-Pemandian air panas-
Begitu banyak para gadis yang menghadiri pertemuan itu, Freya terlihat sangat senang. Semua orang hanya di perbolehkan memakai handuk yang menutupi dada sampai paha. Acara itu seperti pesta, ada musik dan banyak yang menari. Tapi Freya dan Trisha hanya duduk melihat gadis-gadis lain menari. “Rasanya aku ingin muntah.” Gerutunya. “Ini tidak akan lama” Kata Freya sambil tersenyum.
Dari jauh sana Trisha melihat seorang wanita paruh baya yang tengah mengamati para gadis-gadis. itu adalah Audy, Istri kedua dari Tuan Jeradins. Tiba-tiba saja seseorang mengulurkan tangannya pada Freya. Freya tersenyum menyambut tangan wanita itu dan meninggalkan Trisha seorang diri “Apa yang akan mereka lakukan? Ini sangat aneh.” Batinnya.
Frey dibawa kehadapan Ny. Audy. Dia menginsyaratkan pada wanita itu untuk membukakan handuk Freya. Trisha yang melihat itu sontak berdiri, ia terkejut. “Mereka akan membuka handuk Frey? ini benar-benar gila. Apa-apaan ini?” batinnya.
Handuk Freya dibuka. Kini tubuhnya telanjang bulat dihadapan Ny. Audy. Ia melihat tubuh Freya dari bawah sampai atas sambil menyunggingkan senyum. Trisha hanya bisa membuang muka. Yang membuatnya merasa jiji, "seleksi menantu macam apa ini, beginikah orang kaya menyeleksi para menantu meraka?" Geramnya dalam hati.
...○ ○ ○...
Sesampai dirumah Trisha langsung pergi kekamarnya dan menemui ibunya. Moodnya Nampak tidak baik gara-gara tadi. “Kau sudah pulang? Bagaimana acaranya?” tanya ibunya.
“Bu, apa menjadi menantu di orang kaya tidak boleh memiliki bekas luka sedikit pun ditubuh kita?” tanya Trisha yang masih kesal. “Yah itu tergantung dari keluarga itu sendiri. memangnya kenapa?” tanya ibunya. “Tidak bu.”
“Freya sebentar lagi menikah, apa kau tidak ingin menikah juga?”
“Tentu saja aku akan menikah, tapi tidak sekarang, bu.” Kata Trisha sambil ternsenyum manja. “Apa tadi kau bekerja lagi?”
“Mn, menjadi guru privat tidak terlalu buruk.”
“Kau ingin melanjutkan kuliahmu lagi?” tanya ibunya yang membuat Trisha terdiam sesaat. “Bu, aku bisa kuliah kapan pun aku mau. Tapi untuk sekarang aku ingin mencari uang untuk ibu…” tutur Trisha sambil menggandeng tangan ibunya dan menyimpan kepalanya di bahu ibunya.
“Untuk keluar dari rumah ini.” Ayla terkekeh lalu mengcup singkat kening putrinya itu “Baiklah.”
Trisha memeluk ibunya dengan hangat.
...○ ○ ○...
Hari acara lamaran mulai memasuki H-1, semua keluarga tengah sibuk. termasuk Trisha yang harus mengambil Kue untuk besok. Dari kejauhan, ia melihat beberapa anak berkerumun. Saat beberapa anak berpapasan dengannya, Trisha melihat jika anak-anak itu membawa kue-kue yang mirip dengan Kue yang ia pesan.
Trisha berlari kecil, dan ia melihat seorang lelaki yang tengah membagikan kue pada anak-anak. Adrian Nampak tersenyum lebar Ketika ia mendapati keberadaan Trisha.
“Hai Trish, kau mau kue?”
“Kau!”
“Bukankah ini kue yang aku pesan.” Gumamnya sambil melihat kue-kue yang di bawa anak kecil. “Kenapa? kau mau?” tawar Adrian. Dengan kesal Trisha masuk ke dalam toko dengan di buntuti Adrian.
“Paman Hian?” panggil Trisha. Paman Hian datang dari dapur sambil tersenyum keningnya di basahi keringat karena ia sedang membuat kue di dapur. “Oh Tris…”
“Paman kenapa dia membagikan kue pasananku?” kata Trisha sambil menunjuk pada Adrian yang berada di sampingnya. Paman Hian menatap Adrian kebingungan. “Apa maksudmu Trish? Kue pesananmu sedang di bungkus di belakang.” Kata Paman Hian yang membuat Trisha mati kutu. “Puft!” Adrian menahan tawanya.
Tak lama setelah itu pesanan Trisha pun sudah siap, “Pesananmu, Tris.” Trisha tersenyum malu, sementara itu Adrian duduk di kursi sambil melihat Trisha. “Terima kasih paman, jangan lupa besok datang ke rumah.” Kata Trisha. “Tentu saja. Aku akan membawa hadiah untuk Freya dan juga kau.”
Trisha hanya tersenyum manis menanggapi paman Hian, Melihat senyuman Trisa yang begitu indah, Adrian dengan refleks ikut tersenyum, tapi saat Trisa menoleh, dan pandanagan mereka saling bertemu, senyumannya langsung berubah menjadi tatapan sinis.
Trisha pun pergi, sementara Adrian masih tersenyum menertawakan dirinya sendiri. “Dia membuatku gila.” Gumamnya. “Itulah yang terjadi pada setiap lelaki yang melihatnya.” Sahut paman Hian.
“Ada acara apa dirumahnya sampai dia memesan banyak kue?” tanya Adrian.
“Ah, saudaranya akan menikah, jadi dia memesan banyak kue untuk menyambut para tamu.” Kata paman Hian.
“Ah begitu.”
“Ini pesananmu.”
“Terima kasih.” Adrian tersenyum sambil mengambil pesanannya.
setelah mengambil pesanan, Adrian pun keluar. Ia masih bermain dengan fikirannya sampai senyumannya masih menempel kuat di bibirnya.
...○ ○ ○...
-Kamar Freya-
Trisha duduk di tempat tidur Freya, seraya menatap Freya yang tengah mencoba gaun barunya untuk besok malam. Ia berputar -putar melihat gaun itu dari setiap sudut di cermin besar. “Frey, sudah ganti pakaiamu. Itukan untuk acara besok.” Tutur Trisha. “Baiklah.”Freya yang sangat bahagia kala itu langsung menuruti apa kata Trisha.
“Aku tidak sabar untuk acara besok.” Katanya sambil mengganti pakaiannya di balik sekat kayu.
“Freya Freya” gumam Trisha sambil menggelengkan kepala, “Dia pasti sangat tampan, kan?” namun tiba-tiba Ayla, ibu Trisha datang dengan raut wajah yang gusar. “Frey, ayahmu datang.” Katanya, Trisha dan Freya saling bertukar pandangan. “Benarkah bi?” tanya Trisha sambil merapikan pakaiannya. Freya dan Trisha langsung bergegas pergi.
Sesampainya mereka di ruang tamu, Ayah Freya sudah membuka tangannya siap untuk memeluk anaknya, namun Freya dengan ragu berhambur kepelukan ayahnya itu. Sementara Trisha hanya terdiam, ia berdiri disamping ibunya.
“Aku akan kembali ke kamar bu.”Kata Trisha pada ibunya. “Baiklah.” Trisha kembali ke kamarnya dengan mood yang buruk, ia sangat membenci pamannya.
“Ya tuhan…” gumamnya sambil menjatuhkan diri ke tempat tidurnya.
Tiba-tiba saja Freya masuk dan menghampiri Trisha.”Tris, ayahku membelikan gaun untukmu.” Kata Freya “Tidak, aku tidak mau, Frey.”
“Ayolah, kau harus mencobanya dulu, sebelum kau menolaknya. Kau pasti suka.” Kata Freya sambil tersenyum. Freya menarik tangan Trisha untuk menemui ayahnya. Saat Trisha sampai di ruang keluarga, Trisha dan Freya langsung mengambil hadiah gaun itu “Bagaimana kabarmu Trish?”
“Baik paman,” kata Trisha sambil tersenyum pahit. “Semoga kau menyukai hadianya. Kau harus memakainya besok malam.”
“Baik paman.”
...○...
Trisha hanya berbaring di tempat tidur sambil membaca buku, moodnya masih jelek. Sementara sang ibu, sedang melipat pakaian di kursi. “Kau sudah mencoba gaun dari pamanmu?”
“Aku tidak mau.”Jawabnya kesal. “Tris? Ibu tau kau membencinya, tapi kau jangan tunjukan ekspresimu seperti itu.”
“Jika aku membenci seseorang aku tidak bisa menyembunyikannya, bu. Jika dia tidak menyuruh ayah saat itu, mungkin ayah masih bersama kita sekarang ini. Aku jadi iri dengan Solon. Dia bisa pergi kemana pun ia inginkan.”
“Kau itu perempuan Tris.”
“Iya, aku mengerti bu.” Selanya.
...○ ○ ○...
To Be Countinue...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments