NovelToon NovelToon

The Master Of The System

Bab 1 Kyra

Kyra berusia 18 tahun saat ini, dia tumbuh bersama ketiga saudari tirinya yaitu Adiva, Ifaya dan Tabana di rumah megah milik ayahnya, Ikram.

Gadis pemalu serta pendiam itu selalu tertinggal dari ketiga saudari tirinya di semua bidang.

Hal yang selalu membuatnya tertekan sebagai puteri dari keluarga terpandang karena Kyra bukanlah siapa-siapa dalam keluarga besar Ikram saat ini, tidak berprestasi, tidak bertalenta apa-apa bahkan termasuk gadis naif yang polos.

Ayahnya selalu memojokkannya karena kekurangannya itu dan kerapkali menyindirnya yang mirip dengan ibunya.

Kyra menerima ejekan serta sindiran pedas dari ayahnya setiap hari dengan hati lapang dada meski itu sangat menyakitkan hati gadis delapan belas tahun itu.

Semua sindiran itu dia dapatkan dari ayah kandungnya lantaran kekurangan Kyra yang tidak pernah berprestasi sedikitpun sehingga ayahnya malu olehnya.

Pernah ayahnya yang bernama Ikram marah sebab Kyra tidak juara kelas dan menyindirnya terang-terangan.

"Aku malu memiliki seorang putri kandung yang tidak berprestasi sepertimu bahkan kau adalah satu-satunya puteri kandung ayah tapi tak sedikitpun kamu mewarisi kecerdasan dari seorang Ikram...", kata ayahnya suatu hari.

Kyra hanya bisa terdiam tanpa membantah sedikitpun ucapan ayah kandungnya kala itu, sewaktu dia dan ayahnya selesai mengambil buku prestasi kelulusan.

"Apa gunanya dia di rumah ini tanpa prestasi apa-apa, hanya memalukan buat kita saja, bagaimana dia bisa semirip ibunya dan tidak persis sama sepertiku, aku tidak mengerti kenapa aku ditakdirkan memiliki seorang puteri kandung yang bodoh !"

Kata-kata ayahnya sangat menghujam keras dalam hati Kyra kala dia mendengar pembicaraan ayahnya dengan ibu tirinya di waktu sore hari.

Kyra yang mendengar tanpa sengaja hanya bisa berdiri bersembunyi dibalik pintu ruangan dengan ekspresi wajah sedih.

...***...

Hari ini adalah tanggal 1 Desember...

Dimana menjadi hari ulang tahun salah satu saudari tirinya, yang bernama Tabana.

Tabana merupakan saudari tiri Kyra yang paling cantik karena dia adalah seorang gadis pemenang ajang pemilihan terpopuler gadis sampul majalah, sehingga dia sangat terkenal.

Akan ada perayaan megah yang akan diadakan di kediaman ayahnya, untuk menyambut hari lahir saudari tirinya, Tabana.

Ayahnya, Ikram sengaja merayakan hari ulang tahun Tabana secara mewah dengan mengundang banyak tamu penting karena acara akan diliput oleh stasiun televisi ternama.

Ikram tidak ingin terlihat sederhana karena akan mempermalukan dirinya sebagai orang terpandang, jika hari lahir Tabana dirayakan biasa saja meski Tabana adalah puteri tirinya, dia tidak ingin para awak media massa menyindirnya sebagai ayah yang tidak bermartabat.

"Praaaang !!!"

Terdengar suara benda pecah dari arah ruangan tengah yang dikhususkan untuk pesta ulang tahun Tabana nanti sore.

"Apa yang kau lakukan ini, Kyra ???" teriak suara melengking dari ruangan tengah.

Kyra berdiri gemetaran dengan kedua telapak tangan penuh darah.

"Kau tahu jika kotak kaca ini sangat berharga dan merupakan kado dari ajang pemilihan gadis sampul majalah yang kuperoleh saat mengikuti lomba", kata Tabana.

Tabana mendorong keras tubuh Kyra hingga dia terjatuh.

"Auwh !" rintih Kyra kesakitan.

Kyra jatuh terduduk sedangkan dia harus menahan tubuhnya dengan kedua tangannya yang terluka oleh pecahan kotak kaca.

"Apa kau tidak memakai matamu saat melihat ? Hah ?" kata Tabana.

"Ma-maaf...", sahut Kyra dengan wajah tertunduk.

"Lihat semua menjadi berantakan karena ulahmu ini ! Kotak hadiah itu rencananya akan aku pamerkan kepada semua tamu karena akan diliput oleh stasiun televisi ternama !" hardik Tabana.

"Tapi bukan aku yang menjatuhkannya'', sahut Kyra membela diri.

"Lantas siapa ??? Hah ???" hardik Tabana marah.

"Aku baru datang ke ruangan ini, secara kebetulan saja, aku tidak sengaja melihat Ifaya menyenggol kotak kaca itu sehingga terjatuh pecah ke lantai", sahut Kyra.

Kyra menunjuk ke arah Ifaya yang berdiri gemetaran di dekat meja, dimana kotak kaca hadiah tadi terletak disana.

Tabana langsung menoleh ke arah saudarinya, menatapnya tajam dengan ekspresi penuh emosi.

"Ifaya !!! Kenapa kau lakukan ini ???" bentak Tabana bersungut-sungut.

"Bu-bukan aku yang memecahkannya, aku tidak tahu apa-apa, Tabana", sahut Ifaya sembari menggeleng takut.

"Jangan berbohong, Ifaya !!!" teriak Tabana marah.

"Benar, Tabana ! Bukan aku pelakunya, ini fitnah yang tidak terpuji yang dituduhkan kepadaku tanpa bukti !" sahut Ifaya.

"Lalu kalau bukan kamu pelakunya, siapa yang telah memecahkannya kalau bukan kamu, Ifaya ?" kata Tabana.

"Dia ! Kyra !" sahut Ifaya yang mencoba membela diri dengan mengalihkan kesalahan kepada Kyra.

"Tidak, aku tidak memecahkannya, kau mefitnahku untuk membela diri, Ifaya !" kata Kyra.

"Diam kau, pecundang !" sahut Ifaya kesal.

Tiba-tiba Ifaya berjalan cepat menghampiri ke arah Kyra yang jatuh terduduk.

Dijambaknya rambut Kyra dengan kuatnya oleh Ifaya.

"Aduh !!!" jerit Kyra kesakitan.

"Rasakan ini !" teriak Ifaya marah.

"Lepaskan rambutku, Ifaya ! Sakit sekali !" jerit Kyra.

Rasa sakit yang dirasakan oleh Kyra karena luka ditangannya bertambah sakit ketika Ifaya menjambak rambutnya secara kasar.

"Sakiiit !!!" jerit Kyra.

"Sakit ? Makanya jangan asal tuduh jika tidak punya buktinya !" sahut Ifaya yang tidak melepaskan tarikan tangannya dari rambut Kyra.

"Tapi memang bukan aku pelakunya ! Dan aku melihatmu sendiri yang memecahkan kotak kaca itu !" jerit Kyra.

"Masih saja menyangkal !" kata Ifaya bertambah marah.

"Aku tidak menyangkalnya !!!" jerit Kyra yang mencoba melepaskan tarikan tangan Ifaya dari atas kepalanya.

"Jika kamu masih tidak mengakuinya maka aku tidak akan melepaskan tanganku ini ! Dan aku akan terus menjambak rambutmu hingga kau terus berteriak !" sahut Ifaya.

Ifaya tertawa sinis sembari terus menjambak rambut Kyra dengan kasarnya.

Tak seorangpun di ruangan tengah itu yang membela Kyra atau melerai pertengkaran diantara Kyra dan Ifaya.

Kyra yang tidak terima disalahkan lalu berontak kuat seraya menarik rambut Ifaya.

Terjadi ajang perkelahian dengan tarik-menarik rambut oleh Ifaya dan Kyra di ruangan itu sehingga membuat gaduh seisi rumah.

"Hentikan !!!" teriak suara seorang pria dari arah luar ruangan.

Tampak Ikram berlari cepat ke arah dua puterinya untuk melerai pertengkaran mereka.

"Apa-apaan ini ?" teriak Ikram marah.

Ikram menarik tangan Ifaya dari rambut Kyra lalu menjauhkannya dari Kyra.

Sontak tindakan Ikram menyentakkan Ifaya saat itu juga yang melihat ayah tirinya itu mendorongnya sengaja agar menjauh dari Kyra.

"Sungguh memalukan !" bentak Ikram.

"Tapi Kyra yang memulai duluan, ayah !" kata Ifaya membela diri.

"Apa yang telah Kyra lakukan ? Apa kau tidak melihat tangannya terluka ?" sahut Ikram.

"Tapi Kyra yang telah membuat onar, ayah !" ucap Ifaya.

"Katakan apa yang telah Kyra perbuat !" bentak Ikram.

Tabana lalu berjalan mendekati ayah tirinya seraya membujuknya secara halus.

"Ayah, tidak baik berkata penuh amarah karena akan membuat kesehatanmu terganggu", bujuk Tabana.

"Ya, ayah tahu itu, Tabana", sahut Ikram melunak.

"Tidak perlu dipermasalahkan karena aku telah mengikhlaskannya, kurasa kado itu tidaklah berharga buatku", kata Tabana merajuk.

"Kado apa yang kamu maksudkan ?" tanya Ikram.

"Tadi tanpa sengaja kado dari lomba pemilihan gadis sampul majalah terjatuh pecah, tidak ada seorangpun yang mengakui kesalahannya", sahut Tabana.

Tabana melirik pelan ke arah Kyra yang berdiri dengan tubuh menggigil karena menahan kesakitan.

"Rupanya pelaku tidak mengakuinya meski kedua tangannya terluka, bukankah itu sudah menjadi bukti kuat jika dia yang memecahkannya", kata Tabana.

Ikram menoleh ke arah Kyra yang berdiri termenung dengan kedua tangan terluka dan berdarah.

"Kyra !?" ucap Ikram.

"Tidak ayah, aku tidak melakukannya, sungguh, ayah !" sahut Kyra.

Kyra menggeleng ketakutan saat ayahnya, Ikram menatapnya tajam penuh kekesalan.

"Kyra, kenapa kau selalu mengecewakanku ? Tidakkah kau tahu bahwa hari ini akan ada acara penting yang akan diliput oleh stasiun televisi ternama ?" ucap Ikram penuh kekecewaan.

"Tapi aku tidak memecahkannya, dan aku lihat sendiri kalau Ifaya yang menyenggol kotak kaca itu hingga terjatuh dan pecah", kata Kyra.

Kyra menunjuk ke arah Ifaya dengan kedua mata berkaca-kaca.

"Cukup, Kyra ! Jangan membantah lagi ! Bukti kuat telah ada padamu dan kamu masih menyangkalnya !" ucap Ikram.

"Tapi apa yang kukatakan ini benar adanya, ayahku", sahut Kyra.

"Keluar dari sini ! Dan jangan tampakkan wajahmu dihadapan kami lagi !" bentak Ikram.

"Tapi ayah...", ucap Kyra dengan kedua mata bercucuran oleh air mata.

"Pergi dari sini !" teriak Ikram marah.

"Ayah !!!" sahut Kyra.

"Pergi kau gadis sial !" bentak Ikram sambil berjalan ke arah Kyra dan mendorongnya keluar ruangan.

Ikram menarik paksa tangan Kyra hingga keluar rumah lalu menghempaskan puteri kandungnya itu ke tanah.

"Jangan pernah kembali ke rumah ini ! Kau sungguh memalukan !" teriak Ikram.

Ikram melemparkan kartu atm ke arah Kyra kemudian menutup rapat-rapat pintu rumahnya agar Kyra tidak bisa masuk lagi.

"Ayah ! Ayah ! Ayah !" panggil Kyra seraya berlari ke arah pintu rumahnya yang terkunci rapat.

Kyra bersandar lemas di depan pintu rumahnya sambil berusaha mengetuknya.

Bab 2 Sistem Misterius

Hujan deras tiba-tiba turun, mengguyur seluruh kota hari ini.

Kyra masih duduk bersimpuh di depan pintu rumahnya yang terkunci rapat.

Tubuhnya basah kuyup oleh derasnya guyuran air hujan yang turun membasahi dirinya.

Kyra masih menangis meratapi kesedihan hatinya meski tangannya berdarah terluka, dia berusaha menahan rasa perih itu.

"Ayah... !" panggilnya sedih.

Bibirnya membiru serta bergetar pelan sedangkan air matanya terus mengalir deras di wajah cantiknya yang alami.

"Ayah ! Buka pintunya, ayah ! Jangan tinggalkan Kyra sendirian di luar rumah, ayah !" rengeknya menangis sambil memukul pelan pintu di hadapannya.

Suara tangisnya pecah tapi tak seorangpun mendengarkannya karena tertutup oleh air hujan yang deras.

"Ayah ! Ayah ! Ayah !" panggilnya penuh kesedihan.

Kyra yang polos terus-menerus mengadu agar ayahnya sudi mendengar panggilannya dan mau membukakan pintu untuknya.

"Ayah... !!!" panggilnya lagi.

Namun tak seorangpun yang membukakan pintu untuk Kyra, dia ditinggal sendirian diluar rumah tanpa apa-apa.

Air hujan semakin deras mengguyur tubuh Kyra, membuat gadis malang itu terpaksa menggigil kedinginan oleh derasnya air hujan yang turun.

"Ayah !!! Ayah !!! Ayah !!!" teriak Kyra.

Sorot mata Kyra berubah nanar, penuh air mata sehingga pandangannya kabur.

Tubuhnya semakin menggigil kedinginan sembari meratap sedih di depan pintu rumahnya.

Mencoba membuka pintu itu tapi pintu terkunci rapat.

"Ayah...", panggilnya lagi.

Kyra masih duduk bersimpuh sembari menangis.

"Kenapa ayah memperlakukanku seperti ini ??? Apa salahku, ayah ???" ucapnya penuh kesedihan.

Kyra masih bersikukuh tetap bertahan didepan rumahnya, berharap ayahnya sewaktu-waktu akan memaafkan kesalahan dirinya dan membukakan pintu baginya untuk masuk ke dalam rumahnya.

Namun waktu terus bergulir cepat, sedangkan hujan terus-menerus turun dengan derasnya dan tanda-tanda ayahnya akan membukakan pintu rumah untuknya tidak terlihat.

Suasana berubah gelap, langit mulai menampakkan pergantian waktu.

Hujan masih turun derasnya, mengguyur area rumah, sedangkan malam mulai berarak datang, menghampiri waktu yang berganti.

Waktu acara pesta ulang tahun Tabana sebentar lagi dimulai tapi hujan masih turun dengan derasnya.

Kyra merasakan dingin yang menusuk tulang, sorot matanya berubah sendu, dia kehilangan harapan dan tak lagi berharap, ayahnya akan memaafkannya.

"Ayah...", ucapnya sambil menggigil pucat.

Kyra mulai menyerah, mencoba bangkit berdiri dari tempatnya duduk bersimpuh.

"Ayah...", gumamnya lirih.

Kyra lalu berjalan meski tertatih-tatih karena tubuhnya menjadi lemas.

Gadis delapan belas tahun itu mencari tempat untuk berteduh dari guyuran air hujan, terpaksa berjalan menjauh dari area rumahnya.

Entah kemana langkah kakinya berjalan, Kyra seperti kehilangan arah tujuan, tidak tahu harus kemana dia sekarang.

Kyra terus melangkah dengan pandangan tertunduk sedangkan seluruh tubuhnya menggigil membeku.

Air hujan terus menetes dari ujung kepalanya yang basah karena hujan masih turun dengan derasnya.

"Apa yang harus aku lakukan sekarang ini ? Kemana aku harus pergi ?" ucapnya gelisah.

Kyra berdiri ditengah-tengah jalan trotoar dibawah lampu jalan yang menyala terang, menerangi dirinya.

Suasana disekelilingnya tampak sepi, tak seorangpun melintas disana karena hujan deras, hanya Kyra yang berdiri sendirian di jalan sunyi itu.

Tiba-tiba muncul seorang laki-laki berparas tampan, dia mengenakan setelan jas warna hitam namun penampilannya agak berbeda karena laki-laki itu memakai topi berenda warna hitam di atas kepalanya.

Penampilan yang tidak biasa dari penampilan seorang laki-laki pada umumnya.

Pria tampan itu lalu berdiri tepat dihadapan Kyra sembari tersenyum simpul.

Laki-laki itu mengulurkan tangannya ke arah Kyra seperti ingin menjabat tangan gadis itu.

Kyra tertegun diam seraya mengalihkan pandangannya ke arah pria asing yang berdiri didepannya.

"Siapa kamu ?" tanyanya penasaran.

Laki-laki asing itu tidak menjawab, dia hanya tersenyum saat Kyra membalas uluran tangannya.

"Kenapa kau diam ?" tanya Kyra.

Lagi-lagi, pria tampan nan asing itu tidak juga menjawab ucapan Kyra, dia hanya memberikan topi hitam berenda yang dia kenakan kepada Kyra.

"Untukku ???" tanya Kyra.

Laki-laki itu mengangguk pelan dan tetap tersenyum, rambutnya yang berwarna keemasan melambai lembut saat angin berhembus pelan di atas kepalanya.

Suasana berubah terang benderang, cahaya keemasan muncul disekitar mereka berdua.

Keheningan masih menyelimuti area mereka berdiri saat ini sedangkan pandangan keduanya saling beradu satu sama lainnya.

Tiba-tiba angin bertiup kencang ke arah mereka, sekejap saja, pria tampan itu menghilang dari pandangan Kyra.

Kyra tertegun diam, tanpa dia sadari tubuhnya telah berpindah tempat dari jalan trotoar yang sepi ke suatu tempat lainnya.

"Dimana aku ???" tanyanya kebingungan sambil mengedarkan pandangannya.

Kyra berada di suatu tempat yang asing dan seluruhnya asing.

Sedetik kemudian muncul dihadapan Kyra sebuah permainan ular tangga berukuran besar sedang melayang-layang.

("Selamat datang, Kyra !")

Suara asing terdengar tiba-tiba disekitar Kyra dan menggema.

"Siapa itu ?" tanya Kyra terperanjat kaget.

("Aku sistem misterius, salam kenal dariku, Kyra !")

Sahut suara itu yang menyebutkan bahwa dia adalah sistem misterius.

"Sistem misterius ???'' ucap Kyra tidak mengerti dan hanya berdiri gelisah.

("Ya, aku adalah sistem misterius yang akan membimbingmu saat ini dan akan mengantarkanmu menuju kesuksesan, Kyra !")

Suara sistem menjawab dengan suara tinggi.

"Tapi sayangnya aku hanya gadis bodoh, bagaimana aku bisa menjadi sukses ???" sahut Kyra bermuram durja.

("Maka selesaikanlah permainan ular tangga raksasa yang ada dihadapanmu ini dalam waktu kurun sepuluh menit, dan seluruh keberuntungan akan datang kepadamu, Kyra !")

Terdengar suara misterius dari arah permainan ular tangga yang ada dihadapan Kyra menggema keras.

"Apa ? Menyelesaikan permainan ular tangga ? Bagaimana ? Karena aku tidak pernah memainkan permainan ini ?" sahut Kyra kebingungan.

("Akan lebih mudah jika kamu memperhatikan setiap langkah permainan dari ular tangga raksasa ini maka kau akan berhasil menyelesaikan permainan ini dengan maksimal, Kyra !")

Kyra mendengarkan penjelasan dari kata-kata sistem misterius dengan penuh seksama.

"Langkah apa yang mesti aku lakukan untuk memulai permainan ular tangga ini ?" tanya Kyra.

("Langkah pertama adalah mengenal tujuan dari permainan ini karena permainan ini yaitu agar pemain bisa mencapai kotak terakhir setelah bergerak dari satu kotak ke kotak lainnya !")

Sahut suara sistem misterius kembali menggema disekitar permainan ular tangga raksasa.

"Baiklah, aku akan memulai permainan ular tangga ini", ucap Kyra.

("Tapi permainan ular tangga ini bukanlah permainan ular tangga pada umumnya yang biasa di mainkan karena permainan ini memiliki resiko besar bagi setiap pemainnya !")

Kata suara misterius berkata lagi.

("Jika kau berhasil memenangkan setiap langkah permainan di ular tangga ini maka kau akan mendapatkan reward hadiah besar berupa kekayaan tapi ada resikonya yaitu kau akan kehilangan nyawamu jika kau kalah, Kyra")

Kata suara sistem misterius mencoba memgingatkan Kyra untuk berpikir dua kali.

("Untuk mengubah garis hidupmu menjadi sukses maka kau harus mampu memenangkan permainan ini dan berakhir di kotak terakhir dari permainan ular tangga ini karena untuk mencapai sebuah tujuan hidup tidaklah mudah, harus ada pengorbanan besar, Kyra !")

Kyra menatap lurus ke arah papan permainan ular tangga raksasa dihadapannya itu dengan sorot mata serius.

("Dan setiap tugas yang diberikan oleh sistem misterius harus bisa diselesaikan olehmu dengan sukses karena setiap kali kamu berhasil menyelesaikan tugasmu maka kamu akan mendapatkan peningkatan ketrampilan disetiap tugas-tugas unikmu yang akan kau selesaikan nanti, Kyra !")

Ucap suara sistem misterius kepada Kyra.

"Apapun itu akan aku lakukan", kata Kyra. "Meski aku harus kehilangan nyawaku, aku akan mencobanya untuk menyelesaikan setiap tugas-tugas yang sistem berikan padaku", sambungnya.

("Baiklah, kalau begitu mari kita mulai permainan ini dan selamat datang dalam dimensi tak terbatas, Kyra !")

Ucap suara sistem misterius menggema keras diseluruh ruangan yang ada.

"Ya, aku siap !" ucap Kyra.

Kyra mengangguk cepat seraya menatap tajam.

Papan permainan ular tangga raksasa dihadapan Kyra berputar perlahan-lahan, membentang luas dihadapannya.

Tampak tubuh Kyra bergerak naik lalu melayang-layang pelan serta berputar-putar diatas papan permainan ular tangga di bawahnya.

Kyra merasakan tubuhnya mendadak ringan, sehat sediakala dan lebih segar dari sebelumnya.

("Permainan ular tangga akan segera dimulai !")

Pemain pertama bernama Kyra Ikram.

Usia delapan belas tahun, gadis dan belum pernah menikah.

Kepribadian polos, tanpa prestasi.

Ketrampilan : nol

Kecerdasan : nol

Kecantikan : 100 persen.

Berat tubuh proporsional.

Level : nol

Penampilan : nol

Keahlian : nol

("Selamat datang, Kyra ! Dan selamat bersenang-senang di tugas pertamamu dalam sistem misterius, semoga berhasil memenangkan permainan ular tangga raksasa ini !")

Bab 3 Saatnya Bermain Ular Tangga

Kyra melayang di atas papan ular tangga berukuran raksasa dengan tubuh bersinar terang.

Perlahan-lahan penampilannya berubah, dari lusuh serta lecek akibat guyuran air hujan berubah berpenampilan baru.

Sebuah gaun panjang berenda warna hitam yang sangat cantik dikenakan oleh Kyra serta topi berenda berwarna hitam pemberian pria asing juga dia pakai menutupi kepalanya.

Paras cantiknya mulai terlihat saat perubahan penampilannya terjadi.

Wajahnya berubah segar, tidak kuyu seperti sebelumnya, luka di tangannya mulai berangsur-angsur sembuh dan tak berbekas sama sekali pada telapak tangannya.

Kyra memperhatikan kedua telapak tangannya yang telah sembuh sediakala.

Diamatinya seluruh penampilan barunya yang lebih berbeda dari sebelumnya, dia terlihat dewasa dan menawan.

Kyra melirik pelan ke arah papan ular tangga yang terbuat dari kaca bening dihadapannya sehingga sosok dirinya memantul jelas disana.

Raut wajahnya terlihat berbeda, cantik dan lebih menarik, Kyra tampak lebih segar dengan kulit putih bersemu merah.

Kyra tersenyum senang sembari meraba pelan ke arah pipinya yang berubah halus.

"Aku terlihat sangat berbeda !" ucapnya takjub.

Cahaya bersinar semakin terang benderang disekitar tubuh Kyra saat dia berada di atas papan permainan ular tangga raksasa.

Sinar terus menerus berpendar-pendar terang dari dalam tubuh Kyra.

Tubuh Kyra masuk ke dalam permainan ular tangga yang ada di bawahnya.

Kyra telah berdiri dikotak start seorang diri, sebuah dadu kecil berwarna putih bening muncul di telapak tangannya.

"Dadu ?" ucap Kyra menatap bingung.

Terus terang Kyra tidak tahu cara memainkan permainan ular tangga.

Tiba-tiba tubuhnya terdorong cepat dan dadu yang ada ditelapak tangannya bergulir cepat lalu menggelinding berputar-putar diatas papan ular tangga.

Kyra terdiam tertegun saat dadu terlepas dan menggelinding berputar-putar beberapa kali.

Dadu berhenti lalu angka tiga muncul pada atas dadu.

Kyra tertarik cepat seraya melangkah ke atas kotak-kotak pada bawah kakinya sebanyak tiga lompatan.

"Hup... ! Hup... ! Hup... !"

Kyra melompat sebanyak tiga kali diatas kotak ular tangga lalu badannya berhenti tersentak cepat.

"Aduh !?" gumamnya kaget.

Tubuhnya terhuyung-huyung saat kedua kakinya menjejakkan kotak ular tangga ketiga.

"Tubuhku bergerak sendiri !?" ucapnya masih terkaget-kaget.

Kyra tanpa sadar telah berada di atas kotak ketiga, berdiri sendirian dengan ekspresi tertegun.

"Aku berjalan sendiri dan tahu-tahu sudah berada di kotak ketiga dari permainan ular tangga", kata Kyra.

Kyra mengedarkan pandangannya ke arah sekitar papan ular tangga lalu berdiri diam.

"Sekarang, apa yang harus aku lakukan ?" tanyanya.

Kyra melihat dadu tadi masih berada diam di tengah-tengah papan ular tangga.

"Apa aku harus mengambil dadu dari tengah papan ular tangga ini tapi bagaimana caranya ?" ucap Kyra kebingungan.

Papan ular tangga berguncang keras sehingga mengejutkan Kyra.

Muncul sosok lain di permainan ular tangga sedang melompat di atas kotak-kotak papan.

"Ada pemain lainnya", ucap Kyra seraya menoleh ke arah sosok pemain lainnya.

Seorang anak laki-laki yang lebih muda darinya sedang berlompatan diatas kotak-kotak papan ular tangga yang ada.

Anak laki-laki itu lalu tersenyum menyeringai lebar ke arah Kyra.

Kyra tersentak kaget saat anak laki-laki itu memandanginya dengan ekspresi dingin.

Tersadar cepat, Kyra segera melompat ke arah dadu untuk mengambilnya.

"Nngung... ! Ngung... ! Ngung... !"

Suara bunyi alarm berbunyi keras saat Kyra melompat untuk mengambil dadu.

Kyra semakin kebingungan ketika bunyi seperti alarm berdengung keras di area papan permainan ular tangga.

"Kenapa ada suara alarm berbunyi secara tiba-tiba ?" tanyanya panik.

Kyra menghentikan gerakan tangannya tapi terlambat tubuhnya telah melayang tinggi ke arah dadu.

"Oh, tidak, aku telah melakukan pelanggaran !" ucapnya.

Tiba-tiba muncul bayangan hitam bergerak ke arahnya, seseorang dengan topeng ular telah berdiri di depan Kyra.

Kyra tersentak kaget saat dia melihat seseorang bertopeng ular berada dihadapannya sedang membawa pedang bermata ular.

"Siapa kau ?" tanya Kyra.

Orang bertopeng ular langsung mengayunkan pedang bermata ular ke arah Kyra dengan sangat cepatnya.

Tebasan pedang bermata ular itu hampir mengenai tubuh Kyra, untungnya Kyra dapat menghindarinya dengan cepat.

Kyra melompat tinggi kembali ke kotaknya semula. Dan orang bertopeng ular seketika itu juga menghilang.

"Hai, lambat ! Coba kejar aku !" ucap anak laki-laki itu sambil melambaikan tangannya ke arah Kyra.

Kyra hanya mengangkat alisnya ke atas seraya menatap aneh.

"Dia mengenalku ???" tanyanya pada dirinya sendiri.

Kyra memperhatikan anak laki-laki itu, dia sedang menggerakkan dadu di tengah-tengah papan ular tangga dengan menggunakan kekuatan dari dalam dirinya.

"Dia memiliki kekuatan untuk menggerakkan dadu", kata Kyra.

Dadu putih bening bergulir kembali kemudian menggelinding cepat diatas papan ular tangga.

Angka enam lalu muncul di atas dadu setelah anak laki-laki itu menggerakkan dadu ular tangga dengan mengerahkan kekuatan dalam tubuhnya.

"Yeay !!! Aku berhasil mendapatkan angka enam !!! Artinya aku akan bermain sebanyak dua kali kesempatan !!!" teriak anak laki-laki berseru riang.

Anak laki-laki lalu melompat tinggi kembali, melewati kotak-kotak permainan ular tangga sebanyak enam kali lompatan.

"Hore ! Aku melompat enam kali ! Dan tinggal satu kesempatan lagi untuk memainkan dadu !" ucapnya sembari meloncat senang dengan tangan mengepal erat ke atas.

Anak laki-laki kembali mengerahkan tenaganya ke arah dadu, seketika itu juga, dan dadu menggelinding lagi beberapa kali.

Muncul kembali angka pada dadu yang kosong, sebuah angka enam lagi.

Kyra menghela nafas lemah saat melihat anak laki-laki itu mempunyai kesempatan bermain lagi.

"Dia menang lagi...", keluh Kyra lemas.

"Angka enam ! Angka enam ! Aku bermain lagi ! Aku unggul lagi !" kata anak laki-laki tertawa gembira.

Anak laki-laki itu kembali melompat tinggi ke arah kotak permainan ular tangga tapi dia berada tepat di atas kepala ular.

"Oh, tidak ! Aku diatas kepala ular !" ucap anak laki-laki itu terlihat gelisah.

Pada saat anak laki-laki itu telah berdiri di atas kepala ular, mendadak saja ular yang ada di papan permainan ular tangga bergerak-gerak.

Anak laki-laki terkejut takut ketika gambar ular itu berubah hidup.

"Lari !!!" teriak Kyra mengingatkan.

Sontak anak laki-laki itu meloncat tinggi saat gambar ular pada papan ular tangga bergerak dan hidup.

Gambar ular yang berubah hidup lalu mengejar anak laki-laki itu, seperti berusaha menelan tubuh anak tersebut.

"Ular itu menjadi hidup !?" ucap Kyra tercengang tak percaya saat melihat gambar ular menjadi nyata.

Tampak anak laki-laki berusaha menghindari kejaran dari ular yang ada di permainan ular tangga misterius.

Kyra sendiri kebingungan dengan yang terjadi pada permainan ular tangga ini, dia berusaha mencari-cari cara untuk membantu anak laki-laki itu agar tidak tertelan oleh ular yang mendadak hidup.

"Aku harus menolongnya tapi aku tidak memiliki ketrampilan apa-apa, untuk menyelamatkan anak laki-laki itu dari buruan ular tangga", kata Kyra.

Anak laki-laki terus berlompatan tinggi di atas papan permainan ular tangga tanpa menyentuh kotak-kotak yang ada.

Berusaha menghindari kejaran ular yang hidup agar dirinya tidak tertangkap oleh kejaran ular tangga.

Anak laki-laki mengerahkan seluruh kekuatannya untuk melawan serangan mematikan milik ular tangga yang berubah hidup.

Blar ! Blar ! Blar !

Serangan demi serangan terjadi pada pertempuran antara anak laki-laki dengan ular tangga yang hidup.

"Mereka berkelahi", ucap Kyra yang masih berdiri diam pada kotaknya.

Blar... ! Blar... ! Blar... !

Muncul seseorang dari arah lain sedang bersenandung riang.

Kyra menoleh ke arah sosok laki-laki yang muncul tiba-tiba itu.

Alangkah terkejutnya, Kyra saat mengetahui siapa yang datang disini.

"Dia ???" ucap Kyra tertegun.

Laki-laki tampan misterius yang pernah ditemuinya sewaktu dia diusir dari rumah ayahnya dan memberinya sebuah topi berenda hitam misterius yang membawanya masuk ke dalam sistem misterius ini tampak duduk melayang di atas papan ular tangga.

"Kenapa kau tidak mengambil kesempatan ini, untuk mengalahkan anak laki-laki itu, bukankah ini kesempatan terbaikmu, Kyra ?" kata laki-laki berparas menawan itu dari posisinya duduk.

"Apa ? Aku ???" tanya Kyra terkejut kaget sambil menunjuk kepada dirinya sendiri.

"Ya, lalu siapa lagi yang bermain disini selain kalian berdua ???" sahut laki-laki misterius itu seraya menatap tajam ke arah Kyra.

"Ta-tapi aku tidak tahu cara memainkan dadu karena aku tidak memiliki kekuatan khusus, untuk melakukannya", sahut Kyra berkata jujur.

"Tinggal digelindingkan saja maka dadu akan berputar dan menggelinding ke angka tujuan", kata laki-laki misterius dengan ekspresi datarnya.

"Aku sudah mencobanya tapi justru datang orang bertopeng ular mencoba menyerangku dengan pedang bermata ular miliknya", sahut Kyra memasang wajah polosnya saat menjawab ucapan laki-laki misterius itu.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!