksud buruk padanya.

“ Benarkah jika namamu adalah Ary Jason?” tanya sosok itu dengan suara beratnya.

Terlihat pria tua itu mulai mengangguk mengiyakan atas pertanyaan yang di lontarkan sosok hitam bak bayangan sang malaikat kematian.

“ Mau apa kau datang kemari?” tuding seseorang lelaki paruh baya itu lagi dengan tubuh yang mulai gemetar memegang sebuah gelas kaca melihat sosok lelaki berbadan kekar berdiri menjulang di hadapannya dengan mengenakan pakaian serba hitam lengkap dengan topeng yang menutupi parasnya.

Jika di gambarkan pria itu bak seorang ninja yang diam-diam menyelinap masuk di rumah besar nan megah miliknya tanpa permisi

“ Jika kau tak pergi, akan kupanggilkan penjagaku.” ancam Jason dengan nada yang sedikit gemetar dengan raut wajahnya yang mulai agak ingin marah.

“ Panggil saja, asal kau tahu seluruh penjagamu takkan datang padamu, mereka sudah pergi ke dunia lain.” Bentaknya dan pria menyeramkan itu mulai menodongkan pistol yang ada di genggamannya pada sosok laki-laki tua dengan pakaian tidur berwarna putih. Terlihat pria itu mulai gemetar dan mengangkat kedua tangannya tinggi-tinggi menandakan ia menyerah tanpa perlawanan.

“ K.. Kau boleh ambil apapun yang kau mau, tapi aku mohon padamu tolong jauhkan pistol ini dariku.” pinta pria tua itu dengan jantung yang berdegup kencang dan diiringi hembusan napas yang terengah-engah.

 

Pria serba hitam itu masih tetap menodongkan pistol kecilnya tepat di dada pria tua yang berdiri ketakutan di hadapannya dengan sorot mata yang memandang penuh harap pada pria hitam itu untuk segera menjauhkan pistolnya dari tubuh tua yang mulai keriput termakan usia.

 

Nampaknya pria perampok itu memilih untuk tetap diam dan tak mempedulikan permohonan dari sang lelaki yang tak berdaya di hadapannya. Ia mulai mendekatkan telunjuknya dan mulai menekan kuat pelatuk pistol itu.

“ Aku mohon ampunilah aku.” mohon pria yang mengenakan piyama tidur itu sekali lagi dengan melekatkan kedua tangannya menatap penuh iba kepada pria yang tengah menjulang gagah di hadapannya dan berharap pria itu menjatuhkan pistolnya.

“ Doorrrr!!!!!” Pelatuk pistol mulai di tekan oleh pria serba hitam itu dengan mulus peluru itu ikut menembus tepat di jantung lelaki tua yang memohon untuk mengampuninya. Pria berpiyama itu mulai jatuh tersungkur dengan darah yang mengucur di pakaiannya, detak jantungnya mulai terhenti. Kini ia takkan lagi merasakan gemetar yang menjalar di seluruh badannya, ketakutan yang menyiksa di jiwanya. Pria tua itu tidur untuk selama-lamanya.

 

Sosok ninja hitam itu mulai mengusap wajahnya yang tersembur darah pria tua yang tewas di tembaknya. Suara pistol itu membuat semua keluarga yang tertidur pulas akhirnya terbangun dan melihat sosok laki-laki itu membunuh ayah sekaligus suami dari seorang Ibu dan meninggalkan dua orang anak remaja.

Pria menyeramkan itu mulai menaiki tangga dan mengejar seluruh keluarga yang berhamburan untuk sembunyi, nampaknya tiada ampun lagi bagi mereka. Pria itu sudah terbawa emosi dan semakin menjadi\-jadi hasrat untuk segera membabat habis seluruh isi keluarga yang ada di rumah mewah di jalan Port Saint no. 28, New York ini semakin berapi-api.

 

“ Kau berani mendekat akan ku pukul kau!” teriak seorang remaja laki-laki berambut gondrong dengan membawa sebuah tongkat baseball dengan gagah beraninya melindungi Ibu dan saudara perempuannya, tanpa pikir panjang pria ini mendekat dan kembali meluncurkan isi pistol dan menembak sebanyak tiga kali pada tubuh remaja baseball yang tak tahu apa-apa tentang kejadian mengerikan yang menimpa keluarganya.

 

Malam itu, sikap sang ninja pembunuh semakin bertindak brutal sepertinya inilah akhir dari kehidupan sebuah keluarga kaya raya di kota New York. Ia kembali mendobrak pintu kamar dengan kaki jantannya, melihat sosok wanita setengah tua dengan mengenakan piyama tidur yang bermotif sama dengan lelaki tua yang tergeletak berlumuran darah di dapur, nampaknya itu istri dari lelaki tua yang menjadi korban pertama dari sang ninja assasint itu.

Pria berpistol yang tak memiliki perasaan itu mulai menarik paksa salah satu gadis yang ada di sebelah Ibunya dan menarik rambutnya dengan sangat kuat terlihat gadis muda tak berdosa itu mulai menangis meminta ampun kepada pria bengis yang tengah menjambak rambut hitam panjangnya, sesekali ia juga berteriak melampiaskan rasa takutnya dengan wajah yang sudah memerah.

 

“ Aku mohon, lepaskan putriku. Jangan sakiti putriku, jika kau ingin membunuh, bunuh saja aku.” pinta seorang wanita paruh baya dengan mata yang meneteskan air mata. Pria itu mulai mengeluarkan sebilah pisau lipat dari saku celananya dan menempelkannya pada leher gadis yang putih dan mulus itu.

“ Maa!!!” teriak histeris sang gadis dengan mata yang lebam dan ekspresi wajah yang tidak karuan.

“ Tolong, jangan lakukan itu. Aku memohon padamu.” pinta wanita itu sekali lagi dengan suara yang bercampur dengan tangis mengharapkan keselamatan sang putrinya.

Ninja itu diam tanpa berkutik dan tangannya kini mulai mendekatkan pisau itu semakin dekat dengan leher gadis yang merengek memohon ampunan.

Sosok ibu itupun berusaha meraih anaknya dari cengkraman pria maut seperti dia.

“ Jangan macam-macam, jika tidak anakmu akan mati di tanganku.”

“ Aku mohon, jangan lakukan itu.” rengeknya lagi kali ini air matanya berderai semakin deras menghujam wajahnya yang kian memerah.

Pria itu mulai menggorok leher gadis muda itu bagaikan ia memotong nadi dari kepala sapi atau kambing, ia melakukannya tanpa ampun, sontak membuat Ibunya yang melihat keadaan anaknya terjerit histeris untuk kesekian kalinya.

“ Dddooorrrr!!! Dddooorrrr!! Dddorrr!!” Tiga peluru kembali di keluarkan dengan agresif, pria itu menembak wanita tua yang menangis di tempat.

Dia benar-benar sadis. Malam ini adalah mimpi buruk bagi keluarga mereka, satu keluarga telah habis terbantai oleh salah satu tamu yang tak diundang.

 

Pria bengis itu mulai meraih topengnya dan menghirup udara segar, ia seakan merasa tak berdosa dengan kesalahan yang telah ia perbuat, ia benar-benar menghabisi satu keluarga dengan bengisnya tanpa sisa. Darah yang tercecer di lantai sebagai bukti akan kejahatan genosida yang di lakukan pria gila ini, wajahnya yang tersembur darah memberinya kepuasan karena ia telah berhasil menjalankan aksi pembunuhan satu keluarga dengan cara yang tragis nan mengerikan yang belum pernah terbayangkan akan seperti ini, ia akan segera menerima upah besar akan perbuatan lancarnya.

Terlihat ia duduk di sebuah kursi dan mulai merogoh saku celananya untuk mengambil sebuah ponsel yang tersangkut di sana.

 

“ Halo?” Pria itu mulai bergumam menelepon seseorang dari ponselnya.

“ Oh, Jack. Bagaimana?” Terdengar seseorang dengan suara berat membalas ucapannya setelah berdering lama.

“ Misi beres, bos. Setengah jam saja mereka semua lenyap di tanganku.” tambahnya yang memberikan informasi bahwa misi telah tuntas mereka semua telah tewas tanpa ada nyawa yang terlewat sedikitpun.

“ Bagus, kau memang terbaik tak salah bila aku memilihmu sebagai pelancar di setiap rencanaku.” gumam seseorang bersuara berat dari dalam ponselnya diiringi dengan gelak tawa jahatnya seakan-akan ia senang melihat keluarga itu mati mengenaskan.

 

Pria pembunuh itu Jack, seorang komplotan penjahat berdarah yang memiliki sifat bengis tanpa belas kasih di dadanya, ia mulai ikut tertawa dan menatap puas akan kerja bagusnya yang membantai habis seluruh isi keluarga tak berdosa itu.

Melihat seluruh anggota keluarga telah tewas dan meninggalkan barang-barang yang mewah dan berharga, Jack juga mulai mencuri semua benda berharga di rumahnya sebagai bentuk upah untuk dirinya sendiri karena berhasil melayangkan nyawa keluarga terhormat dengan mudahnya, walau pada awalnya dia sangat gemetar takut tak karuan karena ia tak tahu apa yang akan di hadapinya, ternyata semuanya sangat mudah sekecil kuku bagi Jack.

 

Jack bergegas untuk pergi dari rumah itu menuju markas rahasia milik King Gangster.

 

Di sebuah markas terlihat beberapa orang masih terjaga, nampaknya mereka mengkhawatirkan Jack si anak muda yang bertalenta itu. Namun, ketika salah seorang datang dengan wajah yang sumringah, dada mereka terasa agak sedikit lebih lega melihat Jack yang pulang dengan selamat tanpa ada sedikit luka.

 

“ Kerja bagus, Jack!” gumam seseorang yang menghampiri dan merangkul pundak Jack, Jack hanya tersenyum memandang pria itu, ia menganggap bahwa inilah keluarganya, ia sangat hangat dalam lingkungan kriminal yang ia jalin selama beberapa tahun ini.

“ Kau memang terbaik dan bisa di andalkan.” Ucap dari mereka yang turut bangga dengan semangat kerja Jack yang mulus tanpa kerikil.

 

Bob Markle, ia menatap penuh bangga dengan jiwa anak muda yang ada di hadapannya saat ini, sebagai salah satu pemimpin Gangster ia mencoba menghubungi Mayora memberikan informasi bahwa misi pembunuhan mereka telah selesai dan keluarga itu telah habis dan hidup di alam lain.

Mendengar berita ini, Mayora sangat senang. Akhirnya apa yang ia idam-idamkan selama ini datang juga, takkan ada lagi saingan terberatnya.

Besok adalah hari berduka bagi seluruh staff partai Big Solidarity karena kehilangan ujung tombak mereka, namun di balik duka mereka ada suka cita bagi partai Momentum yang nampaknya akan ada lampu hijau untuk naik tahta kepercayaan dan menguasai parlemen negara.

Sementara James, ia sangat senang bahwa ia akan segera berdiri di atas tahta sahabatnya, namun dalam hati ia harus rela kehilangan sahabat yang selama ini sering membantunya, hari esok ia harus berakting seakan-akan ia terkejut mendengar kematian tragis sahabatnya, Ary Jason itu.

 

Rasanya tak sabar menunggu hari esok ketika semua saluran televisi dan berita di koran terpampang berita sahabatnya yang telah tewas dalam peristiwa yang stragis itu.

Mereka berhasil melakukan hal durjana, menyingkirkan lawan demi kepentingan pribadi yang nafsu akan jabatan dan kekayaan.

Bagaimana keadaan keluarga Jason pasca pembantaian massal itu?

Terpopuler

Comments

Muhammad Al mahfus

Muhammad Al mahfus

hngt

2020-12-17

1

🌷Bubu.id

🌷Bubu.id

semangat

2020-10-10

0

IG : anissah_31

IG : anissah_31

mari kak saling mendukung dalam berkarya 😁
mampir blik ya, salam dr Sang Pemuda 😁

2020-09-24

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!