Ki sungsang menjadi penasaran,dia pun membujuk Jaka dengan segala rayuan,tetap saja Jaka menolaknya secara halus.
akhirnya Ki sungsang menyerah,dan menyentuh pundak Jaka dan menasehati Jaka agar jangan bersedih menghadapi hidup ini.
tetapi Ki sungsang sangat terkejut,saat menyentuh pundak Jaka,karena dia merasakan kekuatan yang sangat sukar di mengerti dengan seusia anak seperti ini.
dengan kualitas tulang naga suci,yang membuat jaka lah manusia beruntung yang memiliki kualitas tulang naga suci yang sangat langka,karena jenis tulang ini hanya muncul seribu tahun dalam satu kelahiran.
Ki sungsang mundur beberapa langkah,dia di kenal sebagai pendekar yang memiliki ilmu yang sangat luar biasa,konon hanya pendahulunya lah yang memiliki tulang seperti Jaka.
dan menjadi pendekar super sakti yang tidak terkalahkan,tetapi pendekar super sakti itu menghilang sampai sekarang dan tidak tau kabarnya apakah dia masih hidup atau sudah tiada.
walaupun Jaka tidak ingin ikut dengan dirinya,Ki sungsang tidak memaksakan kehendaknya,akhirnya dia pun mengalah dan pergi meninggalkan desa itu.
sepeninggal Ki sungsang,Jaka yang hidup sendiri karena telah di tinggal mati oleh orang tuanya akibat terbunuh,memegangi perutnya yang keroncongan.
sudah sehari ini dia belum makan,karena warga desa yang serba kekurangan tidak memberinya pekerjaan dengan imbalan upah sekedar mengisi perutnya.
Jaka tidak menyesal menolak ajakan kakek asing itu,akhirnya Jaka memutuskan untuk meninggalkan desa.
dengan langkah kecilnya jaga mulai berjalan pergi menuju gerbang desa.
Ki junggul salah satu sesepuh desa,tidak sengaja melihat Jaka berjalan ke arah gerbang desa.
" nak Jaka,hendak kemanakah kamu?"
Jaka menoleh ke belakang,tampak Ki junggul yang sangat di kenal ya karena Ki junggul adalah salah satu sesepuh desa yang sering berkunjung di rumahnya.
" aki junggul,maaf saya tidak melihat aki."
" hendak pergi kemanakah kau nak?bukankah itu jalan ke gerbang desa?"
" saya hendak pergi ketempat keluarga saya ki,."
" keluarga?dimanakah keluargamu nak?bisakah bapak antar ke tempat keluargamu nak Jaka?"
Ki junggul memang mengetahui kalau ayah Jaka pernah bercerita memiliki keluarga di kota,tetapi itu sangat jauh dari desa makmur.
" maaf Ki,saya tidak ingin merepotkan Ki junggul,biarlah saya pergi sendiri."
Jaka sengaja menolak niat baik Ki junggul,dan tidak ingin merepotkan Ki jungul.
" nak Jaka,kamu masih kecil sebaiknya biar aki yang mengantar kamu ke tempat keluargamu."
" terima kasih Ki,maaf Ki saya pergi dahulu."
" tunggu..."
teriak Ki jungul kepada Jaka yang berlari meninggalkan meninggalkan nya.
Ki junggul tidak dapat berbuat apa apa,akibat perang keluarganya pun ikut mendapatkan dampaknya,dia tidak dapat menampung Jaka yang di tinggal mati oleh orang tuanya.
Ki junggul hanya bisa berdoa semoga Jaka selamat sampai ke tempat keluarganya.
Jaka yang terus berlari,akhirnya sampai juga di gerbang desa,tampak gerbang desa yang sedikit hancur akibat para prajurit yang sengaja merusaknya.
desa makmur yang dahulu desa yang indah serta penduduknya yang rukun,membuat masyarakat desa hidup rukun dan damai.
kini desa makmur hanya tinggal nama, setelah prajurit datang desa makmur kini hanya desa yang sangat miskin.
karena seluruh harta warga desa telah di rampas,serta banyak masyarakat yang tewas akibat melawan para prajurit.
inilah kekejaman perang,bukan hanya istana saja yang di kuasai oleh pasukan kerajaan lain,semua daerah kekuasaannya kini jatuh ke tangan pasukan kerajaan lain yang memenangkan peperangan.
Ki junggul yang hanya bisa melihat Jaka berlari menuju gerbang desa,dia hanya bisa berdoa semoga jaka baik baik saja.
tidak jauh dari Jaka,Ki sungsang yang sangat penasaran dengan Jaka diam diam mengamati dari balik pepohonan,dia ingin mengetahui apa yang di perbuat anak seusianya.
jaka yang tidak tau kemana tujuannya hanya bisa berjalan mulai meninggalkan gerbang desa,dia terus berjalan sehingga dirinya kini mulai jauh dari desa makmur tempat dimana dia dilahirkan.
sepanjang perjalanan Jaka menahan rasa lapar,tetapisedikitpun Jaka tidak mengeluh dia hanya memegang perutnya yang mulai terasa sakit.
Ki sungsang yang mengetahui keadaan jaka semakin kagum dengan ketahanan anak itu dapat menahan laparnya.
sudah berjam jam Jaka menulusuri jalan setapak menuju desa tetangga,tetapi sedikitpun Jaka berhenti berjalan.
dia hanya ingin cepat sampai di desa sebelum malam,karena bila berjalan di malam hari dia takut binatang buas yang sering berkeliaran di jalan setapak itu muncul di hadapanya.
hingga akhirnya Jaka mulai melewati perkebunan milik penduduk yang sangat subur,karena hari sudah mulai sore mungkin pemilik kebun sudah meninggalkan kebunnya dan pulang kerumahnya.
perutnya yang tidak bisa dia ajak bersahabat,terus berbunyi.walaupu Jaka masih berumur sepuluh tahun,dia selalu di ajarkan oleh orang tuanya agar tidak mencuri milik orang lain.
kebetulan di kebun itu ada beberapa buah pisang yang siap di panen oleh sang pemilik kebun,Jaka hanya bisa memandangi buah pisang itu tanpa sedikitpun memiliki niat untuk mengambilnya.
melihat itu Ki sungsang semakin kagum,sangat langka pikirnya seorang anak sanggup menahan lapar di perutnya walau di depannya ada makanan untuk di makan.
tanpa sepengetahuan Jaka,Ki sungsang mengambil beberapa buah timun dari kebun sebelah,lalu di lemparkan tepat jatuh di depan
jaka.melijat itu Jaka sangat terkejut,dia pun menoleh kesana kemari,tetapi tidak seorangpun manusia di temui.
Jaka hanya melihat buah timun itu,dia tidak berani untuk mengambilny,tetapi perut yang masih melilit membuat dia menelan ludah sendiri.
akhirnya Jaka memutuskan pergi dari kebun itu,dia takut di sangka pencuri bila ada yang melihatnya di kebun itu.
Jaka pun meninggalkan buah timun itu,Ki sungsang yang melihat itu hanya bisa mencaci maki,dasar bocah ****** sudah tau perut lapar malah menolak rezeki.
Ki sungsang pun memutar otak bagaimana Jaka mauengambil buah timun yang di petiknya,Ki sungsang pun mendapat ide.
" hai anak manusia,,mengapa kamu tidak mengambil buah timun itu?"
Jaka terkejut,dia merasa bingung,siapa yang berbicara padanya.
" siapakah yang berbicara itu?"
dengan sedikit gemetar Jaka mencoba bertanya pada suara itu.
" ha ha ha saya adalah jin penunggu tempat ini,sayalah yang memberi buah timun itu padamu hai anak manusia?"
" tidak saya tidak bisa menerima buah timun itu,lebih baik saya mati dari pada harus memakan buah timun hasil curian jin."
" Hem..dasar anak anak manusia sombong sudah tau kamu kelaparan masih bisa sesombong ini?"
Ki sungsang mulai kesal dengan Jaka,karena tidak mau menerima buah timun yang di curinya dari kebun sebelah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
Harman LokeST
jujur jujur jujur jujur jujur jujur jujur
2022-12-30
0
AKL a ANDILO
kasihan si jakanya menahan kelaparan.
2022-07-21
0
rajes salam lubis
kasihan
2022-06-15
1