Bab V Kesurupan

Kegiatan malam ini telah berakhir . Waktu menunjukkan pukul 22.00 wib . Para peserta telah kembali ke villa peserta . Para panitia memastikan bahwa tidak ada lagi peserta yang berkeliaran .

Di bagilah team ronda malam , agar semua keadaan tetap kondusif . Sistem rondanya akan bergantian setiap dua jam sekali .

Ronda pertama yang akan bertugas adalah Putra dan Udin . Mereka ditemani oleh salah satu kakak alumni bernama Rahman .

Semua panitia dan alumni mulai bersiap untuk beristirahat . Begitu pula dengan Ara dan Dena yang tidur bersebelahan . Dena memejamkan mata berusaha agar segera tertidur . Namun ia tetap saja sulit untuk bisa tertidur pulas . Ara yang berada disebelahnya pun merasakan hal yang sama .

" Kamu nggak bisa tidur?" tanya Ara kepada Dena .

" Iya , entah kenapa sulit sekali tertidur padahal aku benar - benar lelah sekali ", jawab Dena .

Ara dan Dena melihat teman - teman mereka sudah lelap tertidur . Namun mereka berdua masih saja terjaga .

" Ra , apa kamu benar - benar melihat orang berdiri di depan gerbang tadi ? Kamu nggak ngerjain aku kan ?" Tanya Dena membahas kembali kejadian tadi .

" Untuk apa aku mengerjaimu ? Tidak ada untungnya buatku . Aku benar - benar melihatnya , bahkan ketika kita hendak masuk pun , aku menoleh sekali lagi untuk memastikannya dan dia masih ada bahkan tersenyum kepadaku ." Jawab Ara menjelaskan .

" Bukankah kamu sudah sering melihat 'mereka' yang tak kasat mata ?" Tanya Dena .

Ara hanya menganggukkan kepalanya .

" Lalu apakah kamu tidak bisa membedakannya antara manusia dengan 'mereka' ?" Cecar Dena .

" Haaahhhh.... " Ara menarik nafas panjang sebelum mulai bicara .

" Sejujurnya aku juga nggak paham . ' Mereka ' yang biasa aku lihat tidak ada yang sesolid itu . Biasanya mereka terlihat transparan , seperti hologram , ada juga yang seperti gumpalan asap . " Jawab Ara mulai menjelaskan pengalamannya selama ini .

" Dan kalaupun ada yang menampakkan dengan jelas , hanya dalam tiga kali tengok , mereka pasti sudah hilang ." Kata Ara menambahkan .

" Terkadang ' mereka ' juga menampakkan diri ' mereka ' dengan wujud yang rupawan disertai dengan wewangian beraroma bunga , tapi hanya hitungan detik saja , ' mereka ' akan hilang . " Tambahnya .

" Tapi .... Yang tadi itu jelas berbeda . Aku benar - benar melihatnya seperti seorang manusia biasa . Aku melihat bibirnya yang merah merona bahkan bentuk tulang rahangnya yang tegas pun dapat aku lihat dengan jelas . Kulit wajahnya bersih kuning langsat meskipun hanya dari hidung ke dagu yang bisa kulihat dengan jelas . " Cerita Ara mendeskripsikan sosok yang ia lihat tadi .

" Berkali - kali aku tengok pun , dia tetap berdiri menyamping disana seperti sedang bersandar ke gerbang . Terlebih lagi yang membuatku heran adalah ketika dia menoleh kearah kita sambil tersenyum seolah tahu kita sedang berbisik membicarakannya . Itulah sebabnya aku kira kamu juga bisa melihatnya dan berfikir itu salah satu alumni yang berniat mengerjai kita . Karena dia seperti manusia biasa hanya pakaian yang ia gunakan sangat aneh dan tak lazim digunakan orang - orang. " Kata Ara selesai menjelaskan .

" Tapi.....aku benar - benar tidak melihatnya , tidak ada siapapun disana ! Sungguh itu membuatku takut ! Tiba - tiba saja udara di sekitar kita sangat dingin , itu membuatku merinding hebat dan seperti rasa takut menggelayuti hatiku . " Jelas Dena kembali merinding .

" Aku juga nggak ngerti ." Kata Ara sambil menarik nafas dalam sekali lagi .

" Sudahlah jangan dibahas lagi ! Sekarang sudah hampir tengah malam , ayo segera tidur !" Ajak Ara setelah melihat jam .

Dena hanya menganggukkan kepalanya dan berusaha memejamkan mata . Dari mulut mereka berdua tak berhenti membaca do'a , hingga akhirnya mereka pun tertidur pulas .

Belum lama mereka berdua bisa tertidur , tiba - tiba terdengar suara teriakan dan suara gaduh orang - orang dari ruang utama villa panitia . Dimana para alumni dan panitia putra beristirahat .

Satu persatu panitia putri terbangun karena suara gaduh diluar .

Dena memegang tangan Ara karena ketakutan .

" Ra , kenapa gaduh sekali ya diluar ? Ada apa ya ? Aku takut Ra , kamu jangan keluar kamar , disini saja temani aku. " Kata Dena memohon pada Ara .

" Aku juga nggak tahu , aku cek dulu ya ke depan . Kamu disini saja dengan yang lain ." Kata Ara .

Awalnya Dena bersikukuh menahan Ara untuk keluar . Tapi karena beberapa orang panitia putri yang juga ketakutan dan berdiam diri di kamar , akhirnya Dena melepaskan genggamannya . Ara segera berjalan keluar kamar .

Betapa kagetnya Ara ada seorang peserta putri yang kesurupan . Dari name tag yang masih dipakainya tertulis nama Thalita . Ketika Ara sudah berada tepat di depan Thalita , tiba - tiba saja Thalita terdiam , berhenti berteriak dan meracau . Ia menatap Ara dengan tajam dan senyum yang menyeringai . Lalu dengan suara berat Thalita berbicara kepada Ara .

" Kamu harum sekali , pantas saja 'Tuan' menyukaimu ." Kata sosok yang merasuki Thalita .

" Kamu siapa ? Kenapa mengganggu kami ? " Tanya Ara tak gentar sedikitpun .

" Mengganggu kalian ? Kalianlah yang mengganggu kami !! Jorok !! Tidak punya adab !! " Jawab Thalita berteriak dan mulai meronta seakan - akan ingin menghajar Ara .

Tapi alumni dan panitia berusaha keras memegangi Thalita .

Ara dengan lantang mulai membacakan ayat Kursi , di ikuti oleh semua orang yang ada di sana .

Thalita menjerit melengking lalu tiba - tiba lemas dan jatuh pingsan . Semua mengucap hamdalah . Baru saja bernafas lega , semua dikagetkan lagi dengan suara teriakan dari villa peserta .

Beberapa panitia putra dan kakak alumni segera berlari ke villa peserta . Ternyata ada dua lagi peserta putri yang kesurupan .

Segera mereka mengevakuasi peserta yang kesurupan untuk dipindahkan ke villa utama .

Pak guru meminta tolong kepada Pak Ahmad untuk memanggilkan orang yang mengerti akan hal - hal gaib, untuk menyembuhkan peserta yang kesurupan .

Beberapa panitia dan guru menenangkan para peserta dengan mengajak semua peserta melakukan do'a bersama di villa peserta . Sampai suasana tenang dan kondusif kembali , baru para peserta dipersilahkan untuk beristirahat . Mereka tetap mengawasi para peserta , dan tidak berhenti berdo'a .

Sementara itu , situasi dan kondisi di villa utama masih mencekam . Mereka yang kesurupan terus saja meracau . Mereka berteriak marah dan meronta - ronta . Semua orang berusaha menenangkan dan membaca do'a .

Tidak lama kemudian Pak guru dan Pak Ahmad datang bersama seorang sesepuh setempat .

Entah apa yang beliau ucapkan karena terdengar seperti mantra dengan bahasa setempat . Beliau memegang kening kedua peserta yang kesurupan sambil terus berkomat kamit . Dan kami juga tidak berhenti membaca surat - surat pendek dari kitab suci Al-Qur'an .

Sekitar hampir sepuluh menit , kedua peserta yang kesurupan mulai lemas dan jatuh pingsan .

Ara masih duduk disebelah Thalita sambil terus membaca ayat - ayat suci Al-Qur'an , sambil memegang tangan Thalita .

Tidak lama , Thalita mulai membuka mata . Disusul dengan dua peserta lainnya . Dengan wajah yang masih pucat mereka melihat sekitar yang sudah ramai orang yang mengucapkan hamdalah .

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!