Kegiatan malam ini telah berakhir . Waktu menunjukkan pukul 22.00 wib . Para peserta telah kembali ke villa peserta . Para panitia memastikan bahwa tidak ada lagi peserta yang berkeliaran .
Di bagilah team ronda malam , agar semua keadaan tetap kondusif . Sistem rondanya akan bergantian setiap dua jam sekali .
Ronda pertama yang akan bertugas adalah Putra dan Udin . Mereka ditemani oleh salah satu kakak alumni bernama Rahman .
Semua panitia dan alumni mulai bersiap untuk beristirahat . Begitu pula dengan Ara dan Dena yang tidur bersebelahan . Dena memejamkan mata berusaha agar segera tertidur . Namun ia tetap saja sulit untuk bisa tertidur pulas . Ara yang berada disebelahnya pun merasakan hal yang sama .
" Kamu nggak bisa tidur?" tanya Ara kepada Dena .
" Iya , entah kenapa sulit sekali tertidur padahal aku benar - benar lelah sekali ", jawab Dena .
Ara dan Dena melihat teman - teman mereka sudah lelap tertidur . Namun mereka berdua masih saja terjaga .
" Ra , apa kamu benar - benar melihat orang berdiri di depan gerbang tadi ? Kamu nggak ngerjain aku kan ?" Tanya Dena membahas kembali kejadian tadi .
" Untuk apa aku mengerjaimu ? Tidak ada untungnya buatku . Aku benar - benar melihatnya , bahkan ketika kita hendak masuk pun , aku menoleh sekali lagi untuk memastikannya dan dia masih ada bahkan tersenyum kepadaku ." Jawab Ara menjelaskan .
" Bukankah kamu sudah sering melihat 'mereka' yang tak kasat mata ?" Tanya Dena .
Ara hanya menganggukkan kepalanya .
" Lalu apakah kamu tidak bisa membedakannya antara manusia dengan 'mereka' ?" Cecar Dena .
" Haaahhhh.... " Ara menarik nafas panjang sebelum mulai bicara .
" Sejujurnya aku juga nggak paham . ' Mereka ' yang biasa aku lihat tidak ada yang sesolid itu . Biasanya mereka terlihat transparan , seperti hologram , ada juga yang seperti gumpalan asap . " Jawab Ara mulai menjelaskan pengalamannya selama ini .
" Dan kalaupun ada yang menampakkan dengan jelas , hanya dalam tiga kali tengok , mereka pasti sudah hilang ." Kata Ara menambahkan .
" Terkadang ' mereka ' juga menampakkan diri ' mereka ' dengan wujud yang rupawan disertai dengan wewangian beraroma bunga , tapi hanya hitungan detik saja , ' mereka ' akan hilang . " Tambahnya .
" Tapi .... Yang tadi itu jelas berbeda . Aku benar - benar melihatnya seperti seorang manusia biasa . Aku melihat bibirnya yang merah merona bahkan bentuk tulang rahangnya yang tegas pun dapat aku lihat dengan jelas . Kulit wajahnya bersih kuning langsat meskipun hanya dari hidung ke dagu yang bisa kulihat dengan jelas . " Cerita Ara mendeskripsikan sosok yang ia lihat tadi .
" Berkali - kali aku tengok pun , dia tetap berdiri menyamping disana seperti sedang bersandar ke gerbang . Terlebih lagi yang membuatku heran adalah ketika dia menoleh kearah kita sambil tersenyum seolah tahu kita sedang berbisik membicarakannya . Itulah sebabnya aku kira kamu juga bisa melihatnya dan berfikir itu salah satu alumni yang berniat mengerjai kita . Karena dia seperti manusia biasa hanya pakaian yang ia gunakan sangat aneh dan tak lazim digunakan orang - orang. " Kata Ara selesai menjelaskan .
" Tapi.....aku benar - benar tidak melihatnya , tidak ada siapapun disana ! Sungguh itu membuatku takut ! Tiba - tiba saja udara di sekitar kita sangat dingin , itu membuatku merinding hebat dan seperti rasa takut menggelayuti hatiku . " Jelas Dena kembali merinding .
" Aku juga nggak ngerti ." Kata Ara sambil menarik nafas dalam sekali lagi .
" Sudahlah jangan dibahas lagi ! Sekarang sudah hampir tengah malam , ayo segera tidur !" Ajak Ara setelah melihat jam .
Dena hanya menganggukkan kepalanya dan berusaha memejamkan mata . Dari mulut mereka berdua tak berhenti membaca do'a , hingga akhirnya mereka pun tertidur pulas .
Belum lama mereka berdua bisa tertidur , tiba - tiba terdengar suara teriakan dan suara gaduh orang - orang dari ruang utama villa panitia . Dimana para alumni dan panitia putra beristirahat .
Satu persatu panitia putri terbangun karena suara gaduh diluar .
Dena memegang tangan Ara karena ketakutan .
" Ra , kenapa gaduh sekali ya diluar ? Ada apa ya ? Aku takut Ra , kamu jangan keluar kamar , disini saja temani aku. " Kata Dena memohon pada Ara .
" Aku juga nggak tahu , aku cek dulu ya ke depan . Kamu disini saja dengan yang lain ." Kata Ara .
Awalnya Dena bersikukuh menahan Ara untuk keluar . Tapi karena beberapa orang panitia putri yang juga ketakutan dan berdiam diri di kamar , akhirnya Dena melepaskan genggamannya . Ara segera berjalan keluar kamar .
Betapa kagetnya Ara ada seorang peserta putri yang kesurupan . Dari name tag yang masih dipakainya tertulis nama Thalita . Ketika Ara sudah berada tepat di depan Thalita , tiba - tiba saja Thalita terdiam , berhenti berteriak dan meracau . Ia menatap Ara dengan tajam dan senyum yang menyeringai . Lalu dengan suara berat Thalita berbicara kepada Ara .
" Kamu harum sekali , pantas saja 'Tuan' menyukaimu ." Kata sosok yang merasuki Thalita .
" Kamu siapa ? Kenapa mengganggu kami ? " Tanya Ara tak gentar sedikitpun .
" Mengganggu kalian ? Kalianlah yang mengganggu kami !! Jorok !! Tidak punya adab !! " Jawab Thalita berteriak dan mulai meronta seakan - akan ingin menghajar Ara .
Tapi alumni dan panitia berusaha keras memegangi Thalita .
Ara dengan lantang mulai membacakan ayat Kursi , di ikuti oleh semua orang yang ada di sana .
Thalita menjerit melengking lalu tiba - tiba lemas dan jatuh pingsan . Semua mengucap hamdalah . Baru saja bernafas lega , semua dikagetkan lagi dengan suara teriakan dari villa peserta .
Beberapa panitia putra dan kakak alumni segera berlari ke villa peserta . Ternyata ada dua lagi peserta putri yang kesurupan .
Segera mereka mengevakuasi peserta yang kesurupan untuk dipindahkan ke villa utama .
Pak guru meminta tolong kepada Pak Ahmad untuk memanggilkan orang yang mengerti akan hal - hal gaib, untuk menyembuhkan peserta yang kesurupan .
Beberapa panitia dan guru menenangkan para peserta dengan mengajak semua peserta melakukan do'a bersama di villa peserta . Sampai suasana tenang dan kondusif kembali , baru para peserta dipersilahkan untuk beristirahat . Mereka tetap mengawasi para peserta , dan tidak berhenti berdo'a .
Sementara itu , situasi dan kondisi di villa utama masih mencekam . Mereka yang kesurupan terus saja meracau . Mereka berteriak marah dan meronta - ronta . Semua orang berusaha menenangkan dan membaca do'a .
Tidak lama kemudian Pak guru dan Pak Ahmad datang bersama seorang sesepuh setempat .
Entah apa yang beliau ucapkan karena terdengar seperti mantra dengan bahasa setempat . Beliau memegang kening kedua peserta yang kesurupan sambil terus berkomat kamit . Dan kami juga tidak berhenti membaca surat - surat pendek dari kitab suci Al-Qur'an .
Sekitar hampir sepuluh menit , kedua peserta yang kesurupan mulai lemas dan jatuh pingsan .
Ara masih duduk disebelah Thalita sambil terus membaca ayat - ayat suci Al-Qur'an , sambil memegang tangan Thalita .
Tidak lama , Thalita mulai membuka mata . Disusul dengan dua peserta lainnya . Dengan wajah yang masih pucat mereka melihat sekitar yang sudah ramai orang yang mengucapkan hamdalah .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments